Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamelia Naser
"Serbuk “DF” merupakan suplemen yang mempunyai komposisi berupa DRibosa, L-Karnitin fumarat, Koenzim Q10 dan magnesium. Suplemen ini di duga dapat meningkatkan trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan
diharapkan dapat membantu penyembuhan penyakit demam berdarah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa serbuk DF dapat meningkatkan jumlah trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, dan bentuk sel darah pada tikus yang dibuat anemia. Serbuk “DF” diberikan secara oral pada 35 ekor tikus jantan yang masing-masing diberikan kedalam lima kelompok. Kelompok I merupakan
kelompok kontrol normal dan kelompok II adalah kelompok kontrol anemia hanya diberikan larutan CMC 0,5%, sedangkan kelompok III, IV dan V masingmasing
diberikan dosis sebesar 5.4 g/kg bb tikus, 10.8 g/kg bb tikus dan 21.6 g/kg bb tikus. Darah diambil pada keadaan anemia dan pada hari ke-6 setelah pemberian obat untuk dilakukan penghitungan jumlah trombosit, penetapan kadar
hemoglobin dan kadar hematokrit. Hasil uji statistik ANAVA menunjukkan perbedaan secara bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol normal dan kontrol anemia (a ≤ 0,05). Pengamatan bentuk sel darah dinilai dengan cara membandingkan kelompok kontrol sebagai bentuk sel darah yang normal dengan kelompok variasi dosis. Dari pengamatan mikroskopis,
bentuk sel darah pada tikus antara kelompok dosis I, II, III, menunjukkan bentuk sel darah yang normal, dibandingkan pada saat anemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Serbuk “DF” selama 6 hari mempengaruhi jumlah trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan bentuk sel darah tikus putih adalah dosis II."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S33085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Kusumawati
"ABSTRAK
Serbuk "DF" merupakan suplemen, dengan komposisi berupa D-ribosa, L-karnitin fumarat, koenzim Q10, dan magnesium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk "DF" terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit, dan laju endap darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan anilin. Serbuk "DF" diberikan secara oral pada 35 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan lebih kurang 150 gram yang dibagi ke dalam lima kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 0,5% dan tidak diinduksi dengan anilin. Kelompok II sebagai kontrol anemia diinduksi dengan anilin kemudian diberikan CMC 0,5% selama 6 hari, kelompok III, IV, dan V masing-masing diberi bahan uji dengan dosis sebesar 5,4 g/kg bb tikus (dosis 1), 10,8 g/kg bb tikus (dosis 2), dan 21,6 g/kg bb tikus (dosis 3) selama 6 hari setelah diinduksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan laju endap darah setelah diinduksi dengan anilin dan setelah hari ke-6 pemberian bahan uji. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian serbuk "DF" dengan dosis 2, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit lebih baik daripada dosis 1 dan dosis 3 jika dibandingkan dengan kontrol normal, namun tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah leukosit dan laju endap darah tiap kelompok tikus selama pengujian.
ABSTARCT
DF pulvis is a supplement, consists of D-ribose, L-carnitin fumarate, coenzyme Q10 and magnesium. This research aimed to investigate the influence of "DF" pulvis distribution towards of hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats induced with aniline. "DF" pulvis was given orally to each 35 male Sprague Dawley rats with weight about 150 g that had been classified into 5 groups. Group I as a normal control, was given 0.5% CMC suspension and not inducted with aniline. Group II as an anemia control, was inducted with aniline followed by 0.5% CMC suspension for 6 days, group III, IV, V were given the test material with dosage of 5,4 g/kg body weight of rat (dose 1), 10,8 g/kg body weight of rat (dose 2), and 21,6 g/kg body weight of rat (dose 3) for 6 days respectively, after being inducted. Cross-examination was done by monitoring the hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats after being inducted with aniline and after the 6'h day were given the test material. Result findings showed that "DF" pulvis with dose 2 could increase the level of hemoglobin and erythrocyte counts higher than dose 1 and dose 3 after comparing with normal control, but there was no significant difference between the leucocytes counts and erythrocyte sedimentation rate among the experiment groups during the testing. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S32723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail L.B
"ABSTRAK
Angkak merupakan beras hasil fermentasi kapang Monacus purpureus yang umum ditemukan dalam makanan berkabohidrat. Di Indonesia, angkak telah digunakan secara empiris untuk mengobati beberapa penyakit yang terkait dengan gangguan hematologi, namun penelitian ilmiah terkait dengan khasiat angkak terhadap gangguan tersebut masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak angkak, yang diberikan peroral pada hari ketiga hingga kedelapan pada hewan uji yang telah diinduksi dengan anilin pada hari kesatu dan kedua, terhadap jumlah trombosit, eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit. Kamar hitung Improved Neubauer digunakan untuk perhitungan trombosit dan eritrosit, cara Sahli untuk pengukuran kadar hemoglobin, dan metode mikrohematokrit untuk pengukuran kadar hematokrit. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol anemia, dan tiga kelompok yang menerima ekstrak angkak dengan dosis 1,26; 2,52; 5,04 g/200g berat badan tikus. Trombosit, eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit dihitung sebelum dan setelah pemberian ekstrak angkak, dan hasilnya dianalisa secara statistik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara jumlah trombosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit kelompok dosis dengan kelompok kontrol anemia, walaupun jumlah rata-rata trombosit dan eritrosit serta kadar hemoglobin mengalami peningkatan.
ABSTRACT
Angkak is rice fermented by Monascus purpureus, which is yeast commonly
found in starchy food. In Indonesia, angkak has been used for treatment of disease
related with hematological disorder. Nevertheless, only few researches had been
done to verify the effect. The aim of this research was to understand the influence
of angkak extract, which had been given orally at 3"'-8"" day to male rats induced
with aniline at 1%-2" day, to thrombocyte, erythrocyte, hemoglobin, and
hematocrit. Counting chamber /mproved Neubauer was used for thrombocyte and
erythrocyte count, Sahli’s method for hemoglobin level, and microhematocrit
method for hematocrit level. This research used 25 male rats of Sprague Dawley
strain that were divided into five groups : normal control, anemia control and
three other groups receiving an angkak extract at doses 1,26; 2,52; 5,04 g/200g
body weight respectively. Thrombocyte, erythrocyte, hemoglobin, and hematocrit
were measured before and after taking the extract , then the result were analyzed
statically. The calculation indicated that there was no significant difference
(p>0,05) between anemia control and three dose groups, in thrombocyte count,
erythrocyte count, hemoglobin level, and hematocrit level, although the average of
thrombocyte, erythrocyte, and hemoglobin had increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Ariasih
"Obat herbal atau jamu banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan alternatif yang bersifat empiris, satu diantaranya adalah untuk melangsingkan tubuh. Penggunaan obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan perlu didukung dengan pengujian ilmiah untuk menjamin keamanan penggunaannya, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada hewan uji dengan penggunaan dalam jangka waktu lama. Pada penelitian ini jamu pelangsing diberikan setiap hari secara oral selama 90 hari untuk mengetahui pengaruh hematologis tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam 3 kelompok dosis uji yaitu berturut-turut 1,35; 2,70; dan 5,40 g/kg bb dan 1 kelompok kontrol yang masing-masing terdiri atas 20 ekor tikus (10 ekor tikus jantan dan 10 ekor tikus betina). Pemeriksaan jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0, 46, dan 91. Penilaiannya dapat dilihat dari uji statistik (ANAVA) satu arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sediaan jamu tidak berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa Jamal
"Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) telah lama digunakan oleh masyarakat antara lain untuk mengobati reumatik. Pemanfaatan tanaman ini perlu ditunjang oleh data ilmiah dengan melakukan uji keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai potensi toksisitas relatif (LD50) ekstrak etanol daun gandarusa dan mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin.
Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina dikelompokkan menjadi 5 kelompok mengikuti rancangan acak lengkap. Kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis berturut-turut 4; 8; 16; dan 32 g/kg bb. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pengamatan jumlah hewan uji yang mati dilakukan setelah 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan LD50 ekstrak etanol daun gandarusa yaitu sebesar 31,99 g/kg bb untuk jantan dan 27,85 g/kg bb untuk betina dengan kategori tidak toksik. Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin sebelum perlakuan, setelah 24 jam dan setelah 14 hari perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun gandarusa tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muzenah
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yunita Kurniawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elva Indri Yani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Adi Cahyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fatma Nuraini
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S32405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>