Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sintesis dari
senyawa oleil monoetanolamida, dengan mengamati variabel-variabel yang
berpengaruh pada pembentukan metil oleat sebagai senyawa antara dan
pembentuk oleil monoetanolamida. Surfaktan oleil monoetanolamida dapat
disintesis melalui dua tahap reaksi yaitu esterifikasi dan amidasi. Reaksi
esterifikasi antara asam oleat dengan metanol pada perbandingan mol asam
oleat dan metanol 1:12, konsentrasi katalis H2SO4 pekat 0,25 % (b/b), suhu
60 ºC, selama 6 jam, menghasilkan metil oleat sebesar 98,58 %. Amidasi
metil oleat dengan monoetanolamina pada perbandingan mol metil oleat dan
monoetanolamina 1:2,5, konsentrasi katalis KOH 0,5 % (b/b), suhu 130 ºC,
selama 3 jam, menghasilkan produk oleil monoetanolamida sebesar 90,91%.
Nilai Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan oleil monoetanolamida
sebesar 0,015 M. Nilai HLB surfaktan oleil monoetanolamida 4,65,
menunjukkan bahwa oleil monoetanolamida termasuk emulsifier tipe w/o
(water in oil)."
Universitas Indonesia, 2007
S30657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Syah Putri
"Variasi konsentrasi monomer metil metakrilat (MMA), surfaktan natrium lauril sulfat (SLS) dan inisiator ammonium persulfat (APS) dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap ukuran pertikel, persen konversi dan indeks polidispersitas dan menghasilkan ukuran pertikel polimer 100-200 nm. Terjadinya polimer MMA dibuktikan dengan spektrum IR dan nilai Tg. Nilai Tg homopolimer yang diperoleh sebesar 100,070C. Kenaikan monomer, insiator APS dan surfaktan akan menaikkan persen konversi dan indeks polidispersitas.
Konsentrasi surfaktan yang kecil dengan kenaikan konsentrasi inisiator APS dan MMA maka akan memperbesar ukuran pertikel. Pengaruh kenaikan konsentrasi monomer dan inisator pada konsentrasi maksimum, maka ukuran partikel yang diperoleh sebesar 100,2 nm, PDI 0,717 dan persen konversi 89,5%. Variasi surfaktan SLS terkecil sampai 1 CMC diperoleh ukuran pertikel 96,27 nm, PDI 0,074 serta persen konversi sebesar 96,27%. Ukuran pertikel terbesar yang dihasilkan berukuran 116,8 nm dengan PDI 0,153 dan persen konversi 95,08%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Anggraini
"ABSTRAK
Selatna ini polialkohol diptoduksi dari produk turunan minyak buitii yaitu e«len oksida dan propilen oksida. Mengingat minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan persediaannya semakin menipis, maka periu dilakukan suatu kajian untuk memproduksi polialkohol dari tanaman, salah satunya adalah dari asam oleat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses hidroksilasi asam oleat menjadi polialkohol (asam dihidroksistearat) dengan mengoptimasi variabel temperatur dan waktu reaksi. Metode hidroksilasi yang dilakukan menggunakan pereaksi CH3COOH dan H^Oa dalam pelarut heksana dengan katalis HaS04 50 % pada temperatur relatif tinggi. Hasil yang diperoieh kemudian dikarakterisasi yang meliputi penentuan bilangan iod, bilangan hidroksil, analisis gugus fungsi dengan FTIR dan analisis GC - MS. Dari hasil penelitian diperoieh kondisi optimum proses hidroksilasi asam oleat menjadi asam dihidroksisteamt adalah pada temperatur 60 - BSX selama 2 jam, yang ditunjukkan teijadinya penunman bilangan iod dari 101,48 mg h/100 g minyak menjadi 17,98 mg I2/IOO g minyak dengan persen konversi 82 %, kenaikan bilangan hidroksil dari 0.00 mg KOH/g menjadi 137,97,mg KOH/g, hilangnya puncak serapan vibmsi C-H sp^ pada v 3008 rr'm d an munculnya puncak vibrasi OH alkohol sebagai pita lebar pada v 3403 cm^-1"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuningsih Budiman
"Nanokomposit berbasis polimer yang didukung oleh oksida logam, menarik untuk dikembangkan sebagai katalis untuk produksi biodiesel. Dalam penelitian ini, nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 telah berhasil disintesis dengan memanfaatkan limbah jerami padi sebagai sumber isolasi nanoselulosa, Zirkonium Oksida (ZrO2) disintesis melalui kopresipitasi, Hematite (α-Fe2O3) disintesis melalui kopresipitasi yang didukung oleh karakterisasi FTIR, XRD, SEM dan TEM. Hasil pengujian dengan SEM dan TEM menunjukkan morfologi isolasi nanoselulosa berupa fibril panjang dengan ukuran panjang sekitar 171 nm dan diameter 43 nm.
Hasil pengujian XRD menunjukkan struktur Hematite (α-Fe2O3) dan Zirkonium Oksida (ZrO2) berupa fasa kristalin. Aktivitas katalitik diuji melalui reaksi esterifikasi metil laurat (biodiesel) dari asam laurat. Kondisi optimum reaksi esterifikasi diperoleh dengan jumlah katalis 2% terhadap asam laurat dan waktu reaksi 3 jam. Hasil persen konversi biodiesel menggunakan nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 menunjukkan nilai terbaik sebesar 62,85%. Energi aktivasi konversi asam laurat menjadi produk pada penambahan nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 sekitar 31,24 kJ.mol-1. Parameter kinetika dari reaksi dievaluasi mengikuti pseudo-orde pertama. Komposisi FAME ditentukan dengan GC-MS.

Nanocomposites of metal oxide supported by biopolymer are interesting to be developed as catalyst for biodiesel production. In this study, cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite was successfully synthesized by utilizing rice straw waste as a source of nanocellulose biopolymer, Zirconium Oxide (ZrO2) was synthesized via coprecipitation, Hematite (α-Fe2O3) was synthesized via coprecipitation in which their characterizations were conducted by FTIR, XRD, SEM, and TEM. The composition of fatty acid methyl ester was determined using gas chromatography-mass spectroscopy. The results of testing with SEM and TEM show the morphology of nanocellulose isolation in the form of long fibrils with a length of about 171 nm and a diameter of 43 nm.
The XRD test results showed Hematite (α-Fe2O3) and Zirconium Oxide (ZrO2) structures in the form of crystalline phase. Catalytic activity was tested by esterification of methyl laurate (biodiesel) from lauric acid. The optimum conditions for the esterification reaction were obtained by the amount of catalyst 2% against lauric acid and reaction time of 3 hours. The results of percent biodiesel conversion using cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite showed the best value of 62.85%. The activation energy of lauric acid conversion into a product at the addition of cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite is around 31.24 kJ.mol-1. The kinetic parameter of the reaction was also evaluated following the pseudo-first order equation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Thahirah Widiansyah Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis turunan asam amino dari asam laurat membentuk senyawa lipoamida. Penelitian ini diawali dengan esterifikasi asam laurat menggunakan dry metanol dan bantuan katalis asam HCl pekat. Selanjutnya, campuran tersebut diekstrasi dengan air untuk mendapatkan fasa organiknya berupa metil laurat dan dimurnikan menggunakan kromatografi kolom. Kemudian metil laurat diamidasi dengan asam amino glisin dan fenilalanin agar dihasilkan senyawa lipoamida glisin-laurat dan fenialanin-laurat. Produk yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan FTIR. Hasilnya menunjukkan bahwa masing-masing produk ester memberikan pita serapan medium vibrasi C-N pada bilangan gelombang 1026,17 cm-1 pada glisin-laurat dan 1015,56 cm-1 pada fenilalanin-laurat. Hasil uji toksisitas melalui metode BSLT terhadap larva Artemia salina L. didapatkan nilai LC50 senyawa lipoamida glisin-laurat dan fenilalanin-laurat, masing-masing sebesar 175,724 ppm, dan 1494,729 ppm. Uji aktivitas antimikroba dari semua produk lipoamida menunjukkan adanya aktivitas antimikroba. Kedua senyawa lipoamida memiliki zona hambat yang sama terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, sebesar 10 mm, sedangkan senyawa glisin-laurat dan fenilalanin-laurat memiliki zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, secara berurutan 7 mm dan 8 mm.

This study discusses about synthesis of amino acid with lauric acid to form lipoamida compound which has toxicity property. In this research, esterification of lauric acid with dry methanol using concentrated HCl as acid catalyst. Furthermore, the solution was extracted with water to obtain organic phase (methyl laurate) and purified by column chromatography. Then, amidation of methyl laurate with the amino acids, glycine and phenylalanine, respectively. Amidation reaction produces glycine-laurate and phenylalanine-laurate lipoamida compounds. All of ester products were identified using FTIR. The results showed that each lipoamida product gave absorption band C-N at the range of wave number 1026,17 cm-1 for glycine-laurate dan 1015,56 cm-1 for phenylalanine-laurate. The results of the toxicity test using the BSLT method on Artemia salina L. larvae obtained the LC50 values of glycine-laurate and phenylalanine-laurate lipoamida compounds, respectively 175,724 ppm and 1494,729 ppm. Antimicrobial activity test of all lipoamida products had antimicrobial activity. Both lipoamida compounds have the same zone of inhibition for the growth of Escherichia coli bacteria, which is 10 mm. Meanwhile, glycine-laurate and phenylalanine-laurate compounds had zone a inhibition against the growth of Staphylococcus aureus bacteria, respectively 7 mm and 8 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Kurniahati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Kurniawati
"Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh konsentrasi inisiator ammonium persulfat (APS), konsentrasi surfaktan sodium Iauril sulfat (SLS), teknik polimerisasi semikontinu, batch dan seeding 10%, dan waktu feeding terhadap ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel homopolimerisasi core metil metakrilat (IVIIVIA). Polimerisasi yang dilakukan menggunakan metode polimerisasi polimer emulsi. Polimer yang dihasilkan ditentukan solid content, viskositas, temperatur gelas (Tg), spektrum IR, ukuran dan distribusi ukuran partikel. Konsentrasi surfaktan SLS yang semakin besar memberikan hasil solid contentyang meningkat dan ukuran partikel yang cenderung menurun. Konsentrasi inisiator APS yang semakin besar, memberikan hasil solid content semakin meningkat, namun menghasilkan ukuran partikel yang meningkat. Hasil polimerisasi terbaik diperoleh pada penggunaan surfaktan SLS dengan konsentrasi 10CN|C, inisiator APS sebesar 0,5%, dengan teknik polimerisasi semikontinu, dan pada vvaktu feeding 5 jam, dimana pada kondisi ini dihasilkan % konversi solid content sebesar 88,34%, viskositas sebesar 3,7 mPas, diameter partikel sebesar 88,24 nm dan distribusi ukuran partikel yang monodisperse."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana
"Surfaktan dietanolamida merupakan salah satu jenis surfaktan yang banyak digunakan dalam pembuatan beragam produk pembersih, perawatan dan kosmetika Surfaktan ini bersifat terbaharukan dan mudah terdegradasi, sehingga tidak mencemari lingkungan. Jenis asam lemak dari minyak nabati yang dapat digunakan dalam pembuatan surfaktan dietanolamida adalah asam laurat.
Dalam penelitian ini, bahan baku surfaktan dietanolamida menggunakan asam Iemak dari Iimbah margarin yang mengandung asam Iaurat dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan asam Iemak lainnya. Sintesis dilakukan melalui tiga tahap reaksi: yaitu reaksi esterifikasi antara asam lemak bebas Iimbah margarin dengan metanol dan katalis asam (y-AI2O3/SO4), reaksi transestrifikasi antara trigliserida Iimbah margarin dengan metanol dan katalis basa (K2CO3/ y-AIQO3), serta reaksi amidasi antara metil ester Iimban margarin dengan dietanolamina dan katalis basa (K2CO3/ y-AI2O3).
Rasio mol antara asam Iemak bebas dengan metanol 1 1:4,5 dan 1:6, kondisi reaksi esterifikasi menggunakan suhu 50, 60, 70°C, Iama reaksi 1, 2, 3 jam dan katalis y-AI2O3/S04 2 % berat. Kondisi reaksi transesterifikasi antara trigliserida Iimbah margarin dengan metanol, rasio mol 1:4,5, suhu reaksi 60°C, vvaktu reaksi 1 jam dan katalis K2CO3/y-AI2O32 % berat Reaksi amidasi antara metil ester dengan dietanolamina menggunakan katalis K2CO3/ V-AI2O3 0,3 % berat, rasio mol reaktan 1:2, suhu reaksi 180°C, waktu reaksi 4 jam dan kecepatan pengadukan 200-300 rpm.
Karakteristik katalis heterogen asam dan base menggunakan XRF, XRD, dan BET. Karakteristik metil ester menggunakan bilangan asam dan uj pembakaran Konversi metil ester dengan reaksi esterifikasi mencapai 81,865 % dan reaksi transesterifikasi mencapai 75,00 %. Pengujian bilangan penyabuhan surfaktan dietanoamida sebesar 138,20 mg KOH/g sampel, dan nilai HLB surfaktan dietanolamida adalah 7,238, nilai ini menandakan bahwa surfaktan ini termasuk wetting agent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30353
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Athiyyah Maudy Untoro
"Pada penelitian ini, asam laurat diesterifikasi dengan dengan senyawa antioksidan butil hidroksi anisol (BHA) dan butil hidroksi toluen (BHT). Sintesis ester asam laurat-BHA dan ester asam laurat-BHT dilakukan melalui reaksi esterifikasi Steglich menggunakan reagen kopling DCC dan katalis DMAP. Sebelum digunakan sebagai agen antibakteri, perlu dilakukan uji toksisitas. Uji toksisitas pada produk ini dilakukan dengan menggunakan uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva Artemia salina L. dan diperoleh nilai LC50 dari ester asam laurat-BHA sebesar 104,91 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan bersifat toksik sedang pada ester asam laurat-BHA. Ester asam laurat-BHA dan ester asam laurat-BHT yang terbentuk tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada bakteri gram positif, Straphylococcus aureus. Adapun pada bakteri gram negatif, Escherichia coli, menunjukkan kemampuan inhibisi dengan efektivitas sedang, sehingga berpotensi sebagai agen antibakteri.

In this study, lauric acid was esterified with antioxidant compounds BHA and BHT. Synthesis of lauric acid-BHA ester and lauric acid-BHT ester was carried out through the Steglich esterification reaction using DCC coupling reagent and DMAP catalyst. Before being used as an antibacterial agent, this ester product needs to be tested for toxicity. Toxicity test on this product was carried out using brine shrimp lethality test (BSLT) on Artemia salina L. larvae and obtained LC50 values of lauric acid-BHA esters of 104,91 ppm. These results indicated that the resulting product had medium toxic for the lauric acid-BHA ester. Lauric acid-BHA ester and lauric acid-BHT ester formed did not show any antibacterial activity on gram-positive bacteria, Straphylococcus aureus. As for the gram-negative bacteria, Escherichia coli, it showed an inhibitory activity with moderate effectiveness so it might be an antibacterial agent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>