Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 2004
S30184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mengurangi pemakaian bahan bakar diesel yang berasal dari minyak bumi, dilakukan pencarian akan bahan bakar altematif. Metil ester asam lemak yang berasal dari minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak solar untuk kendaraan bermotor. Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan metil ester dari minyak sawit jelantah. Penggunaan minyak jelantah ini selain dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah
yang bersifat beracun bila dipakai berulangkali juga dapat mereduksi biaya untuk
pembuatan metil ester dari minyak nabati karena harga minyak jelantah tentunya lebih murah daripada minyak bersih. Transesterifikasi yang dilakukan disini menggunak:an minyak sawit jelantah sebagai bahan baku utarna yang direaksikan dengan metanol dan NaOH sebagai katalisnya dan berlangsung pada tekanan atmosferik dengan suhu 60°C selama 1 jam. Selain minyak sawit jelantah, ditambahkan pula minyak jarak sebagai aditif anti koagulan. Untuk analisis pembanding, dilakukan pula transesterifikasi minyak sawit bersih dengan perlakuan yang sama. Setelah reaksi transesterifikasi, dilakukan ozonasi 100 ml sampel metil ester dari transesterifikasi selama 30 menit secara semi batch dengan konsentrasi ozon = 0.15%v dan laju air udara = 75 l/jam. Pada ozonasi dilakukan variasi ozonasi tanpa katalis, dan ozonasi dengan katalis zeolit dan GAC. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan ozonasi terjadi perubahan karakteristlk pada metil ester yang diozonasi dan merupakan perbaikan mutunya sebagai bahan bakar. Karakteristik yang diuji meliputi densitas, kadar air, bilangan asam total, viskositas dan indeks setana. Terjadinya perbaikan kualitas bahan bakar jelas terlihat pada kenaikan indeks setana yang dapat mencapai 6 poin. Peningkatan kualitas yang signifikan belum dapat dilihat pada metil ester terozonasi dari minyak sawit jelantah disebabkan oleh lebih kompleksnya komposisi senyawa-senyawa yang terkandung dalam minyak sawit jelantah. Perubahan-perubahan yang terjadi menunjukkan terbentuknya senyawa-senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek sebagai hasil penjenuhan ikatan rangkap oleh ozon dan pembentukan senyawa ozonida yang memiliki kualitas penyalaan yang baik
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat. Peningkatan jumlah keadaraan bermotor terutama kendaraan bermesin diesel mengakibatkan polusi udara yang seperti NOx, SOx, hidrokarbon dan partikulat (PM-10).
Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat mengurangi laju polusi dengan melakukan perbaikan terhadap kualitas pembakaran pada mesin diesel dan bahan bakar solar. Salah satu faktor yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada minyak solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat dan jumlah solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. Kenaikan harga CN akan menyebabkan penurunan emisi NOx, partikulat serta menurunkan getaran dan suara berisik mesin.
Salah satu cara untuk meningkatkan CN adalah dengan penambahan aditif/cetane
improver pada minyak solar. Aditif yang komersial adalah 2 Ethyl Hexy/ Nitrate (2-EHN)
yang merupakan senyawa organik nitrat
Pada penelitian ini dilakukan sintesis cetane improver dari minyak kelapa dengan
metode nitrasi menggunakan HN03 dan H2S04. Hasil reaksi adalah metil ester nitrat
yang mempunyai struktur mirip dengan 2-EHN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
- Metil ester nitrat terbentuk sebagai basil sintesis yang ditunjukkan dengan adanya
peak NO3, pada spektra IR.
- Yield reaksi 74,84 %
- Penambahan 1% metal ester nitrat pada solar meningkatkan Cn dari 44,68 menjadi 47,49"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Alfis Firdausyah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Proses bleaching pada pengolahan refineryCrude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbahSpent bleaching earth SBE yang berdasarkan PP No. 101 tahun 2014 dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Buangan Berbahaya. Pada penelitian ini akan dibuat surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES yang berasal dari minyak kelapa SBEoil. SBE oil melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi untuk menjadi metil ester dengan yield 85 . Metil Ester yang dihasilkan lalu melalui proses sulfonasi dengan gas SO3. Gas SO3 yang digunakan untuk proses sulfonasi berasal dari uap sulfur yang direaksikan dengan udaraberlebih pada suhu yang sangat 510oC dan kecepatan udara 7,3 m/s. MES hasil penelitian dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 40,5 dyne/cm dan memiliki kelarutan dan daya detergensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembersih pada alat berat pada berbagai macam industri yang tidak food-grade.

ABSTRAK
Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. The bleaching process of refinery processing Crude Palm Oil CPO into cooking oil using bleaching earth BE resulted in Spent bleaching earth SBE waste based on PP no. 101 of 2014 can be categorized as Harmful Dangerous Wastes. In this research will be made Methyl Ester Sulfonate MES surfactant derived from coconut oil SBE oil. SBE oil through esterification and transesterification process to become methyl ester with yield 85 . Methyl Ester produced then through a sulfonation process with SO3 gas. The SO3 gas used for the sulfonation process comes from sulfur vapor which is reacted with excess air at a very temperature of 510 C and an air velocity of 7.3 m s. MES research results can reduce surface tension to 40.5 dyne cm and have high solubility and detergency power that can be used as a cleaning agent on heavy equipment in various industries that are not food grade."
2017
S67089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rudi Cahyo Nugroho
"Ignition delay merupakan salah satu parameter panting dalam operasi mesin diesel, ignition delay didefinisikan sebagai selang waktu antara mulai injeksi bahan bakar sampai dengan mulainya terjadi penyalaan bahan bakar, pembakaran akan optimum bila penyalaan terjadi sebelum titik mati atas. Secara ukuran derajat putaran poros engkol, semakin tinggi putaran mesin semakin panjang ignition delaynya, sehingga perlu adanya perubahan waktu injeksi. Ignition delay semakin pendek bila bilangan cetana bahan bakar bertambah, bilangan cetana solar dapat dinaikkan dengan menambah metil ester yang mempunyai bilangan cetana lebih tinggi.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar campuran metil ester kelapa sawit (ME) dan solar terhadap unjuk kerja mesin dan ignition delay. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mesin diesel satu silinder injeksi langsung. dengan memperbandingkan beberapa komposisi campuran bahan bakar yaitu solar murni, 20% massa metil ester (20% ME), 30% ME dan 40% ME. Pengujian dilakukan berdasarkan kurva daya yang dihasilkan bahan bakar solar. Ignition delay didapat dari grafik tekanan gas dalam silinder terhadap posisi poros engkol, untuk itu dalam pengujian dilakukan pengukuran tekanan gas dalam silinder.
Dari pengujian didapatkan bahwa torsi dan daya yang dihasilkan bahan bakar campuran ME dan solar 1.5 s/d 4% lebih rendah dibanding solar. Sedangkan tingkat emisi asap lebih rendah 5 ski 25%. Ignition delay semakin pendek bila putaran mesin dan bilangan cetana bertambah, dengan suatu persamaan linier pengaruh putaran mesin dan bilangan cetana terhadap ignition delay adalah : ignition delay = 0.0033 putaran mesin-0.375 bilangan cetana 4-38.321.

Ignition delay is important parameter for diesel engine operation. Ignition delay is the time between start of injection and start of combustion, combustion will be optimum if started before TDC. Injection liming advancing is needed, because ignition delay (in crank angle degree) increase as engine speed increase. Ignition delay decrease as cetane number increase, cetane number of petroleum diesel can be increased with addition of methyl ester.
The research conduct in a single cylinder direct injection diesel engine, the engine was fueled with several different composition fuel blend ( petroleum diesel and ME). The fuel blend are petroleum diesel (D), 20% mass ME (20 % ME), 30% and 40% ME. Effect of different fuel blend to engine performance and ignition delay is studied. Engine setting to get power curve for petroleum diesel used as the basic. engine test Ignition delay was determined from cylinder pressure vs. crank position diagram. Cylinder pressure measurement is needed to get cylinder pressure vs. crank position diagram.
Engine power for ME & petroleum diesel blend are 1.5 - 4 % lower than petroleum diesel, and smoke are 5 - 25 % lower. Engine speed, cetane number and ignition delay correlation is : ignition delay = 0.0033 engine speed -0.375 cetane number + 38.321 .
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>