Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sutjahyo
"ABSTRAK
Picisan (Cyclophorus nummularifolius) (C. Chr.) merupakan tanaman Paku-pakuan (pteridophyta) yang ephipit pada tanaman atau batuan, mempunyai bulu-bulu halus dibagian bawah daunya. Tanaman mi banyak terdapat di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional, daun tanaman mi dapat digunakan sebagai obat untuk penderita penyakit ginggivitis, sanawan, borok, sakit perut dan batuk. Isolasi senyawa-senyawa kimia dari daun tanaman picisan dilakukan dengan cara perendaman dalam pelarut metanol. Ekstrak fraksi metanol yang diperoleh dilakukan pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom, dan pemurnian dengan cara reknistalisasi. Komponen-komponen yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan menggunakan spektrofotometer Ultra Violet (UV) clan Infra Merah (IR), spektrometer resonansi magnetik inti proton ('H-NMR), karbon ( 3C-NMR) dan NOESY senta spektrometer massa (MS). Senyawa kimia yang berhasil di isolasi clan di identifikasi adalah senyawa asam 4-0-13-D-Glukopiranosil kaffeat dengan rumus molekul C1çH180."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudiningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S29938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Puspitasari
"ABSTRAK
Eupatorium sordidum Less. merupakan salah satu spesies dari 1200 spesies genus Eupatonium farnili Asteraceae yang tersebar di seluruh dunia terutaina di daerah tropis dan Asia Timur. Spesies ini dapat ditemukan di Meksiko dan di Pulau Jawa, yaitu di Gunung Gede Pangrango, Cibodas. Tanainari Eupatorium sordidum Less. yang dikenal dengan nama Babadotan Gunung merupakan tanarnan pegunungan yang hidup pada ketinggian 1400-1700 ini di atas permukaan laut. Tingginya mencapai 1,5-2,5 meter dan termasuk dalam golongan tanaman berbunga. Masyarakat sekitar menggunakannya sebagai obat asina tradisional yaitu dengan cara merendam daunnya dan meminumnya. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti spesies-spesies genus Eupatorium, diantaranya E. altissirnum, E. lancifoliurn ari E. semi serrat urn yang diketahui mengandung senyawa yang emi1iki kemarnpuan sebagai zat antileukiimta. Se17rya tanaxnan E. sordidum Less. telah diketahui mengandung seryawa metil ester dan senyawa terpen yang terdapat dalarn fraks: netral, sehingga tujuan penelitian mi adalah untuk mengis:asi dan mengidentifikasi senyawa organik yang terdapat dai fraksi metanol. Pada re1itian mi, daun tanaman E. sordidum Less. direndarn da. rnetanol dan diekstrak dengan n-heksan, kemudian thlakukan pisahan dengan kroinatografi kolom. Has ii yang didapat diriiikan dengan rekristalisasi dan selanjutnya thanalisis dargan spektrofotometer infra merah, spektrometer resonansi rnaetik inti proton dan karbon. Dari spektrum yang diperoleh thduga bahwa tanaman mi mengand'.c senyawa dengan rumus molekul C23H3608 clan senyawa stigmasterol Jengan rumus molekul C 29H460 yang termasuk dalam golongan senvawa sterol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanni Kussuryani
"ABSTRAK
Acalypha indica L. merupakan tumbuhan tropis yang digolongkan sebagai rumput-rumputan. Di Indonesia, tumbuh di Pulau Jawa dan Sumatera, umumnya tumbuh di belukar-belukar, pinggiran jalan dan di tempat-tempat yang terdapat naungan.
Khasiat tanaman Acalypha indica telah diketahui sejak lama, yaitu dapat digunakan sebagai antelmintik, purigatif dan juga dapat digunakan sebagai obat batuk untuk anak-anak. Di Indonesia diketahui bahwa akar tanaman ini mempunyai sifat perangsang kucing (cat attractant).
Penelitian terhadap akar tanaman Acalypha indica ini dimaksudkan untuk mengisolasi, memurnikan, dan menentukan struktur molekul senyawa kimia serta menguji aktivitas biologi dari akar tersebut. Isolasi senyawa kimia dilakukan dengan cara maserasi akar tanaman Acalypha indica dengan menggunakan pelarut petroleum eter, kemudian metanol selanjutnya dilakukan pemisahan dari masing-masing fraksi tersebut dengan cara kromatografi kolom cepat (flash column chromatography) yang diikuti dengan uji kromatografi lapisan tipis (thin layer chromatography). Senyawa yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekristalisasi dan ditentukan struktur molekulnya dengan menggunakan spektrofotometer infra merah, spektrometer resonansi magnetik inti proton dan karbon serta spektrometer massa. Senyawa kimia yang berhasil diisolasi adalah stigmasterol dan 3-0-pgalaktopiranosi 1-stigmasterol.
Pengujian aktivitas biologi terhadap Artemia salina menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai aktivitas biologi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan petroleum eter. Hal ini juga terlihat pada uji aktivitas anti bakteri terhadap ekstrak petroleum eter yang menunjukkan hasil negatif. Sedangkan pengujian aktivitas anti bakteri terhadap ektrak metanol menunjukkan hasil 'positif, walaupun pengaruh positif tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan antibiotik, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol juga tidak mempunyai sifat anti bakteri. Sifat perangsang kucing dari akar Acalypha indica efeknya lebih nyata jika dibandingkan dengan ekstrak-ekstrak akar tersebut.

ABSTRACT
Isolation, Determination, And Biologycal Activities Test Of Compound In Acalypha Indica RootsAcalypha indica is a tropical weed which growth at the bush. In Indonesia, the plants are growth in Java and Sumatera islands. The plant is reported to be useful as anthelmintic, purigative and also is given to children as an expectorant. Indonesia people have been noted that the roots are chewed with pleasure by cats.
The research is not only to aim to isolate, purify, and determine the structure of the chemical compound in the roots of Acalypha indica, but also to test the biologycal activities of its compound.
The compound on the Acalypha indica roots have been extracted with petroleum ether and methanol respectively. Each fraction was separated with flash column chromatography, continued thin layer chromatography. The pure compound was recrystalyzed, than was elucidated using spectroscopic methods such as IR, NMR and MS. Stigmasterol and 3-O-R-galactopyranosil-stigmasterol were isolated and the structures were established successfully.
The test of biologycal activity using Artemia sauna, showed the methanol extract was more active than petroleum ether extract. The petroleum extract also was not responsive to the anti bacteri test, but the methanol extract had small affect on this test. The cat attractant of the roots of Acalypha indica was more active than the extract of its roots.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"ABSTRAK
Kecapi kera (Sandoricum emarginatwn Hiern) merupakan salah satu jenis kecapi, yang tumbuh pada tanah rendah dan basah di daerah Sumatra Kecapi kera disebut iuga baboon's Sandoricum atau Sandoricum beccarianum Baillon, memiliki tinggi 32 meter dengan batang yang lurus, tajuknya tinggi. Seratnya yang lunak dan halus sehingga mudah dibentuk . Kayunya digunakan untuk pembuatan rumah dan perahu. Khasiat dari kecapi kera (Sandoricum emarginatum Hiern) masih belum diketahui dengan pasti 1 namLin demikian secara umum bahwa akar Sar,doricum biasanya digunakan untuk pengobatan sakit pinggang dan perut mulas. Isolasi kandungan senyawa kimia dalam daun kecapi kera dilakukan secara perendaman, pertama dengan n-heksana dan kemudian dengan metanol. Pertama-tama sampel keririg direndam dengan n-heksana lalu disaring, untuk mengetahui iumlah komponen yang ada dalam fraksi tersebut, dilakukan uii bercak dengan mengguriakan lapisan tipis kromatografi (Thin Layer Chromatography) sebagai lase gerak digunakan adalah campuran n-heksana dan etil asetat. Untuk menghilangkan pengotor yang ada dalam fraksi tersebut maka ditambahkan karbon aktif, setelah itu uji bercak dilakukan kembali dengan cara yang sama. Pemisahan dilakukan dengan bantuan kromatografi kolom, sebagai fase gerak digunakan n-heksana dan etil asetat yang kepolaran dinaikkan secara bertahap. Kristal senvawa vanri hv-h.41 leléhnya dengan menggunakan elektrotermai,, penentuan struktur molekul digunakan spektrofotometer inframerah (IR)q spektro meter resonansi magnetik inti proton ( 1H-NMR), spektrometer resonansi magnetik inti karbon-13 ( 13C-NMR) dan spektrometer massa. Akhirnya dapat diketahui bahwa senyawa yang diisolasi merupakan Jenis senyawa triterpenoid dan diidentifikasi sebagai asam bryononat dengan rumus molekul C 30H4603 dan suatu senyawa lain yang tidak teridentifikasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Nuraini
"Tanaman cerakin {Croton argyratus Blume) merupakan tanaman
berkhasiat yang berasal dari semenanjung Malaysia. Tanaman ini sering digunakan oleh masyarakat sebagai ramuan obat tradisional, bahan bangunan, dan minyak lampu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa kimia yang terdapat dalam daun cerakin {Croton argyratus Blume) pada fraksi aseton. Penelitian ini menggunakan residu daun cerakin dari penelitian sebelumnya. Residu bubuk daun ini dimaserasi menggunakan pelarut aseton untuk menarik senyawa-senyawa agak polar yang larut dalam pelarut tersebut. Setelah perebdaman selesai, ekstrak aseton dipekatkan dan dilakukan uji bercak menggunakan KLT dengan berbagai komposisi pelarut pengembang campuran n-heksana dan etil asetat. Dari pengujian KLT ini diperoleh komposisi dengan perbandingan 5:2. Kemudian dilakukan pemisahan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak aseton kasar dengan
msnggunakan kromatografi kolom lambat dengan silika gel sebagal fasa diamnya dan campuran n-heksana dan etil asetat dengan gradien kepolaran yang meningkat sebagai fasa geraknya. Senyawa hasll isolasi diuji dengan
kromatografi lapis tipis (KLT). Fraksi yang diambil untuk analisis lebih lanjut adalah fraksi 15-19 (4 spot). Fraksi ini dimurnikan lagi dengan kromatografi kolom ulang sampai 2 kali sehingga diperoleh komponen A (1 spot). Komponen A ditentukan i strukturnya dengan menggunakan spektrometer IR dan GC-MS. Dari kromatogram GC diperoleh bahwa komponen A terdiri dari 7 senyawa. Namun, hanya 3 senyawa dominan dari 7 senyawa tersebut yang ditentukan spektrum fragmentasinya. Ketiga senyawa tersebut adalah Ai (a-guaiene) dengan rumus molekul C15H24, A2 (5-guaiene) dengan rumus molekul C15H24, dan A3 (patchouli alkohol) dengan rumus molekul C15H26O. Sedangkan 4 senyawa lainnya adalah seychellene (C15H24), a-patchoulene (C15H24), ppatchoulene (Ci5Fl24), dan caryophyllene (C15H24)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Retnowati,
"Sambung nyawa {Gynura procumbens [Lour] Merr.) merupakan tanaman
berkhasiat yang banyak ditemukan di beberapa negara di Asia. Untuk
pengobatan, bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya. Daun sambung
nyawa banyak dimanfaatkan untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti
diabetes mellitus, darah tinggi, antiinflamasi, luka bakar, dan beberapa jenis
penyakit kulit lainnya. Bahkan akhir-akhir ini banyak dipakai sebagai obat anti
kanker dan obat antihiperlipidemia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur
senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi n-heksana daun sambung nyawa.
Isolasi senyawa kimia ini dilakukgp dpngan cara merendam daun tersebut
dengan n-heksana disertai pengadukan agar proses ekstraksi berjalan dengan baik. Filtrat n-heksana yang diperoleh dipekatkan dan dilakukan uji bercak
memakai KLT dengan pelarut pengembang yaitu /?-heksana dan etil asetat pada
perbandingan 4: 1. Kemudian dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi
kolom dengan silika gel sebagai fasa diam dan fasa geraknya berupa campuran
n-heksana dan etil asetat dengan gradien kepolaran yang meningkat.
Fraksi yang diambil untuk analisa lebih lanjut adalah komponen A dan
komponen B. Setelah proses rekristalisasi, komponen A berupa padatan putih
dan komponen 8 berupa kristal putih berbentuk jarum. Kedua komponen ini
ditentukan strukturnya dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR dan GCMS.
Komponen A merupakan senyawa hidrokarbon yaitu n4)entakosana dengan
rumus molekul C25H52- Sedangkan komponen B merupakan senyawa golongan
steroid yaitu Bi adalah stigmaterol dengan rumus molekul C29H48O dan 82
adalah (3-sitosterol dengan rumus molekul C29H50O."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>