Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Sugiarta
"Pencemaran air sekarang ini semakin bertambah dengan semakin meningkatnya penggunaan bahan-bahan kimia, baik dalam proses industri maupun pada pertanian. Senyawa organik merupakan salah satu polutan air pada sumber air minum. Senyawa organik tersebut diantaranya adalah senyawa aromatik, senyawa hidrokarbon terklorinasi, dan senyawa aromatik terklorinasi.
Penemuan fotokatalitik dapat menjadi alternatif dalam pemurnian air, karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu hasil reaksi tidak berbahaya untuk lingkungan dan proses dapat dihentikan dengan mudah atau diatur.
Pada penelitian ini reaksi fotokatalitik dengan Ti02 yang diimmobilisasi pada pelat titanium diterapkan untuk degradasi senyawa 2,4-diklorofenol. Immobilisasi TiO2 pada pelat titanium dilakukan dengan metode sol gel dari dua prekursor, yaitu titanium diisopropoksi bisetilasetoasetat (TAA) dan titanium diisopropoksi bisasetilasetonat (TEA). Pemeriksaan lapisan tipis Ti02 pada pelat titanium dilakukan dengan TLC-scanner dan difraksi sinar X. Kristal Ti02 hasil dari kedua prekursor sama, yang terbesar adalah anatase (72,15% untuk TEA dan 70,45% untuk TAA).
Proses degradasi 2,4-diklorofenol dilakukan dibagi dalam tiga bagian yaitu variasi perlakuan dengan UV dan katalis, perlakuan dengan bias potensial dan perlakuan dengan penambahan hidrogen peroksida. Proses fotokatalitik dengan Ti02 dan UV dapat menurunkan konsentrasi 2,4-diklorofenol 43,46% (TEA) dan 48,65% (TAA). Tetapi tidak terjadi mineralisasi sempurna karena ion klorida yang dihasilkan hanya 0,4075 ppm (TEA) dan 0,4206 ppm (TAA). Sebagian besar 2,4-diklorofenol terdegradasi hanya sampai membentuk senyawa intermediet yang masih mempunyai 2 atom klor.
Bias potensial dan penambahan H202 dilakukan untuk meningkatkan hasil degradasi yang dicapai, yaitu dengan menghambat terjadinya rekombinasi lubang positif dan elektron yang terbentuk pada proses fotokatalitik. Penurunan konsentrasi 2,4- diklorofenol pada variasi perlakuan ini (UV/BP-TAA : 38,93%, UV/H2OrTAA : 53,42%, UV/BP/H2C>2-TAA : 39,62%) tidak berbeda secara berarti dengan perlakuan UV dan katalis (UV-TAA : 48,65% dan UV-TEA : 43,46%). Ion klorida yang dihasilkan yaitu UV/BP-TAA : 2,540 ppm, UV/H202-TAA : 0,928 ppm, UV/BP/H202-TAA : 4,106 ppm. Konsentrasi ion klorida yang dihasilkan ini lebih besar daripada perlakuan UV dan katalis (UV-TAA). Dapat disimpulkan bahwa bias potensial dan penambahan H202 pada reaksi fotokatalitik dapat meningkatkan proses mineralisasi 2,4-diklorofenol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
TA836
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winarti Andayani
"Photocatalytic Degradation of Pentachlorphenol in Aqueous Solution using TIO2 Supported on Titanium Metal : Evolution of Intermediet CompoundStudy on degradation of pentachlorphenol in aqueous solution by UV black light over TiO2 supported on titanium metal have been conducted. TiO2 catalyst was made from calcination of sol-gel film from titanium (IV) bis (ethyl acetoacetato)-diisopropoxide precursor at 525 °C. Characterisation of TiO2 by XRD and SEM showed that structures of crystal were anatase, and the thichness of the film was 24,7 pm. The surface of film was homogen and porous. Amount of two catalysts sheets with size 5x5 cm2, were put in batch reactor (25 x 11x 7cm3). During Irradiation the solution of PCP was homogenized with magnetic stirrer. The effects of pH were studied by irradiation of solution for 4 hours at various pH (4,5,6 and 8) using phosphat buffer. Further experiments were conducted at pH ( pH 6), and irradiation was done for 15 min, 30 min, 1 hour up to 16 hours. The determined parameters were pH, conductivity of the solution, chloride ion by ferri thiosianat method, the absorption spectrum in the UV-VIS region, PCP residue and degradation products as organic acids by mean HPLC. The existance of degradation was indicated by decreasing of pH, increasing of conductivity, and formation of chloride ion. The degradation of pentachlorphenol solely by UV light (photolysis) was observed due to dechlorination of pentachlorphenol molecules, and aromatic intermediate were remained. The 'aromatic intermediate could be further degraded in the presence of TiO2 and UVlight (photocatalysis). The measurement of degraded products by HPLC revealed that oxalic acid was detected consistenly. The complete mineralisation of PCP was observed after irradiation for 16 hours.

Telah dilakukan degradasi pentaklorfenol (PCP) dalam air oleh sinar UV black light, dengan bantuan katalis TiO2 yang diimobilisasikan pada logam titanium. Katalis TiO2 dibuat dari kalsinasi lapisan sol-gel dan prekursor titanium (IV) diisopropoksi bis asetil-asetonat pada suhu 525 °C. Karakterisasi TiO2 dengan XRD dan SEM menunjukkan, bahwa kristal TiO2 mempunyai struktur anatase, dengan ketebalan lapisan 24,7 p.m. Permukaan lapisan relatif rata, seragam dan berpori. Sebanyak 2 (dua) buah lempengan katalis TiO2 berukuran 5 x 5 cm2 diletakkan di dalam reaktor curah berukuran 25 x 11 x 7 cm3 . Selama iradiasi larutan PCP diaduk dengan batang pengaduk magnet. Untuk mempelajari pengaruh pH, maka larutan PCP diiradiasi selama 4 jam dengan variasi pH, yaitu pada pH 4, 5, 6, dan 8 menggunakan bufer fosfat. Iradiasi selanjutnya dilakukan pada pH optimum, yaitu pH 6 selama 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2, 4, 6, 8, 10, 13, dan 16 jam. Parameter yang diukur adalah pH, daya hantar listrik, konsentrasi ion klor dengan metode feri tiosianat, serapan denganspektrofotometer UV-VIS, sisa PCP dengan HPLC, dan produk-produk asam organik dengan cara HPLC. Adanya Degradasi ditunjukkan dengan terjadinya penurunan pH, kenaikan nilai daya hantar listrik dan terbentuknya klor dalam larutan. Pada larutan PCP yang diiradiasi dengan UV, degradasi terjadi karena deklorinasi dan terbentuk intermediet berupa senyawa aromatis dengan substitusi klor yang lebih rendah. Pada larutan PCP yang diiradiasi dengan UV/ TiO2, degradasi juga terjadi karena deklorinasi, namun senyawa intermediet aromatis yang terbentuk dapat didegradasi lebih lanjut menjadi asam oksalat. Mineralisasi pentaklorfenol secara sempurna terjadi setelah 16 jam iradiasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutar
"ABSTRAK
Fenol merupakan salah satu di antara senyawa buangan industri yang berbahaya bagi lingkunagan dan manusia. Berbagai cara telah dilakukan untuk menanggulangi masalah pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri. Proses pengolahan air limbah yang ideal adalah dapat menetralkan semua senyawa berbahaya yang berada dalam air limbah tanpa meninggalkan sisa limbah lagi.
Dari hasil penelitian, senyawa fenol dapat didegradasi dengan proses fotokatalitik. Proses fotokatalitik merupakan teknologi yang relatif baru dalam bidang pengolahan air limbah dan pemurnian air limbah dengan memanfaatkan semikonduktor sebagai katalis seperti TiO2. Proses fotokatalisis ini mempunyai keuntungan antara lain hasil reaksi yang dihasilkan bersifat tidak berbahaya dan dapat menggunakan sinar matahad sebagai sumber ultraviolet.
Dalam makalah Skripsi ini akan dibahas mengenai konsep degradasi senyawa fenol secara fotokatalitik dengan katalis TiO2 Serta berbagai parameter-parameter operasi yang berpengaruh terhadap laju degradasi antara lain konsentrasi katalis, konsentrasi fenol, nilai pH, penambahan karbon aktif, pengaliran udara, dan intensitas lampu. Konsentrasi katalis divariasikan dari 2 sampai 10 gram dalam 1 liter larutan. Harga pH dari larutan menjadi parameter yang penting dalam proses degradasi fenol dan didapatkan harga pH yang optimal sekitar 7. Keberadaan karbon aktif akan membantu katalis untuk meningkatkan daya adsorbsinya terhadap molekul organik, dimana jumlah katalis dan karbon aktif yang optimal adalah masing-masing 5 dan 1 gram dalam 1 liter larutan. Keberadaan oksigen yang terdapat dalam udara, sebagai penerima elektron, merupakan salah satu parameter yang dapat menaikkan laju degradasi. Dan dari hasil penelitian proses degradasi tenol dengan pengaliran udara membutuhkan waktu degradasi yang lebih cepat dibandingkan parameter yang lain.

"
2001
S49170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Rike
"Zat warna tekstil (reactive dan azo) merupakan zat warna yang banyak digunakan untuk perwarnaan tekstil. Reaktive Red dan Acid Orange 7 merupakan salah satu zat warna yang banyak digunakan dalam industri tekstil. Salah satu contoh pencemaran air, terjadi karena buangan dari limbah pabrik tekstil.
Pada penelitian ini percobaan untuk mengurangi limbah zat warna Reaktive Red dan Acid Orange 7 dengan menggunakan metode fotokatalitik dengan TiO2 yang dimmobilisasi pada dinding bagian dalam kolom gelas. Hasil penelitian dengan metode ini didapatkan kondisi optimum. Kondisi optimum yang didapat pada zat warna Reaktive Red adalah lima kali pelapisan katalis TiO2 pada dinding bagian dalam kolom gelas, konsentrasi zat warna Reaktive Red 10 ppm, pada pH 3,0 dengan waktu Radiasi 240 menit.
Hasil degradasi Reaktive Red berkisar 99,88%. Kondisi optimum yang didapatkan pada zat warna Acid Orange 7 adalah lima kali pelapisan katalis TiO2 pada dinding bagian dalam kolom gelas, konsentrasi zat warna 10 ppm, pada pH 2,5 dengan waktu Radiasi 270 menit. Hasil degradasi Acid Orange 7 berkisar 92,08%. Dari kedua hasil zat warna diatas bahwa zat warna Reaktive Red lebih cepat dan lebih besar terdegradasi dari pada zat warna Acid Orange."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Asria
"Telah dilakukan degradasi zat warna azo Congo red dalam air melalui proses fotokatalisis dengan TiO2 Degussa P25 yang diimobilisasi/dilapiskan pada dinding bagian dalam kolom gelas. Karakterisasi lapisan TiO2 dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya awal serapan yang mengindi-kasikan keberadaan celah pita (band gap) yang sesuai dengan struktur kristal anatase dari TiO2. Larutan sampel disirkulasikan dari reservoir melalui kolom gelas dengan menggunakan pompa sirkulasi secara kontinyu. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif (e-/h+) pada permukaan yang kontak dengan larutan dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan. Dipelajari pengaruh variasi laju alir, kon-sentrasi awal dan adanya anion terlarut. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan UV-Vis spektrum serapan larutan sebelum dan sesudah diiradiasi, nilai pH, daya hantar listrik dalam selang waktu tertentu, dan keberadaan se-nyawa intermediet, molekul organik sederhana, yang ditentukan dengan HPLC. Terjadinya degradasi zat warna azo Congo red ditunjukkan dengan penurunan serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan la-rutan Congo red, penurunan pH, kenaikan nilai daya hantar listrik, dan ter-bentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Penguraian molekul zat warna meningkat dengan semakin tingginya laju alir dan tingginya kon-sentrasi awal sampai pada batas konsentrasi optimum. Keberadaan ion sulfat dan ion klorida dalam larutan menyebabkan penurunan laju degradasi. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa lapisan TiO2 (fotolisis) dan dengan TiO2 tetapi tanpa sinar UV. Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo red secara signifikan. Dari perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr, sebesar 0,206 ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K, sebesar 0,292/ppm. Efisiensi reaktor sebagai quantum yield adalah 0,24 %.

Azo dyes Congo red in water that have been degradated by photoca-talysis using TiO2 Degussa P25, which immobilized on inner wall of a glass column. Characterization of TiO2 film with UV-Vis spectrophotometer shown an initial absorption indicating the presence of band gap that fits the crystal structure of anatase TiO2. Sample solution was circulated from reservoir throught out glass column by circulating pump continuously. TiO2 absorps some amount of photons and releases a pair of electron and positive hole on the TiO2 surface, which then contact with the solution and trigger the degra-dation of organic compound in solution. The influence of flow rate variations, initial concentration and dissolved anions were studied. The observation was performed on the change of absorption UV-Vis spectra before and after irra-diation, pH value, conductivity in certain period of time, and the presence of intermediate compound, simple organic compounds, determined by HPLC. Degradation of azo dyes Congo red was shown by the decrease of Congo red absorption as well as pH solution, the increase of conductivity, and the forma-tion of oxalic acid as intermediate the compound. Decomposition of dye mole-cules would be increased with the increasing of the flow rate and initial con-centration until optimum concentration. The presence of sulphate and chloride ions in the solution would decrease the rate of Congo red degradation. As controls, UV irradiation without TiO2 film; and with TiO2 film but without UV were also performed on the samples. As results, the decrease of Congo red concentration was not shown significantly in both experimens. From the calculation of Langmuir-Hinshelwood kinetics equation, the rate reaction constant (kr) 0,206 ppm/min, and the adsorption constant (K) 0,292/ppm were obtained. The reactor efficiency as quantum yield was 0,24%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry
"ABSTRAK
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup terutama
bagi manusia. Salah satu parameter yang harus dipantau dalam sistem
perairan adalah kandungan zat organik ( penentuan COD).
Dalam Penelitian ini dipelajari degradasi senyawaan asam benzoat
dan KHP secara fotokatalisis dengan menggunakan katalis TiO2 yang
diimmobilisasi pada dinding bagian dalam dari kolom gelas (inner wall of a
glass coloumn tube, TiO2-IWGCT). Lebih lanjut dipelajari pengaruh
konsentrasi awal asam benzoat dan KHP terhadap kinetika reaksi
fotokatalisis sehingga dapat menentukan tetapan adsorpsi senyawa asam
benzoat dan KHP pada permukaan katalis TiO2.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi
pada asam benzoat yaitu 81,56 %; 80,84 %; 83,06%; 58,66% untuk masingmasing
konsentrasi 5, 10, 15 dan 30 ppm. Hal ini disertai dengan penurunan
COD yaitu 79,95% ; 76,92%; 84,86% dan 56,63%. Sedangkan untuk KHP
terjadi penurunan konsentrasi yaitu 92,71%; 82,20% dan 64,91% untuk
masing-masing konsentrasi 5, 15 dan 30 ppm sedangkan penurunan COD
yang terjadi adalah 87,50%; 75,96% dan 56,25%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>