Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belgis Komariah
"Pf^emhangfln penduduk dan pettumbuhw tiidusM y^mg pesat telah m^yebaMtan penamtaan k^ntuhan enefgi yang semakin raenin^at Di tenph mraiipisnya cadangan ininyak bumi dan mulai terbnkanya iniporniniyak: bmni, Indonesia membuttddc^ sunAer energi baro yang d^t cHperb^iann dan lebih ramafa teibad^ HngkPQg^' pennasaJahan terselwt, sninber energi panas bwmi merapakan salah safii stnfiber e^igi altematif caio^ p«rtensial uittidc d&emba^^am di Indofiesia tmtuk dlman^^^kan seb^ai p®id«tt^dt tenaga Itsblk. Saisdi teJawJogi pet^li^isBHiya tcf^pat 4i Dfos^ Jawa Teagafe, Peaggnoaan snmber j^aas Imiai iai a:^a}ad£«i pgndinginaB Buida panas bami. Fiokta paaas Inuai kii a^g^nitmg spesi lerl^t ioB klwida, sUil^ HCO3', SO/V Na"; K\ Ca^% daa fcadi«a^W©a feteya, Dima bik tesgadi pixnkibaa kondisi teiinodiiKiiiiiika ttepat fc^di pp^es pcngeiakm i^ncegidian tarjadinya keiak siiika dapat dilaknkan dehg^ iwnanibafaan iMi ibitor. PadapendStkn ini ndafcate digiuaskaii adalah asam akrilaraidainedl prcpai gntfonat dan IfnmihmflsTttyfl dengan asam dan asaan/bntaL InhSitor polioant mampu mfinghamlat polimerisasi sitii^ kajEeoa adatiya gugus amon, contobnya pada asam akritomi^ metil propaa sulfoaat admya gagus SO/ aa^a te^adi tol^ ajeaol^ aatara I gugns SO3' dsaigan anion saScat (H3St04% yaag menyebabkan reaksi aamta antoct saiTcat 4migm asam siiikal 1^48104) yang masib ada maniadi tabarabat s^m^itidak i asami sHilabor^ ymg larnt dato air, sdihigga kar^ sil&a yaag twbtntok iebih sedM Pengukuran konsentrasi silika dan km klcdda digunakan ^ktmfotometri UVA^S, yaitu didapatkan 1021,5 ppm 15707 ppm. Peneiduw kandimgan Ipgam di^makan metode spsk^oskopi serapan atom (AAS). Bobot en&^}£m sampel an* panas bumi tanpa penambahan inhibitor yang paling sed&ii pada pH 9^ yaitu 0,49iS para, sedan^Lan padai® 4,00; 5,S3 dan 7,00 yaitu 0,750i; 0,2425 dan 1,0124 gram. Bobot endapan air panas bumi yai^ paling sedSdt dengan penambahan iidiHntor asam akrilamitb meta prc^ sulfcm^ <10 ppm) pada pH 0,00yaite 0,1021 gram, Bobot ymg pali^ sedikit dengmt kombinasi inliSblkjr asmn ^ritemida med! ^ pada pH 4,00 yaitu 0,3010 ^am. y^^ paliag sedikit "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana
"ABSTRAK
Energi panas bumi (Geothermal) adalah sumber energi yang penting dimana eksploitasinya tidak mempunyai dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan energi panas bumi terbukti sangat efektif dari segi biaya. Salah satu masalah yang timbul dalam penggunaanenergi panas bumi adalah scaling dari beberapa mineral pada saat dilakukannya eksploitasi. Scaling adalah poses pengendapan yang diikuti pengerasan. Pencegahan atau penguranganpembentukan kerak silika dengan penangananyang tepat memungkinkan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber panas bumi suhu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar optimal yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi pembentukan kerak silika dari contoh air panas bumi yang berasal dari lapangan panas bumi Dieng, Jawa. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya kerak silika dilakukan penguapan sampel dari volume 300 ml menjadi ?50 ml pada pH 4; 5,83(pH alami); 7 dan 9 dan menambahkan inhibitor asam borat dengan variasi konsentrasi 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; 2,0 ppm; 3,0 ppm; 5,0 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengerakan dengan menggunakan asam maleat dengan variasi konsentrasi 1,0 ppm; 3,0 ppm; 5,0 ppm; 10,0 ppm dan 25,0 ppm. Sedangkan untuk pengaruh logam Fe dan Al, pengaturan pH pada pH 7 dan pH alami (5,83) dengan variasi konsentrasi logam Fe 2,0 ppm; 5,0 ppm; 10 ppm dan logam Al 5,0 ppm; 10,0 ppm; 25,0 ppm. Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa konsentrasi optimal asam borat yang dapat digunakan untuk menginhibisi pengerakan sebesar 2 ppm pada pH 7, 1,5 ppm pada pH alami (5,83). Sedangkan untuk asam maleat sebesar 3 ppm pada pH 7. Adanya Fe menambah kelarutan silika hingga konsentrasi Fesebesar 10 ppm. Dan adanya Al menambah kelarutan silika sampai konsentrasi 10 ppm. Konsentrasi Al lebih dari 10 ppm dapat menurunkan kelarutan silika."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andhika
"kerak silika merupakan masalah utama yang dominan terjadi pada lapangan panasbumi yang didominasi oleh brine (liquid dominated). Kerak silika tidak dapat dihilangkan baik dengan cara kimia, fisika maupun mekanik sehingga biasanya yang dilakukan adalah upaya menghambat. Untuk itulah maka dilakukan pengujian inhibitor antiscale menggunakan campuran polimer asam poliakrilat (PAA) dan asam borat (BA).
Pengujian dilakukan menggunakan pipa uji dan pipa blank. Pipa uji menmpunyai dua tempat pengambilan sampel (port) yaitu port untuk injeksi di hulu dan port sampling di hilir Sedangkan untuk pipa blank hanya terdapat pipa port sampling di hilir. Pengambilan sampel dilakukan 1 hari setelah injeksi untuk memastikan terjadi homogenisasi antara inhibitor dan brine di pipa uji. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari dan dianalisa di lab PT Geodipa Energi Unit Dieng. Campuran inhibitor di variasikan perbandingan konsentrasi 10 ppm:8 ppm, 15 ppm:5 ppm, dan 20 ppm:3 ppm hingga didapat kondisi optimum yang mampu menghambat pencegahan pembentukan kerak silika. Setiap variasi perbandingan konsentrasi dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan sampel sebanyak 5 kali selama 5 hari.
Setelah dilakukan pengujian maka untuk campuran asam poliakrilat dan asam borat dengan perbandingan 10 ppm dan 8 ppm memiliki efektifitas sebesar 67,22%. Sedangkan untuk perbandingan 15 ppm dan 5 ppm memiliki efektifitas 44,54%. Untuk perbandingan konsentrasi 20 ppm dan 3 ppm memiliki efektifitas 54,94%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mastuti
"Pemanfaatan sumber panas bumi sebagai pembangkit listrik mungkin sudah tidak asing lagi. Sistem ini memanfaatkan energi panas bumi untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Salah satu teknologi yang memiliki pengolahan panas bumi terdapat di Dieng, Jawa Tengah. Teknologi pengolahan panas bumi ini melibatkan fluida panas bumi. Fluida panas bumi ini mengandung berbagai spesi terlarut berupa silika, besi, aluminium, natrium, kalium, magnesium dan lainnya.
Kelarutan silika meningkat dengan naiknya temperatur. Temperatur yang relatif lebih rendah akan menyebabkan kelarutannya mengecil dan menyebabkan terjadinya pengendapan. Dengan seiring waktu endapan tadi dapat mengeras dan menimbulnya kerak silika. Kerak yang sudah terbentuk akan sulit untuk ditangani, baik dengan mekanisme fisik ataupun secara kimiawi. Oleh karena itu dicari cara mencegah terbentuknya kerak silika dengan menggunakan inhibitor ataupun polimer pendispersi.
Metode analisa yang digunakan adalah UV-Visibel Spektrofotometri, AAS, FT-IR, dan X-RD. Dalam penelitian ini dicoba untuk menyelidiki pengaruh penambahan asam akrilat dan kombinasi asam akrilat dengan asam borat dengan variasi pH. Dari data diperoleh penurunan jumlah benih kerak silika. Asam borat beraksi dengan silika membentuk silika borat yang larut dalam air, sedangkan asam akrilat yang manjadi polimer menghambat benih kerak silika dengan cara dispersi. Untuk melihat pembentukan polimer asam akrilat dianalisa dengan FT-IR.
Diteliti pula pengaruh penambahan logam aluminium dan besi pada variasi pH yaitu pH 3, 7 dan 9. Hasil yang diperoleh pada kondisi asam logam aluminium mampu menurunkan jumlah benih kerak silika yang terbentuk dan pada kondisi basa menambah jumlah benih kerak silika yang terbentuk. Sedangkan besi selalu menambah jumlah benih kerak silika atau menurunkan kelarutan. Untuk analisa kerak yang terbentuk pada pipa dianalisa dengan X-RD. Kata kunci : silika, silica scaling, polimer asam akrilat, silikoborat, alumino silikat, besi silikat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rilian
"Minyak Jarak merupakan salah satu minyak nabati yang berpotensi
untuk dijadikan berbagai produk non pangan. Dalam riset ini diuji cobakan
transformasi minyakjarak menjadi senyawa metil ester dengan dua tahapan
reaksi (esterifikasi dan transesterifikasi). Reaksi transformasi tersebut
melibatkan beberapa katalis yaitu katalis padatan asam y-AI2O3 untuk reaksi
esterifikasi dan katalis padatan basa y-AI2O3/K2CO3 untuk reaksi
transesterifikasr Katalis yang dibuat dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF
dan BET. Proses yang digunakan adalan dengan reaktor alir yang telah
dipacking katalis padat, serta menggunakan sistem distilasi reaktif untuk
reaksi esterifikasinya. Substrat yang direaksikan dapat dikonversikan dengan
optimum serta pemisahan yang Iebih mudah antara produk utama dengan
produk sampingnya, sehingga secara keselurunan didapatkan proses yang
Iebin efisien serta efektif. Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dengan
reaktor alir mencapai koversi optimum sebesar 87,14% dan 94,66%. Produk
metil ester yang didapat berpotensi menjadi bahan bakar alternatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Zalfa Khairunnisa Nugraha
"Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari aktivitas katalitik dari katalis silika-organosilika terfungsionalisasi sulfonat yang disintesis berdasarkan metode sol-gel, pada reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan neopentil glikol. Aktivitas katalitiknya dibandingkan dengan empat jenis katalis lain, yaitu katalis SBA-15, SBA-15-PrSO3H dengan dua variasi komposisi, dan Ph-PMO-PrSO3H. Pengujian dilaksanakan pada kondisi reaksi yang sama untuk semua jenis katalis, yaitu dengan rasio molar reaktan neopentil glikol : asam oleat 4:1, suhu reaksi 150 oC, jumlah katalis 3%, dan waktu reaksi selama 120 menit. Hasil dari penelitian didapatkan katalis silika-organosilika terfungsionalisasi sulfonat menghasilkan persen konversi produk yang tertinggi, yaitu 71,09%. Selain itu, dilakukan pula variasi rasio molar reaktan, persen jumlah katalis, dan waktu reaksi untuk mengetahui kondisi optimum reaksi. Didapatkan kondisi optimum dari reaksi adalah rasio molar reaktan neopentil glikol : asam oleat 4:1 dengan jumlah katalis 5% dan waktu reaksi selama 300 menit menghasilkan persen konversi produk 87,14%. Dari pengujian daya daur ulang katalis diketahui bahwa katalis silika-organosilika terfungsionalisasi sulfonat memiliki daya daur ulang yang baik untuk tiga kali reaksi, masing-masing dengan persen konversi asam oleat 87,14%, 87,09%, dan 86,73%. Hal ini juga dikonfirmasi oleh karakterisasi FTIR katalis yang tidak menunjukkan adanya gugus fungsi yang hilang dibandingkan dengan katalis sebelum digunakan di reaksi.

This research was conducted to study the catalytic activity of a sulfonate functionalized silica-organosilicate catalyst synthesized based on the sol-gel method, in the esterification reaction between oleic acid and neopentyl glycol. The catalytic activity was compared to four other types of catalysts, namely SBA-15, SBA-15-PrSO3H with two variations of composition, and Ph-PMO-PrSO3H. The test was carried out under the same reaction conditions for all types of catalysts, namely with a molar ratio of neopentyl glycol reactants: oleic acid 4:1, reaction temperature of 150 oC, amount of catalyst 3%, and reaction time of 120 minutes. The results of the study showed that the sulfonate functionalized silica-organosilica catalyst produced the highest percentage of product conversion, namely 71,09%. In addition, variations in the molar ratio of the reactants, the percent amount of catalyst, and reaction time were also carried out to determine the optimum conditions for the reaction. The optimum conditions for the reaction were the molar ratio of reactants neopentyl glycol : oleic acid 4:1 with 5% catalyst and 300 minutes of reaction time to produce a product conversion percentage of 87,14%. From the catalyst recycling test it was found that the sulfonate functionalized silica-organosilica catalyst had good recyclability for three reactions, with percent oleic acid conversion of 87,14%, 87,09% and 86,73%, respectively. This was also confirmed by the FTIR characterization of the catalyst which did not show any loss of functional groups compared to the catalyst before being used in the reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deru Vardeo
"ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performa surfaktan methyl ester sulfonic acid (MESA) sebagai inhibitor presipitasi asphaltene minyak bumi. Performa MESA dievaluasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan hasilnya menunjukkan bahwa performa optimum dicapai pada rasio volume crude oil/MESA 100:25. FTIR digunakan untuk mengkarakterisasi interaksi asam-basa dan hasilnya mengindikasikan bahwa MESA dapat berinteraksi asam-basa dengan partikel asphaltene. Berdasarkan ukuran partikelnya, asphaltene berada pada tiga kondisi, yaitu stable asphaltene, colloidal asphaltene, dan flocculated asphaltene. Analisis distribusi ukuran partikel menunjukkan bahwa MESA dapat menstabilkan koloid asphaltene dan mereduksi ukuran agregat asphaltene. Penambahan 25 % surfaktan MESA dapat mereduksi ukuran partikel asphaltene dari 1521,55 nm menjadi 404,88 nm. Hasil uji korosi menunjukkan bahwa MESA dapat meningkatkan laju korosi logam namun masih dibawah batas maksimum untuk logam stainless steel 316 dan 304.

ABSTRACT
The main objective of this research presented herein was to evaluate performance of methyl ester sulfonic acid (MESA) as inhibitor of petroleum asphaltene precipitation. MESA was evaluated using UV-Visible spectrophotometer and the result showed that the optimum performance of MESA was at crude oil/MESA ratio 100:25 by volume. FTIR was used to characterize acid-base interaction and the result indicated that MESA could interact with asphaltene particle via acid-base interaction. The particle size distribution measurement showed three different conditions of asphaltenes: stable asphaltenes, colloidal asphaltenes, and flocculated asphaltenes, on the basis of aggregate sizes. The result indicated that MESA could stabilize colloidal asphaltenes and reduce the size of asphaltene agregates. Adding 25 % of MESA could reduced the size of asphaltene particles from 1521,55 nm to 404,88 nm. Corrosion test showed that MESA could increase metal corrosion rate but were still below allowed standard for stainless steel 316 and 304."
2015
T44594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Putri S
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Arafah Rakhman Kastari
"Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis dan meneliti kemampuan katalitik katalis berbasis material hibrid silika-organosilika terfungsionalisasi sulfonat dengan mereaksikan secara sol-gel, prekursor silika dengan prekursor Periodic Mesoporous Organosillica dan diaplikasikan sebagai katalis reaksi esterifikasi asam lemak bebas dengan gliserol. Material ini berhasil disintesis didukung dengan karakterisasi menggunakan Fourier transform infrared (FT–IR), Field Emission Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (FESEM-Edx), X–ray diffraction (XRD), dan Surface Area Analyzer (SAA). Untuk meneliti kemampuan katalitik katalis ini, maka dibandingkan dengan kelima jenis katalis lain yaitu SBA-15, SBA-15-PrSO3H dengan tiga macam variasi, dan Ph-PMO-PrSO3H. Dalam membandingkan kemampuan katalitik keenam jenis katalis ini dilakukan reaksi esterifikasi dengan kondisi yang telah ditetapkan, yaitu pada suhu 200oC, waktu reaksi selama 120 menit dengan persen berat katalis sebesar 1%. Didapatkan nilai persen konversi asam terbaik dengan menggunakan material hibrid, dimana didapatkan persen konversi sebesar 34,37%. Kemudian, dengan menggunakan katalis hibrid diselidiki keadaan optimum reaksi (perbandingan molar reaktan, selang waktu dan persen jumlah katalis). Didapatkan kondisi optimum reaksi pada variabel rasio molar reaktan (gliserol: asam oleat) terbaik pada rasio (4:1) dengan yield 34,37%, variasi selang waktu 300 menit menghasilkan yield optimum sebesar 39,23% dan jumlah katalis sebesar 5% berat reaktan yang menghasilkan yield 86,53%.

The purpose of this study was to synthesize and investigate the catalytic ability of a sulfonate functionalized silica-organosilica hybrid based catalyst by reacting sol-gel, silica precursors with Periodic Mesoporous Organosillica precursors and applied as a catalyst for the esterification of free fatty acids with glycerol. This material was successfully synthesized supported by characterization using Fourier transform infrared (FT–IR), Field Emission Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (FESEM-Edx), X-ray diffraction (XRD), and Surface Area Analyzer (SAA). . To examine the catalytic ability of this catalyst, it was compared with five types of catalysts, namely SBA-15, SBA-15-PrSO3H with three variations, and Ph-PMO-PrSO3H. In comparing the catalytic ability, this type of catalyst was subjected to an esterification reaction with predetermined conditions, namely at a temperature of 200oC, a reaction time of 120 minutes with a catalyst percentage of 1%. The best acid conversion percentage value was obtained using a hybrid material, where the conversion percentage was 34.37%. Then, using a hybrid catalyst provides the optimal reaction state (molar reaction ratio, time lapse and percentage of catalyst). The optimum reaction conditions were obtained at the best reactant (glycerol: oleic acid) molar ratio variable at a ratio (4:1) with a yield of 34.37%, a variation of the time interval of 300 minutes produced an optimum yield of 39.23% and the amount of catalyst was 5% by weight. reactants which yield 86.53% yield."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andhika
"Penggunaan sumber Panas bumi melibatkan pendinginan pada fluida Panas bumi dengan cara mengekstrak panasnya. Pada kasus fluida Panas bumi suhu tinggi, pengendapan amorphous silika dari larutan membentuk kerak silika adalah masalah utama dalam efisiensi ekstraksi panas. Pengurangan atau bahkan penghilangan pembentukan kerak silika dengan penanganan yang tepat pada air dapat membuka kesempatan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber Panas bumi suhu tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pembentukan kerak silika dari contoh air Panas bumi lapangan panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara dan cara-cara pencegahannya dengan menggunakan pengaturan pH dan scale inhibitor. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya pengkerakan silika maka dilkakukan sejumlah perlakuan dengan volume larutan 300 ml dengan memvariasikan pH sampel kontrol 3,4,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Kemudian sampel ditambahkan NaCl hingga konsentrasi NaCl menjadi berturut-turut 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 10000 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengkerakan dengan menggunakan asam borat dan memvariasikan penambahan asam borat berdasarkan variasi berat, yaitu: 1, 5, 10, 20, 50 miligram. Semua perlakuan, baik variasi pH maupun penambahan NaCl dan uji inhibisi dengan asam borat, diakhiri dengan menjenuhkan larutan dengan pemanasan hingga volumenya kira-kira 100 ml.
Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa pengkerakan paling besar terjadi pada pH 7 dang kandugngan NaCl 10000 ppm. Sedangkan untuk uji inhibisi yang paling efektif pada penambahan berat asam borat sebanyak 50 mg dengan volume sampel 300 ml. Kata Kunci: Pengkerakan silika, Scaling, scale inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>