Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat variasi genetik temulawak pada sepuluh daerah
di Indonesia. Penelitian bertujuan mengetahui polimorfisme tanaman temulawak antar
daerah sebagai dasar identifikasi dengan menggunakan teknik AFLP. Penelitian diawali
dengan mengisolasi genom temulawak. Genom temulawak yang dihasilkan dipotong
dengan menggunakan enzim restriksi EcoRI dan MseI selanjutnya diamplifikasi dengan
menggunakan 4 pasang primer selektif. Mekanisme scoring dilakukan dengan teknik
analisis fragmen menggunakan Software GeneMapper versi 3.7. Ukuran fragmen yang
dihasilkan berkisar antara 50--500 pb, dengan rata-rata polimorfisme 95,1 %.
Keberadaan fragmen spesifik (52,24--130,05 pb) dapat digunakan untuk identifikasi
sampel temulawak dari daerah Ciamis Desa Salakaria, Ciamis Desa Sindangrasa,
Lampung, Ciamis, Boyolali, Sulawesi Utara, NTB, Semarang, Bengkulu, dan Bali."
Universitas Indonesia, 2010
S31593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Agustian
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat variasi genetik pada jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang berasal dari delapan daerah di Indonesia yaitu: Padang, Kupang, Merauke, Jayapura, Kendari, Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Gen, BPPT Serpong sejak bulan April 2007 sampai Mei 2008. Penelitian dilakukan sebagai langkah awal pencarian jarak pagar unggul dengan melihat variasi genetik menggunakan teknik amplified fragment length polymorphism (AFLP). Penelitian diawali dengan mengisolasi genom jarak, memotong DNA dengan dua enzim restriski (EcoRI dan MseI), mengamplifikasi secara selektif dengan 16 pasang primer selektif, dan menjalankan amplikon pada elektroforesis gel poliakrilamid, kemudian mewarnai gel dengan perwarnaan silver. Ukuran hasil pita yang didapatkan berkisar antara 150--1.000 pb. Hasil pita yang didapatkan berjumlah 8.494 pita. Rata-rata persentase polimorfisme yang diperoleh adalah 63,76% dari 16 pasang primer yang menunjukkan adanya variasi genetik pada setiap sampel. Pita spesifik dimiliki oleh setiap sampel yang berjumlah 120 pita dan dapat digunakan sebagai marka identitas setiap sampel. Dendogram menunjukkan bahwa kelompok Padang dan Merauke dapat dibedakan dengan kelompok Kupang, Jayapura, Kendari, Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta. Kelompok Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta menunjukkan kelompok rendemen minyak terendah (19--20%)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31529
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Agustian
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat variasi genetik pada jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang berasal dari delapan daerah di Indonesia yaitu: Padang, Kupang, Merauke, Jayapura, Kendari, Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Gen, BPPT Serpong sejak bulan April 2007 sampai Mei 2008. Penelitian dilakukan sebagai langkah awal pencarian jarak pagar unggul dengan melihat variasi genetik menggunakan teknik amplified fragment length polymorphism (AFLP). Penelitian diawali dengan mengisolasi genom jarak, memotong DNA dengan dua enzim restriski (EcoRI dan MseI), mengamplifikasi secara selektif dengan 16 pasang primer selektif, dan menjalankan amplikon pada elektroforesis gel poliakrilamid, kemudian mewarnai gel dengan perwarnaan silver. Ukuran hasil pita yang didapatkan berkisar antara 150--1.000 pb.
Hasil pita yang didapatkan berjumlah 8.494 pita. Rata-rata persentase polimorfisme yang diperoleh adalah 63,76% dari 16 pasang primer yang menunjukkan adanya variasi genetik pada setiap sampel. Pita spesifik dimiliki oleh setiap sampel yang berjumlah 120 pita dan dapat digunakan sebagai marka identitas setiap sampel. Dendogram menunjukkan bahwa kelompok Padang dan Merauke dapat dibedakan dengan kelompok Kupang, Jayapura, Kendari, Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta. Kelompok Tangerang, Gunung Kidul, dan Purwakarta menunjukkan kelompok rendemen minyak terendah (19--20%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Agarwood or gaharu is a plant that has a high economic value in Asia, due to its use for production of incense and traditional medicines. The agarwood formation occurs in the trunk and roots of trees that have been infected by a fungus, such as acremonium spp ... "
JURAGBIO 5 (2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyu Suryasari Poerba
"Alstonia scholaris (L.) R.Br. is a popular timber and medicinal tree species in Indonesia.The species is valued for its quality light wood timber and for its medicinal properties. Information on its existing genetic potential is currently lacking. The present study was carried out to optimize PCR and to screen primers among accessions collected from different part of region in Indonesia using random amplified polymorphic DNA (RAPD) markers in order to suggest appropriate primer and PCR conditions used in A.scholaris. Results showed that 26 primers generated 575 scorable bands of which 524 (92 %) were polymorphic. Fourteen highly polymorphic primers (100% polymorphic) are recorded from 48 primer used, i.e.OPA-2, OPA-03, OPA-05, OPA-06, OPA-10,OPA-12, OPA-15, OPA-18, OPA-19, OPC-03, OPC-10, OPC-12, OPC-17, and OPN-14. Based on the RAPD markers, a dendrogram was constructed using the UPGMA method.The range of genetic distance was from 0.18-0.45.The molecular dara grouped the genotypes into three main clusters."
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2007
BBIO 8:5 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Identities and Genetic Diversities of Begomoviruses Associated with Leaf Curl Disease of Tomato Based on the Polymerace Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) Technique. Tri J. Santoso, Sri H. Hidayat, M. Herman, H. Aswidinnoor, and Sudarsono. Begomoviruses, members of the Geminivirus, are considered as emerging plant viruses. This was due to the increasing incidences and severities of the diseases in a number of economically important crops, including tomato. Genetic diversities of the Begomovirus isolates infecting tomato (Lycopersicon esculentum) of several areas in Indo- nesia were analyzed by using Polymerase Chain Reaction- Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) technique. A 1500 base pairs of PCR fragments amplified by using degenerate primers for Begomovirus was digested using four restriction enzymes, i.e., DraI, EcoRI, RsaI, and PstI. The pattern of RE digested fragments of 8 Begomovirus isolates and the predicted RFLP fragments of the Begomo- virus isolates in the GeneBank database were used to deter- mine the genetic identities and diversities among the isol- ates. Positive results of the PCR amplifications proved that diseased tomato plant samples collected from 8 locations in Java and Sumatra were infected with at least one Begomo- virus isolate. The PCR amplification products, which were digested using the four restriction enzymes indicated the presence of polimorfisms among the DNA fragments of the Begomovirus isolates. Identifications of the Begomovirus indicated that the Brastagi, Bogor, Sragen, Ketep, and Boyo- lali isolates were Tomato Leaf Curl Virus (ToLCV); the isolates from Malang and Blitar isolates were Ageratum Yellow Vein Virus (AYVV), while one isolate from Kaliurang was Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Results of the phylogenetic analysis of the 8 Begomovirus isolates based on Begomoviruses from the DNA database indicated that they belonged to three different groups."
JURAGBIO 4 (1) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rerin Santiana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Widianti
"Ruang lingkup dan Cara Penelitian : Sindrom Down (SiD) merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan oleh Trisomi 21 atau trisomi dengan translokasi kromosom 21. Karena diduga ada hubungan antara trisomi 21, translokasi yang melibatkan kromosom 21, dan segregasi kromosom dengan DNA satelit α maka diharapkan terdapat RFLP yang berbeda pada wanita yang mempunyai anak SiD dibandingkan wanita yang tidak mempunyai anak SiD. Deteksi RFLP dilakukan dengan teknik hibridisasi blot Southern menggunakan DNA genom yang diisolasi dari darah tepi, dengan digesti enzim TaqI dan HindIII, menggunakan pelacak DNA satelit α spesifik kromosom 13121; yang dilabel dengan digoxigenin. Hibridisasi dilakukan pada suhu 65°C, pencucian dengan SSC 2X pada suhu kamar dan dengan SSC 0,1X pada suhu 65°C. Sebagai markaDNA digunakan DNA λ /ecoRl/HindllL Analisis RFLP berdasarkan ada atau tidak adanya fragmen DNA restriksi tanpa memperhatikan intensitas hibridisasi.
Hasil dan Kesimpulan: Hibridisasi blot Southern DNA satelit α kromosom 13/21 dengan DNA genom yang didigesti TaqI menghasilkan fragmen utama pada 1,87kb, dan fragmen tambahan 1,79kb; 1,65kb dan 1,15kb. Terdapat polimorfisme pada fragmen-fragmen tambahan tersebut. Dijumpai variasi polimorfisme fragmen 2,0 kb/TaqI pada wanita dengan anak SiD, pada anak SiD dan pada wanita pembanding yang berusia >30 tahun. Hibridisasi blot Southern dengan digesti enzim HindIII menghasilkan fragmen besar (>21,2kb) pada keempat kelompok sampel dan beberapa fragmen tidak spesifik dengan intensitas hibridisasi sangat lemah pada kelompok pasien SiD dari ibunya.Terdapat perbedaan RFLP DNA satelit α kromosom 13/21 pada wanita dengan anak SiD dibanding RFLP wanita pembanding dengan usia < 30 tahun, dengan digesti TaqI Tidak terdapat polimorfisme dengan digesti HindIII."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Information on genetic divergence of inbred lines and performance of the hybrids developed from the lines is a great value in maize hybrid program. A study was conducted to evaluate genetic diversity of six QPM and five normal maize inbred lines, to determine the relationship between genetic distance based on SSR markers and the grain yield of single cross hybrid, and to get information promising hybrid from the single cross of QPM hybrid. Twenty four polymorphic primers that covered the 10 maize chromosomes were used to fingerprint the lines, detecting in 94 alleles (average of 3.9 and a range of 2-6 alleles per locus). Genetic divergences were determined using the Jaccard’s similarity coefficient, and a dendrogram was constructed using the UPGMA. Cluster analysis divided the inbreds into two clusters that were confirmed by principal coordinate analysis. Two promising QPM hybrids that are crossed from different heterotic group were found. The estimated value of simple correlations (r) of GDs with the gain yield of single cross hybrid was negatif (-0.07). There is a need to conduct more field trials to obtain more accurate correlations, particularly in a practical utility for predicting maize hybrid performance for grain yield."
JURAGBIO 4 (2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Viktoria Mardhika Estepane
"Gelatin merupakan bahan utama penyusun cangkang kapsul. Salah satu cara untuk mengetahui adanya kandungan gelatin porsin dalam campuran gelatin adalah dengan deteksi molekuler terhadap sekuens sitokrom b cyt b pada DNA dari gelatin. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi kondisi metode PCR-RFLP dalam mendeteksi kandungan porsin dan bovin dari cangkang kapsul dalam campurannya sehingga diperoleh metode yang sensitif dan efisien, karena rendahnya jumlah DNA trace setelah proses pembentukan gelatin dan pengolahannya menjadi kapsul. Optimasi dilakukan pada ekstraksi DNA, kondisi PCR, dan sensitivitas metode PCR-RFLP. Ekstraksi dioptimasi agar diperoleh jumlah DNA yang cukup dan dapat teramati pada gel agarosa. Kondisi optimum untuk PCR DNA reference dan kapsul diperoleh dengan pemilihan DNA polimerase yang memberikan hasil terbaik. Hasil amplifikasi DNA reference campuran bovin-porsin didigesti menggunakan enzim restriksi BsaJI. Enzim restriksi BsaJI memotong gen sitokrom b porsin menjadi dua fragmen, yaitu 228 bp dan 131 bp. Optimasi sensitivitas metode PCR-RFLP menunjukkan metode mampu mendeteksi hingga konsentrasi 0,01 porsin dalam campurannya dengan bovin, dianalisis dengan kuantifikasi berbasis software dan pengamatan visual. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode PCR-RFLP dapat digunakan sebagai metode deteksi awal dan sensitif dalam mendeteksi porsin dengan konsentrasi rendah dalam campuran gelatin.

Detection of porcine, as one of gelatin sources, can be done by molecular detection of cytochrome b sequence in DNA. This study was aimed to optimize the PCR RFLP method in detecting porcine in capsule shell and porcine in mixtures with bovine in gelatin to obtain a sensitive and efficient method. Optimization was carried out for DNA extraction, PCR conditions, and the sensitivity of PCR RFLP method. Due to very low DNA trace in gelatin after various manufacturing process, the extraction was optimized to obtain sufficient DNA yield which was visible on the agarose gel. The optimum condition for DNA amplification was obtained by selecting the most suitable DNA polymerase. Amplified various concentrations of porcine bovine DNA mixtures and capsule shell DNA were digested using BsaJI restriction enzyme. BsaJI restriction enzyme was able to cleave porcine cytochrome b gene into two fragments of 228 bp and 131 bp. The optimization of the sensitivity of PCR RFLP method showed that method is able to detect up to 0.01 porcine in mixtures with bovine analyzed using software based quantification and visual observation. Result demonstrated that the PCR RFLP method is sensitive and suitable for early detection of porcine DNA in gelatin mixtures."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>