Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 1995
TA1177
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Aryani
"Potensi endapan zeolit di Indonesia tersebar luas dl berbagai lokasi diantaranya : Yogyakarta dan Lampung. Zeollt alam Yogya dan Lampung mengandung mineral mordenit dan klinoptllolit. Zeollt alam ini dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam yang berleblh dalam air tanah, sehingga air tanah tersebut layak digunakan untuk air minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivasi asam, pemanasan, impregnasi menggunakan Ion Mn2+ terhadap zeolit alam Yogya dan Lampung. Penelitian ini juga ingin membandingkan bila zeolit tersebut dicampur dengan 10 % zeollt alam Lampung.
Zeolit alam terleblh dahulu diaktivasi baik secara kimia maupun dengan pemanasan. Zeolit yang telah diaktivasi diimpregnasi dengan larutan KMn04 1000 ppm ataupun dengan larutan MnGIa 3 %. Kadar Mn yang teradsorpsi pada zeolit diukur dengan menggunakan AAS.
Hasll optimal yang didapatkan yaitu : Zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan KMn04 yang telah diaktivasi larutan HCI 0,5 M menghasilkan daya serap zeolit sebesar 23,513 mg/g zeolit, sedangkan zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan
MnCl2 yang telah diaktivasi pemanasan 200°G menghasilkan daya serap zeolit sebesar 95,188 mg/g zeolit.
Zeolit hasil impregnasi digunakan sebagai adsorben ion Fe pada larutan FeCb 5223 ppm dengan menggunakan metode kolom. Setiap efluen yang keluar diukur kadar Fe dan Mn dengan menggunakan AAS. Zeolit alam Yogya tanpa aktivasi dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,960 %, Mn-Zeolit baik yang diimpregnasi dengan larutan KMn64 ataupun dengan larutan MnCb dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,970 %, tetapi dengan kadar Mn yang cukup besar. Zeolit alam Yogya yang dicampur dengan 10 % zeolit alam Lampung menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 99,970 %.
Pengujian air tanah dengan menggunakan zeolit alam Yogya tanpa impregnasi menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 93,081 % dan kadar Mn sebesar 95,278 %, sedangkan Mn-Zeolit dapat menurunkan kadar Fe sebesar 96,475%, tetapi mengalami peningkatan kadar Mn sebesar 8,141 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heroney Dyanjayanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hugeng
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmaya Haryanti
"ABSTRAK
Zeolit adalah senyawa alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan iuga sebagai pengadsorpsi molekul. Cetylethyldimetylamonium Bromida (CEDABr) merupakan garam amonium kuartener yang kationnya dapat dipertukarkan dengan kation yang berada dalam struktur zeolit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah ada perbedaan daya adsorpsi zeolit yang diimpregnasi dengan Cetylethyldimetylamonium Bromida dan zeolit tanpa impregnasi terhadap ion Krom (VI) dalam air.
Pengamatan adsorpsi dilakukan dengan metode statis (pengguncangan), dengan memvariasikan konsentrasi, pH dan waktu kontak. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tennyata penyerapan Krom (VI) pada zeolit yang telah diimpregnasi dengan Cetyletyldimetylamonium Bromida mengalami peningkatan baik untuk zeolit alam maupun untuk zeolit sintetis.
Kondisi terbaik penyerapan Krom (VI) oleh komposit adsorben adalah pada konsentrasi 20 mg/L, pada larutan dengan suasana asam (pH 3), dan waktu pengguncangan selama 60 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani
"Film selulosa bakteri telah berhasil dibuat dari air kelapa sebagai sumber mikronutrien menggunakan biakan Acetobacter xylinum. Film selulosa bakteri selanjutnya diiradiasi dengan mesin berkas elektron pada rentang dosis 15-120 kGy, laju dosis 15 kGy/ pass dan temperatur ruang. Setelah diiradiasi, selulosa bakteri tersebut dikopolimerisasi cangkok dengan monomer akrilonitril. Kondisi optimum untuk kopolimerisasi cangkok akrilonitril pada selulosa bakteri adalah pada dosis 75 kGy, temperatur 600C, waktu 3 jam, dan konsentrasi akrilonitril 30% b/b. Derajat pencangkokan tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 56,03 %. Selulosa bakteri tercangkok akrilonitril (SB tercangkok PAN) selanjutnya diamidoksimasi. Amidoksimasi dilakukan dengan penambahan hidroksilamin hidroklorida 6 % b/v dalam pelarut metanol : air = 50 : 50 v/v pada pH 7, dan diperoleh waktu optimum selama 2 jam dengan densitas gugus amidoksim yang diperoleh sebesar 5,425 mmol/ gram. Karakterisasi gugus fungsi film selulosa bakteri sebelum dan sesudah kopolimerisasi cangkok dengan akrilonitril, serta setelah diamidoksimasi dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), analisis mikrostruktur dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), analisa derajat kristalinitas menggunakan X-ray diffraction (XRD), serta uji ketahanan terhadap panas diukur dengan Thermal Gravimetry Analysis (TGA) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Hasil karakterisasinya mengindikasikan bahwa SB tercangkok PAN dan selulosa bakteri teramidoksimasi (SB-Am) telah berhasil disintesis pada penelitian ini. Film tersebut selanjutnya diuji kemampuan adsorpsinya terhadap ion logam Cu2+ dan Pb2+. Nilai koefisien distribusi selulosa bakteri, SB tercangkok PAN, dan SB-Am pada pH 6 terhadap ion logam Cu2+ masing-masing sebesar 0,26, 0,23, dan 0,37 L/gram adsorben, sedangkan terhadap ion logam Pb2+ masing-masing sebesar 0,41, 0,405, dan 0,52 L/gram adsorben.

Bacterial cellulose films have been successfully synthesized from coconut water as a source of micronutrients using Acetobacter xylinum. Bacterial cellulose film irradiated using electron beam machine at a dose range of 15-120 kGy and dose rate 15 kGy/ pass in room temperature. After irradiated, the bacterial cellulose grafted with acrylonitrile monomer. The optimum conditions for graft copolymerization condition were at the dose of 75 kGy, temperature 600C ,3 hours time of reaction, and the concentration of acrylonitrile was 30 % w/w. The highest degree of grafting obtained was 56,03 % . Amidoximation then performed by the addition of hydroxylamine 6 % w/v in methanol : water = 50 : 50 v/v solvent under pH 7 and obtained the optimum time for amidoximation reaction was 2 hours. Amidoxime density obtained was 5.425 mmol/ gram. Characterization of functional groups in bacterial cellulose films before and after graft copolymerization with acrylonitrile, as well after amidoximation performed by Fourier Transform Infrared (FTIR), microstructure was analyzed by Scanning Electron Microscopy (SEM), analysis of the degree of crystallinity using X-ray diffraction (XRD), thermal resistance properties was measured by Thermal Gravimetry Analysis (TGA) and Differential Scanning Calorimetry (DSC) .The results show that bacterial cellulose-g-polyacrylonitrile (BC-g-PAN) and amidoximated bacterial cellulose films (Am-BC) have been synthesized successfully. Subsequently, Cu2+ and Pb2+ metal ion adsorption studies were conducted using those films. Coeficient distribution of bacterial cellulose, BC-g-PAN, and Am-BC under pH 6 toward Cu2+ions respectively were 0,26, 0,23, dan 0,37 L/gram of adsorbent, while toward Pb2+ions, respectively were 0,41, 0,405, and 0,52 L/gram of adsorben."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>