Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Latifah Hanum K.
"Limbah dari kegiatan Industri dan ruinah tangga dapat mengancam kelestarian
lingkungan. Limbali dari industri tekstil merupakan salah satu industri yang mempunyai
saham besar pada pencemaran lingkimgan. Ancaman iui dapat ditangguiangi dengan
mengolah air linibah dengan pengolahan yang baik sebelum dibuang kesaluran uinmn.
SaMi satu metode yang dapat dikembangkan dalain menangani masalah liinbah
cair dan industri tekstil ini adalah dengan metode adsorpsi. Pada penelitian ini digunakan
karbon aktif sebagai adsorben untuk inenyerap warna, bau dan zat-zat lain yang ada
dalam limbah tekstil tersebut.
Serbuk gergaji kayu jati yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
karbon aktif ini direndam dengan H3PO4 selama satu jam. Karbonisasi dilakukan pada
suliu 170°C, setelah itu suhu dinaikkan lagi hingga 500°C. Karbon aktif yang dihasilkan
keraudian dinetralisasi dengan cara pencucian beberapa kali dengan aquades hingga pH
6. Uji lod dan uji Metilen Biru dilakukan imtuk menguji kwalitas karbon aktif tersebut
dibandingkan dengan karbon aktif standar. Karbon aktif yang telah dibuat tersebut kemudian dicoba untuk raenjernihkan
limbah tekstil. Hasilnya sainpel limbah yang pada mulanya terlihat benvaraa biru, setelali
diadsorpsi dengan karbon aktif tersebut terlihat berwama bening dan tidak berbau.
Parameter yang digunakan untuk menguji apakali basil yang diperoleh telali
memenulri standar adalah dengan uji kekerulian menggunakan alat turbidimeter dan
mengukur COD. Kondisi optimum diperoleh dengan melakukan variasi konsentrasi
karbon aktif dan variasi lama waktu kontak adsorben dengan adsorbatnya.
Dengan menggunakan kondisi optimum pada penelitian Diana, Pembuatan Karbon Aktif
dengan Aktivator Asam Fosfat dart Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis ), Skripsi
Sarjana Kimia ,2000 yaitu :
- Waktu perendaman : 1 jam
- Rasio asam fosfat dan serbuk gergaji; 1,5 (g:g)
- Temperatur akliir ; 500°C
Diperoleh karbon aktif yang memiliki karakter :
- Bilangan lod ;795,663 mg/g
- Bilangan Metilen biru: 230 niL/g
sedangkan untuk karbon aktif merck diperoleh bilangan lod sebesar 869,265 mg/g.
Pengolahan limbah tekstil yang dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan karbon
aktif yang berasal dari serbuk kayu jati ini menghasilkan air yang bersih dan parameter
yang diukur telah memenuhi standar baku rautu air limbah tekstil yang layak dibuang
keperairan yaitu: - pH: 6,8-7
- Kekeruhan :8,13 NTU
COD: 148,9664 mg/L
- Wama:jemili
Bau: tidak berbau. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nindita
"ABSTRAK
Kebutuhan aspal di Indonesia sangat besar, yang umumnya diperoleh dari residu minyak bumi. Karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi, maka perlu ada alternatif lain pengganti aspal minyak, yaitu bioaspal. Bioaspal merupakan aspal yang dibuat dari bahan non-petroleum yaitu biomassa yang mengandung lignin dan merupakan bahan yang dapat diperbaharui. Pada penelitian ini biomassa yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu Albasia yang memiliki kandungan lignin cukup besar yaitu +27%. Bioaspal dihasilkan melalui pirolisis pada rentang suhu 400-550oC. Pirolisis akan menghasilkan bio-oil yang akan dievaporasi pada suhu 200oC untuk menghasilkan bioaspal. Bio-oil memiliki rentang yield dari 57-69% dengan viskositas 0,42-0,48 Cp, densitas 0,882-0,904 g/ml. Bioaspal yang dihasilkan memiliki yield sebesar 5,1-6,3%. Spektrum FTIR bio-oil menunjukkan bahwa hasil pirolisis adalah bio-oil. Spektrum FTIR bioaspal menunjukkan bahwa bioaspal yang dihasilkan mengandung gugus fungsi seperti pada Aspal.

ABSTRACT
Asphalt needs in Indonesia, which is generally obtained from petroleum residue. Because of the depletion of petroleum reserves, then there needs to be other alternative replacement for asphalt oil, called bioasphalt. Bioasphalt is the asphalt made from non-petroleum namely biomass containing lignin and is renewable. On the study of biomass is wood Albasia sawdust which contain lignin are big enough that is 27%. Bioasphalt produced via pyrolysis in the temperature range 400-550oC. Pyrolysis produces bio-oil that will be evaporated at a temperature of
200oC to produce bioasphalt. Bio-oil has a yield range of 57-69% with viscosity 0,42-0,48 Cp, density 0,882-0,904 g/ml. Bioasphalt produced have yield of 5,1- 6,3%. FTIR spectrum of bio-oil shows that the result was pyrolysis bio-oil. FTIR spectrum bioasphalt indicates that the bioaspal is generated containing functional groups such as asphalt."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Kumalasari
"
Air sungai lahan gambut merupakan salah satu air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Di daerah lahan gambut seperti di Riau dan Kalimantan masyarakat sulit memperoleh air yang jernih karena umumnya air sungai disana berwarna kuning kecoklatan Penyebab warna pada air sungai di lahan gambut adalah senyawaan humat yang berasal dari gambut yang larut dalam air Pada proses pengolahan air gambut secara konvensional warna senyawaan ini sulit dipisahkan sehingga air masih tetap berwarna Jika dilakukan klorinasi residu senyawaan humat yang ada akan bereaksi membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik Metode adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menjernihkan air gambut Akan tetapi karbon aktif yang ada dipasaran mahal harganya karena itu diteliti kemungkinan penjernihan air dengan menggunakan karbon aktif dari gambut dengan cara membuat karbon aktif gambut terlebih dahulu dan mengunakannya dalam mengolah air sungai lahan gambut Tujuan penelitian ini adalah untuk mengolah air sungai lahan gambut secara adsorpsi dengan karbon aktif yang dibuat dari gambut untuk memperoleh air yang memenuhi syarat air bersih sesuai dengan PERMENKES No 416/MENKES/PER/IX/1990 Hasil penelitian daya serap karbon aktif terhadap warna air menunjukkan karbon aktif kimia lebih baik daripada karbon aktif fisika karena itu untuk percobaan selanjutnya digunakan karbon aktif kimia yang selanjutnya disebut karbon aktif saja Daya serap optimum karbon aktif diperoleh pada adsorpsi dengan kondisi pH 5 waktu kontak 1 5 jam dengan dosis 20 g/l menghasilkan penurunan kadar warna dari 709 46 Unit TCU menjadi 38 01 Unit TCU dan kadar organik dari 152 5 mg/l menjadi 9 5 mg/l Dengan demikian air gambut yang telah diadsorpsi memenuhi kriteria air bersih sesuai dengan PERMENKES No 416/MENKES/PER/IX/1990 Daftar Pustaka 20 (1976-1996)"
1997
S29925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatri Hapsari
"Perkebunan kelapa sawit tersebar dl berbagal daerah di Indonesia.
Sebagian besar dari komponen kelapa sawit sudah banyak dimanfaatkan,
antara lain sebagai minyak goreng, nata de coco, sumber pupuk kalium dan
sebagainya. Namun tangkai kelapa sawit belum dimanfaatkan secara
optimal, karena tangkai kelapa sawit biasanya hanya dimanfaatkan sebagai
kayu bakar oleh penduduk sekitar. Penelitian ini bertujuan agar tangkai
kelapa sawit dapat digunakan sebagai karbon aktif.
Pembuatan karbon aktif dari tangkai kelapa sawit dilakukan melalui
tahapan yaitu dehidrasi, aktivasi dan kartxjnisasi. Aktivator yang digunakan
adalah H3PO4. Optimasi pembuatan karbon aktif dilakukan dengan variasi
waktu perendaman, konsentrasi H3PO4 dan suhu akhir karbonisasi. Kondisi
optimum didapatkan pada waktu perendaman 8 jam, konsentrasi H3PO4 6 M
dan suhu akhir karbonisasi 500° C. Luas permukaan karbon aktif optimum, karbon aktif Merck dan karbon
tanpa aktivasi H3PO4 yang diukur dengan ASAP 2400 didapat luas
permukaan karbon aktif optimum 1088,5271 m^/g, karbon aktif Merck
982,2413 m^/g dan tanpa aktivasi H3PO4 903,7374 m^/g.
Karbon aktif optimum, Merck dan karbon tanpa aktivasi H3PO4
digunakan untuk penyerapan zat warna Acid Orange 7 dan Metanil Yellow.
Hasil penyerapan zat warna Acid Orange 7 pada karbon aktif optimum
mencapai 98,80%, karbon aktif Merck 98,48% dan karbon tanpa aktivasi
29,06%.Pada penyerapan zat warna Metanil Yellow, karbon aktif optimum
dapat menyerap sebesar 99,03%, karbon aktif Merck menyerap sebesar
98,67% dan karbon aktif tanpa aktivasi H3PO4 menyerap sebesar 20,36%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meutia Putri Mulya
"Limbah domestik yang berasal dari air mencuci pakaian mengandung COD dan fosfat yang tinggi. Air yang tercemar ditandai dengan COD yang tinggi. Sedangkan fosfat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi konsentrasi COD dan fosfat dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan konsentrasi COD dan fosfat dilihat dari waktu tinggalnya. Dari hasil uji sampel diketahui bahwa konsentrasi COD dan fosfat akan berkurang dengan bertambahnya waktu tinggal. Jika dilihat dari garis trendline, penurunan konsentrasi COD berlangsung dengan cukup cepat. hal tersebut dilihat dari bentuk trendline yang sedikit landai. Nilai korelasi (r) untuk COD rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi COD. Untuk fosfat, penurunannya cukup cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk trendline yang cukup curam. Sedangkan nilai korelasi fosfat rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi fosfat. Dari hasil pengukuran persentase removal didapatkan waktu tinggal optimum untuk COD adalah 95 - 110 detik. Pada penelitian ini belum diketahui waktu tinggal optimumnya, karena membutuhkan waktu yang lebih dari 2 jam.

Domestic wastewater from clothes washing water contains high COD and phosphate. Contaminated water is characterized by high COD. While high phosphate can cause eutrophication. To reduce the concentration of COD and phosphate can be done by using activated carbon. This study aims to determine the decrease in the concentration of COD and phosphate seen from retention time. From the results of the sample test is known that the concentration of COD and phosphate will decrease with increasing residence time. If seen from the trendline, a decrease in the concentration of COD runs quite fast. It is seen from the slightly sloping trendline. Average correlation values (r) for COD is above 0,8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of COD. For phosphate, the decreased concentration is quite rapid. This can be seen from the form of a fairly steep trendline. While the average correlation value of phosphate is above 0.8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of phosphate. From the measurement results obtained optimum residence time, percentage removal of COD is optimum for 95-110 seconds. In this study the optimum residence time for phosphate is not known, because it takes more than 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlatifah
"Karbon Aktif dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif, namun untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih impor. Karbon Aktif untuk penyerap merkuri masih menggunakan bahan baku batu bara yang dikenakan proses impregnasi dengan sulfur. Untuk mengamati kemung- kinan pembuatan karbon aktif untuk penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan karbon aktif serbuk gergaji yang diimpregnasi dengan sulfur. Sulfur yang digunakan adalah 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % berat bahan baku. Produk di uji sifat fisik, kimia dan struktur permukaannya. Diperoleh hasil bahwa penambahan belerang 30 % menghasilkan luas permukaan tertinggi. Hasil uji daya scrap menurun dengan bertambahnya sulfur sedangkan perubahan permukaan di amati dengan scanning electron microscopy (SEM).

Active carbon has been commonly used for industries and household. The material of active carbon can be used for food and non-food industries as well. In Indonesia some variety of carbon active has been manufactured. Nonetheless for mercury removal substance it is still being imported up to date. Coat is the basic ingredien in the production of active carbon for mercury removal, and it is impregnated with sulfur. Element of sulfur as impregnating agent is used in the range of 10 %, 20 %, 30 %, 40 % to 50 % by weight respectively. Physical and chemical properties of the products were analyzed in this investigation. The result shows that the maximum surface area had been reached for sulfur impregnated with 30 % by weight. Adsorption rate will decrease if sulfur content is increase. The change of it's external surface were examined by scanning electron microscopy (SEM)."
1999
JIRM-1-3-Des1999-10
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlatifah
"Karbon aktip dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk industri maupun rumah tangga. Dari sektor industri misalnya industri pangan dan non pangan. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif. Namun demikian untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih harus diimpor. Pada umumnya bahan baku untuk penyerap merkuri berasal dari batu bara yang sudah di impregnasi dengan belerang. Untuk mengamati kemungkinan dapat diproduksinya karbon aktip penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan bahan baku serbuk kayu dengan menambahkan belerang. Jumlah belerang yang ditambahkan pada karbon aktip dalam serbuk kayu adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50% berat bahan baku. Produk diuji sifat fisik, kimia dan strukturnya, sehingga diketahui dapat atau tidak bahan tersebut untuk penyerap merkuri. Dari penelitian diperoleh penambahan belerang 30 % berat memberikan nilai luas permukaan paling tinggi yaitu 964,0985 mg/gr dan menurun pada penambahan berikutnya, sedang uji kemampuan daya serap larutan lod dan larutan Biru Metilena menunjukkan semakin banyak belerang yang ditambahkan semakin rendah nilainya, demikian juga untuk kadar abu terrendah diperoleh nilai 2,5216 % berat untuk penambahan belerang 50 % berat. Adanya perubahan permukaan terdeteksi dari hasil uji struktur mikro menggunakan SEM dan perubahan unsur kimia setelah proses impregnasi diuji dengan EDAX.

Active Carbon has been commonly used for industries and household, it can can be used for food as well as non food industries. In Indonesia the some active carbon has been manufactured, but mercury removal substance has been imported until! now. Coal is usually used in the production of active carbon for mercury removal. It is impregnated with sulfur. For this purpose we prepared saw dust active carbon as starting material for mercury removal. Elemental sulfur as impregnating agent used from 10 %, 20 % 30 %, 40 %, to 50 % by weight. Physical and chemical properties of the products were analysis. The result showed that maximum surface area is 964,0985 mgr/gr reached for sulfur 30 % by weight and after that decline. Adsorptive of lod and Methylene Blue decrease if sulfur increase as well as ash countent. The development of the external surface was examined by scanning electron microscopy and the change of the elements were analyzed by energy dispersive analysis X-ray.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>