Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monfitriani
"Tanaman kacang tanah banyak tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Produksi dan penggunaannya cukup banyak, biasanya
digunakan sebagal bahan baku minyak dan pangan bahkan bungkil hasii
dari sisa pembuatan minyaknya digunakan untuk makanan ternak. Kulit
kacang tanahnya sendirl belum banyak dimanfaatkan bahkan hanya sebagal
llmbah hasli pertanlan saja. Oleh karena Itu pada penelltlan Inl dicarl
alternatif pemanfaatan kullt kacang tanah yaltu sebagal karbon aktlf.
*
Penggunaan llmbah pertanlan sebagal karbon aktlf telah banyak dllakukan
seperti tempurung kelapa , tempurung bijl pala, sekam, bonggol jagung, kayu
dan sebagalnya. Pembuatah karbon aktif kulit kacang tanah ini berdasarkan metode
yang umum digunakan dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai karbon
aktif yaitu dengan destilasi kering menggunakan aktivasi kimia dengan
aktivator ZnCl2. Pada penelltlan ini digunakan konsentrasi ZnCb 10 %
dengan perbandingan 1:10. Suhu aktivasi yang digunakan bervariasi yaitu
300°C, 400°C, 500°C selama Ijam dan variasi waktu aktivasi pada suhu
optimum yaitu 2 jam dan 3 jam.
Pada percobaan ini suhu yang menghasilkan penyerapan paling baik
adalah 500°C dengan nilai penyerapan iod 568,8 mg/g dan nilai penyerapan
methylen blue 1100 ml/g sedangkan waktu aktivasi yaitu pada waktu 3 jam
dengan 647,2 mg/g dan 1300 ml/g. Nilai penyerapan iod masih di bawah
standar SNI tetapi nilai penyerapan methylen blue telah melewati SNI. Pada
aplikasinya yaitu penyerapan zat warna menyerap sekitar 12% dibandingkan
Merck sekitar 24% , untuk penyerapan logam Pb^"" sekitar 10% sedangkan
Merck 26,6%, untuk penyerapan minyak di mana hanya dilihat secara
kualitatif karbon aktif kulit kacang tidak memberikan perubahan warna
sedangkan Merck memberikan perubahan warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Wulandari
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Dwi Anggraini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dita Ayu Dwi Prasanti
"ABSTRAK
Pada industri otomotif terdapat proses elektroplating sebagai bagian dari
proses produksi. Proses ini menghasilkan limbah dengan kandungan logam nikel
yang cukup tinggi kisaran 27,6 - 34,8 mg/L. Adsorpsi merupakan salah satu
alternatif pengolahan limbah secara fisik yang memiliki desain sederhana dan
mudah dalam pengaplikasiannya. Salah satu adsorben alami yang dapat dipakai
untuk menyisihkan logam nikel adalah kulit buah jeruk lokal dari jenis jeruk siam
(Citrus nobilis var microcarpa). Pada penelitian ini, percobaan adsorpsi dilakukan
secara batch dengan metode two-level full factorial design untuk mendapatkan
waktu kontak dan dosis adsorben optimum. Dari hasil penelitian, kulit jeruk
berhasil dijadikan sebagai karbon aktif dengan nilai bilangan iodin sebesar 364,29
mg/gr, nilai kadar air sebesar 2,9%, dan densitas sebesar 0,623 g/mL. Proses
adsorpsi secara batch dapat menyisihkan nikel sebanyak 18,3% dengan kombinasi
dosis adsorben optimum sebesar 36 g/L dan waktu kontak optimum 70 menit. Data
ekuilibrium adsorpsi nikel menunjukkan kecocokan dengan model isotherm
Freundlich dengan nilai kapasitas adsorpsi sebesar qe = 0,23 mg/g. Data kinetika
adsorpsi menunjukkan kecocokan dengan pseudo-second order model dengan nilai
laju kinetika knikel = 0,04 g/mg.menit.

ABSTRACT
In the automotive industry there is an electroplating process as a part of
the production process. This process produces a waste with nickel metal content
that high enough with range of 27.6 to 34.8 mg/L. Adsorption is one of physical
waste treatment alternative which has a simple design and easy to apply. One of
natural adsorbent that can be used to reduce a nickel metal is local orange peel from
tangerine family (Citrus nobilis var microcarpa). In this study, an activated carbon
successfully made from orang peel with iodine number 364,29 mg/gr, water content
2,9%, and density 0,623 g/mL. Batch adsorption experiments with two-level full
factorial design method was conducted to get the optimum contact time and
optimum adsorbent dosage. From the result of this research, the batch adsorption
can reduce 18,3% nickel with a combination of 36 g/L optimum adsorbent dose and
70 minutes optimum contact time. Adsorption equilibrium data of nickel were best
fitted by Freundlich isotherm model with adsorption capacity values of qe = 0,23
mg/g. Adsorption kinetics data were best fitted by the pseudo-second order kinetics
model with a rate value knikel = 0,04 g/mg.minute."
2016
S64521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itamar Pascana Ningrum
"Adsorbed Natural Gas ANG adalah sebuah metode penyimpanan gas dengan memanfaatkan material berpori sebagai adsorben untuk menyerap gas metana sebagai adsorbatnya dan menciptakan kondisi penyimpanan dengan tekanan yang lebih rendah 7-40 bar dengan kapasitas yang besar. Adsorben yang digunakan memegang peran vital dalam teknologi ANG. Karbon aktif adalah jenis adsorben yang paling banyak digunakan pada sistem adsorpsi gas alam, hal tersebut dikarenakan karbon aktif memiliki volume mikropori dan mesopori yang relatif besar. Karbon aktif dapat terbuat dari berbagai bahan dasar seperti tempurung kelapa, eceng gondok, sekam padi, kulit pisang, bonggol jagung dan lain ndash; lain. Salah satu bahan dasar yang cukup potensial dan seringkali keberadaannya tidak dimanfaatkan secara optimal karena jumlahnya yang tergolong banyak adalah kulit durian. Berdasarkan literatur pengujian kulit durian menunjukan bahwa kulit durian berpotensi digunakan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Hal ini dikarenakan kulit durian memiliki kandungan selulosa terbanyak sekitar 50-60 dan lignin 5 . Setelah proses karbonisasi kandungan karbon pada kulit durian dapat mencapai 78 . Pembuatan karbon aktif dari kulit durian dilakukan dengan menggunakan aktivator kimia KOH dan melakukan aktivasi secara fisika dengan menggunakan panas pada suhu 600 C selama 1 jam. Luas permukaan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu sebesar 2.005,381 m2/g. Proses pengujian kapasitas penyimpanan gas metana, dilakukan pada suhu 270C, 350C, dan 450C, dengan variasi tekanan sebesar 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar, dan 35 bar. Karbon aktif komersial juga digunakan sebagai pembanding. Hasil kapasitas penyimpanan gas metana terbaik pada temperatur 270C dan tekanan 35 bar dengan menggunakan karbon aktif dari kulit durian diperoleh sebesar 0,04287 kg/kg, dan menggunakan karbon aktif komersial diperoleh sebesar 0.04386 kg/kg. Berdasarkan kedua hasil yang diperoleh, dapat terlihat dengan jelas bahwa karbon aktif dari kulit durian memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu signifikan dengan karbon aktif komersial. Hal ini berarti karbon aktif kulit durian memiliki kemampuan kapasitas penyimpanan yang baik seperti karbon aktif komersial yang telah banyak dijual dipasaran.

Adsorbed Natural Gas ANG is a method of gas storage by utilizing porous material as an adsorbent for absorbing methane gas as adsorbat and create the conditions of storage at a lower pressure 7 40 bar with a large capacity. The adsorbent used holds a vital role in ANG technology. Activated carbon is a type adsorbents most widely used in the natural gas adsorption system, it is because activated carbon has microporous and mesoporous volume is relatively large. Activated carbon can be made from different materials such as coconut shell, water hyacinth, rice husks and banana peels, corn stalks and etc. One of the basic ingredients of considerable potential and its presence is often not used optimally because there are quite a lot of durian peel. Based on the literature shows that the durian peel could potentially be used as materials for activated carbon. This is because the durian peel contains most about 50 60 cellulose and lignin 5 . After the carbonization process the carbon content of durian peel can reach 78 . Manufacture of activated carbon from durian peel is done by using a chemical activator KOH and activate physics by applying heat at 600 C for 1 hour. The surface area obtained in this study is 2.005,381 m2 g. In testing storage capacity of methane gas, carried out at a temperature of 270C, 350C and 450C, with variations in pressure of 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar and 35 bar. Commercial activated carbon is also used as a comparison. The best result storage capacity of methane gas at a temperature 270C with a pressure 35 bar, by using activated carbon from durian peel obtained by 0,04287 kg kg and by using commersial activated carbon obtained by 0.04386 kg kg. Based on the two results obtained, it can be seen clearly that activated carbon from durian peel has a difference of value that is not too significant with commercial activated carbon. This means that durian peel activated carbon has good storage capacity capabilities such as commercial activated carbon that has been sold in the market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Hanafi
"Limbah kulit durian dipilih menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif sebagai adsorben gas buang CO dan hidrokarbon karena mengandung selulosa yang tinggi serta diproduksi dalam jumlah yang tinggi yaitu mencapai 700 ribu ton per tahun. Metode aktivasi limbah kulit durian dilakukan malalui aktivasi kimia dan fisika. Aktivasi kimia menggunakan H3PO4 sebagai activating agent sedangkan aktivasi fisika menggunakan N2. Karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika ini akan dimodifikasi dengan MgO agar kapasitas adsorpsi dalam menyerap CO dan hidrokarbon dapat meningkat. Karakterisasi yang digunakan adalah uji bilangan iod, SEM dan EDX untuk mengetahui luas permukaan, topografi dan kandungan pada karbon aktif.
Melalui pengujian bilangan iod didapatkan luas permukaan terbaik dengan modifikasi MgO pada rasio 70:30 yaitu sebesar 1149,48 m2/g. Untuk aktivasi kimia fisika, modifikasi MgO rasio 80:20 dan modifikasi MgO rasio 90:10 berturut turut didapatkan luas permukaan sebesar 798 m2/g, 890,23 m2/g dan 859,91 m2/g. Persen penurunan konsentrasi CO dan hidrokarbon terbaik yaitu dengan menggunakan karbon aktif hasil modifikasi MgO rasio 70:30 dengan panjang tabung adsorpsi 5 cm yaitu sebesar 99,14 untuk CO dan 87,73 untuk hidrokarbon.

Durian Shell waste is selected as raw material for making activated carbon as CO and hydrocarbon adsorbent because it contains high cellulose and produced in high number until 700 thousand tons per year. The activation method of durian shell by using chemical and physical acvtivation. Chemical activation using H3PO4 as activating agent and physical activation using N2. The activated carbon from chemical physical activation will modified by MgO to increase adsorption capacity in adsorbing CO and hydrocarbon. Characterization of active carbon used iod number, SEM and EDX to know surface area, topography and the content of activated carbon.
The best surface area from testing iod number is activated carbon with modified MgO ratio 70 30 that have a surface area of 1149.48 m2 g. For the activation of chemical physical, MgO modified ratio 80 20 and MgO modified 90 10 respectively obtained a surface area of 798 m2 g, 890.23 m2 g and 859.91 m2 g. the capacity adsorption is the best by using activated carbon modified MgO ratio 70 30 with 5 cm tube adsorption that is 99.14 for CO and 87.73 for hydrocarbons. Keywords CO and hydrocarbon gases, activated carbon, activation method, modified active carbon, characterization of activated carbon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chodijah
"ABSTRAK
Material karbon aktif berukuran mikro (mikro-karbon aktif) dikembangkan untuk
memperoleh material penyimpan hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari efektivitas penggunaan penggilingan bola planetari dengan
parameter, ratio sampel terhadap bola 1:5 selama 30 jam, kecepatan 200
putaran/menit dalam kondisi penggilingan non-inert. Karbon aktifasi hasil
pemilingan kemudian dibentuk pelet dengan penambahan gula cair sebagai
pengikat dan KOH sebagai larutan aktifasi. Material karbon aktif berukuran 36,41
mikron meningkat setelah penggilingan bola sebanyak 13,6 % untuk batok kelapa
dan 0,74 % untuk batubara. Pelet karbon aktif (batok kelapa) memiliki nilai
penyerapan yang lebih tinggi jika dibandingkan serbuk karbon aktif. Kapasitas
penyerapan pelet karbon aktif meningkat hingga ± 75,87% pada temperatur
rendah -5oC dan ± 78 % pada temperatur ruang 25oC.

ABSTRACT
Micro-activated carbons have been developed for hydrogen storage materials. The
research was conducted to observe the effect of planetary ball milling with the
ratio sample to ball 1:5 for 30 hours, 200 rev / min in non-inert conditions. Ball
milled activated carbon material were then formed as pellet with addition of liquid
sugar as binder and KOH as activated reagents. The pellet was reactivated at 550o
C for 1 hour. Fraction of activated carbon material with the size of less than 36.41
microns increased after ball milled as mucs as 13.6% for coconut shell and 0.74
for coal. Pellet activated carbon has higher adsorption capacity than powdered
activated carbon. Adsorption capacity of pellet activated carbon up to ± 75.87% in
low temperature -5oC and 78% in room temperatur 25oC."
2011
T30032
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Air sadah, yaitu air yang banyak mengandung ion Mg dan Ca merupakan
masalah yan cukup serius bagi pabrik-pabrik yang menggunakan alat pemanas
(ketel). Air sadah menyebahkan berkurangnya efisiensi alat pemanas karena ion
Ca dan Mg terpresipitasi membentuk kerak pada alat pemanas tersebut sehingga
perpindahan panas tidak berlangsung maksimal.
Untuk mengurangi kesadahan air, maka pada penelitian ini digunakan
karbon aktif untuk mengadsorpsi ion Mg". Air sadah dilewatkan melalui unggun
karbon aktif dengan aliran vertikal ke atas. Variasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah variasi tinggi unggun, yaitu 5, 7,5 , 10, 15 cm dan variasi jenis karbon
aktif, yaitu karbon aktif dari tempurung kelapa dan karbon aktif dari residu minyak
bumi.
Dari hasil variasi tinggi unggun, temyata semakin tinggi uggun maka daya
adsorpsinya terhadap ion Mg” semakin besar. Unggun karbon aktif dengan
ketinggian 5 cm dapat mereduksi ion Mg” sampai 30,37 % dan sudah jenuh pada
menit ke-120, unggun dengan ketinggian 7,5 cm sampai 94,49% dan menit ke-180,
unggun dengan kctinggian 10 cm sampai 93,19 % dan menit ke-240, unggun
dengan ketinggian 15 cm sampai 98,3 1% dan setelah 300 menit masih belum jenuh.
Sedangkan dari variasi jenis karbon aktif yang digunakan, temyata karbon
aktif dari residu minyak bumi memiliki daya adsorpsi yang jauh Iebih besar
daripada karbon aktif dari tempurung kelapa. Hal ini terbukti dari kemampuan
unggun karbon aktif dad residu minyak bumi untuk mereduksi ion Mg” sampai
mencapai 88,3 % dan setelah 180 menit masih belum jenuh, sedangkan karbon aktif
dari tempurung kelapa hanya sampai 80,3 7% dan telah jenuh pada menit ke-120."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>