Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dengan semakin menipisnya oadangan energi fosil dan semakin
meningkatnya kebutunan banan bakar serta tuntutan akan banan bakar yang
raman lingkungan, pemikiran mengenai sumber energi yang dapat diperbarui
semakin berkembang Salah satu oaranya adalan penggunaan biodiesel,
yaitu banan bakar yang terbuat dari sumber yang dapat diperbarui seperti
minyak nabati atau lemak nevvani. Pada penelitian ini, biodiesel dibuat
melalui reaksi transesterifikasi minyak kemiri (A/euntes mo/ucoana) dengan
metanol menggunakan 2 katalis, yaitu katalis asam dan basa_ Proses
transesterifikasi yang menggunakan katalis asam dilakukan pada sunu 100
°C, perbandingan mol minyak/metanol 1:30, tipe katalis HQSO4 3% berat
selama 20 jam. Sedangkan yang menggunakan katalis basa, minyak kemiri
yang sebelumnya dilakukan pemurnian, dilakukan pada sunu 60-65 °C,
perbandingan mol minyak/metanol 1:9, katalis KOH dengan konsentrasi 1%
berat selama 1 jam. Biodiesel yang diperolen sebesar 90,17% dan 90,96%
untuk masing-masing katalis asam dan basa. Biodiesel tersebut memenuni
standar SNI, ASTIVI, EN 14214 dan termasuk dalam banan bakar No. 2-D,
yaitu banan bakar untuk mesin dengan keoepatan putar sedang"
Universitas Indonesia, 2007
S30384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Pamata
"Dewasa ini, biodiesel hadir sebagai bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis biodiesel dari minyak biji kemiri (Aleuritus moluccana) hasil ekstraksi dengan metode ultrasonokimia. Metode ultrasonokimia menawarkan cara alternatif dalam usaha untuk meningkatkan efektifitas reaksi transesterifikasi (sintesis biodiesel) antara minyak dengan metanol. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, juga dilakukan optimasi kondisi reaksi transesterifikasi dengan memvariasikan beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi transesterifikasi seperti perbandingan mol minyak & metanol, jumlah katalis, serta waktu & suhu reaksi. Dari percobaan, didapatkan kondisi optimal sintesis biodiesel dari minyak biji kemiri adalah pada penggunaan mol minyak : mol metanol = 1:9, katalis KOH 1% berat minyak, waktu reaksi 40 menit pada suhu 37oC, dimana konversi minyak biji kemiri menjadi metil ester mencapai 89,24 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manningara
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan pembuatan biodiesel (metil ester) menggunakan minyak yang diekstraksi dari biji karet. Biji karet yang digunakan adalah klon PB 280. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk melihat sifat fisiko-kimia dari minyak biji karet maupun kualitas dari biodiesel yang yang dihasilkan. Minyak yang dapat diekstrak dari biji karet klon PB 280 adalah sekitar 49,03 % dari berat serbuk kering. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji karet tersebut terdiri dari; asam palmitat (9,39%), asam stearat (12,07%), asam oleat (18,03%), dan asam linoleat (60,51%). Metil ester dibuat dengan menambahkan 64 g minyak ke dalam 27 mL metanol-KOH 1,5% berat, dicampurkan hingga larut dalam Erlenmeyer tertutup. Setelah larut, campuran diaduk dengan pengaduk magnetik dengan suhu sekitar 50 0C selama 30 menit dalam keadaan tertutup. Metil ester yang dihasilkan memiliki berat sekitar 96,18% dari berat awal minyak. Hasil pengujian pada biodiesel dari minyak biji karet ini membuktikan bahwa biodiesel tersebut cukup untuk memenuhi standar internasional. Biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji karet hasil ekstraksi ini dapat diperkirakan termasuk dalam kategori bahan bakar minyak diesel no. 2-D. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang biodiesel yang terus berkembang saat ini,
dinarapkan dapat menemukan sumber-sumber banan baku yang berasal dari
minyak atau lemak tanaman non pangan. Oleh karena itu, pada penelitian ini
dilakukan peroobaan pembuatan biodiesel (metil ester) dari minyak biji
bintaro. IVlinyak biji bintaro tersebut diekstrak dengan menggunakan
peralatan soxnlet dengan pelarut n-neksana selama 6-8 jam. lVlinyak yang
dapat diekstrak dari biji bintaro adalan sekitar 6O,7O% dari berat serbuk
l
dari; asam palmitat (4,91%), asam palmitoleat (17,7%), asam stearat
(3,21%), asam oleat (34,02%), asam elaidat (8,54%), asam linoleat (16,74%),
asam linolelaidat (4,49%), dan asam linolenat (O,4O%). Sintesis biodiesel
minyak biji bintaro dilakukan melalui reaksi transesterifikasi dengan metanol
dengan adanya katalis basa (KOH) dan menggunakan metode
ultrasonokimia (pengarun irradiasi ultrasonik) Serangkaian optimasi kondisi
reaksi telan dilakukan untuk memperolen konversi metil ester yang optimal,
dan diperolen kondisi optimum pada perbandingan mol minyak dan metanol
(129), dengan katalis KOH O,5% berat, dan vvaktu reaksi 40 menit.
Selanjutnya, kondisi optimum ini digunakan untuk sintesis biodiesel minyak
biji bintaro yang akan diuji karakteristiknya. Metil ester (biodiesel) yang
diperolen sebesar 91 ,32% ternadap berat minyak. Hasil pengujian beberapa
karakteristik biodiesel dari minyak biji bintaro memenuni standar internasional untuk minyak solar, dan termasuk klasifikasi bahan baker minyak diesel
no. 2-D."
Universitas Indonesia, 2007
S30408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan bakar
elternetif atau bahan bakar pengganti minyak bumi. Salah satu bahan bakar
elternatif yang dibuat dari minyak nabati adalah biodiesel. Sampai saat ini
biodiesel masih terus dikembangkan untuk dapat menggantikan minyak solar
sebagai bahan bakar mesin diesel. Dalam penelitien ini dicoba menggunakan
katalis padatan yaitu katalis y-AIQO3 yang diimpregnasi dengea KOH dan KQCO3
untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol. Untuk
tujuan ini maka dilakukan beberapa variasi antara lain variasi persen impregnasi
KOH pede y-AIQO3: 10%, 7%, 4% dan impregnasi dengan K2CO3 yang dilakukan
pada kondisi optimum KOH yaitu 10% den 7%. Reaksi katalisis heterogen ini
dilakukan secara batch pada temperatur 65°C dengan % katalis terhadap
minyak jarak yaitu 2%. Hasil %konversi maksimum minyak jarak sebesar
46,51 %. Kecilnya %konversi berhubungan dengan reaksi seponifikasi yang lebih
dominan."
Universitas Indonesia, 2007
S30437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Rahmani
"Pemanfaatan tanaman sirsak yang sampai saat ini hanya sebatas untuk konsumsi pangan dan obat herbal, padahal tanaman sirsak memiliki potensi lain yang belum tergali berkaitan dengan jumlah kandungan minyak dalam bijinya yang cukup besar dan potensinya sebagai bahan baku biodiesel. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi sinambung biji sirsak untuk mendapatkan minyak biji sirsak. Minyak yang dapat diekstrak dari biji sirsak adalah sekitar 23.6% dari berat serbuk kering. Selain itu, ditentukan pula sifat fisiko-kimia minyak biji sirsak hasil ekstraksi. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji sirsak terdiri dari; asam palmitoleat (1.33%), asam palmitat (20.49%), asam linoleat (32.93%), asam oleat (40.02%), asam stearat (5.21%). Sintesis biodiesel minyak biji sirsak dilakukan dengan metode ultrasonikasi. Optimasi kondisi reaksi sintesis metil ester dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi katalis dan perbandingan mol metanol dan minyak. Konsentrasi katalis KOH divariasikan menjadi 0.5 % dan 1 %, sedangkan perbandingan mol minyak dan metanol masing-masing, 1:6, 1:9, dan 1:12. Nilai persen konversi metil ester maksimum pada penelitian ini adalah 92.62% diperoleh pada rasio mol minyak:metanol 1:9 dengan konsentrasi katalis KOH 0.5 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Harfani
"Cadangan minyak bumi yang semakin menipis sementara
meningkatnya permintaan minyak bumi tiap tahun(khususnya untuk
transpotasi) mendorong para ahli mencari sumber energi alternatif yang
bersifat terbarukan, ramah lingkungan, kualitas setara dengan minyak bumi,
dapat diproduksi dalam jumlah besar. Salah satu energi alternatif adalah
biodiesel yang merupakan ester dari asam Iemak rantai panjang yang berasal
dari minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi esterilikasi-
tranesterilikasi minyak Iimbah margarin menggunakan katalis padatan asam
gamma alumina terfosfat (y- Al2O3 /PO4). Preparasi katalis dilakukan dengan
cara mengimpregnasi gel Al(OH)3 dalam larutan H3PO4 (6% ion PO43' ) yang
diikuti dengan pengeringan dan kalsinasi selanjutnya dianalisa
menggunakan XRD, XRF, dan BET. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa
perlakuan impregnasi terhadap gel Al(OH)3 tidak merubah struktur y-alumina.
Proses impregnasi dengan H3PO4 diharapkan akan menaikkan sisi
keasaman Lewis dan Bronsted. Reaksi esterilikasi-tranesterilikasi
menggunakan 2% katalis; suhu 67°C; pada perbandingan mol minyak-
metanol 1:9 dan 1:18 ;seIama 24 jam berhasil membentuk metil ester yaitu
metil laurat, metil miristat, metil palmitat, dan metil oleat. Produk metil ester
dianalisis dengan GC-IVIS. Hasil kromatogram menunjukkan bahwa metil ester yang terbentuk belum optimal karena suhu yang digunakan untuk
menjalankan reaksi esteritikasi-transesteriiikasi.terlalu rendah yaitu 67°C
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Satriyo Utomo
"Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang sedang dikembangkan. Secara konvensional pembuatan biodiesel disintesis melalui reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen. Tetapi penggunaan katalis homogen menimbulkan beberapa masalah, seperti susahnya proses pemurnian produk biodiesel yang didapat sehingga biaya produksinya pun akan tinggi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan katalis heterogen, seperti zeolit. Zeolit alam lampung yang digunakan diimpregnasi dengan larutan NaOH 0,5M, 0,75M dan 1M. Kandungan terbesar NaOH yang teradsorp ke zeolit sebesar 0,55 g. Teknik transesterifikasi ini menggunakan bahan baku minyak goreng murni yang dilakukan secara batch. % yield yang dihasilkan dengan menggunakan zeolit yang di impregnasi dengan larutan NaOH adalah sebesar 53,84% dan batas optimal % yield optimal yang didapatkan adalah dengan menggunakan 5% wt katalis NaOH/Zeolit yang menggunakan konsentrasi larutan NaOH 1M, dari total substrat yang digunakan.

Biodiesel is one alternative fuel that is being developed. In the conventional, Synthesized of biodiesel by transesterification reactions using homogeneous catalysts. But the uses of homogeneous catalysts have some problems, such as the difficult process of purification of biodiesel products, so the production costs would be high. These problems can be hadled by using heterogeneous catalysts, such as zeolite. Lampung's natural zeolites are used will be impregnated with a solution of 0.5 M NaOH, 0.75 M NaOH and 1M NaOH. Largest content of NaOH is beeing adsorp into the zeolite is 0.55 g. This transesterification technique using raw materials made of pure cooking oil in batches. % Yield generated by using a zeolite in the impregnation with a solution of NaOH is equal to 53.84% and the limit of % yield optimal is produced by using 5 wt% Zeolite/NaOH 1M catalyst of total substrate used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Ariani
"ABSTRACT
This study aims to investigate the characteristics of stationary diesel engines which use a mixture of diesel fuel - biodiesel from sunan candlenut seed. Experiments were done with diesel fuel, B5, B10, B15, and B20 with a variety of engine rotation and load variations. The results showed that the values of torque, power and thermal efficiency when the engine uses B5, B10, B15, and B20 tends to decrease if compared when engine use diesel fuel. And the specific fuel consumption when use B5, B10, B15, and B20 increased. From the results of experiments and calculations, the maximum power of 3.01 kW, minimum specific fuel consumption of 228.58 g/kWh and maximum thermal efficiency of 37.61% when using diesel fuel. However, exhaust emissions were measured include opacity, carbon monoxide and hydrocarbons when the engine using biodiesel B5, B10, B15, and B20 decreased. By using statistical study also obtained correlation and regression equations involving engine performance parameters."
Yogyakarta: Media Teknika, 2017
620 MT 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>