Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vina Nur `Ashri Rahayu
"Obat SERBU (Serba Seribu) merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007 untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga yang terjangkau, agar masyarakat dapat memperoleh obat di warung dan toko obat sehingga diharapkan dapat melakukan pengobatan terhadap diri sendiri sebelum ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang obat SERBU dengan penggunaan obat SERBU. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang masyarakat Kukusan yang pernah menggunakan dan membeli obat SERBU.
Dari penelitian diperoleh gambaran 42% responden menggunakan obat SERBU dan 58% tidak menggunakan obat SERBU. Karateristik responden yang menggunakan obat SERBU adalah responden usia 17-35 tahun sebesar 41,4%, responden dengan pendidikan SMA-Perguruan Tinggi sebesar 37,6%, responden yang bekerja sebesar 39,7% dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 35,2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan tentang obat (p=0,031), serta tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia (p=0,860) dan pekerjaan (p=0,498) dengan penggunaan obat SERBU.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mesosialisasikan obat SERBU kepada masyarakat. Disarankan agar pemerintah terus mensosialisasikan obat SERBU untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat SERBU.

"SERBU" medicine is a government's program launched in 2007 to help the society to get the achievable price medicine, so that the society can obtain the drugs at the stall and drugstore and also they are expected to do self medication before go to the healthcare service center. The purpose of the research is to get the correlation between age, education, jobs and knowledge with the using of "SERBU" medicine. This research used Cross Sectional design and Purposive Sampling method and about 100 people in Kukusan area who have consumed and bought "SERBU" medicine as the sample.
The result of the research shows about 42% of the respondents consumed ?SERBU? medicine while the 58% does not consumed. The characteristics of those who consume the medicine are about 41.4% of the respondents are 17-35 years old, 37.6% are respondents with high school and university education, 39.7% are respondents with job and 35.2% of the respondents are those high-knowledged people. Bivariat analysis shows the correlations between education (p=0.001) and knowledge about medicine (p=0.031) with the consumption of "SERBU" medicine, and also shows the unrelated connection between age (p=0.860) and job (p=0.498) with the consumption of "SERBU" medicine.
This result is expected to be useful for socialization to the society about "SERBU" medicine and also can. It is recommended the government can increase the effort to socialize "SERBU" medicine to increase the society's knowledge on "SERBU" medicine."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33067
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shintia Andriani
"Glukosamin adalah suatu zat yang dapat disintesis di dalam tubuh yang berguna untuk mempertahankan dan memulihkan kinerja sendi. Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk mensintesis glukosamin menurun sehingga menyebabkan penyakit osteoartritis. Oleh karena itu, telah berkembang suplemen makanan yang mengandung glukosamin yang telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan osteoartritis. Analisis glukosamin HCl dilakukan untuk memperoleh volume, temperatur, waktu, dan waktu kestabilan reaksi yang optimum pada derivatisasi glukosamin HCl dengan FMOC-Cl menggunakan detektor fluoresensi. Larutan standar glukosamin HCl 1 μg/ml ditambah 50,0 μL 0,2 M dapar dinatrium tetraborat dekahidrat pH 8, kemudian divorteks selama 10 detik, ditambah 360,0 μL pereaksi FMOC-Cl 1 mg/ml, campuran divorteks selama 10 detik, diinkubasi menggunakan termomixer pada 1400 rpm dan temperatur 25°C selama 15 menit, selanjutnya disuntikkan sebanyak 20,0 μL ke alat KCKT. Pemisahan dengan KCKT menggunakan kolom Kromasil® C18 (5 μm; 250 x 4,6 mm) dengan komposisi fase gerak air-asetonitril (40:60) dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit. Linieritas pada konsentrasi 100-1000 ng/ml dengan koefisien korelasi (r) 0,9995. Nilai batas deteksi (LOD) sebesar 21,98 ng/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 73,26 ng/ml.

Glucosamine is a synthesized substance in the human body useful for maintaining and restoring the joint's function. Body's capacity to synthesize glucosamine declines with age thus can cause osteoarthritis. There was development of dietary supplement that contains glucosamine which has been approved by the Food and Drug Administration (FDA) for treatment of osteoarthritis. Glucosamine HCl analysis was performed in order to get optimal volume, temperature, time, and reaction stability time in glucosamine HCl derivation with FMOC-Cl using fluorescence detector. Standard solution of Glucosamine HCl added by 50.0 μl 0.2 M disodium tetraborate decahydrate buffer with pH 8 were homogenized for 10 seconds, then the mixed solution was added by 360.0 μl of 1 mg/ml FMOC-Cl reagent and homogenized for 10 seconds. It was then incubated using termomixer at 1400 rpm and a temperature of 25°C for 15 minutes, then as many as 20.0 μl injected into the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument. Separation by HPLC using one column of Kromasil® C18 (5 μm; 250 x 4.6 mm) with mobile phase composition of water-acetonitrile (40:60) and flow rate 1.0 ml/minute. Linearity at concentrations of 100-1000 ng/ml with a correlation coefficient (r) 0.9995. The limit of detection (LOD) value was 21.98 ng/ml and the limit of quantitation (LOQ) was 73.26 ng/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Yuanita
"Akrilamida diketahui dapat menyebabkan kanker pada sekitar 2 % kasus tiap tahun (di Swedia), ditemukan pada makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi (di atas 120oC). Pada penelitian ini dilakukan analisis akrilamida dalam kopi instant secara kromatografi cair kinerja tinggi. Kondisi analisis menggunakan kolom C18 dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 210 nm, fase gerak 3,5 mM asam fosfat 85% dalam asetonitril-air (5:95), laju alir 0,5 ml/menit. Waktu retensi yang dibutuhkan akrilamida 6,7 menit. Sampel diekstraksi menggunakan diklorometana dan etanol dengan perbandingan 1:20, kemudian ditarik kembali menggunakan air. Hasil penelitian ini menunjukkan presisi <2% dan akurasi antara 80- 110%. Kurva kalibrasi dilakukan pada rentang 0,0250-0,4000 μg/ml menghasilkan linieritas 0,999956 dengan batas deteksi 0,0047 μg/ml; dan batas kuantitasi 0,0155 μg/ml. Kadar akrilamida dari 3 sampel kopi instant, dua diantaranya mengandung akrilamida dengan kadar masing-masing sebesar 6,5570 ng/g dan 2,3628 ng/g.

Acrylamide is known to be the caused of cancer about 2% cases per year (in Sweden), found in food processed using the high temperature (above 120oC). In this experiment, acrylamide analysis was conducted in instant coffee using High Performance Liquid Chromatography. The analysis condition was performed by using C18 column with UV-Vis detector at the wavelength of 210 nm, the mobile phase was 3.5 mM phosphoric acid 85% in acetonitrile-water (5:95) with flow rate of 0,5 ml/minute. The retention time of acrylamide was 6.7 minutes. Sample was extracted with dichloromethane and ethanol, and re-extracted with water. This experiment showed lower than 2% precision and accuracy between 80-110%. Calibration curve was performed in the range of 0.025-0.4000 μg/ml, resulting good linearity 0.999956, limit of detection 0.0047 μg/ml; and limit of quantitation 0.0155 μg/ml. Two out of three samples of instant coffee, contained 6.5570 ng/g and 2.3628 ng/g level of acrylamide."
Depok: Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Samsiyah
"Akrilamida diketahui terdapat pada makanan tertentu, khususnya makanan dengan karbohidrat tinggi yang dalam proses dan pembuatannya menggunakan suhu lebih dari 120oC. Telah dilaporkan juga bahwa terjadi penurunan kualitas fisik dan kimia, bahkan terbentuknya senyawa toksik bila minyak goreng dipanaskan terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar akrilamida dalam minyak jelantah yang berasal dari pedagang makanan kaki lima dan warung makan. Analisis dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, menggunakan kolom Kromasil®-100 5C18 RP 5 μm, 250 x 4,6 mm; fase gerak 3,5 mM asam fosfat 85% dalam asetonitril-air (5:95) pH = 2,50; laju alir 0,5 mL/menit; dan dideteksi pada panjang gelombang 210 nm dengan detektor ultraviolet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akrilamida terdapat pada kedua sampel minyak jelantah yang dianalisis, yaitu dengan kadar rata-rata 2,64 ± 0,11 μg/g untuk Sampel I dan 19,32 ± 0,31μg/g untuk Sampel II."
Depok: Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Handayani R
"Akrilamida merupakan senyawa kimia turunan akrilonitril yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan poliakrilamida. Berdasari(an sifat-sifatnya, akrilamida digolongkan sebagai zat yang berbahaya jika terkandung dalam makanan. Beberapa penelitian terbaru menemukan adanya kandungan akrilamida dalam makanan yang kaya akan karbohidrat yang diproses pada suhu tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti adanya kandungan akrilamida dalam popcorn menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Campuran air-asetonitril (95:5), pH 2,5 (3,5 mM asam fosfat 85%) digunakan sebagai fase gerak dengan laju alir 0,5 mVmenit dan panjang gelombang 210 nm. Waktu retensi yang dibutuhkan untuk akrilamida adalah 5,6 menit. Hasil uji perolehan kembali akrilamida dalam popcorn berkisar 92,94 % - 97,22 %. Sampel kemudian diekstraksi menggunakan diklormetan dan ditarik kernbali dari pelarut dengan menggunakan fase gerak. Sampel yang dianalisa pada penelitian ini dibatasi pada daerah Depok. Dari enam sampel yang dianalisa, dua sampel mengandung akrilamida sebanyak 0,12585 ppm (0,15715 ± 0,0024 J.IQ!g) dan 0,16856 ppm (0,2096 ± 0,0046 J.IQ!g)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2006
S70462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Asam valproat merupakan salah satu obat antiepilepsi yang sering digunakan yang memiliki banyak efek samping sehingga perlu dilakukan pengukuran kadarnya dalam plasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis asam valproat tanpa derivatisasi dalam plasma mulai dari kondisi kromatografi optimum, metode preparasi plasma optimum, validasi metode analisis, hingga aplikasi metode analisis tervalidasi. Kondisi kromatografi optimum adalah kolom C-8 Symmetry® (5 µm; 150 x 3,9 mm), suhu kolom 45oC; fase gerak dapar natrium dihidrogen fosfat 40 mM pH 3,5 – asetonitril (56 : 44 %v/v); laju alir 1,00 mL/menit; detektor photodiode array pada panjang gelombang 210 nm; dan asam nonanoat sebagai baku dalam. Metode preparasi optimum adalah metode ekstraksi cair-cair menggunakan asam fosfat dan n-heksana diekstraksi dengan 150 µL trietilamin 0,5%; pengocokan dengan vorteks selama 2 menit; dan pemutaran dengan sentrifugasi selama 10 menit. Hasil validasi terhadap metode analisis asam valproat yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 2,0 – 200,0 µg/mL dengan r > 0,9992. Metode analisis yang valid ini berhasil diaplikasikan terhadap satu orang subjek sehat yang diberikan sediaan kaplet lepas lambat yang mengandung 500 mg asam valproat.
Valproic acid is one of mostly used antiepileptic drug which has many side effects, therefore it is highly recommended to determine its plasma concentration. The aim of the research was to develop an analytical method of valproic acid without derivatization in human plasma from optimal chromatographic condition, optimal sample preparation, analytical method validation, until its application. The optimal chromatographic condition was obtained using : C-8 Symmetry® column (5 µm; 150 x 3,9 mm), temperature 45oC; the mobile phase contains buffer sodium dihydrogen phosphate 40 mM pH 3.5 – acetonitrile (56 : 44 %v/v); flow rate was 1.00 mL/min; which was detected by photodiode array detector at wavelength of 210 nm; and nonanoic acid as internal standard. The optimal sample preparation was carried out by liquid-liquid extraction method using phosphoric acid and n-hexane extracted using 150 µL triethylamine 0.5%; vortex-mixing for 2 minutes; and centrifugation for 10 minutes. The results of validation fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011. The method was linear at concentration range of 2.0 – 200.0 µg/mL with r > 0.9992. Validated method analysis was applied to determine valproic acid concentration in one healthy volunteer after oral administration of 500 mg valproic acid extended release caplet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harahap, Yahdiana
"A method by high performance liquid chromatography for the analysis of acrylamide in potato chips, is reported. The retention time for the elution of acrylamide from the C18 columm ranged from 3 to 3.2 minutes and the eluate was analyzed by UV-VIS detector. A linear response was found for the acrylamide standard tested within the concentration range of 0.8-10 g/ml and the corelation coefficient (r0 greater that 0.999 with detection limit 0.06 ppm and quantitatice limit 0.19 ppm. Sample preparation was performed by measn of solvent extraction using dichlormethane and subsequent re-extraction of the organic solvent with water. This aqueous sample solution was found to be free of any interferences and gave acrylamide and recorveries higher than 90%."
Majalah Ilmu Kefarmasian, 2005
MIKE-II-3-Des2005-154
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Indra Rukmana
"Kakao dan produk olahannya memiliki kandungan flavonoid yang tinggi,
terutama katekin dan epikatekin. Flavonoid bermanfaat bagi kesehatan manusia
antara lain sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, serta kesehatan
kardiovaskuler. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum
analisis katekin dan epikatekin dalam hasil olahan biji kakao secara Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor ultraviolet. Kondisi analisis
optimum adalah menggunakan fase diam kolom C-18, fase gerak air-asetonitrilasam
trifluoroasetat 4 % (90:10:1, v/v/v), kecepatan alir 1,0 ml/menit, dan
panjang gelombang 280 nm. Hasil validasi analisis katekin dan epikatekin
menunjukkan linearitas yang baik masing-masing pada konsentrasi 2-40 ppm dan
20-160 ppm; batas kuantitasi masing-masing 1,33 ppm dan 12,45 ppm; relatif
standar deviasi untuk pengukuran < 2 %. Penerapan metode ini terhadap sampel
hasil olahan biji kakao didapatkan hasil berturut-turut katekin dan epikatekin
adalah 1,61 g/mg dan 3,71 g/mg (nib kakao); 3,01 g/mg dan 6,71 g/mg
(pasta kakao); serta 3,76 g/mg dan 7,63 g/mg (bubuk kakao)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33169
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>