Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emil Budianto
"Oksidasi senyawaan alilik dan benzilik menjadi senyawaan karbonil a,O -tak jenuh dapat menggunakan oksidator yang merupakan senyawaan kompleks dari Cr (VI) dengan katalis tertentu. Tetapi proses oksidasi tersebut umumnya menggunakan reagen dalam jumlah besar, pelarut yang banyak, mahal, kondisi reaksi sulit, dan waktu reaksi yang lama. Oleh karena itu perlu dicari suatu oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang lebih murah, mudah, kondisi reaksi yang lunak dan persen hasil yang baik.
Dalam penelitian ini telah berhasil dioksidasi senyawaan alilik dan benzilik yaitu, kolesteril asetat, stigmasteril asetat, kolesterol, etil benzena, difenil metana, dengan oksidator TBHP-PDC menjadi senyawaan karbonil a,D-tak jenuh yaitu, 7-okso kolesteril asetat, 7-okso stigmasteril asetat, 4-kolesten-3,6-dion, asetofenon dan bensofenon, dengan persen hasil berkisar 60 - 80 %."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Astuti
"
Oksidasi senyawaan alilik dan benzilik menjadi senyawaan karbonil a 0 -tak jenuh dapat menggunakan oksidator yang merupakan senyawaan kompleks dan Cr (VI) dengan katalis tertentu Tetapi proses oksidasi tersebut umumnya menggunakan reagen dalam jumlah besar, pelarut yang banyak mahal kondisi reaksi sulit dan waktu reaksi yang lama Oleh karena itu perlu dicari suatu oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang lebih murah mudah kondisi reaksi yang lunak dan persen hasil yang baik tersier-Butil hidroperoksida - Piridmium dikromat adalah suatu sistem oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang sangat efektif Mekanisme yang terjadi belum jelas, tetapi diasumsikan bahwa terbentuk suatu kompleks baru yang sangat berperan pada proses oksidasi ini Dalam penelitian ini telah berhasil dioksidasi senyawaan alilik dan benzilik yaitu, kolesteril asetat, stigmasteril asetat, kolesterol, etil benzena, difenil metana, menjadi senyawaan dengan sistem keton a,@-tak jenuh yaitu, 7-okso kolesteril asetat, 7-okso stigmasteril asetat, 4-kolesten-3,6-dion, asetofenon dan benzofenon, dengan persen hasil berkisar 60 - 80 %"
1993
S29852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Sylviana
"ABSTRAK
Senyawaan benzilik dapat dioksidasi menjadi senyawaan karbonil ∝ , β-tak jenuh dengan menggunakan oksidator ters-butil hidroperoksida-piridinium dikromat. Persen hasil dari produk yang diperoleh cukup linggi dengan metode oksidasi yang mudah, efektif dan murah.
Pada penelitian sebelumnya telah diteliti oksidasi posisi benzilik pada beberapa senyawaan, dan pada penelitian mi akan diteliti lebih jauh kemampuan oksidator ters-butil hidroperoksida-pinidinium dikromat untuk mengaktifkan posisi benzil dari senyawaan toluene dan benzil kiorida.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksidator yang akan digunakan yaitu piridinium dikromat. Proses oksidasi dilakukan dengan cara pengadukan pada temperatur dingin dan dilanjutkan pada temperatur ruang dengan perbandingan mol TBHP-PDC tertentu. Jalannya reaksi diikuti dengan kromatografi lapisan tipis. Hasil sintesis dimurnikan dengan cara penyaringan menggunakan celite dan diidentifikasi dengan membandingkan hasil analisis dengan spektrofotometer inframerah dan kromatografi gas terhadap hasil analisis senyawaan standar.
Dalam penelitian inii telah berhasil dioksidasi senyawaan benzilik yaitu toluena dan benzil kiorida menjadi senyawaan benzaldehida dan benzoil kiorida dengan oksidator TBHP-PDC dengan perbandingan 7:1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S29963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Adidya
"ABSTRAK
ETBE atau Etil Tersier Butil Eter merupakan aditif oksigenat yang merupakan solusi dalam pemecahan masalah terhadap pencemaran udara akibat emisi karbon, terutama gas CO. Namun, dalam proses memproduksi ETBE masih ditemukan kendala berupa hasil konversi yang tergolong rendah. Pada penelitian ini dilakukan sintesis aditif dengan kandungan ETBE dengan menggunakan fixed-bed reaktor selama 1 jam dengan reaktan etanol dan isobutilena dan bantuan katalis H-ZSM 11 yang memiliki rasio SiO2/AlO3 50 dan volume pori 0,2 cm3/g. Percobaan dilakukan dengan variasi suhu 750C-950C. Berdasarkan uji GC-MS, didapatkan kemurnian aditif 71% dan yield 13% pada suhu reaktor 900C. Aditif ini menaikan angka oktan dari 88,7 menjadi 88,9 dengan penambahan aditif 1000 ppm pada base premium. Penambahan aditif 1000 ppm dalam gasolin mengurangi pembentukan deposit dari 0,0186% menjadi 0,0035% dan pembentukan emisi CO dari 0,723% sampai 0,245%. Data tersebut menghasilkan penurunan pembentukan deposit sebesar 0,0151% dan penurunan emisi CO sebesar 0,478%.

ABSTRACT
ETBE or Ethyl Tertiary Butyl Ether is an oxygenate additive that can be the solution for the air pollutions problems due to carbon emissions, especially CO gas. However, in the process of producing ETBE there is still obstacles in the form of low conversion results. In this study, additive synthesis containing ETBE was carried by using fixed-bed reactor for 1 hour with ethanol and isobutylene reactants and H-ZSM 11 catalyst aid which had a SiO2/AlO3 50 ratio and a pore volume of 0.2 cm3/g. The experiment was carried out with temperature variations of 750C-950C. Based on the GC-MS test, 71% additive and 13% yield were obtained at 900C reactor temperature. This additive raises the octane number from 88.7 to 88.9 with an additive of 1000 ppm at premium base. Addition of 1000 ppm additives in gasoline reduces deposit formation from 0.0186% to 0.0035% and formation of CO emissions from0.723% to 0.245%. The data resulted in a decrease in deposit formation by 0.0151% and a decrease in CO emissions of 0.478%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Principe Oktasea N.
"Tersier-butil hidrokuinon (TBHQ) merupakan antioksidan sintetis yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengawet dalam berbagai produk dan dinyatakan non toksik. Namun penelitian-penelitian terbaru menunjukkan TBHQ dianggap karsinogenik karena dapat menyebabkan kerusakan DNA, dan saat ini masih menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat paparan senyawa TBHQ dengan pendekatan reaksi fenton. Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo. Studi in vivo dilakukan dengan memberikan paparan TBHQ, CuCl dan CuCl dicampur TBHQ pada tikus. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanin dan TBHQ dengan penambahan CuCl dan H2O2 dengan variasi waktu inkubasi dan variasi pH. Studi in vitro dilanjutkan dengan menganalisis terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG menggunakan LC-MS/MS. Setiap perbedaan variasi sangat mempengaruhi jumlah konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. Pada pH 7,4 inkubasi 12 jam menghasilkan 8-OHdG lebih banyak. Studi in vivo dilanjutkan uji Elisa-kit setelah 28 hari pemaparan kadar 8-OHdG rata-rata yang terdeteksi pada kelompok paparan TBHQ, kelompok paparan CuCl, dan kelompok paparan TBHQ + CuCl yang terdeteksi berturut-turut sebesar 0,3840; 0,8705; 1,2205 ppb. Pada in vitro dan in vivo, semakin lama waktu paparan semakin banyak pembentukan 8-OHdG yang dihasilkan. Pencampuran TBHQ, CuCl dan H2O2 pada in vitro, dengan pencampuran TBHQ dan CuCl pada in vivo keduanya menunjukkan sinergisitas menghasilkan 8-OHdG lebih banyak.

Tert-butyl hydroquinone (TBHQ) is a synthetic antioxidant that is often used in daily life as a preservative in various products and is declared non-toxic. But recent studies show that TBHQ is considered carcinogenic because it can cause DNA damage, and currently controversy. This study aims to determine the mechanism for the formation of 8-OHdG DNA Adduct due to exposure to TBHQ compounds with the approach of the fenton reaction. The study was conducted in vitro and in vivo. In vivo studies were carried out by giving exposure to TBHQ, CuCl and CuCl mixed with TBHQ in mice. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoksiguanin and TBHQ with the addition of CuCl and H2O2 with variations in incubation time and pH variation. In vitro studies were continued by analyzing the formation of the 8-OHdG DNA Adduct using LC-MS / MS. Any difference in variation greatly affects the amount of 8-OHdG concentration formed. At pH 7.4 incubation 12 hours produces more 8-OHdG. The in vivo study continued with the Elisa-kit test after 28 days of exposure to the average 8-OHdG levels detected in the exposure group TBHQ, the group exposed to CuCl, and detected groups of TBHQ + CuCl at 0.3840; 0.8705; 1,2205 ppb. In in vitro and in vivo, the longer the exposure time the more formation of 8-OHdG is produced. Mixing TBHQ, CuCl and H2O2 in vitro, by mixing TBHQ and CuCl in vivo both showed synergy to produce 8-OHdG more."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Membran rapat selulosa asetat telah dibuat dengan mencampurkan selulosa asetat, formamida, dan seton pada berbagai komposisi dan kondisi pengeringan beku. Membran tersebut diuji untuk pemisahan campuran alkohol eter yaitu methanol dan metal tersier butil eter (MTBE) melalui proses pervaporasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa makin besar konsentrasi Formamida, maka nilai fluks air, koefisien penggembungan, dan koefisien difusi semakin besar. Proses pengeringan beku yang lama menghasilkan membrane yang makin rapat. Analisa struktur dengan spektroskopi infra merah menunjukkan tidak adanya ikatan hydrogen yang terbentuk antara selulosa asetat dengan formamida di dalam membran. Uji ketahanan jebol menunjukkan adanya penurunan sifat mekanik membran yang disebabkan oleh adanya deformasi struktur membran dan pelebaran pori membran akibat proses osmosa balik. Hasil pervaporasi menunjukkan bahwa persen penggembungan dan koefisien difusi terhadap methanol lebih besar dari MTBE. Temperatur optimum untuk mendapatkan fluks dan selektifitas yang tinggi pada pervaporasi adalah 40oC untuk membran dengan komposisi 25% b/b selulosa asetat, 25% formamida b/b, dan waktu pengeringan beku 48 jam. Hasil optimum yang didapatkan pada kondisi tersebut adalah fluks permeat 12,6 L/m2 jam dan faktor pemisahan sebesar 39,9. Di atas temperature tersebut, fluks total membran menurun."
MPI 1:1 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Chasani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsudin
"Ruang lingkup dan cara penelitian:
Kurkumin merupakan zat warna kuning yang terdapat dalam berbagai spesies kurkuma seperti: Curcuma Tonga L, Curcuma xantorrhizae roxb dan digunakan dalam obat tradisional untuk penyakit hati. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat mencegah kerusakan hati yang diinduksi oleh CCL4, galaktosamin dan parasetamol dosis tinggi. Dari penelitian ini tampak bahwa efek kurkumin agaknya berdasarkan efek antioksidannya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh pemberian kurkumin terhadap aktivitas enzim antioksidan yang terdapat di mitokondria seperti glutation peroksidase (GPx dan glutation reduktase (GR) disamping itu untuk mengamati kerusakan oksidatif mitokondria hati tikus yang terisolasi yang diinduksi oleh butil hidroperoksida tersier (t-BHP). Efek proteksi kurkumin dilihat dari peningkatan aktivitas GP, dan GR. Isolasi mitokondria dilakukan dengan cara sentrifugasi bertingkat. Fraksi mitokondria yang diperoleh dilakukan pengukuran aktivitas glutation reduktase (GR) dan glutation peroksidase (GPx). Pengukuran dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 340 ηm.
Hasil dan kesimpulan :
Mitokondria yang diisolasi cukup baik (RSA untuk SDH = 34,24). Pemberian t-BHP 200 µM dan 400 µM dapat menurunkan aktivitas glutation reduktase dan glutation peroksidase dari 15 ± 3 nmol/min/mg protein menjadi 6 ± 1 nmol/min/mg protein dan 0,29 ± 0,03 µmol/min/mg protein menjadi 0,04 ± 0,01 µmol/min/mg protein. Pemberian kurkumin dengan dosis 60 µM dapat meningkatkan aktivitas glutation reduktase dari 6 ± 1 nmol/min/mg protein menjadi 16 ± 3 nmol/min/mg protein dan pemberian kurkumin dengan dosis 1000 µM dapat meningkatkan aktivitas enzim glutation peroksidase dari 0,04 ± 0,01 µmol/min/mg protein menjadi 0,016 ± 0,002 gmol/min/mg protein. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kurkumin dapat melindungi kerusakan mitokondria pada rentang dosis 60-1000 µM.

Reductase Enzyme's Activity in Rat Liver Mitochondria Affected By t-BHP OxidantDimension and method study. Curcumin is the yellow substance of various Curcuma sp. Such as Curcuma longa L, Curcuma xantorrhizae roxb which traditionally used to cure liver ailments. Several studies show that curcumin can prevent CCl4, galactosamin and high dose paracetamol induced liver damage and indicted its antioxidant role in that part. This present study was conducted to obtain further information regarding the effect of instilled curcumin toward the antioxidant enzymes present in mitochondria, gluthatione peroxidase and gluthatione reductase and to observe the oxidative damage of the isolated rat liver induced by t-BHP. Curcumin's protective effect is shown by the gluthatione peroxidase and gluthatione reductase increase activity. Mitochondria isolation was done by fractionated centrifugation. Mitochondria fraction obtained was subjected to gluthatione peroxidase and gluthatione reductase activity determination, which was procured spectrophotometrically at wavelength 340 ηm.
The Result and Conclusion:
The isolated mitochondria was good(RSA for SDH =34,24). Instillation of t-BHP 200 µM and 400 µM reduced GPx and GR activity from l5 ± 3 nmol/min/mg protein to 6 ± 1 nmol/min/mg protein and from 0,29 ± 0,03 nmol/min/mg protein to 0,04 ± 0,01 nmol/min/mg protein. Instillation of curcumin at 60 µM dosage increased the GR's activity from 6 ± 1 nmol/min/mg protein to 16 ± 3 nmol/min/mg protein, while a 1000 µM dosage increased the GPx's enzyme activity from 0,04 ± 0,01 nmol/min/mg protein to 0,016 ± 0,002 nmol/min/mg protein. These studies showed that curcumin can prevent mitochondria damage at dose range of 60-1000 µM."
2001
T8339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>