Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novatina N.T.
"Pembentukan adduct antara senyawa akrilamida dengan seriyawa
makromoleku! sel' yaitu protein (hemoglobin) dan basa-basa dari DMA
(guanin) merupakan metode alternatif yang dapat mereduksi rangkaian
metode-metode yang harus dilakukan dalam meneliti sifat karsinogenitas
suatu senyawa kimia.
Penelitian dilakukan untuk menyelidiki adanya interaksi yang terjadi
antara akrilamida dengan 2'-deoxyguanosin-5'-monofosfat (dGMP) yang
merupakan salah satu basa dari DMA dan antara akrilamida dengan
hemoglobin yang merupakan protein dalam darah Proses pembentukan adduct dari dGMP dilakukan dengan
menginkubasi senyawa tersebut terhadap akrilamida dengan variasi kondisi
yaitu pH (asam=3.5, netral=7, basa=9) dan variasi suhu (antara 37°C -
80°C).
Dari hasil pengukuran dengan HPLC, terlihat bahwa kenaikan suhu dan
kenaikan pH memberikan pengaruh yang linear berbanding lurus dengan
jumlah adduct yang terbentuk.
Sedangkan pada proses pembentukan adduct dari dGMp dilakukan
dengan menginkubasi sampel darah dengan akrilamida dan kemudian
mengisolasi hemoglobin-adduct yang terbentuk.
Dari hasil pengukuran HPLC, terlihat bahwa hemoglobin dapat pula
berinteraksi dengan senyawa akrilamida membentuk suatu adduct. Pada
sampel ini juga dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer UV yang
memberikan hasil adanya pergeseran panjang gelombang dari adduct"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Benzo[a]pirena diol epoksida dengan hemoglobin (Hb) dapat
membentuk hemog/obin-Adduot. Hemoglobin adduot ini bisa digunakan
sebagai biomarker karsinogenesis dalam deteksi dini kanker. Benzo[a]|oirena
tetranidrotetrol (BPT) yang dilepaskan dari hemoglobin (sampel daran)
melalui nidrolisis asam ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HPLC). Untuk melinat paparan B[a]P yang bersumber dari emisi kendaraan
bermotor dan emisi industri dengan tingkat yang rendan, 20 orang
masyarakat pedesaan diambil sebagai responden dalam penelitian Kali ini.
Batas deteksi alat (LOD) adalan 2,6 pg/mL dan batas kuantifikasi (LOQ)
adalan 8,7 pg/mL. Rentang konsentrasi adduot yang diperolen dari
responden perokok aktif adalan 3,8-30,9 pg dan rentang konsentrasi adduot
yang diperolen dari responden pada perokok pasif adalan O-8,6 pg,
sedangkan rentang konsentrasi adduot yang diperolen dari responden pada
non perokok adalan O pg. Dapat disimpulkan banvva adanya perbedaan
konsentrasi adduot yang diperolen masing-masing sampel responden
dipengaruni olen faktor rokok."
Universitas Indonesia, 2007
S30386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina
"Akrilamida merupakan monomer hasil depolimerisasi poliakrilamida akibat adanya pengaruh suhu, cahaya dan pH. Akrilamida juga dapat ditemukan pada produk pangan dengan pengolahan suhu tinggi. Akrilamida dapat menginduksi terbentuknya Reactive Oxygen Species (ROS) seperti radikal hidroksil. Radikal hidroksil dapat berinteraksi dengan basa guanin membentuk DNA adduct 8-hidroksi 2'-deoksiguanin (8-OHdG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan 8-OHdG akibat paparan akrilamida yang berinteraksi dengan logam Cu (I). Penelitian ini dilakukan secara in vitro dan in vivo. Studi dilakukan secara in vitro melalui reaksi Fenton antara 2'- deoksiguanosin (2dG) dengan akrilamida dan Cu (I). Reaksi dilakukan pada suhu 37 °C, variasi pH 7,4 dan 8,4, serta variasi waktu inkubasi 4, 8, 12 dan 24 jam. Studi in vivo dilakukan pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague-Dawley yang diberikan paparan akrilamida serta kombinasi akrilamida dan Cu (I) dengan dosis yang berbeda selama 21 hari. Hasil studi in vitro dianalisis menggunakan LC-MS/MS QTOF dan plasma darah hasil studi in vivo dianalisis menggunakan ELISA. Inkubasi pada pH 7,4, suhu 37 °C dan waktu inkubasi 24 jam memberikan konsentrasi 8-OHdG tertinggi sebesar 19,09 ng/mL. Konsentrasi tertinggi 8-OHdG dalam plasma darah terdapat pada kelompok paparan akrilamida 25 mg/kg BB dan Cu (I) 10 mg/kg BB sebesar 1,31 ng/mL. Berdasarkan hasil studi in vitro dan in vivo yang telah dilakukan, hal ini menunjukkan terdapat sinergisitas antara akrilamida dan Cu (I) dalam pembentukan 8-OHdG.

Acrylamide is a monomer as depolymerization results caused by the effect of temperature, light and pH. Acrylamide can be found on food products processed with high temperature. Acrylamide can induce the formation of reactive oxygen species (ROS), e.g. hydroxyl radical. Hydroxyl radical can interact with guanine to form DNA Adduct 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG). The aim of this study is to investigate the formation of 8-OHdG due to co-exposure of acrylamide and copper (I). The study was carried out in vitro through the Fenton reaction and in vivo. In vitro study was undergone through Fenton reaction between 2'-deoxyguanosine and acrylamide at temperature 37 °C, various of pH 7,4 and 8,4, and time of incubation 4, 8, 12 and 24 hours. While in vivo study was carried out by administering orally of acrylamide single dose and combination of acrylamide and copper (I) to male rats (Rattus norvegicus) strain Sprague-Dawley for 21 days exposure. The results of in vitro study were analyzed by LC-MS/MS QTOF and plasma resulted from in vivo study were analyzed by ELISA to determine the concentration of 8-OHdG. Incubation on pH 7,4, 37 °C and time of incubation 24 hours gave highest concentration of 8-OHdG. Meanwhile the highest concentration of 8-OHdG in plasma found in group with the exposure of acrylamide 25 mg/kg BW and copper (I) 10 mg/kg BW. According to the results from in vitro and in vivo studies, it was shown that both acrylamide and copper (I) gave synergistic effect towards the formation of 8-OHdG."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mais
"Tingkat paparan benzo[a]pyrene (BaP) salah satu senyawa PAH pada polusi udara dapat dihitung dengan menggunakan metode Hemoglobin-Adduct. Responden terpilih ialah polantas (individu berisiko tinggi), polisi administrasi (individu berisiko rendah), dan pasien kanker (individu yang diduga telah mengalami paparan). Produk hidrolisis asam yang dilakukan pada globin (sampel darah) ialah hidrolisat BaP-adduct berupa senyawa benzo[a]pyrene tetrahydrotetrol (BaPT), dan dianalisis dengan HPLC-Fluoresensi fasa terbalik kolom RP-18, eluen metanol-air (55:45). Hasil uji validasi metode ialah batas deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 0,31 pg/mg globin dan batas kuantifikasi (LOQ) ialah 1,03 pg/mg globin. Konsentrasi adduct BaPT pada polantas berkisar 1,36 ? 7,38 pg/mg globin, pada polisi bagian administratif berkisar 0,01 ? 1,85 pg /mg globin, sedang adduct pada pasien kanker paru berkisar 2,58 ? 50,94 pg /mg globin. Disimpulkan bahwa terdapat peranan paparan BaP dalam polusi udara terhadap tingginya tingkat konsentrasi B[a]P Hb-Adduct yang diperoleh.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arminta Utari
"Pada penelitian ini telah dilakukan analisis pembentukan senyawa 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai penanda kerusakan oksidatif DNA yang diakibatkan oleh paparan senyawa akrilamida dan logam kromium heksavalen (Cr(VI)). Studi in vitro dilakukan melalui reaksi senyawa 2’-deoksiguanosin dengan akrilamida, logam Cr(VI), asam askorbat, dan H2O2 berdasarkan prinsip reaksi Fenton-like pada variasi pH inkubasi 7,4 dan 8,4, suhu inkubasi 37 dan 60 °C, serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. Analisis senyawa 8-OHdG dilakukan menggunakan UHPLC fasa terbalik dengan fasa gerak berupa campuran penyangga natrium fosfat pH 6,7 : metanol (85:15). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa paparan akrilamida dan Cr(VI) secara in vitro menyebabkan pembentukan 8-OHdG dengan konsentrasi rendah, serta penambahan asam askorbat mampu meningkatkan pembentukan 8-OHdG. Konsentrasi 8-OHdG tertinggi pada sampel tanpa asam askorbat diperoleh dengan kondisi suhu inkubasi 60 °C, serta pada sampel dengan asam askorbat diperoleh dengan kondisi pH inkubasi 7,4, suhu inkubasi 37 °C, dan waktu inkubasi 7 jam.

This research aims to investigate 8-hydroxy-2’-deoxyguanosine (8-OHdG) formation as a biomarker of DNA oxidative damage following acrylamide and hexavalent chromium (Cr(VI)) exposure. In vitro study was carried out through reactions between 2’-deoxyguanosine, acrylamide, Cr(VI),  and reducing agent with respect to Fenton-like principles. Samples at pH 7.4 and 8.4 were incubated for 7 and 12 hours under 37 and 60ºC to find the correlation between 8-OHdG concentration over several pH, time, and temperature conditions. Analysis was performed by reversed-phase UHPLC using sodium phosphate buffer pH 6.7 : methanol (85:15) as mobile phase. Results show that low concentration of 8-OHdG could be linked to acrylamide and Cr(VI) exposure, and ascorbic acid might have a role in increasing 8-OHdG to higher concentration. The highest concentration of 8-OHdG was obtained at 60°C in samples without the presence of ascorbic acid, and at pH 7.4, 37 °C, and 7 hours of incubation in samples with the presence of ascorbic acid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gozi Ariq Ismail
"Pada penelitian ini dilakukan studi mengenai pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OHdG) dengan mereaksikan 2'-deoksiguanosin dan H2O2 dengan senyawa akrilamida dan TBHQ yang diberikan paparan sinar UVA. Uji pembentukan 8-OHdG dilakukan pada variasi waktu inkubasi (5 dan 7 jam) dan variasi pH (7,4 dan 8,4). Hasil dari pembentukan 8-OHdG dianalisis menggunakan instrumen HPLC fasa terbalik dengan menggunakan larutan penyangga natrium fosfat pH 6,7 dan metanol sebagai eluen dengan komposisi 85:15. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari adanya pencampuran TBHQ dan Akrilamida mengakibatkan pembentukan kadar 8-OHdG dengan menghasilkan efek sinergis dan efek antagonis pada hasil pembentukannya. Efek dari pencampuran senyawa akrilamida dan TBHQ meningkat signifikan ketika diberikan paparan sinar UVA. Sampel yang diinkubasi dengan paparan sinar UVA memiliki kadar 8-OHdG yang lebih banyak dibandingkan sampel tanpa paparan sinar UVA. Semakin lama waktu inkubasi, dihasilkan pula kadar 8-OHdG yang semakin besar. Pada pH 8,4, sebagian besar sampel menghasilkan pembentukan 8-OHdG yang lebih besar bila dibandingkan pada sampel dengan campuran yang sama pada pH 7.4. Sampel dengan hasil pembentukan 8-OHdG tertinggi terdapat pada sampel yang mengandung 2'-deoksiguanosin, akrilamida, TBHQ, dan H2Opada pH 8,4 dengan penyinaran sinar UVA selama 7 jam.

In this research, a study was conducted on the formation of DNA adduct 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG) by reacting 2'-deoxyguanosine and H2O2 with acrylamide and TBHQ compounds that were exposed to UVA light. The 8-OHdG formation test was carried out at various incubation times (5 and 7 hours) and pH variations (7.4 and 8.4). The results of the formation of 8-OHdG were analyzed using a reverse phase HPLC instrument using a buffer solution of sodium phosphate pH 6.7 and methanol as an eluent with a composition of 85:15. The results showed that the mixing of TBHQ and acrylamide resulted in the formation of 8-OHdG levels by producing a synergistic effect and an antagonistic effect on the formation results. The effect of mixing acrylamide and TBHQ compounds increased significantly when exposed to UVA light. Samples incubated with UVA exposure had higher levels of 8-OHdG than samples without UVA exposure. The longer the incubation time, the greater the 8-OHdG content was produced. At pH 8.4, most of the samples resulted in greater 8-OHdG formation when compared to samples with the same mixture at pH 7.4. Samples with the highest 8-OHdG formation results were found in samples containing 2'-deoxyguanosine, acrylamide, TBHQ, H2O2 at pH 8.4 with UVA light irradiation for 7 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Febrika
"DNA adduct dapat menjadi suatu biomarker dari senyawa kimia
genotoksik. Pembentukan adduct merupakan salah satu indikator awal
terjadinya mutagenesis dan karsinogenesis. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari potensi formaidehid dan benzaldehid dalam menyebabkan
terbentuknya adduct pada basa-basa DNA. Sebagai basa DNA digunakan 2-
deoksiguanosin (dG) dan 2-deoksiguanosin-5-monofosfat (dGMP). Analisis
dilakukan dengan mbnggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
fase terballk kolom 018 dan 08, eiuen larutan dapar fosfat: metanol (9;1).
Has!! yang diperoieh menunjukkan formaidehid terbukti mampu membentuk
adduct dengan dG dan dGMP, sedangkan benzaldehid belum terbukti. Dari
sampling lapangan yang dilakukan, diketahui terdapat penggunaan
formaidehid (formalin) sebagai bahan pengawet dalam makanan. Penelitian
mengenai peranan formaidehid dan benzaldehid dalam menyebabkan
mutagenesis dan karsinogenesis perlu dilakukan"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Hary Dewanto
"Hemoglobin Adduct dapat terbentuk akibat paparan benzo[a]pyrene dalam udara yang diduga mengandung PAH. Dengan Cara mengisolasi globin kemudian mengnidrolisisnya dengan asam, hemoglobin Adduot dari benzo[a]pyrene (BaP) dapat dideteksi sebagai bentuk nidrolisatnya berupa senyavva benzo[a]pyrene tetrahydrotetro/ (BPT) dengan menggunakan HPLC-Fluoresensi fasa terbalik kolom RP-18, eluen metanol-air (55:45).
Hasil penelitian membuktikan hemoglobin Adduct teridentifikasi pada sampel daran dari pedagang asongan yang berisiko tinggi terpapar PAH. Bates deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 2,6205 pg/mg globin. Konsentrasi adduot tertinggi yang diperolen sebesar 53,3963 pg/mg globin dan konsentrasi terendan 5,7870 pg/mg globin. Terdapat indikasi pengarun faktor kebiasaan merokok pada konsentrasi adduot yang terbentuk pada sampel responden. Untuk memperkuat nubungan faktor tersebut perlu dilakukan penelitian Iebin lanjut dengan menamban jumlan sampel dan melakukan uji statistik."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>