Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RR Retno Herningsih
"ABSTRAK
Carbon nanotube (CNT) memiliki kemampuan untuk memfasilitasi transfer elektron sehingga dapat digunakan sebagai material biosensor yang potensial, khususnya biosensor generasi ketiga. Fabrikasi perangkat bioelektronik sistem transfer elektron langsung ini dilakukan dengan memodifikasi permukaan elektroda emas menggunakan self-assembled monolayer (SAM) dari sistiamina, single wall carbon nanotube (SWCNT) dan mikroperoksidase-11 (MP-11). Metode analisis voltametri siklik dan beberapa karakterisasi lainnya dilakukan untuk mengetahui keberhasilan modifikasi elektroda tersebut sekaligus mengetahui parameter penting dalam aplikasinya sebagai biosensor. Campuran asam kuat H2SO4:HNO3 = 3:1 dibantu ultrasonikator terbukti efektif untuk memotong dan fungsionalisasi SWCNT. Hal ini dibuktikan dengan adanya serapan vibrasi gugus karbonil pada bilangan gelombang 1600 cm-1 pada spektrum FT-IR yang diperoleh. Pembentukan SAM dari sistiamina pada permukaan elektroda emas merupakan dasar modifikasi tahap selanjutnya. Keberhasilan modifikasi ini dapat dilihat dari munculnya puncak katodik pada potensial +390 mV dari kurva voltamogram siklik yang terbentuk. Estimasi nilai pKb sistiamina di atas permukaan elektroda emas sebesar 8,43 ? 0,03 diperoleh berdasarkan teknik elektrokimia. Imobilisasi MP-11 dapat dilakukan melalui pembentukan ikatan kovalen antara gugus amina dari MP-11 dengan gugus karboksilat dari SWCNT yang sebelumnya telah diimobilisasi terlebih dahulu di atas lapisan sistiamina. Pemodifikasian ini dilakukan dengan tujuan terciptanya transfer elektron langsung antara elektroda dan MP-11. Presisi jumlah elektron yang terlibat selama proses reaksi berlangsung adalah sebesar 1,14 x 10-7 ? 0,04 Coulomb. Namun, studi lebih lanjut masih perlu dilakukan agar diperoleh bentuk voltamogram siklik yang reversible serta melakukan karakterisasi lainnya untuk memperkuat bukti keberhasilan fabrikasi elektroda ini. Kata kunci: biosensor generasi tiga; carbon nanotube; mikroperoksidase-11; self-assembled monolayer; sistiamina; voltametri siklik."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Arfiah
"ABSTRAK Perkembangan aplikasi terbaru dari nanopartikel adalah memodifikasikannya pada elektroda untuk mengembangkan teknik analisis kimia. Nanopartikel Au dapat dibuat dengan mereduksi HAuCl4 dengan NaBH4. Nanopartikel Au yang terbentuk tidak stabil terhadap bertambahnya waktu. Modifikasi dengan Asam 3-merkaptopropanoat (AMP) menghasilkan nanopartikel Au yang stabil. Modifikasi nanopartikel dengan konsentrasi AMP yang berbeda dan pH basa tidak menimbulkan perubahan baik dari nilai absorbansi ataupun ??maks. Namun kondisi pada pH asam sangat mempengaruhi absorbansi dan ??maks, karena ukuran partikel menjadi lebih besar. Modifikasi nanopartikel Au@AMP pada elektroda Au-SAM sistiamin berhasil dilakukan, dilihat dari double layer capacitance yang kembali menyempit seperti pada elektroda Au (bare), akibat adanya transfer elektron langsung dari nanopartikel Au ke elektroda Au. Nanopartikel Au@AMP yang telah terikat pada elektroda Au-SAM selanjutnya digunakan untuk menangkap ion Cd2+. Interaksi nanopartikel Au@AMP dengan elektroda Au-SAM optimum pada pH 5,50, konsentrasi nanopartikel Au@AMP 1,00 x 10-4 M, scan rate 100 mV/s, konsentrasi larutan Cd2+ 1,00 x 10-4 M, waktu akumulasi 360 s dan pH larutan uji 5,50. Kata kunci: Nanopartikel, nanopartikel Au, modifikasi nanopartikel, self assembled monolayer (SAM), elektroda Au, Asam 3- merkaptopropanoat, sistiamin, voltametri siklik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warieh HR
"ABSTRAK Microbial fuel cell (MFC) sistem dua kompartemen menggunakan kultur E. coli UICC B-15 telah berhasil dikonstruksi. Kompartemen anoda yang merupakan tempat terjadinya metabolisme bakteri dipasangkan dengan kompartemen katoda yang berisi larutan Fe3+. Pada penelitian ini digunakan methylen blue sebagai mediator transpor elektron pada larutan di kompartemen anoda. Pengukuran produksi arus listrik dilakukan terhadap MFC yang menggunakan kultur bakteri yang dipanen pada fase stasioner dan pada fase eksponensial dalam kondisi aerob dan anaerob. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa MFC menggunakan kultur bakteri yang dipanen pada fase stasioner berhasil memproduksi arus listrik dan potensial sel yang dibandingkan terhadap kontrol. Arus yang pertama kali diukur sebesar 27,4 ??A dengan potensial 270 mV, yang secara teoritis setara dengan berat ekivalen protein sel sebesar 3.4 x10-5 g. Perubahan kondisi pada kompartemen anoda dari aerob ke anaerob (dalam atmosfer nitrogen) meningkatkan produksi listriknya. Sedangkan, pada kondisi anaerob pada kompartemen anoda dan kondisi aerob (aerasi) pada kompartemen katoda menyebabkan penurunan produksi listrik menjadi relatif lebih lama. Keyword : dua kompartemen, elektrokimia, methylen blue, microbial fuel cell, sel bahan bakar ix + 59 hlm, tabel, gambar, lampiran Bibliografi : 32 (1959 ?V 2005)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syahroni
"Molybdenum disulfide (MoS2), yang merupakan bagian dari kelompok material yang disebut dengan transition metal dichalcogenides, menarik banyak perhatian dikarenakan sifat-sifat fisis yang unik yang dimilikinya. Single layer material ini mengalami transisi indirect band gap ke direct band gap, yang karenanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi optoelektronik. Untuk mempelajari struktur pita (band structure) dari material ini secara detail. pendekatan first-principles seperti density functional theory (DFT) menjadi pilihan populer. Namun, terdapat tantangan yang besar untuk menggunakan pendekatan tersebut untuk menghitung dengan benar efek yang ditimbulkan akibat korelasi kuat antar elektron. Saat ini, telah diperkenalkan sebuah pendekatan yang menggabungkan DFT dengan apa yang disebut dengan GW+BSE untuk menghitung efek interaksi elektron-elektron dan elektron-hole. Dalam tesis ini, kami mempelajari sifat-sifat optik 1H- dan distorted 1T'-MoS2 dengan mengikutsertakan dalam perhitungan interaksi antar elektron dalam kerangka GW dan elektron-hole dengan menyelesaikan persamaan Bethe-Salpeter (BSE).

Molybdenum disulfide (MoS2), which belongs to transition metal dichalcogenides, has attracted great attention mainly due to their unique physical properties. A single layer of this material undergoes indirect to direct band gap transition, which enables a wide range of optoelectronic applications. To explore the details of the band structure of this material. a first-principles approach such as density functional theory (DFT) has become a popular choice. However, apart from its well-established formulation, it remains a big challenge to use such an approach to capture effects arising from correlations among the electrons correctly. Nowadays, an approach to combine DFT with a so-called GW+BSE to address the effects of electron-electron and electron-hole interactions, has been introduced. In this thesis, we study the optical properties of 1H- and distorted 1T-MoS2 taking into account electron-electron interaction within GW approximation and electron-hole interaction by solving Bethe-Salpeter equation (BSE)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Dwi Nuraini
"Dalam upaya untuk menurunkan emisi CO2 dan mencapai net zero emission pada tahun 2070, Pemerintah Indonesia telah menyerukan berbagai langkah upaya penurunan emisi. Implementasi carbon capture storage di industri merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh. Dengan penggunaan energi fosil yang masih sangat tinggi, salah satunya pada Provinsi Jawa Barat, maka integrasi carbon capture storage dengan industri sektor energi fosil di Jawa Barat dapat menjadi langkah awal yang baik untuk peningkatan implementasi carbon capture storage di Indonesia. Meskipun memberikan keuntungan, proses implementasi carbon capture storage juga memiliki berbagai hambatan seperti hambatan sosial, hambatan kebijakan, dan hambatan infrastruktur. Untuk menghilangkan hambatan-hambatan tersebut, peran pemerintah dalam membuat intervensi kebijakan sangatlah penting. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk meningkatkan implementasi carbon capture storage. Dari hasil simulasi alternatif kebijakan yang diterapkan pada tiga skenario, direkomendasikan tiga alternatif kebijakan yang memperlihatkan hasil yang cukup signifikan, yaitu constrain collaboration, rewarded CO2 avoided, dan energy collaboration.

To reduce CO2 emissions and achieve net-zero emissions by 2070, the Government of Indonesia has called for various measures to reduce emissions. Implementation of carbon capture storage in the industry is one of the steps that can be taken. With the use of fossil energy still very high, one of which is in West Java Province, the integration of carbon capture storage with the fossil energy sector industry in West Java can be an excellent first step for increasing the implementation of carbon capture storage in Indonesia. However, although it provides advantages, the implementation process of carbon capture storage also has various obstacles such as social barriers, policy barriers, and infrastructure barriers. To remove these obstacles, the government's role in making policy interventions is crucial. This study aims to find out what policies can be applied to improve the implementation of carbon capture storage. From the simulation results of alternative policies applied to the three scenarios, it is recommended that three alternative policies show significant results, namely constraint collaboration, rewarded CO2 avoided, and energy collaboration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharmoko
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S29864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Prasmita K.
"Fabrikasi mikroelektroda Au, Pt, dan boron-doped diamond (BDD) dilakukan untuk digunakan dalam studi pendahuluan penentuan distribusi ukuran nanopartikel logam. Mikroelektroda BDD telah berhasil disintesis pada permukaan jarum W dalam microwave plasma-assisted chemical vapor deposition (MPACVD) seperti yang ditunjukkan oleh hasil karakterisasi Spektroskopi Raman, SEM, dan XPS. Hasil spektrum Raman memperlihatkan puncak-puncak yang menunjukkan struktur diamond yang memiliki ikatan C-C sp3 dan doping unsur B sebagai pembawa daya hantar listrik. Hasil SEM menunjukkan BDD yang terbentuk memiliki diameter ujung 20 μm dan ukuran partikel 2 μm. Spektrum XPS menunjukkan keberadaan ikatan C-H dan C-OH pada permukaan mikroelektroda BDD. Sementara itu, nanopartikel Pt dipreparasi dengan menggunakan komponen penyusun K2PtCl6 dan H2PtCl6, Na3C6H5O7 sebagai agen penstabil, serta NaBH4 sebagai agen pereduksi.
Hasil TEM-EDX menunjukkan bahwa nanopartikel Pt yang dipreparasi dari H2PtCl6 memiliki ukuran sekitar 1-5 nm dengan aglomerasi hingga sekitar 20 nm dan memiliki dispersi yang lebih stabil sehingga nanopartikel tersebut kemudian digunakan dalam pengukuran. Selanjutnya, mikroelektroda Au dan BDD digunakan untuk mengamati distribusi ukuran nanopartikel Pt melalui reaksi oksidasi hidrazin (N2H4) 15 mM dalam larutan phosphate buffer solution (PBS) 50 mM pada permukaan nanopartikel Pt saat bertumbukan dengan mikroelektroda Au dan BDD. Pengukuran menggunakan mikroelektroda Au memberikan hasil arus transient sekitar 200-500 nA yang mewakili ukuran partikel 1-8 nm dengan noise sekitar 150 nA. Sementara itu, pengukuran dengan menggunakan mikroelektroda BDD memberikan hasil arus transient sekitar 3-18 nA yang mewakili ukuran partikel 1-8 nm dengan noise sebesar 2 nA. Noise yang rendah pada pengukuran dengan mikroelektroda BDD menyebabkan hasil pengukuran yang cukup baik dan lebih dapat merepresentasikan hasil TEM bila dibandingkan dengan menggunakan mikroelektroda Au.

Gold, platinum, and boron-doped diamond (BDD) microelectrodes were fabricated for application in preliminary study of the determination of metal nanoparticle size distribution. The BDD microelectrode has successfully fabricated at the surface of tungsten needle in microwave plasma-assisted chemical vapor deposition (MPACVD) as shown in Raman Spectroscopy, SEM, and XPS characterization result. Raman spectrum showed peaks that exhibited diamond formation which has C-C sp3 bond doped by B element. SEM shows the diameter and particle size of the BDD microelectrode were 20 and 2 μm, respectively. XPS spectrum exhibited C-H dan C-OH bonds on the BDD microelectrode surface. On the other hand, Pt nanoparticle is prepared using K2PtCl6 and H2PtCl6 precusor, Na3C6H5O7 as capping agent, and NaBH4 as reductor.
TEM-EDX result showed that the Pt nanoparticle prepared from H2PtCl6 size is ~1-5 nm with aglomeration up to ~20 nm and has more stable dispersion therefore it is used in measurement. Afterwards, gold and BDD microelectrodes were applied for the screening of Pt nanoparticle size distribution via oxidation reaction of 15 mM hydrazine (N2H4) in 50 mM phosphate buffer solution (PBS) at Pt nanoparticles when it collides the surface of the microelectrodes. The measurement at gold microelectrode gave a current transient of 200-500 nA, which represented particle size of 1-8 nm, with a noise of ~150 nA, while at BDD microelectrode a current transient of 3-18 nA, which represented particle size of 1-8 nm, with a noise of ~2 nA was observed. The low current noise in the measurements using BDD microelectrodes caused the better results, which could represent the TEM result of the nanoparticles than when using gold microelectrodes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42279
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munasik
"Setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW umat Islam terpecah menjadi dua bagian, yaitu: golongan yang berpendapat bahwa pengganti Nabi Muhammad itu dipilih berdasarkan musyawarah. Golongan ini sekarang dikenal dengan golongan Ahlussunnah (Sunni). Dan golongan yang berpendapat bahwa pengganti Nabi Muhammmad itu sudah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW. Golongan ini dikenal dengan golongan Syi'ah. Permasalahan tentang siapa pengganti Nabi Muhammad inilah yang telah dikaji dan diteliti untuk mengetahui siapa sebenarnya yang berhak menjadi pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad wafat. Golongan Syi'ah berpendapat bahwa orang yang berhak menjadi pemimpin ummat Islam adalah mereka yang dikenal dengan sebutan Ahlul Bait dan keturunannya. Mereka percaya bahwa Ahlul Bait dan keturunanya itu mendapat ilmu dari Nabi Muham_mad dan memberikan penjelasan dan penjabaran tentang keagamaan untuk ummat Islam seluruhnya. Konsep yang mereka pakai adalah imamah bukan khilafah. Dan sebagai pemegang jabatan imamah itulah adalah seorang Imam (dari ahlul bait dan, keturunannya). Mereka mempercayai imamah itu karena imamah merupakan salah satu prinsip agama golongan Syi'ah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>