Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmawaty
"Dl alam, mineral bentonit masih bercampur dengan mineral liat lainnya. Pemurnian bentonit alam dari pengotor- pengotor lainnya dapat dilakukan dengan cara fraksinasi sedimentasi berdasarkan waktu , dan hasilnya menujukkan persentase berat F1 (sedimentasi 15 menit) sebesar 58,05%, persentase berat F2 (sedimentasi 3 hari) sebesar 22,71 %, persentase berat F3 (sedimentasi 1 minggu) sebesar4,04 % dan sisanya persentase berat F4 sebesar 9,24 %, yang didapat dengan cara sisa fraksi bentonit yang diuapkan. Karakterisasi Ukuran partikel berdasarkan distribusi sebaran massa, menujukkan ukuran partikel^FI (23,75pm ± 17,54 pm ) > F2 (14,38pm ± 3,27 pm) > F3 A (2,51pm ± 2,17 pm) > F4 (14,38pm ± 3,27 pm). Penentuan komposisi kimia dengan menggunakan metode XRF, menujukkan perbandingan nilai Si/AI F1 (6,20) > F2 (5,53) > F3 (3,56) > F4 (3,45). Penentuan jenis mineral dengan metode XRD, menujukkan bahwa pada bentonit Ft dan F2 ketidakmurnlannya maslh dlpertahankan dengan hadirnya mineral chlorit dan quarsa, sedangkan untuk bentonit F3 dan F4 hanya menghasilkan minerat montmorilonit saja. Penentuan serapan fraksinasi bentonit dalam mengadsorpsi ion logam Pb^^, Cd^^ dan Cu^^ dilakukan dengan cara mengatur pH larutan (pH 2 -10) dengan menggunakan metode polarografi, menujukkan bahwa daya serap bentonit F4 lebih tjnggi dibaridingkan bentonit Ft, F2.daniF3. A " : - : , : Data yang diperoleh menujukkan bahwa kapasita& .penyerapan fraksinasi bentonit tergantung pada phf larutan. Adsorpsi maksimum ion logam Pb^*^ terjadi pada pH larutan 7, ion logam Cd^^ terjadi pada pH larutan 8 dan untuk ion logam Cu^"^ adsorpsi maksimum Iraksinasi mineral bentonit terjadi pada pH larutan 5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastin Setiani
"Ligan 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin telah berhasil disintesis dengan metode Ciupa dkk. (2012). Reaksi yang berlangsung dalam sintesis ligan berbasis pirazolin ini merupakan reaksi kondensasi aldol dan Reduksi Wolff-kishner. Hasil yang diperoleh berupa padatan jingga dengan %yield sebesar 19,91% (0,2987 gram). Ligan 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin ini dilakukan uji karakterisasi terhadap spektrofotometer IR, H-NMR, spektrofotometer UV-Vis dan spektrofluorofotometer. Struktur kompleks yang terbentuk dari ketiga logam tersebut adalah struktur segi empat planar dengan rumus seyawa kompleks [CuL2]2+ [CdL2]2+ dan [PbL2]2+.
Aplikasi pada penelitian ini yaitu fluorosensor ligan terhadap ion logam berat berat Cu2+, Cd2+ dan Pb2+. Dengan adanya penambahan ion logam berat Cu2+ dan Pb2+ memberikan fluorosensor tipe on-off terlihat dari adanya pemadaman intensitas fluoresensi dan fluorosensor tipe off-on untuk ion logam berat Cd2+ yang ditandai dengan peningkatan intensitas fluoresensi. Ligan ini dapat mendeteksi ion logam berat dari 2x10-4 M hingga konsentrasi 2x10-6 M memiliki keselektifan terhadap ion logam berat Cd2+.

Ligand 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin has been synthesized by Ciupa et al. (2013) method. The synthesis used aldol condensation reaction and Wolff-kishner reduction. The orange precipitated was collected and gave 19,91% yield 0,2987 gram). Ligand has been characterized by FTIR, H-NMR, UV-vis and Spectrofluorophotometer. The structur of the complex formed from the third metal is square planar with formula of complex are [CuL2]2+ [CdL2]2+ dan [PbL2]2+.
The application in this research is fluorosensor of heavy metal ions Cu2+, Cd2+ dan Pb2+. With the addition of heavy metal ions Cu2+ and Pb2+ that ligand gave fluorosensor type on-off. It conclude by quenching when ligand coordinated with Cu 2+ and Pb 2+ ions. And ligand gave fluorosensor type off-on when addition of heavy metal ion Cd2+. These ligan can detect of heavy metal ions from 2x10-4 M to a concentration of 2x10-6. It conclude by enhanching when ligand coordination with Cd2+ ion and the ligand have selectivity towards Cd2+.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"DegradasI fotokatalltik menggunakan titanium dioksida merupakan suatu
teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Penelitian ini melakukan
degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi Ti02. Percobaan
diiakukan untuk mengetahui pengaruh ion Pb^^, Cu^"^, dan NP terhadap proses
dagradasi serta mengamati pembentukan intermediet katekol dan hidrokuinon
yang terjadi selama proses degradasi fotokatalitik.
Proses degradasi fenol diiakukan dalam reaktor bejana gelas 1L,dengan
konsentrasi katalis 2 g/L dan konsentrasi fenol 20 mg/L. Suspensi ini diiluminasi
dengan sinar UV selama 10 jam. Penurunan Konsentrasi senyawa fenol dan analisis senyawa intermediet
ditentukan tiap jam penyinaran dengan menggunakan HPLC
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, Ion Pb memberlkan pengaruh
yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik pada konsentrasi ion
Pb^^ > 0,2 mM, untuk Ion menampakan pengaruh yang signifikan pada
konsentrasi Ion > 0,4 mM, sedangkan untuk Ion pada konsentrasi
sampal dengan 0,5 mM belum menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap
proses degradasi fotokatalitik.
Tanpa adanya ketiga ion logam tersebut, degradasi berlangsung leblh
balk.selama perlode 5 Jam penurunan fenol yang terdegradasi sudah 100%,
sedangkan degradasi dengan adanya ketiga logam tersebut, terslsa fenol sekltar
39% untuk perlode 10 jam. Senyawa Intermediet pada degradasi fenol
fotokatalitik yaltu seperti katekol dan hidrokulnon, maka dengan adanya Ion Pb^^
dan Cu^^, laju pembentukan dan laju penguraian dari kedua intermediet tersebut
menjadi terganggu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan Kamaluddin
"Senyawa kompleks lantanum-perylene telah berhasil disintesis dengan metode Zulys et al (2017). Hasil yang diperoleh berupa padatan berwarna merah-kecoklatan dengan %yield sebesar 56.90%. Studi mengenai kemampuan fluoresensi senyawa kompleks lantanum-perylene sebagai detektor logam berat dipelajari menunjukkan selektivitas terhadap ion logam Cu2+ dan Pb2+ pada pH netral dan pH yang lebih tinggi (pH 12). Adanya penambahan ion logam Cu2+ dan Pb2+ menandakan senyawa kompleks lantanum-perylene merupakan fluorosensor tipe on-off, terlihat dari adanya pemadaman intensitas fluoresensi. Sedangkan pada penambahan ion logam seperti Ni2+, Co2+, dan Cd2+ tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada pH netral maupun pH yang lebih tinggi. Senyawa kompleks lantanum-perylene dapat mendeteksi ion logam Cu2+ pada rentang konsentrasi dari 1x10-4 M hingga 1x10-8M  dan ion logam Pb2+ pada rentang konsentrasi dari 1x10-4 M hingga 1x10-6M.

Lanthanum-perylene complex compounds has been synthesized by Zulys et al. (2017) method. The results obtained in the form of red-brown powder with the percent yield of 56.90%. The fluorescence properties of lanthanum-perylene complexes as heavy metal detectors showed selectivity to Cu2+ and Pb2+ metal ions at the neutral pH (pH 7) and higher pH (pH 12). The addition of Cu2+ and Pb2+ metal ions resulted in the quenching of fluorescence intensity, which indicates the lanthanum-perylene complex is an on-off fluorosensor. Whereas the addition of metal ions such as Ni2+, Co2+, and Cd2+ does not show any significant change in the neutral or higher pH.  Furthermore, lanthanum-perylene complex was able to detect Cu2+ metal ions in the concentration range from 1x10-4M to 1x10-8M as well as Pb2+ metal ions in the concentration range from 1x10-4M to 1x10-6M."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Pramudita
"Organoclay Jambi merupakan hasil modifikasi montmorillonite (MMT) dengan interkalasi kation organik agar dapat menjadi organofilik. Sebelum digunakan untuk preparasi, proses yang pertama adalah fraksinasi terhadap bentonit Jambi untuk memurnikan montmorillonite (MMT) yang ada pada bentonit. Hasil MMT kemudian diseragamkan kation penyeimbangnya dengan Na+ menjadi Na-MMT. Selanjutnya menggunakan [Cu(en)2]2+, dihitung nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK). Preparasi organoclay menggunakan Na-MMT dengan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai agen penginterkalasi dan konsentrasi MSG yang ditambahkan sesuai dengan nilai 1 KTK dan 2 KTK.
Hasil karakterisasi organoclay menunjukkan MSG telah berhasil terinterkalasi ke dalam MMT. Produk organoclay tersebut selanjutnya diuji kemampuan adsorpsinya terhadap kadmium dan timbal dengan variasi waktu, variasi konsentrasi dan variasi pH. Kemudian membandingkannya dengan kemampuan adsorpsi dari bentonit alam dengan konsentrasi kadmium dan timbal yang sama. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa organoclay lebih efektif dari bentonit alam dalam menyerap kadmium dan timbal.

Jambi Organoclay is a modified organoclay montmorillonite (MMT) with intercalation of organic cations in order to be organofilik. Before being used for the preparation, the first is the fractionation process to Jambi bentonite for purifying montmorillonite (MMT) which is in bentonite. Results MMT then homogenized with Na+ cations counterbalancing into Na-MMT. Furthermore, using [Cu(en)2]2+, calculated value Cation Exchange Capacity (CEC). Preparation of organoclay using Na-MMT with Monosodium Glutamate (MSG) as intercalate agent and concentration of MSG is added in accordance with the values 1 CEC and 2 CEC.
Organoclay characterization results indicate MSG has successfully intercalated into MMT. Organoclay products were then tested for their adsorption on cadmium and lead with time variation, concentration variation and pH variation. Then compare it with the adsorption capacity of natural bentonite with the same concentrations of cadmium and lead. From the data obtained show that the organoclay is more effective than the natural bentonite to absorb cadmium and lead.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alifia Fadhilah
"Pesatnya perkembangan industrialisasi dan pertambahan penduduk secara besar-besaran telah menyebabkan pencemaran air yang serius. Timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan logam berat beracun yang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena pengaplikasiannya dalam berbagai industri. Adsorpsi dianggap sebagai salah satu cara efektif yang digunakan dalam mengolah air terkontaminasi logam berat karena pengoperasiannya sederhana, konsumsi energi rendah, sesuai dengan ekonomi sirkular dan pembangunan berkelanjutan. Pada studi ini telah berhasil disintesis hidrogel komposit alginat/gelatin/bentonit (ALG/GEL/BT) yang digunakan sebagai adsorben logam berat Pb2+ dan Cu2+. Hidrogel komposit ALG/GEL/BT dikarakterisasi menggunakan FTIR, SEM-EDX, AAS, dan XRD. Efisiensi adsorpsi ALG/GEL/BT untuk Cu2+ mencapai 79,24% dan kapasitas adsorpsi sebesar 33,97 mg/g. Pada adsorpsi Pb2+, efisiensi yang diperoleh mencapai 98,98% dan kapasitas adsorpsi hingga 43,64 mg/g. Hidrogel komposit ALG/GEL/BT mampu mengadsorpsi secara optimum dengan dosis adsorben 0,07 g, komposisi bentonit 42,9 wt%, temperatur 55 ºC, pH 7, selama 100 menit. Studi kinetika adsorpsi Pb2+ dan Cu2+ menggunakan hidrogel komposit ALG/GEL/BT mengikuti pseudo orde kedua dan model isoterm adsorpsi sesuai dengan Freundlich untuk Pb2+ dan Cu2+.

The rapid development of industrialization and massive population growth have caused serious water pollution. Lead (Pb) and copper (Cu) are toxic heavy metals which causes environmental pollution due to their application in various industries. Adsorption is considered as one of the effective methods used in treating water contaminated by heavy metals due to its simple operation, low energy consumption, in line with circular economy and sustainable development. In this study, an alginate/gelatin/bentonite (ALG/GEL/BT) composite hydrogel was successfully synthesized which was used as an adsorbent for heavy metal Pb2+ dan Cu2+. ALG/GEL/BT composite hydrogel were characterized using FTIR, SEM-EDX, AAS, and XRD. The adsorption efficiency of ALG/GEL/BT for Cu2+ reached 79.24% and the adsorption capacity was 33.97 mg/g. In Pb2+ adsorption, the efficiency obtained reached 98.98% and the adsorption capacity was up to 43.64 mg/g. The ALG/GEL/BT composite hydrogel was able to adsorb optimally with a dose of 0.07 g adsorbent, 42,9 wt%bentonite composition, temperature 55 ºC, pH 7, for 100 minutes. The adsorption kinetics study of Pb2+ dan Cu2+ using the ALG/GEL/BT hydrogel composite followed the pseudo-second order and the adsorption isotherm model according to Freundlich for Pb2+ dan Cu2+."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi avval pemanfaatan alga hijau sebagai biosorben ion Iogam Pb
Cu” dan Co” telah dilakukan ciengan memakai metode batch, identifikasi
dengan FT-IR dan Kuantifikasi dengan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom).
Perbedaan konsentrasi ion Iogam mula-mula (C) ciengan konsentrasi sebelum
dan sesudah perlakuan merupakan jumlah ion Iogam yang terserap (Cb).
Optimasi kondisi biosorpsi biomassa alga hijau dilakukan dengan memvariasikan
pH, vvaktu kontak, jumlah biomassa dan konsentrasi. Kemudian uji selektifitas
Iogam dilakukan dengan mengkombinasikan ion Iogam Pb, Cu dan Co dalam
erlenmeyer dan dikontakkan dengan 100 mg biomassa alga hijau, sedangkan
untuk recovery dilakukan dengan cara biomassa alga hijau yang telah menyerap
Iogam dikontakkan dengan 25 mL asam nitrat. pH optimum biosorpsi alga hijau
terhadap masing-masing ion Iogam Pb2+, Cu” dan Co” berturut-turut adalah 7,
6 dan 6. \/\/aktu kontak optimum diperoleh pacia vvaktu 60 menit. Jumlah
biomassa optimum adalah pada100 mg sedangkan konsentrasi awal ion Iogam
adalah 50 mg/L untuk masing-masing Iogam Pb, Cu dan Co. Hasil uji recovery
ion Iogam Pb2+, Cu” dan Co” berturut-turut sebesar 75,83 %, 69,30 % dan
78,49 %. Perhitungan dengan persamaan Iangmuir diperoleh kapasitas serapan
maksimum biomassa alga hijau untuk masing-masing ion Iogam Pb, Cu dan Co
berturut-turut 1 0.4596 mmoL, 0.0533 mmoL, dan 0.0266 mmoL per gram
biomassa alga hijau."
Universitas Indonesia, 2007
S30679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Soelistyono
"
Banyak peneliti yang tertarik untuk menemukan suatu penukar ion yang tahan terhadap suhu dan medan radiasi yang - cukup tinggi Telah dicoba untuk meneliti lebih lanjut beberapa oksida hidrat khususnya golongan titanium dan timah (IV) fosfat arsenat molibdat dan lain sebagamya Pada penelitian mi dicoba untuk mensmtesis kristal cu Zr(HP04)2 H2o0 (ot - zirkonium fosfat) dengan metode pengendapan perlahan yang menggunakan perbandingan molar HF/ZrOCl2 dan diperoleh hasil sebanyak Kristal diidentifikasi menggunakan difraksi sinar larutan 5 5 82 8 / X (XRD) analisis gravimetn termal (TGA), dan mikroskop elektron scarcning (SEM) Kristal oi zirkonium fosfat (oi - ZrP) merupakan suatu garam asam padat yang berlapis-lapis dan bersifat anisotropik) Kristal tersebut dapat diinterkalasi oleh senyawaan basa organik misalnya anilin Kondisi terbaik untuk melakukan interkalasi dengan anilin adalah dengan waktu kesetimbangan selama 24 jam dan kapasitas mterkalasinya 3 193 mg anilin/g a - ZrP Jarak antar bidang lapisan cu - ZrP hasil sintesis sebesar 7 43055 A, tetapi setelah diinterkalasi oleh anilin (oi - ZrPA) jarak tersebut menj adi 13 4145 A Sebagai penukar ion anorganik ot - ZrP yang bersifat asam, dapat mengadsorpsi ion-ion logam melalui pertukaran ion khususnya kation Kemampuan tersebut diharapkan akan dapat ditingkatkan lagi setelah dilakukan proses interkalasi Untuk mengadsorpsi 250 mg/L ion logam Cu 2+ dan Ag + dengan 0 25 g cu - ZrP maupun a - ZrPA paling baik dilakukan pada PH 7 dengan waktu kesetimbangan selama 30 menit"
1994
S29916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Guarda
"Bentonit adalah nama dagang untuk lempung monmorilonit (smektit)
yang dapat digunakan sebagai adsorben, zat pemutih, katalisator. Bentonit
alam karangnunggal merupakan jenis kalsium bentonit mempunyai KTK
(Kapasitas Tukar Kation) yang relatif besar (80-140 mek/IOOg). Aktivasi asam
dan aktivasi pemanasan dilakukan dengan maksud memperoleh bentonit
dengan nilai KTK yang lebih besar. Aktivasi asam divariasikan dari
konsentrasi 0,025-2,5 M H2SO4, aktivasi pemanasan divariasikan 100-500°C.
KTK yang lebih besar dari bentonit tanpa aktivasi diperoleh pada aktivasi
0,025 M H2SO4 dan aktivasi pemanas'anlOO °C yaitu 47,41 mek/IOOg dan
48,82 mek/100g. Larutan (50 ppm), Zn^^ (50 ppm) diadsorpsi secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,025 H2SO4 tetapi Mn^ (50 ppm) diadsorpsi
secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,25 M H2SO4. Aktivasi diatas 100 °C
mengakibatkan adsorpsi bentonit terhadap larutan logam cenderung
berkurang. Grafik adsorpsi bentonit terhadap logam yang dibuffer
menunjukkan pada pH 5-pH 6 adalah kondisi terbaik penyerapan larutan
logam. Analisa XRD memperlihatkan tidak ada perubahan yang berarti
terhadap sudut difraksi (0) dan jarak pisah bidang kisi pemantui (d) sehingga
dapat dikatakan tidak terjadi kerusakan struktur bentonit"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahman Gosarli
"
Gambut merupakan material yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami berbagai tingkat penguraian dalam periode waktu yang cukup lama atau rawa yang mengandung air tempat dimana tumbuhan diendapkan di bawah air tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan penyerapan terhadap logam cr3+ Cd2+, Pb2+ oleh gambut sebelum dan sesudah pemisahan material humat Percobaan pengamatan penyerapan logam oleh gambut dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi larutan (65 sampai 400 ppm) waktu pengadukan (30-90 menit) dan pH fo larutan (1,5-6,5) Dari data hasil serapan yang diperoleh terlihat perbedaan serapan logam yang realtif kecil oleh gambut sebelum dan sesudah pemisahan material humat Pada konsentrasi larutan 200 ppm waktu pengadukan 60
menit, serapan maksimum penyerapan yang diperoleh dari
percobaan pada pH 6,5 untuk c 3+, pH 4,5 untuk cd2+, dan pH 5,5 untuk Pb2+"
1993
S29829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>