Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Kertati
"Polimerisasi anilin dilakukan dengan terlebih dahulu memodifikasi anilin menjadi garam melalui penambahan dopan asam asetat dan asam propionat. Polimerisasi keadaan standar dilakukan menggunakan garam anilinium asetat/anilinium propionat 0.2 M dengan rasio APS/anilin 1,25, treaksi = 90 menit. Produk polimerisasi yang terbentuk berupa bubuk dan film polianilin pada substrat kaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi polimerisasi anilin antara lain konsentrasi reaktan, kelebihan asam, dan kelebihan APS. Pemantauan reaksi polimerisasi dipelajari menggunakan profil suhu dan pengukuran berat bubuk polianilin. Karakteristik dari reaksi-reaksi tersebut dilakukan mengunakan spektrofotometer UV-Visibel, FT-IR, dan SEM.Pemantauan reaksi menunjukkan bahwa semakin panjang rantai karbon yang digunakan sebagai dopan, semakin sulit proses polimerisasi terjadi. Film Polianilin diujicobakan sebagai sensor kualitatif uap amonia. Film polianilinium asetat yang diberi uap amonia memberikan penurunan hantaran, tetapi film polianilinium propionat menunjukkan kenaikkan hantaran."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theofilus A. Tockary
"Polianilin, sebagai polimer terkonyungasi yang memiliki karakteristik reaksi redoks yang reversibel dan pola protonasi dan deprotonasi yang khas, sedang banyak diteliti kegunaan filmnya sebagai sensor optis pH. Cara pembuatan film polianilin beragam, di antaranya dengan metoda "dua wadah", metoda casting, dan metoda adsorpsi in situ pada suatu substrat. Dengan adanya pemahaman mekanisme reaksi polimerisasi pada bulk, pembuatan film polianilin dengan metoda adsorpsi in situ menjadi menarik untuk dikaji. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji pengaruh berbagai variabel reaksi dalam pembuatan film polianilin. Adapun variabel tersebut adalah konsentrasi HCI, rasio ammonium peroksodisulfat (APS)/ anilin, suhu, dan jenis substrat. Karakterisasi terhadap 2 produk polimerisasi, yaitu bubuk dan terutama film, masing-masing dilakukan dengan spektroskopi inframerah dan spektrofotometri UV-visible. Selain produk yang dihasilkan, berlangsungnya reaksi polimerisasi anilin dan deposisinya pada film juga dipantau dengan spektrofotometri UVvisible untuk mendapatkan informasi mengenai reaksi deposisi. Selanjutnya, salah satu film polianilin yang dihasilkan (pada kondisi polimerisasi dengan konsentrasi HCI 0,2 M, rasio APS/ anilin 1 ,25, suhu ruang (25-2rC)), diuji aplikasinya sebagai sensor optis pH. Aplikasi film polianilin sebagai sensor pH terbatas pada daerah pH 5-8, dengan linieritas hubungan pH dengan absorbansi pada panjang gelombang 600 nm sebesar 0,99. Agar dapat digunakan berulang kali maka film polianilin yang telah digunakan harus dimasukkan kembali pada larutan kondisioner yang berupa larutan HCI 0,1 M."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Muttaqin H.S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Julian Prasutiyo
"ABSTRAK
Polianilin PANI telah disintesis melalui metode polimerisasi oksidatif Anilin secara kimiawi dengan Ammonium Peroksidisulfat APS sebagai inisiator. Dilakukan dengan sistem penetesan, dijaga laju tetes dan diberi pengadukan stirer selama 8 jam pada suhu ruang 28?C . Kemudian hasil polimerisasi berupa Polianilin garam emeraldin PANI-ES diberi perlakukan dedoping, sehingga menjadi Polianilin basa emeraldin PANI-EB . Setelah itu, PANI-EB diberi perlakukan doping protonasi dengan asam protonik CHOOH, HNO3 HCl, HClO4 dengan metode pengadukan selama 10 jam pada suhu ruang. Setiap protonasi menggunakan skala 1:10 untuk PANI-EB dan dopan asam protonic di dalam reaktor. Kemudian, sempurnanya proses polimerisasi ditandai dengan meningkatnya ukuran partikel hingga 54.716 m pada menit ke-270, tercapainya viskositas hingga 1.87 mPa pada waktu yang sama dan perubahan suhu terjadi selama proses polimerisasi. Indicator tersebut untuk menunjukkan progress perpanjangan rantai molukel polimer. Kehadiran Polianilin dikonfirmasi dengan pengujian FTIR pada masing-masing spectrum, yaitu reaksi sempurna ketika ikatan rangkap pada spektrum 3442 cm-1 hilang dan muncul molekul baru benzenoid dan quinoid pada spectrum 1300-1600 cm-1 memastikan semua molekul anilin telah berubah menjadi PANI tanpa residu didalamnya. Hal tersebut mengkonfirmasi bahwa PANI telah sukses disintesis dengan proses polimerisasi oksidatif. Sementara itu, nilai konduktivitas PANI diberikan dari asam protonic. Nilai konduktivitas PANI meningkat dengan penambahan dopan asam protock, berupa asam kuat, seperti asam Formik HCOOH , asam Nitrat HNO3 , asam Klorida HCl and asam Perklorat HClO4 , dimana nilai konduktivitas didapat berturut-turut 0.1023, 0.1220 , 291.7690 and 13496.5003 S/cm dengan diukur menggunakan LCR Meter pada arur DC. Nilai tersebut meningkat dari sebelumnya, dimana tidak ada dopan yang digunakan, menghasilkan nilai konduktivitas 0.00099 S/cm untuk PANI-EB and 4479.9371 S/cm untuk PANI ES. Maka didapat PANI-HClO4 memiliki konduktivitas terbaik. Kemudian untuk yang memiliki kemampuan serapan gelombang mikro terbaik adalah PANI-EB dengan -29.69 dB pada frekuensi 11.812 GHz, sedangkan HClO4 memiliki kemampuan serapan terburuk yaitu -2.74 dB pada frekuensi 12.400 GHz.

ABSTRACT
Polyaniline PANI has been synthesized through chemical oxidative polymerization of aniline monomer with ammonium persulphate APS as an initiator. It is prepared by keeping flow rate and stirring during 8 hours at room temperature 28 C . The first result will be obtained Polyaniline emeraldin salt PANI ES then changing to form Polyanline emeraldin base PANI EB . The stable PANI EB was doped by additional of protonic acid CHOOH, HNO3 HCl, HClO4 respectively at room temperature then keep mixing for 10 hours. The ratio was used 1 10 for each additional of protonic acid. The maximum value was obtained from this reaction of polymerization process was indicated by increasing particle size up to 54.716 m, Viscosity value reaching 1.87 mPa. s and the highest temperature was observed during the polymerization process was 33 C at 270 minutes. All those indicators indicated that there is propagation process of polymer molecule chains. The present of molecule PANI was then confirmed by their respective FTIR spectrum, i.e. the complete reaction when the double bond at 3442 cm 1 was disappearing on the spectrum using FTIR Spectrophotometer, a new species of benzoic and quinoid molecule at 1300 1600 cm 1 to ensure that all aniline molecules had been converted to be PANI with no residual inside. It is concluded that PANI has successfully synthesized through the oxidative polymerization process. The electrical conductivity value of PANI is driven by protonic acids. The conductivity value increased with the addition of protonic acids as strong acid doping agent, i.e. Formic acid HCOOH , Nitric acid HNO3 , Hydrochloric acid HCl and Perchloric acid HClO4 , whereby the conductivity level obtained were 0.1023, 0.1220 , 291.7690 and 13496.5003 S cm respectively was measured by LCR Meter at DC current. Those values are an increase from the previously obtained where no dopant was used resulting in conductivity levels of 0.00099 S cm for PANI EB and 4479.9371 S cm for PANI ES. Thus, PANI HClO4 is the best in term of the conductivity value. The best material candidate for microwave absorbing material is PANI EB, which has the highest reflection loss value of 29.69 dB at a frequency of 11.812 GHz, whereas PANI HClO4 only have 2.74 dB at a frequency of 12.400 GHz."
2016
S66513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Asriyani
"Pada penelitian kali ini dilakukan modifikasi pati aren (Arrenga pinnata Merr.) menjadi Pati Aren Stearat, dengan cara mendispersikan pati aren dengan larutan asam stearat 9% dalam larutan etanol 96%. Kemudian panaskan dalam oven dengan variasi suhu 60ºC, 70ºC dan 80ºC selama 5 jam. Selanjutnya dilakukan uji karakterisasi terhadap hasil modifikasi pati aren kemudian diaplikasikan sebagai salut lapis tipis tablet vitamin C dengan 3 formula. Percobaan menunjukkan bahwa modifikasi pati dapat merubah beberapa sifat fisik, kimia dan fungsional pati. Semakin tinggi suhu modifikasi yang digunakan, dapat memperbaiki hasil uji karakterisasi dari pati. Pati modifikasi memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai salut lapis tipis tablet. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tablet salut serta uji bentuk partikel penyalut dengan alat SEM (Scanning Electron Microscopy). Larutan penyalut formula C pada tablet inti yang paling mendekati kualitas salut film etil selulose.

In this research the modification of aren starch (Arrenga pinnata Merr.) into Aren Starch Stearic Acid (ASSA) had done by aren starch dispersion with acid solution of stearic 9% in ethanol condensation of 96%. Then put in oven with temperature variation of 60°, 70°, 80° C for 5 hours. For the next step, we do characterization test for aren starch modification then applicated it as a film coating vitamin C tablets with 3 formulas. The experiments indicate that aren starch modification could change the nature of physicals, chemical and functional of starch. Increasing the temperature of excelcior, can improve the ability that can be use as film coatingThis is can be seen from the test result of form of upholstery particle by SEM (Scanning Electron Microscopy) devices. Formula upholstery condensation C on the core tablet had the nearest quality of ethyl cellulose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33033
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farouq Fazmar
"Bentonit dimodifikasi dengan menyisipkan material semikonduktor ZnO ke dalam Iapisan interlayernya. Preparasi bentonit dilakukan dalam 3 tahapan, preparasi awal, bentonit dipurifikasi karbonat dan penjenuhan dengan NaCl. Proses sintesis dilakukan dengan metoda hidrotermal di dalam autoclave pacia suhu 160° C selama 12 jam kemudian padatannya dikalsinasi pada suhu 400°C selama 5 jam. Karakterisasi ZnO-bentonit dilakukan dengan menggunakan instrumentasi AAS, XRF, XRD, UV-Vis Diffuse Reflectance dan FTIR. Data UV-Vis Diffuse Reflectance memperlihatkan nilai band Gap 3,5 eV; 3,45 eV; 3,5 eV untuk masing-masing ZnO-bentonit 10%, 20% dan 30%. Uji aplikasi fotodegraciasi zat vvarna Rhodamin B dilakukan pada masing-masing fraksi ZnO-bentonit 10%, 20 % dan 30%. Fraksi ZnO- Bentonit 10% memberikan hasil yang paling efektif untuk mendegradasi zat vvarna Rhociamin B. Berciasarkan data uji aplikasi material ZnO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis terhadap zat vvarna Rhodamin B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusni Nurdani
"CuO-bentonit telah disintesis dengan menggunakan prekursor tembaga (II) sulfat dan KOH dalam etanol melalui metode hidrotermal pada T=16O°C selama 5 jam dan dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 400°C selama 5 jam. Hasil karakterisasi XRD, XRF dan FTIR mengkonfirmasi keberadaan CuO dalam bentonit Pengukuran dengan menggunakan UV-Vis Diffuse Reflectance menunjukkan bahvva CuO-Bentonit mempunyai energi pita pada daerah 1,4 eV. Uji aplikasi fotokatalis terhadap Rhodamin B menunjukkan bahwa CuO-bentonit memiliki aktivitas sebagai fotokatalis Daya sorpsi CuO-bentonit ikut berperan dalam proses pengurangan konsentrasi Rhodamin B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Kurniawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Fajrino Nugraha
"Metal organic framework (MOF) merupakan material berpori logam dan ligan organik sebagai penghubung antar logam yang saat ini sudah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang. Penelitian mengenai aplikasinya sebagai biosensor sangat kurang dikarenakan konduktivitasnya yang kurang baik. Salah satu solusinya dengan melakukan sintesis mixedcomponent MOF dengan menggunakan prekursor yang bersifat elektroaktif. Mixed-ligand MOF telah berhasil disintesis dengan menggunakan Zn dan Fe sebagai logam prekursor, asam tereftalat dan asam suksinat sebagai ligan penghubung serta 1,10-fenantrolin sebagai ligan elektroaktif dengan metode solvotermal, Mixed-ligand MOF diaplikasikan sebagai biosensor vitamin D3 dikarenakan adanya hubungan antara vitamin D3 sebagai immunoregulator dengan penyakit COVID-19 akibat virus SARS CoV-2. Mixed-ligand Zn MOF yang disintesis menghasilkan karakterisasi yang baik secara FTIR dengan bentuk kristal seperti batang dari hasil SEM. Mixed-ligand Fe MOF belum berhasil sepenuhnya disintesis dilihat dari karakterisasinya. Adanya perpindahan positif pada puncak reduksi K2S2O8 saat bereaksi dengan mixed-ligand Zn MOF dan Fe MOF dari -1,0 V menjadi -0,75 V dengan uji CV. Hasil studi pendahuluan dengan menggunakan sampel obat vitamin D3 menunjukan adanya puncak oksidasi pada potensial +0,2 Volt (vs Ag/Ag+) yang berasal dari vitamin D3 saat diujikan dengan elektroda termodifikasi MOF dengan puncak arus elektroda termodifikasi Zn MOF lebih tinggi dibandingkan elektroda termodifikasi Fe MOF.

Metal organic framework (MOF) is a metal porous material and organic ligands as a link between metals which has been widely applied in various fields. Research on its application as a biosensor is lacking due to its poor conductivity. The solution is to synthesize mixed-component MOF using electroactive precursors. Mixed-ligand MOF has been successfully synthesized using Zn and Fe as metal precursors, terephthalic acid and succinic acid as the linker and 1,10-phenanthroline as an electroactive ligand using the solvothermal method. Mixed-ligand MOF was applied as a vitamin D3 biosensor because vitamin D3 has property as an immunoregulator to the SARS CoV-2 virus. Mixed-ligand Zn MOF produced good characterization by FTIR with a crystal form like rods from SEM results. Mixed-ligand Fe MOF has not succeeded in realizing the synthesis in terms of its characterization. There was a positive shift from -1,0 V to -0,75 V at the reduction peak of K2S2O8 when reacting with Zn MOF-modified electrode and Fe MOF-modified electrode from the CV test. The results of preliminary studies using vitamin D3 drug samples showed that there was an oxidation peak at a potential of +0.2 Volt (vs Ag/Ag+) derived from vitamin D3 when tested with the term MOF electrode with the peak current of the Zn MOF-modified electrode higher than the Fe MOF-modified electrode."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>