Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam skripsi ini digunakan algoritma genetik untuk memilih vektor-vektor eigen pada metode Principal Component Analysis (PCA) dalam pengenalan citra wajah manusia. Data citra wajah yang digunakan adalah citra wajah dengan tingkat keabuan (gray level image), frontal, dan berukuran sama. Vektor-vektor eigen yang dipilih berdasarkan algoritma genetik, walaupun tidak semuanya berpadanan dengan nilai eigen terbesar, ternyata tetap dapat mengenali citra wajah dengan nilai error yang hampir sama dengan hasil yang dipilih berdasarkan nilai eigen terbesar. Hasil implementasi menunjukkan bahwa vektor eigen yang berpadanan dengan nilai eigen yang kecil apabila dikombinasikan hingga mencapai level persentase variansi tertentu ternyata dapat digunakan untuk pengenalan citra wajah manusia. Kata kunci: algoritma genetik, Principal Component Analysis, vektor eigen. xi + 86 hlm.; gbr.; tab.; lamp. Bibliografi: 15 (1989 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S27730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Lismawati
"Manusia cukup baik dalam mengenali wajah, betapapun miripnya wajah yang diberikan. Akan tetapi membangun model komputasional yang dapat menyamai kemampuan manusia dalam mengenali wajah merupakan pekerjaan yang sulit. Upaya pengenalan dan pengklasifikasian wajah dilakukan dengan mentransformasikan face images menjadi himpunan karakteristik dari image yang disebut vektor eigen.
Pengenalan wajah dengan menggunakan vektor eigen metode Principal Component Analysis dilakukan dengan memproyeksikan test image ke ruang yang direntang dari vektor-vektor eigen, yaitu disebut face space. Kemudian mengklasifikasikannya sebagai individu yang ?dikenali? atau ?tidak dikenali? dengan membandingkan test image tersebut di face space dengan individu pada database. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S27683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raizha Rayhananta Prayoga
"Sinyal dalam konteks telekomunikasi membawa informasi dengan variasi terhadap waktu, termasuk sinyal suara yang bersifat non-stasioner. Kehadiran noise dalam sinyal suara dapat mengurangi kualitas informasi yang ditransmisikan. Penggunaan transformasi wavelet telah menjadi pendekatan yang efektif dalam denoising sinyal suara, namun untuk hasil optimal, diperlukan pemilihan model threshold dan wavelet families yang tepat. Penelitian ini mengeksplorasi kinerja berbagai model threshold dalam denoising sinyal suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu komputasi untuk denoising meningkat seiring dengan peningkatan level dekomposisi, dengan threshold Donoho memiliki waktu komputasi tercepat, diikuti oleh modifikasi, dan acuan Gang Yang [9] paling lambat. Penggunaan wavelet families juga memengaruhi nilai Mean Squared Error (MSE) dan waktu komputasi. Model threshold acuan Gang Yang [9] memberikan MSE terbaik dengan waktu komputasi 119,252 detik pada level dekomposisi 4, sedangkan threshold modifikasi menawarkan waktu komputasi lebih cepat yaitu 87,965 detik dengan MSE hampir setara pada level dekomposisi 2. Peningkatan panjang filter wavelet meningkatkan kompleksitas program dan waktu komputasi, namun efeknya bervariasi pada tiap model threshold. Selain itu, dilakukan denoising pada noise teras rumah (SPL 83,445 dB) dan noise mesin konstruksi (SPL 87,439 dB). Pada noise teras rumah, level dekomposisi 1 dengan Biorthogonal 3.3 (bior33) paling efektif, mengurangi SPL menjadi 40,216 dB. Pada noise mesin konstruksi, level dekomposisi 1 dengan Reverse Biorthogonal 3.3 (rbio33) paling efektif, menurunkan SPL menjadi 69,569 dB. Berdasarkan hal tersebut, dalam memilih model threshold yang optimal, perlu dipertimbangkan nilai MSE dan efisiensi komputasi. Penelitian ini memberikan wawasan penting dalam memilih metode denoising yang efektif untuk meningkatkan kualitas sinyal suara.

In telecommunications, signals carry information with variations over time, including non-stationary audio signals. Noise in audio signals can degrade the quality of transmitted information. Wavelet transform is an effective approach for denoising audio signals, but optimal results require appropriate threshold models and wavelet families. This study explores the performance of various threshold models in denoising speech signals. Results indicate that computation time for denoising increases with decomposition levels; the Donoho threshold is the fastest, followed by the modified model, with Gang Yang [9]'s reference model being the slowest. Wavelet family choice significantly impacts Mean Squared Error (MSE) and computation time. The Gang Yang [9] reference model offers the best MSE at SNR 20-27 with a slight computation time increase (119.252 seconds at level 4), while the modified model achieves faster computation (87.965 seconds at level 2) with nearly equivalent MSE. Longer wavelet filters increase program complexity and computation time, varying by threshold model. Additionally, denoising was performed on residential porch noise (SPL 83.445 dB) and construction machinery noise (SPL 87.439 dB). For residential porch noise, decomposition level 1 with Biorthogonal 3.3 (bior33) was most effective, reducing the SPL to 40.216 dB. For construction machinery noise, decomposition level 1 with Reverse Biorthogonal 3.3 (rbio33) was most effective, lowering the SPL to 69.569 dB. Thus, selecting an optimal threshold model involves considering both MSE and computational efficiency. This study provides key insights for effective denoising methods to enhance speech signal quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadel Muhammad Ali
"ABSTRACT
Spatial Audio Object Coding SAOC merupakan standar pengkodean audio yang diluncurkan oleh Moving Picture Expert Group MPEG yang dapat melakukan kompresi dan koding audio berbasis objek dan telah diaplikasikan ke banyak bidang telekomunikasi, multimedia, dan hiburan. Salah satu kelemahan dari SAOC adalah kurang dapat diandalkan untuk menjamin kualitas audio yang baik untuk aplikasi pemisahan sumber audio. Hasil beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ternyata SAOC memiliki struktur sistem yang mirip dengan algoritma pemisahan sumber suara yang bernama Informed Source Separation, Informed Source Separation ISS, yaitu algoritma sistem yang dapat memprediksi sinyal objek audio masukan untuk memisahkan objek audio dengan kualitas yang baik. Pada penelitian ini, telah dirancang algoritma pemisahan sumber audio di MATLAB yang diadopsi dari persamaan matematis standar SAOC serta ditambahkan filter Wienerpada algoritma tersebut. Algoritma yang diajukan diuji dengan memisahkan beberapa rekaman musik profesional dan kualitas audio rekonstruksinya akan dibandingkan dengan algoritma pemisahan sumber audio lain secara objektif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai Source-to-Distortion Ratio SDR dalam hasil rekonstruksi pemisahan sinyal dengan algoritma SAOC yang ditambahkan filter Wiener dari algoritma pemisahan sumber suara yang lain sebesar maksimum 10,42232904 dB untuk objek audio bass, 13,95175919 dB untuk drum, 17,73005926 dB untuk vokal, dan 8,266838319 dB untuk instrument lain.

ABSTRACT
Spatial Audio Object Coding SAOC is an audio coding standard launched by MPEG Moving Picture Expert Group MPEG that can perform audio compression and codingand has already applied to many areas of telecommunications, multimedia, and entertainment. One of the disadvantages of SAOC is low reliability in ensuring good audio quality for audio separation. The results of several studies have found that SAOC has the same structure with an audio source separation algorithm, namely Informed Source Separation, which is an algorithm that can predict audio object signals to separate audio objects while ensuring good output audio quality. In this research, an audio source separation algorithmwhich is adopted from SAOC standard mathematical equation andWiener filter addition has been designed. The proposed algorithm is tested by separating several professional music recordings and thereconstructed audios rsquo quality werecomparedwith other audio source separation algorithms. The results show that there is an increase in Source to Distortion Ratio SDR value of reconstructed audio object that is separated with SAOC algorithmwith addition of Wiener filter compared tootheraudiosource separation algorithmsbymaximum of 10.42232904 dB for bass, 13,95175919 dB for drums, 17,73005926 dB for vocals, and 8.266838319 dB for other instruments."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purnomo
"Physical behavior of models can be measured in the laboratory, which, in turn are often used to assess the behavior of more complicated structures. Mechanical responses present physical behavior of a structure. By using three different transducer, one can measure acceleration, velocity and displacements directly. Determination of velocity and displacements from acceleration data is preferable from point of view economics; but on the other hand this procedure, at present, is still causing problem. This study shows that displacements and velocity can be calculated from its acceleration which is obtained by using one transducer.
The acceleration data are obtained from a cantilever steel plate which is subjected to a transient force at a discrete location on its surface or an initial deflection on its tip. An acquisition program was first designed before starting the experimental program. By means of a piezoelectric accelerometer, a conditioning amplifier and a digital oscilloscope, acceleration data are captured and then transferred to a personal computer.
The transformation of these two responses, displacements and velocity from the acceleration data are performed in two domains, time domain and frequency domain. Two integration techniques, Newton-Cotes formula and Simpson's rule were used for the calculation in the time domain. For both techniques, adjustment of basis line is performed by End Zero Time Technique Modified. Programmation has been done for both types of domain analysis.
The Simpson's rule gives sufficient results and Newton-Cotes formulation gives good results only for moderate values of Cotes coefficient. High values of the coefficient give unrealistic calculated velocity and displacements. Drifting character are present on the displacements calculated by both methods.
In the frequency domain, the velocity and displacements are obtained from acceleration data by means of Fast Fourier Transform and its Inverse Fourier Transform. This method give satisfactory results only for the calculation of velocity. The displacements obtained show also drifting character. Nevertheless, realistic forms of this displacements are moderately accepted.
Results comparison of the two methods, both in time domain and frequency domain, show that none of the method is better than another. Analysis in frequency domain give more accurate results, but this method is not definitely a principal method for the solution of this type of problems. The two methods shall be used for the calculation of velocity and displacements. This procedure can verify one result to another to avoid wrong interpretation of transformed responses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purnomo
"ABSTRAK
Pendekatan penyelesaian permasalahan dinamika struktur, terutama dalam memperoleh parameter dinamik dapat dilakukan secara numerik atau secara percobaan. Salah satu cara percobaan untuk menjawab masalah tersebut adalah analisis pola percobaan (experimental modal analysis).
Pada sepuluh tahun terakhir ini penggunaan komputer personal semakin popular dalam membantu penyelesaian masalah-masalah struktur. Perkembangan analisis pola percobaan didukung pula dengan hal ini. Selain itu, perkembangannya juga dibantu dengan semakin baiknya peralatan elektronik percobaan pendukung analisis pola percobaan tersebut.
Pada studi ini dicoba dikembangkan satu perangkat lunak berbasiskan metode penentuan parameter dinamik dalam domain frekuensi untuk analisis pola percobaan. Benda uji yang digunakan adalah satu struktur sederhana yaitu pelat tipis. Parameter sistim dinamik dapat diperoleh secara percobaan dengan melakukan percobaan pola pada pelat tersebut Pelat tersebut mengalami satu eksitasi yang dapat diketahui besarannya dan respons percepatan yang dihasilkan juga dapat diukur. Sistim identifikasi yang menggunakan hasil pengukuran eksitasi dan responsnya membutuhkan satu sistim yang dapat dikontrol dan dapat diobservasi setiap waktu.
Cara penentuan parameter dinamik yang digunakan adalah berbasiskan teknik fungsi respons frekuensi. Satu model matematik dipergunakan untuk mempresentasikan sistim fisik dari pelat dimana model tersebut diasumsikan teredam viskos. Dengan mengacu pada keterbatasan kemampuan alat pengukur diasumsikan bahwa titik-titik pengukuran dapat mewakili satu model diskrit dari struktur pelat. Pemakaian akselerometer piezoelektrik, alat pengkondisian, palu dan satu osiloskop digital memungkinkan diperolehnya data percepatan maupun eksitasi; kemudian dengan memakai satu komputer mikro dan program akuisisi yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya, data tersebut disimpan untuk pengolahan lebih lanjut dengan perangkat lunak yang dikembangkan pada studi ini. Dua program utama dikembangkan dalam studi ini dimana yang pertama untuk mendapatkan fungsi respons frekuensi dari kedua data yang ada dan yang kedua untuk mendapatkan parameter dinamik sistim lewat satu algoritma pencocokan kurva.
Pada akhirnya parameter pola yang didapatkan dengan cara diatas dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan perangkat lunak berbasiskan metode elemen hingga.

ABSTRACT
Processing of Signal Responses From A Vibrating Structure And Its Application On Thin Plate Problem
Structural dynamic problem can be solved with numerical approach or experimental approach. One of the latter method is experimental modal analysis.
In the last ten years, the use of personal computer as a tool for solving structural problem became more popular. The development of experimental modal analysis is also influenced by this factor. Another supporting factor is a better quality of experimental instrument.
In this study, one program based on the parameter estimation method in the frequency domain is developed. The test structure is a thin plate. Dynamic system parameter can be obtained experimentally by the performance of modal test on the plate. The plate undergoing testing is excited by applying known dynamic forces while the resulting accelerations are measured. System identification utilizing input/output measurement requires the system to be controllable and observable at any time.
Dynamic parameter estimation method utilized is based on the frequency response function technique. One mathematical model is used to represent the physical system of the plate. It is assumed that the system is viscously damped. With respect to the performance of measurements it is assumed the measurement points are appropriately distributed to yield a sufficiently accurate discrete model of the test structure.
By means of a piezoelectric accelerometer, a conditioning amplifier, an impulse hammer and a digital oscilloscope, accelerations and impulse data are captured and then transferred to a diskette by means of a personal computer and an acquisition program developed in the first year study. Program developed in this study then processes the data in the diskette to obtain dynamic system parameters. Two main routines are developed in this study, the first routine calculates the frequency response function from the two existing data and the second determines the dynamic system parameter by using a curve-fitting algorithm.
Finally the modal parameter result obtained are compared to those obtained by a software which is based on the finite element method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Irawan Umar Said
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rama M. Sukaton
"Dalam teori graf, masalah jalur terpendek merupakan suatu masalah pencarian jalur antara dua verteks sedemikian sehingga jumlah bobot dari busur penyusunnya adalah minimum. Masalah jalur terpendek ini salah satunya dapat ditemui pada jaringan data, yakni proses routing pada saat pengiriman data dari node sumber ke node tujuan. Terdapat beberapa algoritma atau metode yang dapat memecahkan masalah jalur terpendek ini, pada skripsi ini akan dibahas penerapan algoritma genetika yang didasarkan prinsip evolusi biologi dalam penyelesaian jalur terpendek. Operator dasar yang digunakan pada skripsi ini adalah roda roulette untuk reproduksi, order crossover untuk crossover, dan insertion mutation untuk mutasi. Kinerja algoritma genetika akan diuji dengan menggunakan data dari OR-Library. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa algoritma genetika cukup baik untuk digunakan dalam penyelesaian masalah jalur terpendek. Selain itu, ditunjukkan bahwa perubahan nilai parameter algoritma genetika ternyata mempengaruhi kinerja algoritma genetika dalam memperoleh solusi.

In graph theory, shortest path problem is a problem of finding a path between two vertices such that the total cost of the constituent edges is minimum. Shortest path problem can be found in data networks, namely routing process, when transmitting data from a source node to a destination node. There are several algorithms or methods that can solve this problem. In this final project, genetic algorithm based on principles of evolutionary biology is used to solve it. The basic operator for the genetic algorithm that used are the roulette-wheel for reproduction, order crossover, and insertion mutation. The performance of the genetic algorithm will be applied by using data from OR-Library. Based on the experiment result, the genetic algorithm is good enough to solve the shortest path problem. In addition, changes in values of parameters will affect the performance of the genetic algorithm in obtaining a solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Metode pengenalan wajah 3D pada penelitian ini merupakan metode baru menggunakan model geometri wajah dengan membangkitkan jarak garis wajah pada kondisi normal dnegan berbagai pose horisontal dalam ruang eigen. Garis eajah dibangkitkan dengan menghubungkan titik-titik pada wajak. Titik-titik pada wajah diperoleh dengan membuat garis yang memiliki kemiringan 0, 45, 90 dan 135 dan melalui titik koordinat tertentu pada wajah serta memotong batas lingkar wajah. Rduksi dimensi matriks citra menggunakan Probability Principal Component Analysis (PPCA) dengan mamaksimumkan fungsi likelihood. Algoritma untuk memaksimumkan fungsi likelihood adalam algoritma EM (Expectation Maximization Algorithm). Pembelajaran citra menggunakan jaringan syarat tiruan Backpropagation. hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum metode wajah lebih baik dan memiliki nilai Mean Square Error (MSE) yang lebih kecil dibandingkan dengan metode tingkat keabuan wajah."
Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, 4 (1) Mei 2004: 40-46, 2004
JIKT-4-1-Mei2004-40
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>