Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwiet Prihatmadji
"ABSTRAK
M1nyak d1 daerah Cepu telah d1ehsplo1tas1 seJah zaman
H1nd1a Belanda H1ngga saat 1n1, belum d1ketahu1 korelas1
antara mas1ng-mas1ng m1nyak dar1 berbaga1 lokas1 dan korelasl
antara m1nyak dengan batuan 1nduhnya Dalam rangha
stud1 ko1elas1, d1lakukan anal1s1s terhadap m1nyak dar1 sumur
Kawengan, Ledok, Nglobo, Semangg1, Juga anal1s1s batuan
sed1men formas1 Kawengan dan Tuban
Tahap awal untuk mengetahu1 korelas1 antara m1nyak dan
' hemungk1nan batuan 1nduhnya, d1lahukan stud1 hematangan
terhadap batuan sed1men dar1 formas1 Kawengan dan Tuban
yang mencakup kadar TOC, EOM dan anal1s1s p1rol1sls Sedangkan
stud1 korelasl d1dasarkan pada d1str1bus1 b1omarker
dar1 kelas 1sopreno1d dan n-alkana, yang mel1put1 d1str1-
bus1 n-alhana C15+' d1str1bUSl lSOprenold 1C15-1C20' perbandlngan
1sopreno1d terhadap f1tan, perba~d1ngan prlstan/fltan,
prlstan/nc17 dan n1la1 CPI Has1l anal1s1s TOC, EOM dan p1rol1s1s terhadap batuan
sed1men d1 kedalaman 1452-1454 m menunJukkan prospek yang
cukup ba1k sebaga1 batuan 1nduk
Anal1s1s kromatograf1 gas terhadap contoh m1nyak, memberlkan
1nd1kas1 bahwa m1nyak termasuk dalam hlas1f1has1
paraf1n1s Korelas1 antara m1nyak Kawengan, Nglobo, Ledok
dan Semangg1 menunJukkan sumu~ Semangg1 mempunya1 c1r1 mlnyak
yang agak berbeda Sedangkan horelas1 antara m1nyak
dengan batuan sed1men da~1 formas1 Tuban, menunJuhhan hemunghlnan
formas1 Tuban (1452-1560 m) merupakan batuan lnduh
dar1 minyak."
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riswiyanto S.
"Teluk Jakarta memiliki potensi untuk tercemar oleh senyawa hidrokarbon mengingat letaknya yang berada dalam jalur lalu lintas pelayaran yang padat dan tempat bermuaranya sungai Ciliwung. Penetitian ini bermaksud mengetahui distribusi n-alkana dalam sedimen laut dan masing-masing stasiun di Teluk Jakarta dengan menggunakan instmmen kromatografi gas. Sampel diambil pada tanggal 24, 26, dan 28 Mei 2004 dari 6 stasiun yang tersebar di wilayah Barat, Tengah, dan Timur Teluk Jakarta yakni stasiun 1, 29, 9, IS, 17, 23. Metode petigambilan sampet sedimen dilakukan dengan metode grab (sesaat) dengan stasiun kontrol 29 diambil di tcmpat yang lebih jauh dari pantai. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini secara keseluruhan sedimen laut dari masing-masing stasiun di Teluk Jakarta menunjukkan adanya distribusi n-alkana pada rentang Cu - CM yang didominasi oleh alkana dengan jumlah atom karbon genap. Hasil analisa GC menunjukkan sedimen laut Teluk Jakarta mengandung sumber hidrokarbon alamiah yang berasal dari alga merah (rhodophyta) atau alga biru (cyanophyla).

There are high potensial of hidrocarbon polutant in Jakarta bay, as a consequence of its location for port and estuary of Ciliwung rivers. This study wants to know distribution of n-alkana*s in each one of six stations in Jakarta bay. The date of sampling is on 24, 26, and 28 of May in 2004, using Grab method. The result point out that all of the sediment from the sampling site to be dominated by n-alkana, especialy with hidrocarbon's range C|4 - C&- The chromatogram of sedimen sample in Jakarta Bay result indicates that it contains natural hydrocarbon substances originated from red algae (rhodophyta) and blue algae (cyanophyta) species."
[Place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-2-2004-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Anni Sopanata
"Penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah batubara dari formasi Talang Akar yang banyak terdapat di sub-cekungan Arjuna, Laut Jawa, dapat berfungsi sebagai batuan induk bagi minyak bumi yang terdapat di sumur-sumur minyak pada lokasi tersebut. Untuk itu dilakukan korelasi terhadap 4 contoh batubara dari lokasi yang berbeda, yaitu dari sumur UA-1, diambil 2 contoh dengan kedalaman yang berlainan dan masing-masing satu contoh dari sumur BZZA-7 dan SF-1, dengan 8 contoh minyak dari sumur KL-7 dan 1 contoh minyak dari sumur BZZA. Contoh-contoh batubara tersebut dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini karena pada lokasi dan kedalaman tersebut terdapat lapisan batubara yang relatif tebal, sehingga diperkirakan dapat menjadi batuan induk penghasil minyak bumi.
Korelasi dilakukan dengan metode biomarker siklik m/z 191 dan m/z 217 serta biomarker aromatik m/z 231 dan m/z 253 dengan teknik GC-MS. Untuk memantapkan hasil korelasi dilakukan juga analisis lain sebagai parameter pendukung yaitu analisis Rock-Eval, latroscan TLC/RD, reflektansi vitrinit, jenis kerogen dan isotop karbon ("C). Pirolisis hidrous juga dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kontaminasi minyak migrasi dari batuan induk lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat contoh batubara ini mengandung material organik darat yang dominan dan dapat berfungsi sebagai batuan induk. Batubara dari sumur BZZA-7,7896' merupakan batuan induk utama untuk produksi minyak pada sumur KL-7 terutama pada kedalaman 7764?-7786', sedangkan batuan induk UA-1,733T dan UA-1,7454' merupakan batuan induk sekunder bagi produksi minyak tersebut.

This research is conducted to determine whether the coals from Talang Akar formation mostly found at the Arjuna sub-basin, Java Sea can act as source rock of the oils from the wells at that area. To enable this, correlation is done to four coal samples from different locations, i.e. from UA-l well, two samples from different depths, and one each from BZZA-7 and SF-1 wells, with eight oil samples from KL-7 well, and one sample from BZZA well. These coal samples are chosen for this research, as there is a relatively thick layer at that location and depth, hence it is predicted to be the oil source rock.
Correlation is done with m/z 191 and m/z 217 cyclic biomarkers, also m/z 231 and m/z 253 aromatic biomarker with GC-MS technique. To provide more confident result, other analysis as supporting parameters, i.e. Rock-Evil, latroscan TLCIFID, vitrinite reflectance, kerogen typing and carbon isotope ("C) were done. Hydrous pyrolysis was also done to detect any possibilities of oil migration contamination from other source rock.
The result shows that the four coal samples content dominate terrestrial organic materials and can act as the source rock. The coal from BZZA-7, 7896? well is the main source rock for KL-7 oil production, especially from the depths of 7764' - 7786'. Coals from UA-1, 7337? and UA-1, 7454? are the secondary source rock for this oil.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Kaniksma Kp
"ABSTRAK
Lebih kurang 5 juta ton hidrokarbo'n yang berasal dari minyak bumi
mencemari lautan di seluaih dunia tiap tahunnya. Sedimen laut Teluk Jakarta
memiliki potensi untuk tercemar oleh senyawa hidrokarbon mengingat
letaknya yang berada dalam jalur lalu lintas pelayaran yang padat.
Penelitian ini bermaksud mengetahui distribusi n-alkana dalam
sedimen laut dari maslng-masing staslun di Teluk Jakarta dengan
menggunakan Instrumen kromatografi gas. Sampel diambil pada tanggal 24,
26. dan 28 Mel 2004 dari 6 staslun yang tersebar dl wllayah Barat, Tengah,
dan TImur Teluk Jakarta yaknl staslun 1, 29, 9, 15, 17, 25. Metode
pengambllan sampel sedimen dllakukan dengan metode grab (sesaat)
dengan staslun kontrol 29 diambll dl tempat yang leblh jauh dari pantal.
Hasll yang diperoleh dari penelitian Inl secara keseluruhan sedimen
laut dari maslng-masing staslun dl Teluk Jakarta menunjukkan adanya
distribusi n-alkana pada rentang Cu - C26 yang didomlnasi oleh alkana
dengan jumlah atom karbon genap. Hasll anallsa GC menunjukkan sbdimen
laut Teluk Jakarta mengandung sumber hidrokarbon alamlah yang berasal
dari alga merah (rhodophyta) atau alga biru (cyanophyta)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhajir Marsaoli
"Penelitian tentang kandungan bahan organik, senyawa n-alkana, aromatik, dan total hidrokarbon dalam sedimen di perairan Raha, Sulawesi Tenggara telah dilakukan pada Juni 2001. Hasilnya menunjukkan bahwa sedimen di stasiun 1 dan 4 telah tercemar oleh hidrokarbon minyak bumi. Hal ini tampak dari perbandingan antara F1/F2 (fraksi hidrokarbon jenuh/fraksi hidrokarbon aromatik) > 1. Sedangkan berdasarkan kandungan total hidrokarbonnya, menurut kriteria dari NAS (National Academy of Science) hanya sedimen di stasiun 2 dan 5 yang telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak bumi (>100 ppm).

The content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi. Investigation on content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi in June 2001. The results showed that the sediment at station 1 and 4 were polluted by hydrocarbon compound. This condition is showed by F1/F2 ratio (comparation between saturated hydrocarbon fraction with aromatic hydrocarbons fraction) > 1. According to NAS (National Academy of Science) criteria on total hydrocarbon content, station 2 and 5 only were polluted by hydrocarbons compound (>100 ppm)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK Silikalit disintesis melalui proses hidrotermal menggunakan zat pengarah TPABr dalam suasana alkali tanpa sumber alumina. Suhu kalsinasi silikalit divariasikan pada 500oC, 550oC dan 600oC. Sintesis zeolit A menggunakan kaolin sebagai sumber silika dan alumina. Untuk meningkatkan hidrofobisitas zeolit A dilakukan proses dealuminasi dengan metode perlakuan asam. Silikalit dan zeolit A hasil sintesis dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X. Untuk mengetahui kadar Si dan Al dari zeolit A dan zeolit A terdealuminasi digunakan Spektroskopi Serapan Atom. Dealuminasi dapat menghilangkan kadar Al sebanyak 52,94% pada zeolit A-1. Silikalit, zeolit A dan zeolit A terdealuminasi diaplikasikan sebagai penyaring molekul n-alkana dari saturat hidrokarbon minyak bumi. Pemisahan n-alkana dilakukan untuk memudahkan analisis biomarker yang merupakan komponen minoritas. Digunakan kromatografi gas untuk menganalisis banyaknya n-alkana yang dapat dipisahkan. Kromatogram yang diperoleh menunjukkan silikalit kalsinasi 500oC paling efektif menyaring n-alkana. Dibandingkan silikalit, zeolit A lebih banyak menghilangkan n-alkana tetapi kurang selektif. Kata kunci : silikalit, zeolit A, dealuminasi, penapis molekul, saturat hidrokarbon, biomarker xi+71 hlm.;lamp. Bibliografi : 30 (1974-2004)"
Universitas Indonesia, 2005
S30221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Yusriani
"Diketahuinya karakterisasi minyak bumi dengan baik dapat digunakan
untuk mengembangkan serta memaksimalkan pengeskplorasian minyak
bumi
Skripsi ini berjudul studi karakterisasi minyak bumi di Indonesia bagian
barat. Judul ini dipilih karena sampai saat ini Indonesia belum memiliki data
karakter biomarker dalam minyak bumi Perconto diambil secara acak
dengan metode grab sampling karena sifat minyak bumi yang relative
homogeny dalam setiap cekungan
Analisis yang digunakan meliputi, analisis GC dan GC-MS. Pada
analisis GC peroonto minyak, dianalisis tanpa terlebih dahulu difraksinasi
(metoda who/e oil) sedangkan analisis GC-MS perconto terlebih dahulu
difraksionasi dan hanya fraksi lingkar dan siklo dari saturat yang dianalisis.
Minyak bumi dari Indonesia bagian Barat, diperkirakan berasal
dari tiga kelompok besar lingkungan pengendapan antara lain, Danau, Delta
dan lingkungan pengendapan lautan berdasarkan dari perbedaan komposisi
dan kehadiran biomarker yang beragam. Dari ketiga kelompok besar ini,
masin dapat dibagi menjadi beberapa sub-kelompok masing-masing: danau
air payau, delta danau untuk lingkungan danau, rawa dan darat untuk
lingkungan delta serta laut dangkal untuk lingkungan lautan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Octaviyani
"Prospek hidrokarbon di Cekungan Jawa Barat Selatan masih dipertanyakan dan perlu identifikasi lebih detail. Lokasi penelitian ini tepatnya berada di Anggota Konglomerat Formasi Bayah (Teb). Formasi ini di dominasi oleh konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung, tuf, dan batu bara. Di Formasi Bayah, salah satunya, sungai cidahu dan cipanadogan ditemukan batuan serpih dengan indikasi rembesan minyak yang sudah mengering di sela-sela batuan. Rembesan minyak yang berada di batuan ini belum diketahui karakteristik lingkungan pengendapan dan kematangannya. Selain memiliki struktur yang kompleks, Formasi Bayah memiliki pemaparan litologi yang luas, salah satunya adalah batu bara. Batu bara yang berada di daerah penelitian memiliki luas ± 100 m yang tersebar di Sungai Cidahu, Cipanadogan, Cimandiri, dan Pantai Cibobos. Karakteristik batu bara Formasi Bayah pada daerah penelitian masih belum diketahui. Oleh karena itu, hal ini perlu diidentifikasi lebih lanjut dengan melakukan analisis pada penelitian ini agar dapat mengetahui kualitas batuan induk dan karakterisasi batu bara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas batuan induk dan karakterisasi batu bara di Cekungan Jawa Barat Selatan di wilayah Formasi Bayah menggunakan analisis kromatografi gas, analisis kromatografi gas-spektropi massa, dan petrografi maseral. Empat sampel batuan serpih dan lima sampel batu bara dari daerah penelitian telah dikumpulkan dan dianalisis. Analisis kromatografi gas dan kromatografi gas-spektropi massa menunjukkan CDH 05, SHALE 01, dan SHALE 04 berada pada lingkungan pengendapan delta (terrigeneous) sedangkan, CP 04 berada pada lingkungan pengendapan transisi antara laut dan darat. Berdasarkan kematangan termalnya conto CDH 05, CP 04, SHALE 01, dan SHALE 04 berada pada tingkat kematangan awal (early mature), sehingga menunjukkan kualitas batuan induk yang cukup baik. Analisis petrografi maseral menunjukkan CDH 09, dan CMN 01 berada di lingkungan pengendapan hutan rawa basah, sedangkan CP 04, CP 07, PCBB berada pada hutan rawa yang sedikit dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga kualitas batu bara buruk. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas batuan induk memiliki kualitas yang cukup baik dan batu bara memiliki kualitas yang buruk.

The prospect of hydrocarbons in the South West Java Basin is still questionable and needs more detailed identification. The exact location of this research in the Members of the Bayah (Teb) Formation Conglomerate. This formation is dominated by conglomerates, quartz sandstone, claystone, tuff, and coal. In the Bayah Formation, one of which, the Cidahu and Cipanadogan rivers are found with shale rocks with an indication of oil seepage that has dried up between the rocks. Oil seeps in these rocks are not yet known characteristics of the depositional environment and its maturity. Besides having a complex structure, the Bayah Formation has extensive lithological exposure, one of which is coal. Coal in the study area has an area of ± 100 m spread over the Cidahu River, Cipanadogan, Cimandiri, and Cibobos Beach. The characteristics of the Bayah Formation coal in the study area are still unknown. Therefore, this needs to be further identified by analyzing this study in order to find out the quality of source rock and coal characterization. This study aims to determine the quality of the source rock and the characterization of coal in the South West Java Basin in the Bayah Formation region using gas chromatography analysis, gas chromatography-mass spectrophy analysis, and mass petrography. Four shale rock samples and five coal samples from the study area were collected and analyzed. Analysis of gas chromatography and gas chromatography-mass spectrophy show that CDH 05, SHALE 01, and SHALE 04 are in the terrigeneous deltaic environment whereas, CP 04 in the transitional depositional environment between marine and land. Based on the thermal maturity, the samples of CDH 05, CP 04, SHALE 01, and SHALE 04 are early mature level, show that the quality of the source rock has quite good. Mass petrographic analysis shows CDH 09, and CMN 01 are in the sedimentation environment of wet forest swamp, while CP 04, CP 07, PCBB are in forest swamp which is slightly affected by tidal water, so that of coal has a poor quality. From these results, it can be concluded that the quality of source rock has a fairly good quality and coal has a poor quality."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luhantara
"ABSTRAK
Radiasi selalu membayangi hidup manusia, Di luar rumah, radiasi datang dari matahari, kosmis, dan alam sekitar kita. Di dalam rumah, manusia terekspos radiasi siang malam, tarutama jika rumah tersebut tidak msmpunyai ventilasi yang baik. Akibat ekspos radiasi memang tidak akan langsung terasa karena efek radiasi sangat kumulatif, maka orang yang terkena radiasi tingkat rendah secara terus menerus lebih mungkin mengalami sakit dibanding orang yang terkena radiasi tingkat tinggi dalam jangka waktu singkat. Leukimia, misalnya, baru akan muncul setelah orang yang bersangkutan teradiasi secara terus-menerus selama 20-30 tahun, akibat buruk lain dari radiasi adalah : mutasi genetis, bayi lahir cacat, dan kematian bayi. Konsentrasi gas radon yang cukup tinggi di dalam suatu ruang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker paru-paru. Karena itu, keberadaan gas radon cukup berbahaya. Dengan menggunakan metode aktif (Dwi-Tapis) dan metode pasif (detektor CR-39/jejak nuklir) maka kita dapat mengukur konsentrasi gas radon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>