Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45854 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Purwanto
1994
S29913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Meliana
"Aspal merupakan material yang dipergunakan secara luas, terutama dimanfaatkan sebagai pelapis jalan raya. Hal ini disebabkan karena aspal mempunyai sifat Sebagai bahan perekat dan nempunyai ketahanan yang cukup haik terhadap cuaca, pengaruh kimia ataupun radiasi. W Pada kondisi lalulintas dan temperatur normal aspal pelapis jalan raya biasanya menunjukkan sifat mekanik yang baik. Akan tetapl aspal mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu sangat tergantung pada temperatur lingkungannya, yaitu pada temperatur tinggi aspal merupakan material yang mudah menjadi lunak dan pada temperatur rendah aspal merupakan bahan yang rapuh. Oleh karena sifat tersebut, perkembangan teknologi di bidang modifikasi aspal dengan polimer semakin pesat.
Aspal yang telah dimodifikasi dengan polimer mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan aspal dasarnya. Dalam penelitian ini dibuat material campuran aspal dan Styrene Butadiene Rubber (SBR), dengan perbandingan 95% dan 5% dan dilihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pencampurannya, yaitu temperatur dan waktu pencampuran. Kedua taktor tersebut sangat mempengaruhi terhadap pembentukan sistem dispersi aspal dan SBR. Penelitian ini dimulai dengan mengkaji Pblymer Mbdified Asphalt (PMA) produk impor, dan diikuti dengan percobaan pencampuran aspal dengan SBR, serta menguji sifat mekanik dan sifat fisiknya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa material campuran aspal dan SBR mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan aspal dasarnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Anggara
"Meningkatnya kebutuhan aspal dan berlimpahnya produksi sludge oil, menuntut Pertamina melakukan modifikasi komposisi aspal dan juga melakukan penelitian untuk memberikan nilai tambah (added value) terhadap sludge oil. Hal ini mendorong penelitian modifikasi aspal menggunakan sludge oil dipadu dengan karet (rubber). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek modifikasi menggunakan sludge oil dan karet, mencari formulasi optimum yang sesuai dengan standar mutu aspal dan aspek lingkungannya. Modifikasi dilakukan dengan variabel komposisi aspal (60, 70, dan 80 bagian), sludge oil (0, 5, 10, 15, dan 20 bag ian) dan juga karet (0, 5, 10, 15, dan 20 bag ian). Aspal hasil modifikasi • kemudian diukur parameter angka pemetrasi, titik lunak (softening point) dan keliatan (ductility). Formulasi yang memenuhi ketiga parameter tersebut dilakukan uji TFOT (Thin Film Oven Test) dan juga analisis aspek lingkungan dengan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). D~ri hasil percobaan diperoleh formulasi yang memenuhi standar adalah aspal : sludge oil : karet = 80 : 20 : 5. Formulasi ini juga telah diuji TFQT dan TCLP. Hasil uji menunjukkan bahwa formulasi tersebut telah memenuhi standar kelayakan kualitas dan aspek lingkungan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Desfri Abdilah
"Perlindungan struktur perkerasan pada lapis permukaan dapat dilakukan menggunakan lapisan campuran non-struktural seperti Lataston HRS. Lapisan ini bertujuan untuk mendapatkan lapisan permukaan atau antar lapisan perkerasan jalan yang mampu meningkatkan kapasitas beban dan berperan sebagai lapisan impermeable. HRS diyakini menciptakan fleksibilitas dan durabilitas yang tinggi, ditambah dengan spesifikasi agregat bergradasi senjang menciptakan rongga antar agregat lebih besar sehingga kuantitas penyerapan aspal lebih banyak. Peningkatan kualitas dan kinerja HRS dapat dicapai dengan menggunakan Asbuton Retona Asbuton-R dan penambahan serbuk karet ban bekas Crumb Rubber. Melalui pengujian skala laboratorium, crumb rubber CR sebesar 0,48; 0,96; 1,44; dan 1,92 akan ditambahkan pada Kadar Aspal Optimum KAO hasil variasi kadar asbuton-R 6,5; 7; 7,25; 7,5; dan 8.
Uji Marshall standard dilakukan untuk mendapatkan KAO dan uji Marshall Immersion dilakukan agar diketahui Indeks Kekuatan Sisa IKS untuk kemudian diuji oleh alat UMATTA pada uji Indirect Tensile Strength ITS. Hasil menunjukkan bahwa penambahan CR pada campuran HRS-WC modifikasi mampu mengimbangi nilai Modulus Resilien Mr campuran tanpa penambahan CR 0 dengan penurunan hanya rata-rata 6,95 pada suhu 25 oC. Capaian Mr terbesar untuk kondisi kering terjadi ketika 0 CR yaitu 2847 MPa dan kondisi setelah perendaman sebesar 3161 MPa pada penambahan kadar CR 0,48, sehingga campuran HRS-WC modifikasi mampu memberikan perlindungan struktur perkerasan tidak hanya pada durabilitas melainkan juga diperoleh perkuatan bending.

The protection of pavement structures on the surface layer can be done using nonstructural asphalt mixture layer such as Hot Rolled Sheet HRS. The layer aims to obtain a surface layer or interlayer on the pavement of highway, which able to increase the carrying capacity as an impermeable layer. HRS perceived creating high flexibility and durability with additional cavities in aggregate asphalt mixture in large quantities to absorb the enormous amount of asphalt without bleeding. The Improvement of HRS quality and performance achieved through the usage of Asbuton Retona Asbuton R and extra crumb rubber CR. Through laboratory tests, 0,48, 0,96, 1,44, and 1,92 of CR were added into Optimum Asphalt Content from the variation of Asbuton R content by 6,5, 7, 7,25, 7,5 and 8.
Standard Marshall and Marshall Immersion tests were performed to obtain Optimum Asphalt Content for later to be tested using Indirect Tensile Strength by UMATTA. The results indicated that the addition of CR into the modified HRS WC mixture was able to equalize the value of Resilient Modulus Mr mixture without the addition of CR 0 with an average minimum reduction of 6.95 at 25 oC. The greatest Mr for dry condition is 2847 MPa occurs when 0 of CR and immersion condition is 3161 MPa for the addition of 0.48 CR content, so the modified HRS WC mixture was able to provide pavement structure protection, not only to the durability but also obtained the bending strength.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Dwi Rahmawati
"Seiring dengan perkembangan jaman dan tingginya jumlah penduduk, maka akan disertai meningkatnya sarana dan prasarana transportasi. Karet banyak digunakan dalam bidang transportasi, sebagai contoh digunakan untuk bahan baku ban kendaraan. Limbah karet banyak menumpuk dipembuangan dan baru sebagian kecil yang dimanfaatkan. Sisa limbah karet bekas yang melimpah akan menjadi sia-sia dan menjadi sampah lingkungan. Oleh sebab itu pengolahan ban bekas menjadi isu penting untuk diangkat sebagai cara untuk mengurangi limbah karet bekas. Crumb Rubber merupakan salah satu hasil pengolahan (parutan) limbah ban bekas. Crumb Rubber sebagai bahan tambah aspal pengikat yang nantinya digunakan sebagai bahan pengikat aggregat perkerasan. Aspal dengan campuran partikel karet merupakan cara yang efektif untuk menggunakan kembali produk karet bekas dan dapat meningkatkan mutu aspal. Penelitian ini, crumb rubber yang digunakan pada campuran aspal merupakan crumb rubber berukuran nano yang selanjutnya disebut Aspal Nano Crumb Rubber (ANCR).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat ANCR dari uji fisik dasar dan uji meknistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR) serta pengaruhnya terhadap campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Langkah yang dilakukan yaitu diawali dengan pembuatan aspal modifikasi dengan kadar additive ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, dan 40% yang berturut-turut dinamai ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, dan ANCR 40. Selanjutnya dilakukan mix design dengan menggunakan campuran AC-WC dan kemudian didapatkan campuran pada kadar aspal optimum (KAO). Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak kadar nano crumb rubber pada suatu campuran akan mempunyai viskositas yang semakin tinggi. KAO pada campuran ANCR 5 berada pada 6,5% dan KAO pada campuran ANCR 10 berada pada 7%.

Along with the changing times and high population, it will accompanied by increased transportation facilities and infrastructure. Rubber is widely used in transportation for example, it is used as raw material for vehicle tires. Many rubber wastes accumulate in the disposal, and only a small portion is utilized. The abundant waste of used rubber waste will become useless and become an environmental waste. Therefore, the processing of used tires is an important issue to be appointed as a way to reduce the waste of used rubber. Crumb Rubber is one of the results of processing (grated) waste of used tires. Crumb Rubber as an asphalt binder added material that will be used as a pavement aggregate binder. Asphalt with a mixture of rubber particles is an effective way to reuse used rubber products and can improve the quality of asphalt. In this study, crumb rubber used in asphalt mixes is nano-sized crumb rubber, from now on referred to as Asphalt Nano Crumb Rubber (ANCR).
This study aims to determine the nature of ANCR from basic physical and mechanistic tests with a Dynamic Shear Rheometer (DSR) tool and its effect on the Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) mixture. The steps taken are starting with the making of modified asphalt with additive levels of ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, and 40%, respectively named ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, and ANCR 40.  Furthermore, a mix design carried out using a mixture of AC-WC, and then the mixture was obtained at optimum asphalt content (KAO). The results showed that the more levels of nano crumb rubber in a mixture, the higher the viscosity. KAO in the ANCR 5 mixture was at 6.5%, and KAO in the ANCR 10 mixture was at 7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masjulina Hia
"Perkerasan lentur di Indonesia umumnya menggunakan aspal  Pen 60/70 dimana sebagian besar merupakan aspal impor dari negara lain, sementara Indonesia memiliki aspal alam di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang dapat dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan tersebut. Kegiatan transportasi yang semakin meningkat mengakibatkan kerusakan pada jalan berupa fatigue dan cracking serta meningkatnya limbah ban bekas. Oleh sebab itu  pemanfaatan asbuton dan ban bekas sebagai bahan additive pada aspal minyak merupakan solusi untuk mengurangi konsumsi aspal minyak dan meningkatkan Performance Grade aspal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik rheologi aspal modifikasi Asbuton Nano Crumb Rubber dengan uji fisik dasar dan uji mekanistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer dan pengaruh asbuton nano crumb rubber pada campuran Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA). Aspal modifikasi merupakan campuran aspal minyak, bitumen asbuton hasil ekstraksi dan nano crumb rubber dengan kadar bitumen asbuton dan nano crumb rubber dalam campuran yaitu 5%, 10%, 20%, 30% dan 40% dan disebut LGAM. Selanjutnya dilakukan uji marshall untuk mengetahui karakteristik campuran aspal modifikasi dan agregat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Performance Grade aspal semakin meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton nano crumb rubber dalam campuran aspal modifikasi. Berdasarkan hasil uji Marshall  LGAM 5, Kadar Aspal Optimum yang diperoleh berada pada 7,04%. Sedangkan pada LGAM – 10,  tidak memeiliki Kadar Optimum Aspal (KAO).

The flexible pavement in Indonesia generally used Pen 60/70 asphalt , which is mostly imported asphalt from other countries, while Indonesia has natural asphalt on the island of Buton, Sulawesi Tenggara which can be utilized to supply those needs. Increased transportation activities have resulted in damage to roads in the form of fatigue and cracking as well as an increased waste of used tires. Therefore the use of asbuton and used tires as additives in oil asphalt is a solution to reduce the consumption of oil asphalt and improve the Performance Grade of asphalt.
This study was conducted to determine the rheological characteristics of asphalt modified Asbuton Nano Crumb Rubber with basic physical tests and mechanistic tests with Dynamic Shear Rheometer and the effect of asbuton nano crumb rubber on Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA) mixture. Modified asphalt is a mixture of asphalt oil, asbuton bitumen extracted and nano crumb rubber with asbuton bitumen content and nano crumb rubber in a mixture of 5%, 10%, 20%, 30% and 40% and are called LGAM. Marshall tests are then performed to determine the characteristics of the modified asphalt mixture and aggregate.
The results showed that the Performance Grade value of asphalt increased with increasing levels of asbuton nano crumb rubber in modified asphalt mixtures. Based on the Marshall test LGAM 5  results, the Optimum Asphalt Level obtained was at 7,04%. Whereas the LGAM-10, does not have Optimum Asphalt Levels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Arisanti Kinasih
"The improvement of the compatibility of natural rubber (NR)/acrilonitrile-butadiene rubber (NBR) blend on
rubber seal vulcanizate has been done by the addition of chloroprene rubber (CR) or epoxidized natural rubber
(ENR) as compatibilizer. Rubber seal compound was made of NR and NBR blend (BN) with CR (BCR), and ENR
with epoxy content of 10% (BENR10), 20% (BENR20), 30% (BENR30), 40% (BENR40), and 50% (BENR50). The
composition in each formula was homogenized, with comparison of NR:NBR at 40:60, and NR:compatibilizer:NBR
at 40:5:55. That compounds were vulcanized with efficient system at 150oC. The addition of CR-compatilizer
improved the curing characteristic, compression set, and n-pentane resistance of BN vulcanizate. Meanwhile, the
addition of KAE-compatilizer improved the elasticity of BN vulcanizate. BENR elasticity and n-pentane resistance
increased in line with the increasing level of epoxy content of ENR.
Peningkatan kompatibilitas pencampuran karet alam (KA) dan akrilonitril-butadiena (NBR) pada vulkanisat
karet perapat dilakukan dengan menambahkan kompatibiliser karet kloroprena (CR) atau karet alam epoksidasi
(KAE). Kompon karet perapat dibuat dari campuran KA dan NBR (BN) dengan kompatibiliser CR (BCR) dan
KAE dengan kandungan epoksi 10% (BKAE10), 20% (BKAE20), 30% (BKAE30), 40% (BKAE40), dan 50%
(BKAE50). Komposisi pada masing-masing formula diseragamkan dengan perbandingan KA:NBR sebesar 40:60
dan KA:kompatibiliser:NBR sebesar 40:5:55. Kompon divulkanisasi dengan sistem efisien pada suhu 1500C.
Penambahan kompatibiliser CR memperbaiki karakteristik pematangan, pampatan tetap, dan ketahanan n-pentana
vulkanisat KA/NBR (BN). Sedangkan penambahan kompatibiliser KAE memperbaiki sifat elastis vulkanisat.
Keelastisan dan ketahanan n-pentana BKAE meningkat seiiring kandungan epoksi KAE."
Pusat Penelitian Karet, 2016
530 KKP 32:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Anggraeni
Depok: Universitas Indonesia, 2006
TA1525
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Nofiani Hidayati
"Telah dilakukan penelitian Polimer SBR untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aspal hotmix dengan menggunakan Aspal lokal. Agregat yang dicampur dengan komposisi optimum, dipanaskan hingga suhu 150oC lalu dicampurkan dengan Aspal yang sudah dipanaskan. Saat suhu turun hingga 80oC, Polimer SBR dari beberapa variasis komposisi, dimasukkan ke dalam campuran hotmix dan diaduk. Jumlah polimer SBR divariasi dengan perbandingan terhadap aspal yaitu 1:0, 1:1, 1:3 dan 1:6. Setelah campuran ini homogen, dimasukkan ke dalam cetakan dan dilakukan pemadatan 2x75 kali tumbukan untuk uji stabilitas Marshall.
Hasil uji Marshall adalah: Stabilitas berada antara 111,33-632,02 Kg, Kelelehan berada antara 5,00-6,70 mm, VIM berada antara 10,9717,87, VMA berada antara 18,16-24,61 dan Nilai MQ berada antara 16,87-117,04 Kg/mm. Hasil uji kinerja karakteristik Marshall menyatakan beberapa nilai karateristik tidak memenuhi kedalam spesifikasi. Secara hasil nilai karateristik rata-rata dan dilihat secara fisik, hasil yang mendekati nilai optimum pada penggunaan campuran Hotmix dan Polimer SBR sebesar 1%.

This work has been performed to evaluate the influence of SBR polymer on asphalt hotmix using Indonesian local asphalt. Using technical standard compositions of agregates and local asphalt were heated separately until 150 C degree and then mixed togehether until the homogenity reached. Following this mixtured procedure, this materials were cooled in air until the temperature reached to 80 C degree and then compacted for Marshall test. The SBR polymer composition were variated by ration between polymer and asphalt of 1:0, 1:1, 1:3 and 1:6 were compacted using Proctor standard procedure.
The Mashall test shows the results: stability between 111,33-632,02 kg; flow between 5,00-6,70 mm, VIM between 10,9717,87; VMA between 18,16-24,61; and MQ value between 16,87-117,04 kg/mm. The result of the testing performance of marshall characteristic states that some of the characteristic score do not meet into the specification. Physically, the result of the average characteristic score is close to the optimum score in the use of Hotmix mixture and 2% SBR polymer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evfrat Sinna Al Akbar
"Telah dilakukan penelitian mengenai Polimer SBR untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hotmix menggunakan Aspal Non-lokal (Esso). Agregat yang tercampur dengan komposisi optimum, dipanaskan hingga suhu 150oC lalu dicampurkan dengan Aspal, kemudian diaduk. Saat suhu turun hingga 80oC, Polimer SBR dimasukkan ke dalam hotmix dan diaduk kembali. Setelah itu, dimasukkan ke dalam cetakan dan dilakukan pemadatan 2x75 kali tumbukan hingga dilakukan pengujian Marshall.
Hasil pengujian Marshall yang mencampurkan hotmix dengan Polimer SBR dengan komposisi 1% dan 2% variasi 1:0, 1:1, 1:3, dan 1:6, yakni nilai Stabilitas berada antara 200-350 Kg, nilai Kelelehan berada antara 4,8-5,8 mm, VIM berada antara 11-18 %, VMA berada antara 18-24 %, dan nilai MQ berada antara 30-107 Kg/mm. Polimer SBR ini terlihat berpengaruh pada hotmix terhadap peningkatan kelelehan, namun stabilitas justru menurun. Hal ini karena Polimer SBR bersifat merekat, yang akan memberikan kelenturan yang lebih baik.

This work has been performed to evaluate the influence of SBR Polymer on asphalt hotmix using imported asphalt, so called ESSO asphalt. Using technical standard compositions of aggregates and Esso asphalt were heated separately until 150oC and then mixed together until the homogenity reached. Following this mixtured procedure, this materials were cooled in air until the temperature reached to 80oC and then compacted for Marshall test. The SBR Polymer composition were variated by persentage 1% and 2% and by ration between SBR Polymer and water of 1:0, 1:1, 1:3 and 1:6 were compacted using Proctor standard procedure.
The Mashall test shows the results: stability between 200-350 Kg, flow between 4.8-5.8 mm, VIM between 11-18 %, VMA between 18-24 %, and MQ value between 30-107 Kg/mm. The work concluded that the influence of SBR Polymer addition on Esso asphalt hotmix shows the increasing of the flow but decreases the stability due to the adhesive properties of the SBR polymer and therefore increase the ductility of the asphalt concrete.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>