Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Benedictus
"ABSTRAK
Limbah cair fotografi mengandung logam perak dalam bentuk ion kompleks Ag(S2O3)2 . Berbagai metode pengambilan logam perak dari Iimbah cair fotografi telah banyak dikembangkan, antara lain metode pemindahan logam, pengendapan, elektrolisis dan penukar ion. Metode penukar ion memiliki keunggulan yaltu dapat memekatkan konsentrasi dan memisahkan perak dan bahan-bahan kimia lain yang terkandung dalam limbah cair fotografi.
Penelitian ini bertujuan mengambil perak dan Iimbah cair fotografi dengan metode penukar ion. Resin penukar ion yang digunakan yaitu Lewatit MP-64, suatu resin penukar anion basa Iemah. Pertukaran ion dilakukan dengan variasi pH dan kecepatan alir influen, sedangkan regenerasi dilakukan dengan variasi jenis regeneran dan konsentrasi regeneran. Untuk mendapatkan logam perak dilakukan elektrolisis larutan hasil regenerasi resin penukar ion dengan melakukan variasi potensial katoda terkontrol. Perak yang dihasilkan diamati secara fisik dan kekuatan lapisan diuji dalam HNO3 4 M.
Dan hasil penelitian disimpulkan penggunaan resin penukar anion basa lemah Lewatit MP-64 efektif untuk mengambil perak dan Iimbah cair fotografi dengan kondisi operasi : pH influen 4,00 dengan kecepatan alir 0,21 - 0,15 BV/menit, regenerasi dengan (NH4)2S203 2 M memberikan efisiensi regenerasi 90,6 %. Elektrolisis hasil regenerasi dengan elektroda Pt pada potensial -0,23 V vs EKJ menghasilkan perak dengan kemurnian 98,7 %. Daya tahan produk menurun apabila proses elektrolisis berjalan cepat dan meningkatnya pengotor yaftu sulfur pada lapisan katoda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Limbah fotografi mengandung perak dalam jumlah besar, yaitu 3000 - 8000
ppm. Bila perak dari limbah ini dapat dipisahkan, didapat dua keuntungan
sekaligus: mengurangi limbah dan bila diolah lebih lanjut akan didapat perak dalam
bentuk mumi. Ekstraksi cair-cair (solvent extraction) dapat diterapkan dalam
mengolah perak dari limbah fotografi. Metode ini merupakan metode pemisahan
berdasarkan perbedaan koefisen distribusi suatu zat yang berada dalam 2 larutan
berbeda. Larutan Ekstraktan yang dipakai adalah senyawa Dithizone yang
dilarutkan dalam Chloroform. Larutan ini nantinya membenluk senyawa chelate
logam dengan perak yang akan mengurangi kadar perak dalam limbah fotografi.
Penelitian memperhatikan 3 variabel yang berkorelasi dengan persentase
ekstraksi, yailu molaritas ekstraktan, waktu dan pH. Dalam penelitian, terlihat
bahwa waktu, molaritas ekstraktan dan pH merupakan variabel yang rnempengaruhi
persentase ekstraksi. Secara umum proses ekstraksi semakin baik bila konsentrasi
larutan ekstraktan dan waktu meningkat serta dalam kondisi pH saat perak hampir
terhidrolisis.
Bisa disimpulkan dari penelitian, ekstraksi yang didapat dari penelitian
dapat mencapai lebih dari 90%. Titik optimal ekstraksi dicapai pada saat 0,08 M
larutan ekstraktan mengekstrak Iimbah dalam waktu 2 jam dan kondisi pH 9 dengan
persentase ekstraksi sebesar 99,7%. Dari sini terlihat bahwa metode ekstraksi
merupakan metode yang tepat untuk pengolahan Iimbah fotografi. Namun
dibutuhkan langkah selanjutnya, yaitu mendapatkan perak murni dari larutan yang
telah dipisahkan dari proses ekstraksi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Limbah fotografi mengandung perak dalam jumlah besar, yaitu 3000 - 8000 ppm. Bila perak dari limbah ini dapnt dipisahkan maka didapat dua keuntungan sekaligus, yaitu mengurangi limbah dan bila diolah lebih lanjut akan didapat perak dalam bentuk murni. Ekstraksi cair-cair (solvent extraction) dapat diterapkan dalam mengolah perak dari limbah fotografi. Metode ini merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan koefisien distribusi suatu zat yang berada dalam 2 larutan berbeda Larutan ekstraktan yang dipakai adalah tri -n- butil fosfat yang dilarutkan dalam kerosin. Larutan ini akan mengekstraksi logam perak dalam lirnbah fotografi dengan sistem pelarutan (solvating). Penelitian memperhatikan 4 parameter yang berkorelasi dengan ekstraksi, yaitu pH limbah, molaritas ekstraklan, waktu, jenis senyawa dan konsentrasi larutan terhadap proses stripping. Penelitian dilakukan secara bertahap, dimana percobaan kedua harus menunggu percobaan pertama dan percobaan ketiga harus menunggu percobaan kedua demikian seterusnya. Hal ini disebabkan percobaan berikutnya menggunakan data yang didapat dari data sebelumnya. Percobaan dilakukan secara konvensional, untuk tempat reaksi digunakan glass beaker dan alat pemisah larutan menggunakan labu pemisah. Dalam penelitian ini, terlihat babwa waktu, molaritas ekstraktan dan pH merupakan variabel yang mempengaruhi persentase ekstraksi. Secara umum proses ekstraksi semakin baik bila konsentrasi larutan ekstraktan dan waktu meningkat serta dalam kondisi pH alami. Pada proses stripping pada umumnya semakin baik bila konsentrasi larutan asam meningkat. Jenis larutan asam yang berbeda akan memberikan...
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S29933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ariyola
"Limbah katalis dari proses pengolahan minyak bumi sangat melimpah, salah satunya adalah proses sream reforming yang menggunakan katalis berbasis nikel, yaitu katalis NiO/AI2O3. Nikel adalah logam bcrharga yang merniliki nilai jual tinggi karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat digunakan dalam aplikasi yang beragam.
Penelitian dilakukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis NiO/A1303 dengan metode leaching H2SO4 dan metode ekstraksi cair-cair menggunakan ekstruktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin. Sebelum penelitian dimulai, Iimbah diidentifikasi untuk mengetahui komposisi limbah dan kuantitasnya. Variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap kinerja proses leaching adalah konsenlrasi leaching agent. perbandingan solid-liquid, temperatur, dan waktu. Sedangkan pada proses ekstraksi diamati pengaruh konsentrasi ekstraktan, pH limbah, dan waktu ekstraksi. Hasil proses leaching dan ekstraksi dianalisis dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectroscopy).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis NiO/Al2O3 menggunakan H2SO4 mencapai nilai optimum pada konsentrasi H2SO4 sebesar 7 M. perbandingan massa solid-liquid 1:75, temperatur 8O°C, dan waktu kontak 300 menit. Dengan kondisi tersebut persentase leaching nikel mencapai 97.225%. Pada proses ekstraksi dengan ekstraktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin, persentase ekstraksi terbesar yang diperoleh adalah 94,094% nikel dan 94,472% alurnuniunm pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex®272 0,6 M selama 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinna Herminna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ramayanti
"ABSTRAK
Di Indonesia unsur itrium banyak terdapat di dalam pasir xenotim yang merupakan hasil samping dari usaha penambangan biji timah oleh PT. Tambang Timah di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Dalam perindustrian unsur-unsur ini juga sangat berperan karena mempunyai nilai tambah yang dapat memberikan keuntungan strategis, yaitu misalnya sebagai bahan baku dalam industri metalurgi, magnet, elektronik, keramik, superkonduktor, kaca/optik, (CRT, tabung TV, lensa karnera), tabung IR pada alat sinar laser dan lain-lain. Mengingat cukup tersedianya pasir xenotim di Indonesia dan melihat kenyataan bahwa kandungan itrium di dalam pasir xenotim dalam negeri cukup tinggi (19-20 %), Serta banyaknya kegunaan itrium, maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan itrium dengan kemumian tinggi.
Pada penelitian ini akan digunakan metoda kromatografi kolom penukar anion basa kuat jenis Dowex I-X4, berukuran 200 - 400 mesh. Diameter kolom yang digunakan adalah 1.9 cm dengan panjang kolom yang dibuat bervariasi, yaitu 40, 70 dan 100 cm. Umpan yang digunakan adalah hasil dijesti dari pasir xenoting dengan eluen yang terdiri dari campuran methano-HNO3, dengan kecepatan alir 0,6 ml/n1eni. Analisa hasil penampungan dilakukan dengan mengambil 20 ml dari masing-masing fraksi dan dicacah dengan spektrometri pendar sinar-X selama 300 detik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kolom yang paling panjang (100 cm) membelikan harga resolusi dan kemurnian yang paling tinggi, yang artinya menunjukkan pemisahan yang terbaik. Selain itu juga terjadi peningkatan kadar itrium dari 30,45 % (dalam umpan) menjadi 90,45 % (hasil kolom).

"
1996
S41214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syaifuddin Al-Anshari
"Batcrai Li-ion (Lithium-ion) merupakan salah satu jenis baterai yang dapat diisi ulng, baterai jenis ini mengandung berbagai macam mineral antara lain kobalt dan alumunium. Proses daur ulang limbah baterai Li-ion selain dapat mencegah terjadinya pencemaran. juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan Iogam kobalt memiliki harga yang rclatif cukup tinggi apabila dibandingkan beberapa logam lain, seperti besi dam _tembaga.
Metode leaching dan ekslraksi cair-cair dapat diterapkan dalam pengambilan kembali Iogam kobalt yang berasal dari Iimbah elektroda baterai Li-ion. Ekstraktan yang digunakan dalam proses ckstraksi adalah Cyanex@302 yang dilarutkan dalam kerosin. Percobaan yang dilakukan dalam penelitian adalah proses leaching limbah elektroda baterai dan proses ekstraksi kobalt. Setelah dilakukan serangkaian proses tersebut diharapkan akan diperoleh larutan yang kaya akan logam koablt. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diperhatikan terhadap proses leaching limbah padatan yaitu konsentrasi leaching agent, waktu kontak, Perbandingan solid/liquid (S:L), dan suhu leaching Dalam proses ekstraksi, dilakukan analisis terhadap variabel-variabcl pH, konsentrasi ekslraktan dan waktu kontak, sehingga dapat dinilai sclektivitas ckstraktan Cyanex‘°302 terhadap kobalt dan persen ckstraktsi kobalr yang diperoleh dcngan mencari nilai optimum untuk masing-masing variabel proses yang diuji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching elektroda baterai Li-ion dengan menggunakan HCI mcncapai optimal pada konsentrasi HC] sebesar 4 M, waktu kontak selama 150 menit, perbandingan S:L l:l0O, dan suhu 80°C. Dengan kondisi tersebut persentase feaching kobalt sebesar 9I,55% berat dan 99,99% untuk aluminium.
Proses ekstraksi yang diiakukan menunjukkan bnhwa Cyanex®302 tidak selektif untuk memisahkan kobalt dari alumunium. Akan tetapi, dalam proses ini kita bisa mendapatkan kobalt sebesar 243.32 ppm dan aluminium sebesar 93,73 ppm, aacapai pada kondisi pH hasil |eaSi\`ang_ e,s, konsenmmsi Cyanex®302 0,169 M, dan waktu kontak seiama 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Resya Hidayatullah
"Penggunaan telepon genggam sekarang ini sudah mcnjadi sesualu yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya penggunaan lelepon genggam menyebabkan timbulnya limbah benlpa baterai telepon genggam, diantaranya adalah baterai lithium-ion. Pada baterai lithium-ion terdapat kandungan logam kobalt dalam jumlah yang cukup besar, sehingga proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion dapat menghasilkan logam kobalt dalam jumlah yang cukup signifikan.
Metode ekstraksi cair-cair dapat digunakan untuk proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion. Metode pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan koefisien dislribusi zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa (fasa akuatik dan organik) dan tidak saling bercampur. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kemampuan ekstraktan Cyanex 272 [bis (2,4,4,-trimerhylpeniyl) phosphinic acid] dalam proses pengambilan kembali logam kobalt. Cyanex 272 merupakan ekstraktan yang sering digunakan dalam proses pengambilan kembali logam kobalt.
Percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses leaching limbah baterai lithium-ion dengan menggunakan HCI, dan proses ekstraksi larutan hasil leaching menggunakan Cyanex 272 dengan pelarut kerosin. Variasi yang dilakukan dalam proses leaching adalah konsentrasi HCI, waktu leaching, rasio solid/liquid, dan temperatur. Variasi yang dilakukan dalam proses ekstraksi adalah variasi pH fasa akuatik, konsentrasi ekstraktan, dan waktu.
Larutan yang didapat dan masing-masing proses di atas dianalisa dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) sehingga kita dapat mengetahui komposisi kobalt pada larutan hasii leaching dan larutan basil ekstraksi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai optimum untuk proses leaching pada konsentrasi HCI 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid sebesar 1/100, dan temperatur leaching 80°C. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase leaching kobalt sebesar 91.55% dan alumunium sebesar 99.99% Pada proses ekstraksi proses ekstraksi didapat nilai optimum pada pH fasa akuatik sebesar 6, konsentrasi ekstraktan 0.08M, dan waktu kontak 30 menit. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase ekstraksi kobalt sebesar 84.15% dan alumunium sebesar 66,63%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Christiana
"Limbah cair industri pelapis logam dengan krom mengandung ion asam kromat, bikromat dan seng pada konsentrasi yang sangat tinggi. Limbah tersebut sangat berbahaya karena logam krom mcmpunyai tingkat toksisitas tinggi dengan batas ambang 0.05 mg/l. Tujuan peneiitian ini adalah untuk mengurangi kadar krom pada limbah cair tersebut supaya aman bila dibuang ke lingkungan. Metode yang digunakan adalah pertukaran ion yaitu limbah cair dilewatkan melalui kolom berisi penukar kation dan selanjutnya lewat penukar anion untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat baku mutu. Penukar kation yang digunakan adalah Lewatit S 100, sedang penukar anion ada tiga yaitu Lewatit M-504, Marathon A dan Lewatit MP 64.
Hasil yang diperoleh untuk seng yang amnia kadarnya 287,5 Zng/1 setelah melalui penukar kation menjadi 0,1285 mg/1 dan untuk krom (Vl), dal= bentuk Kalium bikromat, setelah melalui Marathon A pada p14 4 kadarnya yang semula 1513,76 mg/l menjadi 0,03025 mg/1. Resin penukar kation dan anion yang telah jenuh dengan seng dan krom diregenerasi yang menghasilkan efisiensi regenerasi penukar kation sebesar 77% dan anion 66 %. Dengan demikian limbah cair yang telah diolah telah memenuhi syarat baku mutu limbah cair lapis listrik yakni untuk krom (VI) sebesar 0,3 mg/l dan seng 2 mg/l (SK Gub. D1(1 Jakarta Nomor 582/1995)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>