Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1532
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cucu Setyawati
"Reaksi thermal dari campuran kaolin dengan magnesium hidroksida dan kaolin dengan magnesium karbonat diamati untuk mendapatkan keramik cordierite tanpa penambahan zat aditif. Komposisi campuran ditentukan berdasarkan rumus molekul 2MgO.2Al2O3.5SiO2. Pembakaran campuran bahan-bahan pada perbandingan mol berdasarkan formula tersebut diharapkan dapat menghasilkan bentuk fasa amorf pada temperatur sekitar 900°C, yang merupakan temperatur dekomposisi. μ-Cordierite kemudian mengkristal pada temperatur sekitar 950°C, dan perlahan-lahan berubah menjadi keramik α-cordierite. Campuran reaktan dipress menjadi benda uji dan dibakar untuk mendapatkan keramik α-cordierite pada temperatur 1300 oC dan 1350°C. Keramik cordierite sebanyak 80,41 - 86,62 % dihasilkan dari campuran kaolin dengan magnesium karbonat dan metakaolin dengan magnesium karbonat pada temperatur pembakaran 1300 oC dan 1350 oC. Uji katalitik dilakukan terhadap cordierite untuk mendekomposisi gas NO, di mana 44,17 % NO terdekomposisi pada temperatur 400°C.

Thermal reaction of mixed kaolin with magnesium hydroxide and kaolin with magnesium carbonate were studied to produce cordierite ceramic without additives. Its composition was determined based on the molecular formula of 2MgO.2Al2O3.5SiO2. The firing of those mixed materials at mole ratios of this formula was expected to produce μ-cordierite at temperature of 900°C due to its thermal decomposition. The μ-Cordierite was then crystallized at temperature around 950°C, and was gradually transformed into α-cordierite. This study was conducted by prssing the reactants mixtures as specimens which were then fired to obtain α-cordierite ceramic at 1300°C and 1350°C. Cordierite of 80.41-86.62 % were resulted from the mixture of kaolin with magnesium carbonate and metakaolin with magnesium carbonate at the firing temperature of 1300 oC and 1350°C. The catalityc activity of cordierite was tested to decompose NO was tested, in which 44,17% NO could be decomposed at 400°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Sri Hardiyanti Purwadhi
"Penentuan kelengasan tanah telah dilakukan di daerah pertanian Bekasi dan sekitarnya dengan menggunakan data satelit NOAA(National Oceanic and Atmospheric Administration) melalui salah satu sensornya AVHRR(Advanced Very High Resolution Radometer) metode indeks vegetasi (NDVI= Normalized Difference Vegetation Index) pada saluran 1 (tampak=0.58 um-0.68 um),saluran 2(inframerah dekat 0.724 um-1.10 um) di gunakan untuk mencari korelasi antara indeks vegetasi dengan kelengasan tanah dan korelasi antara koefesien pantulan dengan tegangan air dan saluran 4 (inframerah termal 10.3 um-11.3 um) di gunakan untuk mencari korelasi antara pancaran obyek dengan kandungan air tanah berdasarkan perbedaan suhu permukaan.Hasil yang di peroleh adalah nilai NDVI rata-rata tertinggi pada bulan Juli 1996 adalah0.40 untuk nilai NDVI maksimum 0.70 (hutan) dan minimum 0.05( tanah kosong bnasah) dengan simpangan baku 0.12 rata-rata nilai NDVI semakin menurun apabila penutup awannya semakin besar korelasi negatif antara spektrum rasio (o.58-0.68)um dan (0.725-1.10) um NOAA-AVHRR meningkat sesuai menurunnya kandungan air daun dan tidak berubah apabila kandungan air pada daun 80 persen Estimasi suhu permukaan bumi yang diukur dari data NOAA-AVHRR pada daerah pertanian mempunyai perbedaan 1o C atau ketelitian lebih dari 80 % dibandingkan dengan hasil pengukuran lapangan.Perbedaan waktu untuk proses pengukuran 10 kali lebih cepat dan daerahnya lebih luas"
1997
SAIN-II-2-Mei1997-11
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Puspa Hayati
"NOx dan SO2 merupakan polutan udara yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon, hujan asam dan kabut fotokimia, sehingga diperlukan kajian mengenai cara menurunkan tingkat emisi gas NOx dan SO2 secara simultan. Berdasarkan berbagai literatur, beberapa teknik pemisahan gas NOx dan SO2 telah berhasil dikembangkan, salah satunya adalah teknologi membran serat berongga dengan berbagai jenis material membran dan jenis pelarut yang bersifat oksidator. Penelitian ini bertujuan untuk menyisihkan NOx dan SO2 secara simultan melalui kontaktor membran serat berongga polisulfona dengan menggunakan kombinasi pelarut NaClO3/NaOH sebagai larutan penyerap dan membandingkan kinerja pelarut NaClO3/NaOH dengan NaClO2/NaOH dan H2O2/NaOH. Reaksi dilakukan pada modul membran serat berongga dengan berbagai variasi laju alir gas dan konsentrasi absorben. Gas umpan yang mengandung NOx dan SO2 dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pada bagian shell membran akan diisi oleh kombinasi pelarut yaitu NaClO3/NaOH untuk mengoksidasi gas secara simultan. Umpan yang digunakan berupa campuran gas NOx dan SO2 dengan konsentrasi masing-masing 600 ppm dan 500 ppm. Aktivitas membran serat berongga dan pelarut di uji terhadap efisiensi penyerapan gas NOx dan SO2, fluks perpindahan massa dan NOx dan SO2 loading. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelarut dengan kandungan H2O2 memiliki efisiensi penyisihan tertinggi, kemudian diikuti oleh NaClO2 dan NaClO3. Ketiga jenis larutan tersebut memberikan efisiensi penyisihan NOx dan SO2 yang tinggi sehingga semua pelarut yang digunakan sangat potensial digunakan untuk mereduksi NOx dan SO2. Nilai tertinggi pada parameter efisiensi penyerapan NOx dan SO2 serta fluks perpindahan massa NOx dan SO2 secara berurutan adalah 97,53%, 100% dan 9,34×10-6 mmol/cm2.s, 1,12×10-5 mmol/cm2.s.

NOx and SO2 are air pollutants that can cause damage to the ozone layer, acid rain, and photochemical smog. Therefore, it is necessary to study how to reduce NOx and SO2 gas emissions. Based on various literature, several gas separation techniques have been successfully developed: hollow fiber membrane technology with various types of membrane materials and types of oxidizing solvents. This study aims to remove NOx and SO2 gas simultaneously through a polysulfone hollow fiber membrane module using a combination of NaClO3/NaOH solvent as an absorbent solution and compare the performance of NaClO3/NaOH with NaClO2/NaOH dan H2O2/NaOH. The reaction was carried out on a hollow fiber membrane module with various variations of gas flow rate and absorbent concentration. The feed gas containing NOx and SO2 flows to the membrane tube section, while the membrane shell section will be filled with a combination of solvents, NaClO3/NaOH, to oxidize the gas simultaneously. The feed used in this research is a mixture of NOx and SO2 gases containing 600 ppm and 500 ppm, respectively. The hollow fiber membrane and solvent activity were tested on the efficiency of NOx and SO2 gas absorption, mass transfer flux, and NOx and SO2 loading. The experimental results showed that the absorbent solutions containing hydrogen peroxide (H2O2) had the highest removal efficiency, followed by sodium chlorite (NaClO2) and sodium chlorate (NaClO3). The three pairs of absorbents provide a high NOx and SO2 removal efficiency, which means all the absorbents used in this study can potentially be used to reduce NOx and SO2. The highest values for NOx and SO2 absorption efficiency and mass transfer flux of NOx and SO2 were 97,53%, 100%, and 9,34×10-6 mmole/cm2.s, 1,12×10-5 mmole/cm2.s, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aisha Almaeda Reza
"NOx dan SO2 merupakan komponen primer hasil pembakaran bahan bakar fosil. Dengan dihadapinya komitmen serta tantangan dalam pengendalian emisi NOx dan SO2, maka dikembangkannya berbagai teknologi dan metode dalam penurunan tingkat emisi gas NOx dan SO2, salah satu diantaranya yaitu penggunaan metode basah penyisihan gas, yaitu wet scrubbing. Penyisihan pada penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan membran kontaktor serat berongga berbahan dasar PVDF (polyvinylidene fluoride). Larutan absorben yang digunakan yaitu H2O2 dan HNO3, dimana H2O2 berfungsi untuk menyisihkan NOx dan SO2 dengan mengubah gas NOx menjadi gas yang lebih larut dalam air, sedangkan HNO3 digunakan sebagai autokatalis untuk mempercepat laju reaksi penyisihan. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu laju alir gas umpan NOx dan SO2 dan konsentrasi H2O2 pada larutan absorben. Variasi laju alir gas umpan yang digunakan yaitu 100, 125, 150, 175, dan 200 mL/menit, sedangkan variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,1% b/v H2O2. Penelitian menghasilkan penyisihan gas NOx dan SO2 maksimum berurutan sebesar 98,5% dan 100%, yang didapatkan dengan konsentrasi H2O2 sebesar 0,1% b/v, pada laju alir gas umpan sebesar 100 mL/menit, dengan modul membran sebanyak 50 buah.

NOx and SO2 are the primary gas components from the combustion of fossil fuels. With the commitment and challenges faced in controlling NOx and SO2 emissions, various technologies and methods were developed to reduce NOx and SO2 gas emission levels, one of which is the use of the wet gas removal method. The allowance in this study was carried out by using a hollow fiber contactor membrane made from PVDF (polyvinylidene fluoride). The absorbent solutions used are H2O2 and HNO3, where H2O2 was used to absorb the NOx and SO2 gases by converting NOx gas into a gas that is more soluble in water, while HNO3 is used as an autocatalyst to accelerate the rate of removal reactions. The independent variables in this study were the feed gas flow rate of NOx and SO2 and the concentration of H2O2 in the absorbent solution. Variations in the feed gas flow rate used were 100, 125, 150, 175, and 200 mL/minute, while the concentration variations used were 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; and 0.1% w/v H2O2. The research resulted in maximum NOx and SO2 gas removal respectively 98.5% and 100%, which was obtained with a H2O2 concentration of 0.1%wt, a feed gas flow rate of 100 mL/min, and 50 membrane modules."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>