Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Rahayu
"Asumsi-asumsi pada Model Linier Yang Umum {Generalized Linier Model atau disingkat GLM) merupakan perluasan dari asumsi-asumsi pada model linier klasik. Pada tugas akhir ini akan ditunjukkan bahwa parameter ? untuk model linier yang umum yang mempunyai nilai-nilai yang tidak diketahui dapat ditaksir dengan menggunakan prosedur iterative weighted least square. Salah satu contoh model linier yang umum (GLM) yaitu model regresi digunakan terhadap data polusi udara di daerah teluk San Fransisco. Dengan menggunakan data tersebut dapat ditunjukkan sensitifitas model regresi yang ditaksir terhadap asumsi distribusi probabilitas error c yang berbeda (yaitu terhadap distribusi probabilitas Normal dan Gamma). Selain itu dapat ditunjukkan pula mengenai model probabilitas yang cocok untuk menggambarkan data polusi udara tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Tishi Chandra
"Asuransi kendaraan bermotor diperlukan untuk perlindungan dari risiko kerugian finansial
akibat kerusakan, kecelakaan, ataupun pencurian kendaraan. Dalam industri asuransi
kendaraan bermotor, terdapat sistem penentuan besar net premi untuk pemegang polis yang
dikenal dengan sistem bonus malus. Sistem ini merupakan sistem experience rating yang
artinya dalam melakukan penentuan besar net premi, akan dilihat sejarah klaim yang dilakukan
oleh pemegang polis. Bonus merupakan penurunan premi apabila seorang pemegang polis
tidak mengajukan klaim sama sekali dalam satu periode dan malus merupakan kenaikan premi
apabila seorang pemegang polis mengajukan satu atau lebih klaim. Pada tugas akhir ini,
dilakukan pemodelan frekuensi klaim asuransi kendaraan bermotor dengan model binomial
negatif, Good Risk/Bad Risk, dan Poisson-Inverse Gaussian. Parameter masing-masing model
ditaksir menggunakan metode momen. Selanjutnya, dilakukan penentuan besar net premi yang
harus dibayarkan pemegang polis berdasarkan model-model yang telah dibentuk. Seleksi
model dilakukan dengan menggunakan chi-square goodness of fit test. Penentuan besar net
premi dilakukan dengan metode expected value principle, dimana premi dihitung dengan
ekspektasi posterior dari model. Hasil aplikasi pada data menunjukan bahwa model yang
berbeda menghasilkan besar premi yang berbeda pula dan semakin besar frekuensi klaim yang
dilakukan oleh seorang pemegang polis di masa lampau, maka semakin besar pula premi yang
harus dibayarkan oleh pemegang polis.

Automobile insurance is needed to protect policyholder against the risk of financial loss due to
damage, accidents or vehicle theft. In automobile insurance industry, there is a system to
determine the amount of net premiums for policyholders known as the bonus malus system
(BMS). This system is an experience rating system, which means the amount of the net
premium depends on policyholder's claim history. Bonus is a decrease in premium if a
policyholder does not initiate any claim at all, in one period and malus is an increase in
premium if a policyholder initiates one or more claims. In this final project, the frequency of
automobile insurance claims was modelled with a negative binomial, Good Risk/Bad Risk, and
Poisson-Inverse Gaussian models. The parameters of each model are estimated using the
moment method. Model selection is carried out using the chi-square goodness of fit test.
Furthermore, the amount of net premium to be paid by policyholders is determined based on
the models that have been established. Determination of the amount of net premium is carried
out using the expected value principle method, where the premium is calculated based on the
posterior expectation. The data application results show that different models produce different
premiums and the greater the frequency of claims initiated by policyholders in the past, the
greater the premium that must be paid by policyholders.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumere, Faransina A.O.
"Analisis regresi merupakan salah satu teknik dalam statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel respon dan satuatau lebih variabel regressor. Metode penaksiran parameter regresi yang umum digunakan adalah metode least square. Dalam penaksiran parameter regresi, banyak permasalahan yang muncul salah satunya adalah multikolinearitas. Multikolinearitas menghasilkan taksiran yang tidak stabil, sehingga diperlukan metode lain untuk mengatasi multikolinearitas yang diperkenalkan oleh Hoerl dan Kennard 1970 yaitu metode ridge regression dengan cara kerjanya adalah menambahkan konstanta bias ridge pada matriks X 39;X. Sarkar 1992 dan Grob 2003 mengembangkan metode tersebut dengan memanfaatkan informasi prior dari parameter - dan memperkenalkan metode restricted ridge regression. Berger 1980 mendefinisikan informasi prior untuk parameter - adalah suatu informasi non sampel yang muncul dari pengalaman masa lalu dan keputusan dari ahli dengan situasi yang hampir sama dan memuat parameter ? yang sama. Dalam skripsi ini penggunaan metode restricted ridge regression diaplikasikan untuk mengatasi multikolinearitas pada data Portland Cement dan menghasilkan MSE yang lebih kecil dibandingkan metode least square dan ridge regression.

Regression analysis is a technique in stastisticsto analyse the relationship between a response variable and one or more regressor variable's. Ordinary Least Square method is commonly used to estimate parameter's. Most frequently occurring problem in multiple linier regression analysis is the presence of multicolinearity. Multicollinearityin least square estimation produces estimation with large variance, so another method is needed to overcome the multicollinearity. Hoerl and Kennard 1970 introduced a new method called ridge regression by addingaconstant bias ridge to matrix X 39 X. Sarkar 1992 and Gro 2003 developed a method usingthe prior information of the parameter and introduced the restricted ridge regression method. Berger 1980 defined prior information of the parameter as a non sample information arising from past experiences and based on the opinions of an expertice with similar situations and containing the same parameters. This thesis will explain the use of restricted ridge regression method to overcome the presence of multicolinearity in regression model for Portland Cement dataset and produce smaller MSE than least square and ridge regression estimator.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Al Hakim
"ABSTRAK
Perilaku inhibisi senyawa fenolik yang ditambahkan pada baja karbon rendah di
lingkungan 0.5; 1.5; 2.5; 3.5 % NaCl yang Mengandung Gas CO2 telah diteliti
dengan menggunakan metode ekstrapolasi tafel. Senyawa Fenolik ini dipilih
sebagai green corrosion inhibitor karena mengandung senyawa antioksidan yang
dapat menghambat laju korosi. Waktu perendaman sampel baja karbon dengan
Green inhibitor selama 3 hari dan dialirkan gas CO2 kedalam larutan yang
mengandung garam NaCl. Hasil penelitian menunjukan ekstrak dari Green tea
dan Piper betle merupakan inhibitor korosi yang sangat efektif untuk baja karbon
rendah pada sweet enviroment, karena dapat menghambat laju korosi secara
signifikan dengan efisiensi sebesar 57.03 ? 73.94 % dengan dilakukan pengujian
laju korosi dengan metode tafel.

ABSTRACT
Behavioral inhibition of phenolic compounds that are added to a low carbon steel
in environment 0.5 %; 1.5 %; 2.5 %; 3.5 % NaCl containing CO2 gases has been
investigated by using the extrapolation method tafel. Phenolic compounds were
selected as a green corrosion inhibitor because they contain antioxidant
compounds that can inhibit the corrosion rate. Immersion time of carbon steel
samples with the Green inhibitor for three days and CO2 gases is passed into a
solution containing NaCl salt. The results showed extracts of Green tea and Piper
betle is a highly effective corrosion inhibitor for low carbon steel in sweet
Environment, because it can significantly inhibit the corrosion rate with an
efficiency of 57.03 - 73.94 % with the rate of corrosion testing performed by the
method of tafel."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1785
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Walidya
"Analisis regresi linier berganda adalah suatu teknik statistik untuk memodelkan dan menganalisis hubungan antara variabel respon dan variabel-variabel regresor. Pada umumnya, penaksiran parameter pada model regresi linier berganda menggunakan metode OLS (Ordinary Least squares) yang menghasilkan taksiran least squares. Pada model regresi linier berganda dimungkinkan kondisi multikolinieritas yang menyebabkan variansi taksiran least squares menjadi besar sehingga taksiran least squares tidak stabil. Salah satu metode alternatif penaksiran parameter model regresi linier berganda untuk kasus multikolinieritas adalah metode ridge yang menghasilkan taksiran ridge. Taksiran ridge bergantung pada sebuah konstanta bias k yang disebut konstanta bias ridge. Metode generalized ridge merupakan pengembangan dari metode ridge, dengan menerapkan Dekomposisi Spektral untuk memperoleh bentuk kanonik, kemudian ditambahkan beberapa konstanta bias sebanyak jumlah variabel regresor yang diperoleh dari proses iterasi. Taksiran generalized ridge menghasilkan mean square error yang lebih kecil dari mean square error taksiran least squares.

Analysis of regression is a statistical technique for modeling and analizing the relationship between the response variable and regressor variables. This skripsi is modeling the relationship between one response variable and several regressor variables when there is no linear relationship among the regressors variable. The ordinary least squares method is used to estimate regression coefficient. Multicollinearity result in large variance for the least squares estimators of the regression coefficient, and the estimators also will be unstable. Ridge method is the most common method to overcome this problem. Ridge estimator depends on biasing parameter k called constant of ridge. Generalized ridge is an extension of the ordinary ridge method by applying spectral decompotition to obtain the canonical form, then adding biasing parameters as many as number of regressor variables that specified by iteration. The advantage of generalized ridge estimator over the least squares estimator is generalized ridge estimator has less scalar mean square error (mse) than mse of least squaress estimator.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirgo Wibowo
"ABSTRAK
Thesis ini merupakan suatu pembahasan teoritis mengenai test kemampuan yang dilengkapi dengan suatu penelitian empiris.
Test kemampuan semakin hari semakin penting peranannya dalam kehidupan kita di Indonesia. Dapat dipastikan hampir semua test yang digunakan di Indonesia berasal dari luar negeri.
Karena efek parameter kebudayaan, test asal luar negeri sering tidak sah.
Menyadari kebutuhan akan test, terutama test yang sah, maka sejak 1966 dimulailah penyusunan dan penelitian mengenai Test Kemampuan Diferensiil ini. Guna mencapai obyektifitas, maka dalam thesis ini digunakan pendekatan yang bersifat psikometrik. Bagian teoritis disertasi ini berfungsi untuk memberikan raison d'etre-nya kepada penelitian empiris."
1977
D426
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Prabandari
"Alat ukur K-ABC merupakan alat ukur inteligensi yang sudah terbukti reliabel dan valid untuk mengukur inteligensi untuk anak usia 2,6 sampai dengan 12,6 tahun berdasarkan beberapa penelitian di Amerika dan di Indonesia. Alat ukur ini juga tidak dipengaruhi faktor budaya atau culture fair. Alat Ukur K-ABC yang dapat mengukur inteligensi adalah Skal Mental. Skala Mental terbagi menjadi dua skala yaitu Skala Sekuensial dan Skala Simultan. Penelitian adaptasi Alat Ukur K-ABC yang dilakukan ini bertujuan untuk dituj ukan untuk mengetahui apakah item-item dalam setiap subtes yang terdapat dalam Skala Mental sudah tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya dan apakah sudah memiliki validitas yang layak terhadap Kuesioner Penilaian Guru. Diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh data-data yang mencukupi untuk melakukan penelitian lanjutan guna memperoleh norma kelompok, sehingga Alat Ukur K-ABC dapat digunakan sebagai altematif alat ukur inteligensi di Indonesia. Metode statistik yang digunakan untuk analisis item adalah metode statistik modern yaitu Item Respons Theory, lalu pengolahan data untuk metode ini menggunakan program QUEST. Sedangkan untuk melihat kelayakan validitas digunakan metode klasik yaitu Criterion-related Validity dengan metode Concurrent Validity dan menggunakan program SPSS13.
Berdasarkan hasil pengolahan analisis item menunjukkan bahwa seluruh item dalam subtes-subtes Alat Ukur K-ABC Skala Mental belum tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Sedangkan hasil dari uji validitas adalah bahwa adaptasi alat ukur K-ABC Skala Mental untuk usia 8 sampai dengan 9 tahun 11 bulan tidak berkorelasi secara signifikan terhadap Kuesioner Penilaian Guru. Hal ini disebabkan antara lain karena item-item yang kurang sesuai dengan kondisi belajar mengajar di kelas siswa usia 8 - 9 tahun 11 bulan, kurang bervariasinya jawaban guru pada kuesioner dan kondisi yang kurang kondusif ketika memberikan kuesioner yaitu saat para guru sedang sibuk mempersiapkan ujian akshir semester.
Beberapa saran yang diberikan untuk penelitian lanjutan antara lain, untuk mernperbaiki item-item pada Kuesioner Penilaian Guru agar lebih sesuai dengan situasi kelas siswa usia 8 - 9 tahun 11 bulan, penyesuaian gambar-gambar yang digunakan dengan masa sekarang dan pelaksanaan tes di pagi hari agar respon subyek dapat lebih optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthen Pali
"Salah satu indikator meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya faktor psikologis dalam pendidikan dan perusahaan ialah makin banyaknya permintaan akan pengukuran tes psikologi termasuk tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial. Bermacam-macam tes dan alat ukur psikologis telah diadaptasi dan bahkan telah luas digunakan oleh para profesional di bidang ini. Akan tetapi, penelitian terhadap tes Matriks Progresif dan seluruh subtes Bakat Diferensial belum banyak dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah mengadakan studi validitas prediktif tes Matrik Progresif dengan kriteria prestasi belajar siswa SMA dan validitas sintetik tes tersebut pada tiga jenis pekerjaan di perusahaan. Studi validitas prediktif diharapkan dapat memberikan informasi tentang tes/subtes manakah yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA pada Jurusan Al, A2, dan A3, dan Kelas T. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh informasi tentang tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif dalam memprediksikan prestasi belajar siswa SMA baik di Kelas 1 maupun di Jurusan Al, A2, dan A3. Studi validitas sintetik diharapkan dapat memberikan informasi tentang gabungan tes/subtes yang dapat digunakan dalam penyeleksian dan penempatan karyawan di perusahaan.
Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di tujuh propinsi sebanyak 2804 orang siswa dan 110 orang karyawan pemegang pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir, serta masing-masing lima orang supervisor dari tiga perusahaan yang karyawannya terpilih sebagai subjek penelitian. Instrumen pengumpul data yang digunakan dan sekaligus diteliti ialah tes Matriks Progresif dan delapan subtes Bakat Diferensial. Instrumen lainnya ialah Skala Penilaian Unjuk Kerja Karyawan dan Skala Nilai Kepentingan Aspek-aspek yang Dinilai. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumen-laporan nilai prasemester. Teknik analisis data yang digunakan ialah Product-moment Pearson, Multiple Regression, ANOVA, dan Synthetic Validity.
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA. Berdasarkan pembuktian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa tes/subtes Matriks Progresif, Numerikal, Relasi Ruang, Mekanik, dan Berpikir Abstrak merupakan prediktor yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa Jurusan Al. Tes/subtes yang sama juga memiliki nilai prediksi yang bermakna pada Jurusan A2, kecuali tes Mekanik.
Untuk Jurusan A3, tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif, Verbal, Kecepatan Ketelitian, Bahasa Asing, dan Bahasa Indonesia. Di kelas I tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif, Verbal, Numerikal, dan Skolastik. Selain itu, juga telah ditemukan tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif yang bermakna dalam memprediksikan prestasi belajar siswa di Jurusan Al, A2, A3, dan di kelas I.
Pembuktian hipotesis dengan uji ANOVA menunjukkan bahwa bakat verbal dan bahasa Indonesia wartawan berbeda secara bermakna dengan bakat verbal dan bahasa Indonesia teknisi dan kasir. Bakat mekanik, relasi ruang, dan berpikir abstrak teknisi tidak berbeda secara bermakna dengan bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak wartawan. Temuan ini merupakan hasil penelitian yang menolak hipotesis yang diajukan. Berbeda dengan wartawan, bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak berbeda secara bermakna antara teknisi dan kasir.
Bakat numerikal kasir tidak berbeda dengan teknisi. Temuan ini merupakan suatu penolakan terhadap hipotesis penelitian, sedangkan antara kasir dengan wartawan berbeda bakat numerikalnya. Suatu perbedaan yang terjadi kebalikannya ialah bahwa wartawan lebih tinggi daripada kasir.
Berdasarkan analisis validitas sintetik, telah ditemukan tes/subtes tertentu yang dapat dipergunakan untuk penyeleksian dan penempatan yang berkaitan dengan pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir di perusahaan. Untuk pekerjaan teknisi, empat dari sembilan tes/subtes menunjukkan validitas sintetik yang cukup tinggi. Keempat subtes tersebut adalah Mekanik, Relasi Ruang, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal. Besarnya koefisien validitas sintetik sub-subtes tersebut berkisar antara 0.415 sampai 0.499.
Pada pekerjaan wartawan, enam tes/subtes menunjukkan validitas sintetik cukup tinggi. Keenam subtes tersebut adalah tes Matriks Progresif, Verbal, Mekanik, Kecepatan dan Ketelitian Klerikal, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing. Masing-masing subtes tersebut memiliki koefisien validitas sintetik 0.404, 0.418, 0.573, 0.475, 0.421, dan 0.459. Dengan demikian, gabungan keenam subtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan wartawan di perusahaan.
Pada pekerjaan kasir, terdapat tiga tes/subtes yang memliki koefisien validitas sintetik yang cukup tinggi. Tes/subtes tersebut adalah Matriks Progresif, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Kierikal. Koefisien validitas sintetik ketiga tes/subtes masing-masing adalah 0.412, 0.396, dan 0.486. Berdasarkan besarnya koefisien validitas sintetik tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga tessubtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan kasir di perusahaan.
Berbagai temuan yang didiskusikan baik penolakan hipotesis maupun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan tujuan tes yang diteliti dapat ditelusuri pada faktor kriteria, keadaan sampel, dan kemungkinan berpengaruhnya faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Sejumlah saran telah dirumuskan dan ditujukan kepada peneliti lain, Pusat-Pusat Penelitian Perguruan Tinggi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kepada para Psikolog dan Konselor atau pihak lain yang menggunakan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakannya secara profesional dan selalu mendasarinya dengan etika profesi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D252
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthen Pali
"ABSTRAK
Salah satu indikator meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya faktor psikologis dalam pendidikan dan perusahaan ialah makin banyaknya permintaan akan pengukuran tes psikologi termasuk tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial. Bermacam-macam tes dan alat ukur psikologis telah diadaptasi dan bahkan telah luas digunakan oleh para profesional di bidang ini. Akan tetapi, penelitian terhadap tes Matriks Progresif dan seluruh subtes Bakat Diferensial belum banyak dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah mengadakan studi validitas prediktif tes Matrik Progresif dengan kriteria prestasi belajar siswa SMA dan validitas sintetik tes tersebut pada tiga jenis pekerjaan di perusahaan. Studi validitas prediktif diharapkan dapat memberikan informasi tentang tes/subtes manakah yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA pada Jurusan A1, A2, A3, dan Kelas I. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh informasi tentang tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif dalam memprediksikan prestasi belajar siswa SMA back di Kelas I maupun di Jurusan Al, A2, dan A3. Studi validitas sintetik diharapkan dapat memberikan informasi tentang gabungan tes/subtes yang dapat digunakan dalam penyeleksian dan penempatan karyawan diperusahaan.
Sampel penelitian ini adalah siswa SMA negeri di tujuh propinsi sebanyak 2804 orang siswa dan 110 orang karyawan pemangku pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir, serta masing-masing lima orang supervisor dari tiga perusahaan yan karyawannyaterpilih sebagai subjek penelitian. Instrumen Instrumen pengumpul data yang digunakan dan sekaligus diteliti ialah tes Matriks Progresif dan delapan subtes Bakat Diferensial. Instrumen lainnya ialah Skala Penilaian Unjuk Kerja Karyawan dan Skala Nilai Kepentingan Aspek-aspek yang Dinilai. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumen laporan nilai prasemester. Teknik analisis data yang digunakan ialah Product-moment Pearson, Multiple Regression, ANOVA, dan Synthetic Validity.
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes Matriks Progresif dan perangkat tes Bakat Diferensial memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMA. Berdasarkan pembuktian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa tes/subtes Matriks Progresif, Numerikal, Relasi Ruang, Mekanik, dan Berpikir Abstrak merupakan prediktor yang memiliki nilai prediksi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa Jurusan Al. Tes/subtes yang sama juga memiliki nilai prediksi yang bermakna pada Jurusan A2, kecuali tes Mekanik.
Untuk Jurusan A3, tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif,. Verbal, Kecepatan Ketelitian Klerikal, Bahasa Asing, dan Bahasa Indonesia. Di kelas I tes/subtes yang memiliki nilai prediksi yang bermakna ialah tes/subtes Matriks Progresif, Verbal, Numerikal, dan Skolastik. Selain itu, jugs telah ditemukan tes/subtes yang memberikan sumbangan efektif yang bermakna dalam memprediksikan prestasi belajar siswa di Jurusan Al, A2, A3, dan di kelas I.
Pembuktian hipotesis dengan uji ANOVA menunjukkan bahwa bakat verbal dan bahasa Indonesia wartawan berbeda secara bermakna dengan bakat verbal dan bahasa Indonesia teknisi dan kasir. Bakat mekanik, relasi ruang, dan berpikir abstrak teknisi tidak berbeda secara bermakna dengan bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak wartawan. Temuan ini merupakan hasil penelitian yang menolak hipotesis yang diajukan. Berbeda dengan wartawan, bakat mekanik, relasi ruang dan berpikir abstrak berbeda secara bermakna antara teknisi dan kasir.
Bakat numerikal kasir tidak berbeda dengan teknisi. Temuan ini merupakan suatu penolakan terhadap hipotesis penelitian, sedangkan antara kasir dengan wartawan berbeda bakat numerikalnya. Suatu perbedaan yang terjadi kebalikannya ialah bahwa bakat numerikal wartawan lebih tinggi daripada kasir.
Berdasarkan analisis validitas sintetik, telah ditemukan tes/subtes tertentu yang dapat dipergunakan untuk penyeleksian dan penempatan yang berkaitan dengan pekerjaan teknisi, wartawan, dan kasir di perusahaan. Untuk pekerjaan teknisi, empat dari sembilan tes/subtes menunjukkan validitas sintetik yang cukup tinggi. Keempat subtes tersebut adalah Mekanik, Relasi Ruang, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal. .Besarnya koefisien validitas sintetik sub-subtes tersebut berkisar antara 0.415 sampai 0.499.
Pada pekerjaan wartawan, enam tes/subtes menunjukkan validitas sintetik cukup tinggi. Keenam subtes tersebut adalah tes Matriks Progresif, Verbal, Mekanik, Kecepatan dan Ketelitian -Klerikal, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing. Masing-masing subtes tersebut memiliki koefisien validitas sintetik 0.404, 0.418, 0.573, 0.475, 0.421, dan 0.459. Dengan demikian, gabungan keenam subtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan wartawan di perusahaan.
Pada pekerjaan kasir, terdapat tiga tes/subtes yang memiliki koefisien validitas sintetik yang cukup tinggi. Tes/subtes tersebut adalah Matriks Progresif, Numerikal, dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal. Koefisien validitas sintetik ketiga tes/subtes masing-masing adalah 0.412, 0.396, dan 0.486. Berdasarkan besarnya koefisien validitas sintetik tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga tes/subtes di atas dapat digunakan untuk penyeleksian dan penempatan kasir di perusahaan.
Berbagai temuan yang didiskusikan baik penolakan hipotesis maupun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan tujuan tes yang diteliti dapat ditelusuri pada faktor kriteria, keadaan sampel, dan kemungkinan berpengaruhnya faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Sejumlah saran telah dirumuskan dan ditujukan kepada peneliti lain, Pusat-Pusat Penelitian Perguruan Tinggi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kepada para Psikolog dan Konselor atau pihak lain yang menggunakan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakannya secara profesional dan selalu mendasarinya dengan etika profesi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D266
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Yulianto
"Salah satu tes kemampuan nonverbal yang banyak digunakan adalah Progressive Matrices Test (tes PM). Tes PM yang tersedia saat ini berbentuk PPT dan disusun dengan pendekatan teeri pengukuran klasik. Di lain pihak, kebutuhan untuk mendapatkan hasil tes secara cepat dan akurat mendorong penggunaan komputer untuk mengetes individu. Pada awalnya, item-item dipindahkan ke dalam komputer untuk ditampilkan kepada penempuh tes pada layar komputer dengan jumlah dan urutan yang sama dengan yang ada pada administrasi paper pencil test (PPT), yang disebut Computerized Testing (CT). Dengan penerapan pendekatan item response theory (IRT), komputer dapat digunakan untuk mengatur pemberian item yang diberikan kepada penempuh subyek yang disesuaikan dengan kemampuannya, yang disebut dengan Computerized Adaptive Testing (CAT).
Penggunaan komputer untuk pengetesan menarik untuk diteliti, baik administrasi konvesional maupun administrasi adaptif. Meskipun di luar negeri sudah banyak dilakukan penelitian seperti ini sejak awal tahun 1980-an, di Indonesia sendiri masih sedikit penelitian yang dilakukan. Selain bentuk administrasi tes melalui komputer, yang menarik diteliti adalah batas waktu pengerjaan tes akan diberikan kepada penempuh tes, apakah sama dengan administrasi PPT ataukah lebih lama.
Penelitian pada 120 orang mahasiswa menunjukkan skor tes dengan administrasi CAT tidak berbeda dengan administrasi PPT, sedangkan skor administrasi PPT berbeda dengan skor administrasi CT. Kelompok subyek dengan administrasi CT memiliki skor yang berbeda dengan kelompok subyek yang diadministrasikan CAT. Diantara ketiga batas waktu pengerjaan yang digunakan tidak rnenunjukkan perbedaan skor yang signifikan, karena sebelum 25 menit sebagian besar subyek telah menyelesaikan tes. Tidak ditemukan pengaruh interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes terhadap performa tes APM. Jumlah item yang diadministrasikan meIalui CAT lebih kecil (rata-rata 12 item) dibandingkan melalui CT (rata-rata 34 item). Namun karena penetapan S.E. yang besar, yaitu 0,40 untuk pemberhentian tes, keakuratan CAT lebih kecil dibandingkan administrasi CT dan PPT."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>