Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika
"Sintesis dengan menggunakan metode indirect (pembuatan substrat gelas terlebih dahulu), metode pendinginan cepat (rapid quenching) dan metode milling telah dilakukan serta karakterisasi bahan konduktor superionik berbasis gelas (AgI)x(LiPO3)1-x dengan variasi penambahan AgI (x) = 0,0; 0,3; 0,5 dan 1,0. Hasil yang diperoleh pada komposisi AgI (x) = 0,0 berupa bahan substrat gelas LiPO3 transparan (bening), untuk x = 0,3 dan 0,5 diperoleh produk yang masing-masing terdiri dari dua komponen yaitu hijau kekuningan sebagai komponen dominan AgI dan bening transparan kekuningan sebagai komponen dominan LiPO3 dan untuk x = 1,0 diperoleh padatan AgI berwarna hijau kekuningan sebagai garam terlelehkan (molten salt). Sedangkan bahan yang telah mengalami proses milling (after milling) berupa serbuk berwarna kuning untuk komponen dominan AgI dan berupa serbuk berwarna coklat untuk komponen dominan LiPO3.
Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiPO3 dan komponen-komponen bening kekuningan merupakan bahan gelas bersifat amorf, sedangkan garam terlelehkan AgI dan komponen-komponen berwarna hijau kekuningan merupakan bahan yang masih memiliki sifat kristalin. Untuk bahan after milling baik komponen dominan AgI dan komponen dominan LiPO3 pola difraksi sinar-X menunjukkan perubahan ke arah yang lebih amorf.
Pengukuran konduktifitas ionik dengan LCR-meter menunjukkan bahwa peningkatan komposisi AgI akan meningkatkan konduktifitas komponen dominan LiPO3. Adanya proses milling akan meningkatkan nilai konduktifitas karena selain memperkecil ukuran partikel juga memperbesar luas permukaan, memperbanyak kontak partikel, mengurangi porositas sehingga memudahkan proses difusi ion-ion dan membentuk jejak konduksi yang lebih baik. Konduktifitas komponen dominan LiPO3 tertinggi pada temperatur ruang dan frekuensi 1 Hz adalah 6,639 x 10-7 S/cm pada komposisi AgI (x) = 0,3 meningkat menjadi 2,040 x 10-6 S/cm setelah dimilling. Konduktifitas komponen dominan AgI pada x = 0,3 adalah 1,138 x 10-5 S/cm meningkat menjadi 7,049 x 10-5 S/cm setelah dimilling. Konduktifitas komponen dominan AgI pada x = 0,5 adalah 3,942 x 10-5 S/cm meningkat menjadi 1,298 x 10-4 S/cm setelah dimilling. Secara umum komponen dominan AgI memiliki konduktifitas yang lebih tinggi daripada komponen dominan LiPO3.
Karakterisasi sifat termal dengan DTA (Diffential Thermal Analysis) menunjukkan temperatur transisi gelas (Tg) komponen dominan LiPO3 turun pada komposisi AgI x = 0,3 yaitu 2330C bila dibandingkan dengan komponen dominan LiPO3 pada komposisi AgI x = 0,0 yaitu 240,50C. Sementara itu, komposisi AgI yang semakin besar secara konsisten akan meningkatkan Tg dari komponen dominan AgI. Temperatur transisi gelas akan mengalami penurunan pada masing-masing bahan yang telah mengalami proses milling. Bahan AgI murni tidak memiliki temperatur transisi gelas.
Kekerasan Vickers komponen LiPO3 tertinggi diperoleh pada komposisi AgI x = 0, 0 sedangkan pada komposisi yang lain kekerasannya lebih rendah. Sementara itu, kekerasan komponen AgI terendah diperoleh pada x = 1,0, sedangkan pada komposisi lain kekerasannya lebih tinggi. Pengukuran densitas terhadap komponen LiPO3 menunjukkan bahwa komposisi AgI yang semakin besar meningkatkan densitas komponen LiPO3 serta akan menaikkan densitas komponen AgI. Secara umum, densitas komponen LiPO3 lebih rendah daripada komponen AgI.Konsistensi ini terdapat pula pada bahan yang telah mengalami proses milling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yulius Surya Panca Putra
"ABSTRAK
Sintesis dengan metode pendinginan cepat (rapid quenching) dan karakterisasi bahan konduktor superionik berbasis gelas (AgBr)x(LiP03)1-x dengan variasi penambahan AgBr (x) = 0,0; 0,3; 0,5 dan 1 ,0 telah dilakukan. Hasil y~ng diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0,0 berupa bahan substrat gelas LiP03 transparan (bening) dan tidak berwarna, untuk x = 0,3 dan 0,5 diperoleh produk yang masing-masing terdiri dari dua komponen dengan warna berbeda yaitu hijau sebagai komponen AgBr dan merah muda bercampur putih sebagai komponen LiP03 dan untuk x = 1,0 diperoleh padatan AgBr berwarna hijau sebagai garam terlelehkan (molten salt). Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiP03 dan komponen-komponen berwarna merah muda bercampur putih merupakan bahan gelas bersifat amort, sedangkan garam terlelehkan AgBr dan komponen-komponen berwarna hijau merupakan bahan yang masih memiliki sifat kristalin dengan perubahan struktur ke arah amort. Karakterisasi morfologi dan komposisi unsur pada komponen LiP03 dengan SEM-EDS memperlihatkan adanya pertumbuhan presipitat AgBr di dalam matriks gelas yang semakin jelas dengan persen berat yang meningkat dengan semakin besarnya komposisi AgBr. Sementara pada komponen AgBr, mortologinya tidak jauh berbeda untuk semua komposisi AgBr. Penambahan AgBr dengan komposisi x = 0,5 akan menurunkan persen berat total dari Ag dan Br di dalam komponen. Pengukuran densitas terhadap komponen LiP03menunjukkan bahwa komposisi AgBr yang semakin besar meningkatkan
densitas komponen LiP03 dan sebaliknya akan menurunkan densitas komponen AgBr. Secara umum, densitas komponen LiP03Iebih rendah daripada komponen AgBr. Kekerasan Vickers komponen gelas tertinggi diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0, 5 sedangkan pada komposisi yang lain kekerasannya lebih rendah. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten menurunkan kekerasan komponen AgBr. Karakterisasi sifat termal dengan DSC menunjukkan temperatur transisi gelas {Tg) komponen LiP03 turun pada komposisi AgBr (x) = 0,3 dan kembali naik pada x = 0,5 sebagai akibat kristalisasi dan presipitasi AgBr di dalam matriks gelas. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten akan meningkatkan Tg dari komponen AgBr. Pengukuran konduktifitas ionic dengan LCR-meter menunjukkan bahwa peningkatan komposisi AgBr akan meningkatkan konduktifitas komponen LiP03. Konduktifitas komponen LiP03 tertinggi pada temperatur ruang dan frekuensi 1 Hz adalah 2,3736 X 1 o-7 S/cm pada komposisi AgBr (x) = 0,5. Konduktifitas komponen AgBr turun pada x = 0,5 akibat adanya presipitasi AgBr dan mencapai maksimum pada x = 1,0 yaitu 3,8949 x 1 o-7 S/cm. Secara umum komponen AgBr memiliki konduktifitas yang lebih tinggi daripada komponen LiP03."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, ], [2006, 2006]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nikmatin
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makhsun
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dikaji kinetika kristalisasi bahan gelas metalik Zr-Cu, Zr-Cu-Al dan Zr-Cu-NiAl. Bahan paduan gelas metalik berbasis Zirkonium dipanaskan pada temperatur 340 dan 420°C. Sampel pada kondisi awal (27°C) dan yang telah dipanaskan diuji menggunakan difraksi sinar x. Kinetika kristalisasi secant kualitatif diidentifikasi dari kinetika pertumbultan butir melalui analisis pelebaran garis spektrutn berkas terdifraksi menggunakan persamaan Scherrers. Analisis data pola difraksi menunjukkan Zr-Cu memiliki puncak yang !Anil tajam dibanding Zr-Cu-Al dan ZrCu-Ni-Al pada temperatur pemanasan yang sama.. Perhitungan ukuran butir menunjukkan pada petnansan 340°C berturut-turut 42 nun untuk Zr-Cu, 25 nm untuk Zr-Cu-Al dan 34 nm untuk Zr-Cu-Ni-Al, sedangkan pada 420°C berturut-turut 81 nm untuk Zr-Cu dan 44 urn untuk Zr-Cu-Ni-Al. Pertumbuhan butir semakin meningkat dengcol ineningkatnya l'.-mperatur clan waktu pemanasan. Energi aktivasi pertninbuhan Nair pada enplikan Zr-Cu-Al, clan Zr-Cu-Ni-Al bet-tuna-turn( adalah 161.13,09 dan [ U62.1,34 Unto!. Orde kristalisasi sebagai parameter laju pengintian dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemanasan."
JURFIN 8:25 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Prihandoko
"Bahan elektrolit yang dapat menghantarkan Li-ion dipilih elektrolit padat LTAP (Lithium Titanium Alumunium Phospat) yang mempunyai konduktivitas sekitar 10^-4 S.cm^-1 . LTAP dibuat dengan metoda metalurgi serbuk mencampurkan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan (Li2CO3, TiO2, Al2O3 dan NH4HPO4) dihaluskan, dikalsinasi, kemudian dijadikan pelet dan disinter. Pelet LTAP akan digerus dan dihaluskan, kemudian dicampur dengan bahan galas dalam prasio berat 1:1 untuk membentuk slurry. Bahan gelas yang digunakan merupakan gelas jendela. Dengan metoda sheet casting dan sintering, slurry akan dibuat menjadi lembaran komposit galas elektrolit. Sintering dilakukan pada temperatur di alas temperatur transisi gelas. Kemudian lembaran elektrolit didinginkan secara cepat di suhu kamar. Variasi lama pemanasan dan penambahan Li2O dilakukan untuk meningkatkan konduktifitas lembaran elektrolit.

Electrolyte material with conductible Li-ionic is a solid-state electrolyte of LTAP (Lithium Titanium Aluminum Phosphate) that has conductivity of If T4 1. LTAP was produced by powder metallurgy method including mixing, calcinations and sintering process of these materials i.e. Li2CO3, TiO2, Al2O3 and NH4HPO4. The LTAP pellet is mixed with glass materials i.e., windows glasses to make a composite material with glasses as a matrix. The weight ratio of the mixing is 1: 1. The mixed slurry was malted a thin film composite by sheet casting method. Then the thin film is heated as a at temperature transition of glass. The heated composite then normal cooled in air, the addition of Li2O is to increase the conductivity of this composite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlan Mizan
" ABSTRAK
Telah dilakukan proses sintesis LiFe 1-x VxPO4/C untuk katoda baterai litium ion. Pada bahan ini, sintesis diawali dengan pembuatan LiFePO4 yang dilakukan melalui proses hidrotermal dengan bahan dasar LiOH, NH4H2PO4 dan FeSO4.7H2O. Setelah LiFePO4 disintesis, lalu dilakukan penambahan variasi vanadium serbuk yang bersumber dari H4NO3V dan karbon yang berasal dari hasil pirolisis sukrosa selama 2 jam pada 400 C. Bahan-bahan dicampur menggunakan ball-mill lalu dikarakterisasi menggunakan analisis termal STA untuk menentukan temperatur sintering. Hasilnya memperlihatkan bahwa transisi terjadi pada temperatur sekitar 700 C yang kemudian dijadikan patokan untuk menentukan proses sintering. Sintering dilakukan selama 4 jam lalu hasilnya dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X XRD . Struktur mikto dan morfologi permukaan selanjutnya dianalisis menggunakan mikroskop elektron SEM . Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa fasa LiFe 1-x VxPO4/C telah terbentuk dengan struktur berbasis olivin. Hasil SEM menunjukan adanya persebaran partikel LiFe 1-x VxPO4/C walaupun beberapa terlihat masih beraglomerasi. Proses pembuatan baterai dilakukan dari bahan hasil sintesis dan diuji menggunakan electrochemical impedance spectroscopy EIS dan uji performa melalui cyclic voltametry CV dan charge and discharge CD . Hasil EIS menunjukan bahwa doping dengan vanadium meningkatkan konduktifitas yang cukup berarti. Hal yang sama juga terjadi dengan adanya karbon sintesis dari sukrosa walaupun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan karbon komersial. Uji performa menunjukan bahwa penambahan vanadium meningkatkan kapasitas 51.06 mAh/g saat charging dan 49.42 mAh/g saat discharging dengan beda potensial 3.581 V saat charging dan 3.319 V saat discharging. Hasil yang didapatkan ini cukup menjanjikan untuk penggunaan selanjutnya sebagai katoda baterai litium ion.
ABSTRACT Synthesis of LiFe 1 x VxPO4 C used for lithium ion battery cathode has been carried out. In the process, the synthesis was begun by synthesizing of LiFePO4 through a hydrothermal method with the precursors of LiOH, NH4H2PO4 and FeSO4.7H2O. The as synthesized LiFePO4 was then mixed with H4NO3V and carbon pyrolyzed from sucrose for 2 hours at 400 C. The mixture was mixed in a ball mill and then was characterized using a thermal analyzer to determine the transition temperature at which sintering at 700 C for 4 hours was obtained. X ray diffraction XRD was performed to analyzed the crystal structure whereas scanning electron microscope SEM was used to examine the microstructure and surface morphology. XRD results show that the phase LiFe 1 x VxPO4 C has been formed with an olivine based structure. SEM results showed the distribution of LiFe 1 x VxPO4 C particles are mostly distributed. The batteries were prepared from the as synthesized materials and was tested using electrochemical impedance spectroscopy EIS , cyclic voltammetry CV and charge and discharge CD performance test. The EIS results showed that doping with vanadium improved the conductivity. The same was true with the carbon even at a smaller value compared to that of the commercial one. The performance test showed that the addition of vanadium increased the capacity of about 51.06 mAh g with a potential of 3.581 V at charging and 49.42 mAh g with a potential of 3.319 V at discharging. These results are promising in terms of using this material for lithium ion battery cathode development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subhan
"Telah dilakukan penelitian sintesa Li4Ti5O12 untuk aplikasi komponen anoda pada baterai lithium keramik. Sintesa dilakukan dengan metoda SSR (solid state reaction) dari bahan serbuk Li2CO3 dan TiO2. Percobaan dilakukan untuk mendapatkan optimasi parameter sintesa, yaitu dengan melakukan variasi suhu sinter dan lama waktu penahanan sinter. Proses diawali dengan kalsinasi pada suhu 700oC selama 1 jam. Kemudian dilakukan penggerusan dengan mortal hingga lolos 200 mesh. Sebelum disinter terlebih dahulu serbuk dipastakan dalam larutan metanol 99% sebagai pendispersi sehingga diharapkan campuran homogen. Variasi suhu sinter dilakukan pada suhu 750°C, 800°C, 850°C, 900°C dan 950°C masingmasing selama 2 jam. Sedangkan variasi waktu dilakukan pada suhu sinter 850°C dengan variasi waktu 1jam, 4 jam dan 8 jam. Identifikasi fasa yang terbentuk dilakukan dengan XRD, struktur mikro dengan SEM/EDX, konduktifitas grain dan grain boundary dengan spektrum impedansi AC. Untuk mengetahui porositas dan densitas dilakukan untuk pengujian dengan mengacu pada standar ASTM C 20-92. Sifat mekanik bahan dipelajari dari uji kekerasan mikrohardness dengan metoda Vickers. Dari penelitian ini didapatkan konduktifitas listrik tertinggi adalah ~ 1.0 10-7 S/cm dihasilkan dari suhu 850oC selama 2 jam. Prototip baterai lithium keramik telah dibuat LTO/LATP/LMO dengan tambahan elektrolit LiClO4. Tegangan sel mampu mencapai 2.5 V pada first charging, sementara pengujian kapasitas charge/discharge menunjukkan kapasitas discharge maksimal hanya 7%. Sel baterai juga menunjukkan gejala self discharge.

Li4Ti5O12 as anode material for lithium ceramic battery has been synthesized. Synthesis has been done by solid state reaction (SSR) method with the powder of Li2CO3 and TiO2 as starting materials. Research has been done to get optimum parameters during the synthesizing anode material by varying sinter temperature and time. Synthesis of anode material was initiated by calcination process, where the mixture of Li2CO3 and TiO2 was heated at 700oC for 1 hour. The obtained material from this step was further ground and sieved 200 mesh. Methanol with a purity of 99% was added to the powder after grinding. The purpose of this step is to get a homogene mixture. The sinter process of this homogene mixture was done by heating this material with temperature variation of 750°C, 800°C, 850°C, 900°C and 950°C for 2 hours each. Varying sinter time of 1, 4, and 8 hours was done during sintering anode material at 850°C. The obtained phases from sintering was done by XRD, microstructure by SEM/EDX, and conductivity of grain and grain boundary by AC Impedance Spectroscopy. The porosity and density of the obtained material were determined, referring to ASTM C 20-92 standard measurement. The mechanical property was studied by microhardness with vickers method. This research showed that the anode material has a high electrical conductivity around 1.0 10-7 S/cm by sintering at 850oC for 2 hours. Prototype of lithium ceramic battery LTO/LATP/LMO was made with an addition of LiClO4. Battery performance was analyzed by charge/discharge capacity test. Cell voltage at first cycle was excellently reach about 2.5 Volt. It showed that the maximum discharge capacity of the cell was only 7% from charge capacity. The cell also showed a self discharge phenomenon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28730
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Dewata
"Kegiatan pembangunan yang paling banyak menimbulkan pencemaran adalah limbah industri, limbah permukiman dan kota, limbah kendaraan bermotor, limbah pertanian dan pariwisita. Akibatnya lingkungan hidup yang tercemar adalah adalah perairan, sungai, danau, pesisir, udara dan tanah.
Untuk mengurangi tingkat pencemaran, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan efisiensi pengolahan bahan dalam setiap kegiatan pembangunan, dan pengembangan teknologi daur ulang limbah dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Selain dari pada itu perlu pula dikembangkan industri hilir yang menggunakan limbah dari industri hulu sebagai bahan bakunya, serta dikembangkan pengaturan nilai ambang batas limbah maksimum yang masih dibolehkan dibuang ke dalam lingkungan hidup, yaitu limbah yang tidak melebihi kemampuan lingkungan alam untuk mencernanya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka jelaslah bahwa pengolahan dan daur ulang limbah wajib dilakukan oleh setiap industri. Dari kajian yang telah dilakukan mengenai sampai seberapa jauh pihak industri telah melaksanakan kewajiban tentang pengolahan limbah, diketahui bahwa ada industri yang telah melaksanakan sistem pengolahan daur ulang limbah, tetapi masih banyak yang belum melaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas permasalahan yang perlu diperhatikan antara lain pemanfaatan limbah untuk pengolahan limbah terhadap dua industri, yaitu industri pulp dan kertas serta industri lapis listrik yang melakukan proses pelapisan logam.
Industri pulp dan kertas telah melakukan proses daur ulang dan pengolahan limbah cair, tetapi pada akhir proses masih ada limbah padat berupa serat yang perlu dicari pemanfaatanya. Industri lapis listrik melakukan daur ulang hanya pada sebagian kecil limbah padatnya, sedangkan limbah cairnya yang sangat berpotensi mencemari lingkungan karena mengandung B3 yaitu logam berat dan sianida masih banyak yang belum diolah.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Masri (1974), kemudian Larsen (1981), ternyata bahwa bahan-bahan alamiah seperti limbah padat proses lumpur aktif, limbah dari kulit kayu, merang, padi-padian. dapat mengikat kation logam berat di dalam larutan. Kemampuan ini teriadi karena bahanbahan tersebut mempuyai gugus aktif seperti polifenolik dalam tannin atau amida dalam chitin. Limbah pulp dan kertas antara lain mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa yang juga mengandung gugus aktif polihidroksil dan polifenolik. Di samping itu limbah beberapa kulit kayu mengandung tannin yang juga mampu mengikat logam berat karena juga mengandung gugus polifenolik. Berdasarkan pertimbangan tersebut dilakukan penelitian untuk menyelidiki pemanfaatan limbah serat dari unit pengelolaan limbah (UPL) limbah padat industri pulp dan kertas untuk menurunkan kadar logam berat dalam air limbah industri lapis listrik.
Untuk itu telah diselidiki kemampuan penyerapan limbah dari UPL pulp dan kertas untuk menyerap limbah krom, nikel dan seng dari limbah industri lapis listrik (electroplating). Kondisi optimum percobaan didapatkan dengan memvariasikan pH, kadar awal limbah cair dan waktupenyerapan limbah serat terhadap limbah cair industri lapis listrik."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T1593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>