Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adonis Muzanni
1993
S29837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman Manggung
"ABSTRAK
Pengendalian korosi pada body mobil pada umumnya dilakukan dengan cara pelapisan cat. Pada penelitian ini, dilakukan studi efektivitas pengendalian korosi oleh cat. Dengan cara, beberapa produk cat (yang dipakai di pabrik Gaya Motor Astra) dilapiskan pada sampel dari pelat baja St 37 (pelat body mobil), dengan prosedur dan spesifikasi sesuai dengan pengecatan body mobil. Untuk mengetahui sifat-sifat ketahanan lapisan cat dan laju korosinya, dilakukan uji tes sebagai berikut; tes adhesi, tes kekerasan, tes impact, tes bending, tes salt spray (ASTM B117-73), dan perendaman sampel dalam larutan korosif, untuk menghitung laju korosinya (ASTM G31-'72). Diperoleh urutan (ranking) dan umur dari kemampuan pengendalian korosi dari beberapa produk cat yang dipakai pada pabrik mobil tersebut.

ABSTRACT
Corrosion control on car's body, usually by paint coat. In this research, to study effectiveness of corrosion control by paint coat. With method such as, several paint products are covering on specimen from steel plate St 37 (plate of car's body), which process and specification are according to paint process of car's body. To know mechanical strength and corrosion rate, its need some test for example; test of the adhesive coat, test of the hardness coat, test of bending coat, test of impact-coat, test of salt spray (ASTM B117-73) and test of corrosion rate on coat, by soaking sample in corrosion liquid. So that we shall know, the ranking and life time of several paint product to control corrosion."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rudy Indharto
"Sledge adalah bitumen hasil endapan padat minyak bumi dalam tangki timbun. Dengari adariya kandungan aspal dan lilin, sludge diharapkan mampu digunakan sebagai bahan baku cat tahan korosi penelitian ini meliputi pengujian karakterislik cat berupa ketahanan korosi dan pelepuhan berupa uji kabut gamin, ketahanan pembentukan pin-hole dengan uji curing 1500C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester, akibat penambahan unsur talk, aspal dan lilin dalam cat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sludge dapat digunakan sebagai bahan dasar car tahan korosi jika dicampur dengan resin epoxy coati polyester sebagai binder. Dengan penambahan talk sebesar 30-40% pada komposisi cat akan meningkatkan kerahanan pelebaran korosi dan ketahanan pembentukan pin-hole sebesar 5-15%. Penambahan unsur aspal 10% pada komposisi cat akan meningkatkan ketahanan pelebaran korosi dan pelepuhan sebesar 20-25%, meningkatkan daya lekat sebesar 20-25%, tetapi menurunkan ketahanan pembentukan pin-hole sampai sebesar 15%. Penambaahan unsur lilin sebesar 9% akan sangar meningkatkan ketahanan pelepuhan dan daya lekat pada sampel setelah dilakukan uji atmosferic exposure selama 3 bulan sebesar 15-20%. Jenis resin epoxy secara umum lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis resin polyester karena sebagai binder lebih bisa mengikat semua campuran komposisi cat sehingga berbentuk lapisan cat yang masif (padat, kering, keras) dengan daya lekat yang baik dan lebih tahan terhadap korosi, pelepuhan dan pembentukan pin-hole.

Sludge is a bitumen product of oil and gas solid sedimentation in storage rank The contain of sludge is asphalt and wax, it could be for used to paint resistance. This risearch was covering of paint?s test that consists are corrosion and blistering resislancy by salt spray test, pin-holing with curing test at 150°C, aimosferic exposure test and adhesive test, coused by additional talk asphalt and war in paint's element.
The results of this riseach was indicate that sludge feasible using for corrosion resistance paint if mixed with epoxy and polyester resin as for binder. By additional talk around 30 - 40% in paint composition will be increas creepage of scribe resistance and pin-holing resistance araound 7 - 15%, For Adding by asphalt elements 10% in paint composition will he increase creepage of scribe resistance and pin-holing resistance around 20-25%, increased adhesive force around 20-25% ; but to decreased pin-holing resistance reach 15%. Added wax element 9% will more increasing blistering resitance and adhesion force after epos'ure atmosferic test during 3 mounth around 15-20%. In generally the kind of epoxy resin in was peter than polyester resin caused by such as binder could be most binded for all component therefore paint layer was made such massive form (solid, cure, hard) with good adhesive force and more resistance corrosion, blistering and pin-holing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Dharmazi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S28433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, H. Fernando
"Dalam lingkungan bisnis modern, perusahaan yang sukses tidak dapat mentolerir kegagalan korosi, terutama yang melibatkan cedera pribadi, kematian, tidak terjadwal penutupan dan pencemaran lingkungan. Baja karbon merupakan material yang sangat banyak digunakan pada industri pertambangan, perminyakan dan petrokimia. Penggunaan baja karbon tersebut membutuhkan proteksi dari proses korosi. Penelitian ini dimaksudkan untuk pemanfaatan magnesium serbuk dengan proses penyerutan anoda korban yang sudah tidak terpakai untuk digunakan sebagai material campuran pada cat epoksi resin. Material dasar (substrat) yang digunakan adalah baja karbon rendah AISI SS400. Metode pengujian antara lain uji tarik, komposisi kimia, sembur garam (salt spray) ketebalan (DFT), EIS dan Polarisasi, SEM dan EDX. Ukuran serbuk kurang dari 177 µm. hasil pengamatan visual bahwa cat tampak lebih gelap tergantung dari jumlah serbuk yang ditambahkan, dikarenakan adanya penambahan viskositas dari cat epoksi. Nilai tarik cat dengan nilai paling besar yaitu sistem pengecatan 0g dengan nilai sebesar 7.8Mpa dan untuk ikatan adhesive-nya untuk semua bagus untuk semua jenis pengecatan, karena kegagalan cat masuk kategori kegagalan kohesif bukan pada substrat baja. Uji gores dan sembur garam dapat disimpulkan bahwa semua sistem pengecatan tidak terjadi pelebaran goresan. Pada pengamatan SEM dan EDX bahwa material serbuk magnesium hanya sedikit pada produk karat.Uji EIS menunjukkan bahwa sistem pengecatan 30g memiliki tahanan (Rct) yang paling tinggi dan hasil uji polarisasi sistem pengecatan 30g memiliki laju korosi paling kecil.

In the modern business environment, successful companies cannot tolerate corrosion failures, especially those involving personal injury, death, unscheduled shutdowns and environmental pollution. Carbon steel is a material that is widely used in the mining, petroleum and petrochemical industries. The use of carbon steel requires protection from the corrosion process. This research is intended to utilize magnesium powder by shaving the sacrificial anoda which is not used to be used as a mixed material in epoxy resin paint. The base material (substrate) used is AISI SS400 low carbon steel. Test methods include tensile test, chemical composition, thickness salt spray (DFT), EIS and Polarization, SEM and EDX. Powder size is less than 177 m. visual observation that the paint looks darker depending on the amount of powder added, due to the addition of the viscosity of the epoxy paint. The paint tensile value with the highest value is the 0g painting system with a value of 7.8Mpa and the adhesive bond for all is good for all types of painting, because paint failure is categorized as a cohesive failure not on a steel substrate. The scratch test and salt spray can be concluded that all painting systems do not occur scratch widening. On SEM and EDX observations, there was only a small amount of magnesium powder in the rust product. The EIS test showed that the 30g painting system had the highest resistance (Rct) and the 30g paint system polarization test results showed the lowest corrosion rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wara Dyah Pita Rengga
"Unsaturated Polyester Resin (UPR) mempunyai sifat elektrik, kimia, dan mekanik yang baik. UPR dapat dipakai dalam beberapa aplikasi dan digunakan untuk berbagai peralatan, misalnya pipa air, kontainer, tangki penyimpanan, gedung, komponen otomotif, dan lambung kapal. Perilaku Korosi Glass Fiber-Reinforced Plastic (GRP) UPR dalam lingkungan basa, khususnya KOH dan NaOH, perlu diselidiki. UPR yang digunakan adalah Yukalac 150 HRBQTN jenis isophthalatic (UPR-iso). Untuk mengetahui perilaku GRP (UPR-iso) tersebut, spesimen direndam dalam larutan KOH dan NaOH.
Penentuan ketahanan korosi GRP (UPR-iso) mengacu pada ASTM C 581-94. Dalam penelitian, diamati perubahan hardness, ketebalan, berat, dan retensi Flexural Strength dan retensi Flexural Modulus. Selain itu juga analisis dengan uji FTIR, SEM-EDX.
Dalam penelitian diperlukan pembuatan GRP(UPR-iso), dimana fiberglass yang digunakan adalah E-glass sebanyak 2 lapis dan C-glass sebanyak 2 lapis. Setelah itu laminat tersebut dipotong menjadi spesimen_ Pada tepi samping spesimen dilapisi vinyl ester Spesimen tersebut direndam dalam larutan 10%, 25%, 50% berat KOH dan NaOH pada suhu 50°C. Spesimen direndam dalam tabung reaksi dan dipanaskan pada waterbath. Interval waktu yang digunakan adalah 1, 2, 3, 6, 18, 29, 39 hail.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seat mekanik (hardness, flexural strength, flexural modulus) GRP(UPR-iso) menurun dan sifat fisik (tebal dan berat) meningkat terhadap waktu. Pada lingkungan KOH, semakin besar konsentrasi penurunan sifat mekanik dan penambahan sifat fisik semakin besar. Sedangkan dalam lingkungan NaOH, pads konsentrasi 25%, penurunan seat mekanik dan penambahan seat fisik, lebih tinggi dibandingkan 10% dan 50%. Semakin lama waktu perendaman dan semakin besar konsentrasi, degradasi fisik dan kimia lebih cepat. Pengecualian pada 50% NaOH, mobilitasnya sudah mulai menurun dibandingkan 25% dan 10%, sehingga proses degradasi lambat dan sedikit.
Perbandingan antara penyerangan KOH dan NaOH terhadap GRP(UPR-iso) adalah lebih tinggi NaOH pada konsentrasi 10% dan 25%, sedangkan pada konsentrasi 50% lebih tinggi KOH. Hal ini dikarenakan BM NaK. Semakin besar konsentrasi, pendegradasian semakin cepat. Pengecualian pada 50% NaOH, mobilitasnya sudah menurun jika dibandingkan 50% KOH.
Pada GRP(UPR-iso) terjadi perubahan warna dari merah muda ke kuning/coklat, dan tidak transparan. Pada spesimen yang telah direndam terbentuk lapisan terkorosi pada bagian permukaan (corroded layer forming).
Mekanisme terjadinya korosi pada GRP(UPR-iso) dalam larutan basa adalah degradasi fisik dan degradasi kimia. Degradasi fisik adalah proses absorbsVdifusi larutan basa ke dalam GRP(UPR-iso) dan terjadinya proses osmosis dalam void. Sedangkan degradasi kimia adalah terjadinya berkurang atau hilangnya gugus ester karena reaksi hidrolisis oleh basa menjadi anion karboksilat dan alkohol.

Unsaturated polyester resin (UPR) has good electrical, chemical and mechanical properties. UPR can be used in various applications and equipments, such as water pipes, containers, storage tanks, buildings, automotive components, and ship hulls. The corrosion behavior of glass-fiber reinforced plastic (GRP) UPR in alkaline environment, especially KOH and NaOH, will be observed. The UPR used is Yukalac 150 HRBQTN, an isophthalatic UPR_ The specimens will be submerged in KOH and NaOH solutions to find out about GRP (UPR-iso) corrosion behavior.
ASTM C 581-94 is used to determine the GRP (UPR-iso) corrosion resistance. The observed parameters are changes in hardness, thickness, weight, flexural strength retention, and flexural modulus retention. Additional analysis is done with FTIR, SEM-EDX tests.
The GRP (UPR-iso) is created by using 2 layers of E-glass and 2 layers of C-glass, cut into specimens and coated with vinyl ester. The specimens are then submerged in test tubes filled with 10%, 25% and 50% weight KOH and NaOH solutions. The test tubes and the specimens are continuously heated at 50°C using water bath. The observed time intervals are 1, 2, 3, 6, 18, 29 and 39 days.
The results showed that GRP (UPR-iso) mechanical properties (hardness, flexural strength, flexural modulus) weakened the longer it stays in the alkaline solutions while its thickness and weight increased. In KOH solutions, higher concentrations lead to larger weakening of mechanical properties and larger increase in thickness and weight. In NaOH solutions however, it was the 25% solution and not the 50% solution, that exhibited the biggest weakening of mechanical properties and highest increase in thickness and weight. Overall, increasing concentrations and increasing time spent submerged will accelerate the physical and chemical degradation of GRP (UPR-iso). The exception is 50% NaOH solution. At this concentration, the solution's mobility decreased compared to 25% and 10% solutions which slows down the degradation.
When comparing degradations in KOH and NaOH solutions with similar concentration, NaOH caused more degradation at 10% and 25% solutions, white KOH caused more degradations at 50% solution. This is due to Sodium having higher molecular weight than Potassium, thus making Sodium's molarity bigger than Potassium's. Larger alkaline concentrations caused faster degradations with the exception of 50% NaOH solution because of the drop in mobility compared with 50% KOH solution.
Another observed difference is the color change from translucent pink to yellow/brownish. The submerged specimens have corroded layer forming on the surface.
The corrosion mechanism of GRP (UPR-iso) in alkaline solution is by physical and chemical degradation. Physical degradation is the process of absorption/diffusion of alkaline solution into GRP (UPR-iso) and the occurrence of osmosis in the void. While chemical degradation is the decrease or loss of esters because of hydrolysis by alkaline into alcohols and carboxylate anions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Jannati Gustiwi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Mangiferin diketahui memiliki aktivitas sebagai agen pengikat besi, namun pemberian mangiferin melalui oral memiliki bioavailabilitas yang rendah. Sistem hantaran dengan nanopartikel diharapkan dapat meningkatkan bioavailabilitas dan efektivitas mangiferin. Penelitian bertujuan menguji efektivitas mangiferin nanopartikel kitosan-alginat dalam menurunkan kadar besi di plasma dan organ, kadar ferritin, transferrin, SGOT dan SGPT.
Metode: Penelitian menggunakan desain eksperimental in vivo dengan hewan coba tikus Sprague-Dawley dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok normal, kelebihan besi, terapi mangiferin 50 mg/KgBB, terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosanalginat 25 mg/KgBB, dan terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 50 mg/KgBB. Pengukuran kadar Fe plasma, hati dan jantung, kadar Ferritin, kadar Transferrin, dan nilai aktivitas SGPT dan SGOT.
Hasil: Kadar besi plasma, besi hati dan jantung, ferritin, dan transferrin pada kelompok kelebihan besi adalah 45,52 mg/L; 3661,98 μg/gram; 1734,4 μg/gram; 3578,16 ng/mL; 388,96 μg/dL, sedangkan pemberian terapi mangiferin 50 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 5,17 mg/L; 1572,96 μg/gram; 776,68 μg/gram; 1136,51 ng/mL; 272,18 μg/dL, pemberian terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 25 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 5,74 mg/L; 1090,01 μg/gram; 753,90 μg/gram; 520,89 ng/mL; 231,97 μg/dL, pemberian terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 50 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 3,34 mg/L; 1703,92 μg/gram; 759,2 μg/gram; 559,48 ng/mL; 235,70 μg/dL. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok terhadap nilai aktivitas SGOT dan SGPT
Kesimpulan: Mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat efektif menurunkan kadar besi, ferritin, transferrin plasma, dan kadar besi di organ hati dan jantung, namun tidak menurunkan nilai aktivitas SGOT dan SGPT. Efektivitas mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat tidak berbanding lurus dengan dosis.

ABSTRACT
Background: Mangiferin was known to have activity as an iron-chelating agent, but oral administration of mangiferin has poor bioavailability. Nanoparticles delivery system is expected to increase bioavailability and effectiveness of mangiferin. This study aims to examine the effectiveness of mangiferin in chitosanalginate nanoparticles in reducing iron levels in plasma and organs, ferritin, transferrin, SGOT and SGPT activities.
Methods: This is an in vivo experimental study using Sprague-Dawley rats, divided into 5 groups, normal, iron overload, mangiferin 50mg/KgBW, mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 25mg/KgBW, and mangiferin in chitosanalginate nanoparticles 50mg/KgBW. Fe levels were measured in plasma, liver and heart. In addition ferritin levels, transferrin levels, and SGPT and SGOT activities also measure at day 29th.
Results: Plasma iron levels, liver and heart iron levels, ferritin, and transferrin in the iron overload group were 45.52 mg/L; 3661.98 μg/gram; 1734.4 μg/gram; 3578.16 ng/mL; 388.96 μg/dL, treatment with mangiferin 50 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters to 5.17 mg/L; 1572.96 μg/gram; 776.68 μg/gram; 1136.51 ng/mL; 272.18 μg/dL, treatment with mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 25 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters 5.74 mg/L; 1090.01 μg/gram; 753.90 μg/gram; 520.89 ng/mL; 231.97 μg/dL, treatment with mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 50 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters 3.34 mg/L; 1703.92 μg/gram; 759.2 μg/gram; 559.48 ng/mL; 235.70 μg/dL. There is no significant difference in SGOT and SGPT activities. Conclusions: Mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles was effective in preventing the increase of iron, ferritin, transferrin plasma levels, and iron levels in the liver and heart, but not prevent the increasing of SGOT and SGPT. The effectiveness of mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles is not directly proportional to the dose."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rike Petunia
"Moscow Cat Theatre merupakan teater sirkus yang menggunakan hewan kucing sebagai bagian dalam pertunjukan. Penggunaan kucing yang tidak lazim tersebut menimbulkan banyak reaksi negatif dari kalangan masyarakat maupun para ahli. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan benar atau tidaknya terjadi pelanggaran etika yang dilakukan oleh pihak dari Moscow Cat Theatre ????? ????? , dikarenakan penggunaan kucing dalam pertunjukan-pertunjukan mereka. Sumber data penelitian ini berasal dari KUHP Federasi Rusia dan situs resmi dari organisasi pelindung hak asasi hewan Rusia, VITA.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, berfokus pada memberi gambaran atau deskripsi secara utuh, terhadap suatu objek masalah yang diteliti dengan menggunakan data dan sampel yang terkumpul tanpa terlebih dahulu memberi analisis atau kesimpulan. Teori penelitian yang digunakan yaitu teori Utilitarisme Klasik. Penelitian ini memberikan dampak agar masyarakat dan pemerintah lebih peduli akan berlangsungnya kehidupan hewan, khususnya kucing di Rusia.

Moscow Cat Theatre is a circus theatre that use cats as a part of the show. The use of cats is not common and attracted many negative reactions from citizen and experts. The purpose of this research is to explain if it is true that violation of ethics are done by Moscow Cat Theatre rsquo s employee, because of the use of cats in their show. Source of this research come from the Criminal Code of Russian Federation and official website of Russia rsquo s animal rights protecting organization, VITA.
Research method that used in this research is analytical description, focused on giving intact pictures or descriptions towards an object that investigated using data and sample collected without any analysis or conclusion. Research theory that used is Clasic Utilitarism. This research will give impact on citizen and government so they will more aware on life of animals, especially cats in Russia."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>