Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neneng Atikah
"ABSTRAK
Reaksi kemiluminisensi relatif tidak umum dikenal seperti reaksi yang menghasilkan energi berupa panas. Salah satu jenis reaksi kemiluminisensi yang terjadi pada organisme hidup seperti kunang-kunang dan bakteri-bakteri di laut yang dapat menghasilkan cahaya, dikenal dengan istilah bioluminisensi. Fenomena ini telah banyak memberikan masukan berarti bagi perkembangan Kemiluminisensi selanjutnya.
Kemiluminisensi merupakan emisi radisi elektromagnetik melalui reaksi kimia. Kemiluminisensi merupakan salah satu fenomena luminisensi yang tidak membutuhkan sumber energi luar untuk mengeksitasikan molekul. Dari sekian banyak reaksi kemiluminisensi, reaksi kemiluminisensi peroksioksalat merupakan reaksi yang dapat menghasilkan foton dengan efisiensi yang besar. Reaksi ini melibatkan oksidasi suatu ester diaril oksalat dengan adanya suatu fluorofor organik. Tanpa adanya fluorofor reaksi ini
tidak dapat diamati dengan mata biasa.
Reaksi peroksioksalat pada penelitian ini melibatkan oksidasi bis-(2,4,6-trikloro fenil) oksalat (TCPO) dengan fluorofor organic 9,10-difenilantrasen (DPA) yang dikatalisis oleh trietilamin. Pada penelitian ini pengukuran spektrum kemiluminisensi yang dihasilkan mirip dengan spektrum fluoresensi DPA, hal ini menunjukkan bahwa keadaan tereksitasi
singlet pertama dari DPA adalah emisi spesi C02 hasil dekomposisi intermediet 1,2-dioksetanadion. Variasi konsentrasi trietilamin 10~4 M, 10"5 M, dan 10"6 M terhadap komposisi reaksi TCPO 10'4 M + H202 10'2 M + DPA 10~4 M + TEA menunjukkan bahwa kecepatan reaksi bertambah dengan meningkatnya konsentrasi trietilamin, sedangkan pada variasi konsentrasi ester TCPO 10-3 M, 5x10'4 M, dan 10'4 M terhadap komposisi reaksi TCPO + H20210'2 M + DPA 10'4 M + TEA 10'4 M menunjukkan bahwa intensitas emisi meningkat dengan bertambahnya konsentrasi TCPO. Reaksi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi reaksi seperti kemurnian pereaksi - pereaksi yang terlibat, konsentrasi dan temperatur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Prisna Widyasmara
"ABSTRAK
Komposit termodifikasi fotokatalis Ag/TiO2 dikombinasikan dengan karbon aktif yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit untuk mengelimasi 2,4,6-triklorofenol dan logam merkuri secara simultan. Komposit fotokatalis Ag/TiO2 dilkaukan dengan metode PAD photo assited deposition . Karbon aktif diaktivasi secara kimia dengan ZnCl2 sebagai adsorben untuk meningkatkan daya adsorpsi fotokatalis terhadap senyawa organik yang didegradasi. Penambahan Ag sebagai dopan logam bertujuan agar dapat mereduksi logam merkuri dan menjaga TiO2 dari kejenuhan. Komposit ini dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, SEM-EDX, BET, dan FTIR. Hasil Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa komposit Ag/TiO2-karbon aktif memiliki fasa anatase TiO2. Hasil katakterisasi SEM dan EDX menunjukkan adanya material karbon aktif, TiO2 dan Ag dalam morfologi dan komposisi komposit. Selain itu, hasil karakterisasi BET menunjukkan bahwa komposit mempunyai luas permukaan sebesar 81.98 m2/g. Komposisi perbandingan massa komposit yang optimum berdasarkan uji kinerja pada limbah tunggal dan simultan adalah 0,03 : 1: 0,02 Ag : TiO2 : Karbon Aktif . Hasil uji kineja komposit dengan komposisi optimal dan kondisi pH =10 menghasilkan konversi degradasi 2,4,6-triklorofenol dan reduksi merkuri sekitar 36 dan 83 dalam limbah tunggal sedangkan konversi dalam limbah simultan sekitar 57 dan 77 dengan masing-masing konsentrasi awal 10 ppm dalam waktu 4 jam.

ABSTRAK
Composite Ag TiO2 which combined by activated carbon was prepared from empty buch palm oil to eliminate 2,4,6 trichlorophenol and mercury simultaneously. Ag TiO2 that has been synthesized by the method PAD photo assited deposition . Activated Carbon has been activaed chemically by ZnCl2 and used as an adsorbent to improve a photocatalyst adsorption of the organic compounds that will didegraded. The addition of silver Ag as metal dopant to provide reduction machanism for heavy metal, mercury and also to protect TiO2 from saturation. Composite samples were characterized by using XRD, SEM EDX, BET, and FTIR. XRD characterization has anatase TiO2. Result characterization SEM EDX indicate the presence of activated carbon material. In addition, BET characterization results indicate that the composite has surface area of 81.98 m2 g. The test result shows that degradation 2,4,6 trichlorophenols and redution of mercury simultaneously with optimal composition Ag TiO2 activated carbon of mass ratio 0,03 1 0,02, while the operating pH condition in pH 10 with conversion of 2,4,6 trchlorophenol degradation and mercury reduction about 36 and 83 in single condition while 57 and 77 in simultaneously with irradiation time for 4 hours"
2017
S68041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Academic Press, 1982
541.35 CHE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Naura Assyifa
"

Vitamin D dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar vitamin D dengan panjang badan bayi di Jakarta Pusat. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 75 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Kadar vitamin D dalam serum diukur dengan metode CLIA (Chemiluminescence Immunoassay), dan panjang badan bayi diukur dengan teknik terstandarisasi dengan ketelitian 1mm oleh tenaga terlatih. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Pearson (korelasi bermakna jika p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian (80%) tidak memiliki asupan vitamin D yang cukup. Nilai tengah kadar vitamin D bayi berusia 8-10 bulan di Jakarta Pusat sebesar 26,4 ng/dL, sedangkan nilai tengah panjang badan bayi 70,63 cm. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi bermakna antara kadar vitamin D dengan panjang badan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat (p=0,563).

 


 

Vitamin D can influence bone growth. This study aims to determine the correlation between vitamin D levels and body length on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta. Cross-sectional study was conducted on 75 infants which met the criteria. Serum vitamin D levels were measured with CLIA (Chemiluminescence Immunoassasy), while body length was measures by antropometric standardized technique by trained personnel. The data was analyzed with Kolmogorov-Smirnov test and Pearson test (significant correlation if p<0,05). The result shows that the majority of subjects (80%) do not have adequate vitamin D intake. The median value of vitamin D levels on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta is 26.4 ng/dL, while the median value of body length is 70.63 cm. The result shows that there are no significant correlation between vitamin D levels and body length on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta (p=0,563).

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Dwi Astriani
"Adanya lipid pada sampel darah pendonor diduga dapat mempengaruhi hasil uji saring IMLTD. Jenis dan kadar lipid yang diduga menganggu hasil uji saring perlu diketahui untuk menghindarkan adanya hasil negatif palsu ataupun positif palsu uji saring HBsAg yang berdampak pada keamanan darah. Tujuan penelitian ini untuk menentukan adanya pengaruh lipid terhadap hasil uji saring HBsAg metoda CLIA dalam menjaga keamanan darah, menentukan rentang kadar trigliserida dan kolesterol total yang mempengaruhi hasil uji saring HBsAg, memprediksi mekanisme yang paling mungkin menyebabkan gangguan hasil uji saring HBsAg pada sampel dengan kadar trigliserida dan kolesterol total tinggi dan cara efektif yang dapat menghilangkan lipid. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan kelompok sampel pertama 6 kantong plasma non lipemik reaktif HBsAg yang dibuat menjadi lipemik dengan penambahan lipofundin dan kelompok sampel kedua adalah 25 kantong  plasma donor lipemik non reaktif terhadap uji saring IMLTD yang diberikan perlakuan untuk menghilangkan lipid pada plasma tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna hasil uji saring HBsAg sebelum dan setelah penambahan lipofundin serta sebelum dan setelah diberikan perlakuan untuk menghilangkan lipid.  Cara menghilangkan lipid dapat dilakukan dengan sentrifugasi kecepatan tinggi, penambahan PEG 6000 8% dan penambahan dietylether. Kesimpulan penelitian ini, keadaan hiperlipidemia baik karena peningkatan kadar trigliserida ataupun kolesterol total tidak mempengaruhi kadar HBsAg dan cara yang efektif untuk menghilangkan lipid yang paling baik diperoleh dengan ekstraksi oleh dietylether.

The types of lipids and their amount in the blood donors sample can presumably affect transfusion transmitted infections (TTI) screening test result. The interference in the screening test needs to be identified to avoid false negative result or false positive result of Hepatitis B Antigen (HBsAg) screening test in which blood safety is impacted. This study aims to investigate the impacts of blood lipids towards HBsAg screening test result using Chemiluminescence Immuno Assay (CLIA) methods, to determine the triglycerides range and total cholesterol levels that affect  HBsAg screening test result using CLIA method, to predict which mechanism that significantly causes interference in lipemic sample for HBsAg screening test  as well as to find the effective ways to remove lipids. Experimental method was used in this study by using two sample groups; the first sample group was 6 non lipemic-reactive HbsAg  plasma bags which were modified to lipemic samples using lipofundin  and the second sample group  was 25 lipemic- non-reactive HBsAg which were given treatment to remove the lipids in the plasma. The results suggested that there were no significant differences in HBsAg level either in the first group before and after adding  lipofundin and also in the second group before and after treatment. In addition, it was found that high speed centrifugation, PEG 6000 8% and dietylether could be used to remove lipids from lipemic plasma. As the conclusion, the state of hyperlipidemia caused by  high triglyceride and total cholesterol in this study had shown no effect on the HBsAg level. Moreover, this study showed that one of the effective ways to eliminate lipids was obtained by dietylether extraction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Rahmawati
"Sebuah elektroda mini dengan volume analit kecil sekitar 30 μL difabrikasi dengan menggunakan elektroda Boron-doped Diamond (BDD) sebagai elektroda kerja. Elektroda tersebut mempunyai luas permukaan sebesar 0,3 cm2 diukur dengan menggunakan persamaan Randles-sevcick dan dapat digunakan sebagai sel dalam pengukuran ECL dengan diamatinya sinyal ECL pada penggunaan PMT sebesar 3 V. Sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 pada elektroda BDD telah dipelajari sebelumnya oleh Rais (2019). Pada penelitian ini luminol dalam Na2CO3 dipelajari lebih lanjut dan digunakan untuk menentukan konsentrasi karbonat maupun CO2 dalam sampel yaitu sebesar 11,63 mM untuk air karbonasi rasa lemon, 7,98 mM untuk air berkarbonasi biasa, serta 5,67 mM untuk CO2 jenuh dalam larutan. Mengacu pada hasil luminol dalam Na2CO3 tersebut, elektroda mini tersebut dipelajari sebagai sel elektrokimia pada sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 dan memiliki ketahanan yang baik setelah 90 hari pemakaian.

A mini electrode with a small volume of analytes around 30 μL is fabricated using Boron-doped Diamond (BDD) electrode as a working electrode. The electrode has a surface active area of 0.3 cm2 measured by Randles-sevcick equation and can be used as a cell in ECL measurements as ECL signals can be observed. ECL systems using luminol in Na2CO3 on BDD electrodes have been studied previously by Rais (2019). In this study, luminol in Na2CO3 was further studied to determine carbonate and CO2 concentrations in the sample, which was 11.63 mM for lemon flavored carbonation water, 7.98 m for ordinary carbonated water, and 5.67 m for saturated CO2 in solution. Referring to the results of luminol in Na2CO3, the mini electrode was studied as electrochemical cells in the ECL system using luminol in Na2CO3 and has good durability after 90 days of use.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raishaqy Rajab Rais
"Sistem electrogenerated chemiluminescence (ECL) dikembangkan dengan menggunakan luminol pada permukaan elektroda boron-doped diamond (BDD) dalam suasana basa. Sifat menguntungkan dari elektroda BDD untuk bisa beroperasi pada potensial oksidasi yang tinggi dimanfaatkan untuk memproduksi H2O2 dari larutan Na2CO3. Metode ini menghasilkan intensitas cahaya ECL pada potensial 0,5 V dan 2 -3 V dengan forward scan serta 3 - 1,6 V dan 0,8 dengan back scan, dimana intensitas-intensitas tersebut tidak muncul ketika menggunakan garam selain Na2CO3. Pada potensial 0,5 V, luminol teroksidasi secara elektrokimia menjadi dianion 3-aminophtlatate sehingga bisa menghasilkan cahaya. Sedangkan puncak intensitas yang muncul pada potensial 2 - 3 V, 3 - 1,6 V, serta 0,8 V diakibatkan oleh terproduksinya H2O2 secara in situ dari teroksidasinya Na2CO3 dan bereaksi dengan luminol membentuk keadaan tereksitasi. Penggunaan DMSO sebagai quenching serta pengaruh atmosfir N2 dalam sistem ECL luminol dilakukan yang mengakibatkan adanya penurunan intensitas ECL pada hampir semua potensial kecuali 0,5 V.

Electrogenerated chemiluminescence (ECL) systems were developed using luminol on the surface of boron-doped diamond (BDD) electrodes in an alkaline atmosphere. The beneficial nature of BDD electrodes to operate at high oxidation potentials is used to produce H2O2 from Na2CO3 solution.. This method produces ECL light intensities at potential 0,5 V and 2 - 3 V with forward scan and 3 - 1,6 V and 0.8 with back scan, which would not appear using salt other than Na2CO3. At a potential of 0.5 V, luminol will be oxidized electrochemically to 3-aminophtlatate dianion and emit the light, while the peak intensities that appear at the potential of 2 - 3 V, 3 - 1,6 V, and 0.8 V is caused by the in situ production of H2O due to the oxidation of Na2CO3 and activated the luminol into an excited state. The effect of N2 atmosphere and using DMSO as a quenching and in the luminol ECL system is carried out which caused a decreasing ECL intensities at all potentials except 0.5 V."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Basit
"Studi ini mengeksplorasi penciptaan sensor inovatif berbasis elektrokhemiluminesensi (ECL) yang ditujukan untuk mendeteksi hidrogen peroksida (H₂O₂) pada elektroda titanium dioksida nanotube-aray (TiO2NTs). Elektroda TiO₂NTs disiapkan dengan oksidasi anodik pelat titanium menggunakan 0,3% (b/b) amonium fluorida dalam larutan etilen glikol 98% dan 2% air berdasarkan volume, menggunakan platinum dan baja tahan karat (elektroda lawan), diikuti dengan pemanasan film TiO₂NT yang dihasilkan pada 450°C selama 2 jam untuk memfasilitasi kristalisasi anatase. TiO2NT yang dianil dikarakterisasi dan menunjukkan bahwa TiO₂NT yang dikembangkan pada baja tahan karat menunjukkan tatanan struktural yang lebih unggul dibandingkan dengan yang dikembangkan pada platinum. Voltametri siklik mengungkapkan bahwa elektroda baja TiO₂NT menunjukkan luas permukaan elektroaktif yang lebih besar, sehingga meningkatkan kinerja elektrokimianya dibandingkan dengan TiO₂NT-Pt. Film TiO₂NT yang telah disiapkan dirakit sebagai elektroda kerja, dengan mengubah elektroda kerja pada elektroda sablon komersial. Elektroda yang diubah digunakan dalam identifikasi H₂O₂ melalui elektrokhemiluminesensi luminol, yang ditempelkan pada permukaan TiO₂NT. Setelah eksitasi pada -0,6 V (vs. Ag/AgCl), oksidasi elektrokimia luminol menghasilkan sinyal ECL, yang selanjutnya diperkuat oleh konsentrasi H₂O₂, yang menghasilkan pembentukan radikal oksigen (O₂•‒) yang memfasilitasi oksidasi luminol. Penyesuaian cermat beberapa parameter, seperti pH, konsentrasi luminol, durasi anodisasi, dan laju pemindaian, menghasilkan peningkatan sensitivitas dan reproduktifitas. Elektroda baja SPE-TiO₂NT menunjukkan respons ECL linear terhadap konsentrasi hidrogen peroksida (H₂O₂) yang berkisar dari 10 µM hingga 1000 µM. Kurva kalibrasi direpresentasikan oleh persamaan y = 0,0037[H₂O₂] + 0,2000, yang menunjukkan koefisien korelasi tinggi R² = 0,99. Sensor mencapai batas deteksi (LOD) sebesar 23,57 µM dan batas kuantifikasi (LOQ) sebesar 78,5 µM, dan menunjukkan reproduktifitas yang luar biasa dengan deviasi standar relatif (RSD) sebesar 2,03% (n=3). Pemeriksaan empiris terhadap air keran yang dicampur dengan spikula menunjukkan tingkat pemulihan berkisar antara 92,92% hingga 98,50%, disertai dengan nilai %RSD yang masing-masing tetap di bawah 3,12% dan 2,22%. Hasilnya menunjukkan bahwa sensor yang dikembangkan dapat digunakan untuk analisis lingkungan dan klinis praktis.
Dalam studi lain, sensor yang dikembangkan beroperasi menggunakan elektrokhemiluminesensi (ECL) luminol pada elektroda karbon cetak saring (SPCE) untuk menentukan insektisida karbamat isoprokarb. Luminol digunakan sebagai probe luminesensi yang diimobilisasi pada permukaan SPCE. Permukaan SPCE menawarkan konduktivitas dan mobilitas yang sangat baik untuk reaksi redoks elektrokimia luminol. Luminol 0,3 V menghasilkan sinyal ECL yang lemah karena oksidasi elektrokimia luminol pada permukaan SPCE pada potensial eksitasi. Sinyal ECL yang lemah diperkuat beberapa kali dengan menambahkan ko-reaktan, H2O2 yang menghasilkan radikula O2•‒ untuk meningkatkan oksidasi elektrokimia luminol. Di sisi lain, isoprokarb mengurangi sinyal ECL luminol. Penurunan intensitas ECL luminol yang disebabkan oleh isoprokarb digunakan sebagai alat analisis untuk menentukan keberadaan insektisida isoprokarb. Untuk mencapai hasil yang sangat tepat dan akurat, berbagai faktor kimia (waktu kontak, pH, laju pemindaian, dan konsentrasi ko-reaktan) dioptimalkan. Intensitas ECL luminol menurun secara linier dengan meningkatnya konsentrasi isoprokarb dalam kisaran 6 hingga 150 nM. Persamaan regresi adalahy = 0,0606x - 9,37 dengan nilai R2 = 0,99. Sensor yang dikembangkan memberikan batas deteksi yang lebih rendah (5.1 nM) dan kuantifikasi (15 nM), menghasilkan hasil yang lebih sensitif dibandingkan dengan sensor listrik dan non-listrik lainnya. Sensor yang dikembangkan menunjukkan selektivitas tinggi terhadap isoprokarb dengan adanya analit interferensi lainnya (asam folat, D-glukosa, asam L-askorbat, MgSO4, dan Na2SO4, karbaril, klorpyrifos), dengan nilai %RSD di bawah 5%. Selain itu, stabilitas yang luar biasa pada 7 pengukuran pada hari yang berbeda dicatat, dengan %RSD sebesar 2%, menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan memiliki potensi signifikan untuk mendeteksi isoprokarb secara akurat.

This study explores into the creation of an innovative electrochemiluminescence (ECL)-based sensor aimed at detecting hydrogen peroxide (H₂O₂) at titanium dioxide nanotubes-aray (TiO2NTs) electrodes. TiO₂NTs electrode were prepared by anodic oxidation of titanium plates using 0.3% (w/w) ammonium fluoride in 98% ethylene glycol solution and 2% water by volume, employing platinum and stainless steel (counter electrodes), followed by annealing the resulting TiO₂NT films at 450°C for 2 hours to facilitate anatase crystallization. The annealed TiO2NT were characterized and demonstrated that TiO₂NT developed on stainless steel displayed superior structural ordering in comparison to those developed on platinum. Cyclic voltammetry revealed that the TiO₂NT-steel electrode exhibited a greater electroactive surface area, thereby improving its electrochemical performance in comparison to TiO₂NT-Pt. The prepared TiO₂NT films were assembly as the working electrode, by altering the working electrode in the commercial screen-printed electrodes. The altered electrodes were utilized in the identification of H₂O₂ through the electrochemiluminescence of luminol, which was affixed to the TiO₂NT surface. Upon excitation at -0.6 V (vs. Ag/AgCl), the electrochemical oxidation of luminol produced ECL signals, which were subsequently amplified by H₂O₂ concentration, resulting in the formation of oxygen radicals (O₂•‒) that facilitated the oxidation of luminol. The meticulous adjustment of several parameters, such as pH, luminol concentration, anodization duration, and scan rate, resulted in enhanced sensitivity and reproducibility. The SPE-TiO₂NT-steel electrode demonstrated a linear ECL response to hydrogen peroxide (H₂O₂) concentrations spanning from 10 µM to 1000 µM. The calibration curve is represented by the equation y = 0.0037[H₂O₂] + 0.2000, exhibiting a high correlation coefficient of R² = 0.9910. The sensor attained a detection limit (LOD) of 23.57 µM and a quantification limit (LOQ) of 117.84 µM, and showcasing remarkable reproducibility with a relative standard deviation (RSD) of 2.03% (n=3). The empirical examination of spiked tap water revealed recovery rates ranging from 92.92% to 98.50%, accompanied by %RSD values that remained below 3.12% and 2.22% respectively. The results indicated that the developed sensor could be used for practical environmental and clinical analysis.
In another study a sensor developed that operates using electrochemiluminescence (ECL) of luminol on a screen-printed carbon electrode (SPCE) to determine the carbamate insecticide isoprocarb. Luminol was used as a luminescence prob that is immobilized at the surface of SPCE. The SPCE surface offers excellent conductivity and mobility for the electrochemical redox reaction of luminol. A 0.2 V, luminol generated a weak ECL signal due to luminol electrochemical oxidation at the surface of SPCE upon excitation potential. The weak ECL signal was amplified multiple times by adding a co-reactant, H2O2 that generated O2• radicles to enhance the electrochemical oxidation of luminol. On the other hand, isoprocarb reduces the ECL signal of luminol. The decrease in the ECL intensity of luminol caused by isoprocarb was used as an analytical tool for determining the presence of the isoprocarb insecticide. To achieve highly precise and accurate results, various chemical factors (contact time, pH, scan rate, and concentration of co-reactant) were optimized. The ECL intensity of luminol decreases linearly with the increasing concentration of isoprocarb in the range of 3 to 150 nM. The regression equation is y = -0.0606x + 9.3751 with R2 value of 0.9945. The developed sensor provides a lower limit of detection (2.374 nM) and quantification (7.193 nM), yielding more sensitive results compared to other electrical and non-electrical sensors. The developed sensor showed high selectivity towards isoprocarb in the presence of other interference analytes (folic acid, D-glucose, L-ascorbic acid, MgSO4, and Na2SO4), with a %RSD value below 5%. Moreover, a remarkable stability across 5 measurements on different days was noted, with %RSD of 2%, indicating that the developed instrument holds significant potential for the accurate detection of isoprocarb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nurhadi
"Reaksi chemiluminescence relatif tidak umum dikenal seperti reaksi yang menghasilkan energi berupa panas. Salah satu jenis reaksi chemiluminescence yang terjadi pada organisme hidup seperti kunang-kunang dan bakteri-bakteri di laut yang dapat menghasilkan cahaya, dikenal dengan istilah bioluminescence. Fenomena ini telah banyak memberikan masukan berarti bagi perkembangan chemiluminescence. Chemiluminescence merupakan emisi radiasi elektromagnetik melalui reaksi kimia. Chemiluminescence merupakan salah satu fenomena luminescence yang tidak membutuhkan sumber energi dari luar untuk eksitasi molekul. Dari sekian banyak reaksi chemiluminescence, reaksi chemiluminescence peroksioksalat merupakan reaksi yang dapat menghasilkan foton dengan efesiensi yang besar. Reaksi ini melibatkan oksidasi suatu ester diariI oksalat dengan adanya suatu fluorofor organik. Tanpa adanya fluorofor reaksi ini tiak dapat diamati dengan aorta biasa.
Reaksi peroksioksalat pada penelitian ini melibatkan oksidasi bis-(2,4,6-trikloro fenil) oksalat (TCPO) dengan fluorofor organik 9,10-difenil antrasen (DPA) yang dikatalis oleh trietil amin. Pengukuran spektra chemiluminescence dan fluorescence DPA yang identik menunjukkan bahwa keadaan tereksitai singlet pertama dari DPA adalah emisi spesi chemiluminescent. Pengaruh konsentrasi katalis trietil amin dan konsentrasi ester TCPO terhadap reaksi ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi katalis trietil amin maka reaksi chemiluminescence berlangsung lebih cepat dan semakin besar konsentrasi TCPO intensitas emisi yang dihasilkan lebih besar. Reaksi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi reaksi seperti kemurnian pereaksi-pereaksi yang terlibat, konsentrasi dan temperatur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Sulistianingrum
"Senyawa turunan β-merkapto karbonil adalah senyawa yang mengandung ikatan C-S yang menunjukkan berbagai aktivitas biologis, seperti anti-bakteri, anti-mikroba, anti-jamur, anti-kanker, anti-trombotik, anti-oksidan, efek anti-diabetes dan agen potensial sitotoksik. Sintesis senyawa turunan β-merkapto karbonil dapat ditingkatkan efisiensi waktunya dengan menggunakan katalis heterogen berbasis air berupa Bis[Prolinate-N,O]Zn atau Zn[Prolin]2. Dalam penelitian ini, modifikasi sinamaldehid telah dilakukan dengan sintesis kalkon dan turunannya dan mereaksikannya dengan reagen merkaptan seperti 2-merkaptoetanol. Berdasarkan hasil optimasi reaksi, diperoleh kondisi optimum dengan menggunakan pelarut etanol. Yield yang didapatkan dalam kondisi optimum pada senyawa 2 sebesar 59,44%, senyawa 3 sebesar 66,22%, senyawa 4 sebesar 66,22%, dan senyawa 5 sebesar 59,88%. Produk hasil sintesis dan katalis Bis[Prolinate-N,O]Zn dikarakterisasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektrofotometer FT-IR, Spektrofotometer UV-Vis, dan GC-MS. Kalkon dan turunannya, serta produk hasil sintesis diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Aktivitas antioksidan yang ditandai dengan nilai IC50 untuk kalkon sebesar 9614,32 ppm, senyawa 2 sebesar 1378,25 ppm, 2-hidroksi kalkon sebesar 2569,74 ppm, senyawa 3 sebesar 581,47 ppm, 4-hidroksi-3-metoksi kalkon sebesar 1094,37 ppm, dan senyawa 5 sebesar
The β-mercapto carbonyl derivative is a compound containing C-S bonds which shows a variety of biological activities, such as anti-bacterial, anti-microbial, anti-fungal, anti-cancer, anti-thrombotic, anti-oxidant, anti-diabetic effects and potential cytotoxic agents. Synthesis of β-mercapto carbonyl derivative compounds can be increased in time efficiency using a water-based heterogeneous catalyst in the form of Bis [Prolinate-N, O] Zn or Zn[Proline]2. In this study, chalcone and cinnamaldehyde were modified with mercaptan reagents such as 2-mercaptoethanol. Based on the results of the optimization of the reaction, the optimum conditions are obtained by using ethanol as a solvent. Yield obtained in optimum conditions at compound 2 was 59.44%, compound 3 was 66.22%, compound 4 was 66.22%, and compound 5 was 59.88%. The Zn[Proline]2 catalysts and the product were characterized using Thin Layer Chromatography (TLC), FT-IR spectrophotometer, UV-Vis spectrophotometer, and GC-MS. Chalcone and derivatives, as well as synthesized products were tested for antioxidant activity by the DPPH method. Antioxidant activity is characterized by IC50 values for chalcone of 9614.32 ppm, compound 2 of 1378.25 ppm, 2-hydroxy chalcone of 2569.74 ppm, compound 3 of 581.47 ppm, 4-hydroxy-3-methoxy chalcone of 1094.37 ppm, and compound"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>