Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Femimi Dwinda Agustini
Depok: Universitas Indonesia, 2009
FAR.035/09 Agu u
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Jamu ”K” merupakan suatu produk obat herbal antikanker yang
mengandung ekstrak kering rimpang temu putih dan daun mimba. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui khasiat produk jamu ”K” dalam menekan
pertumbuhan kanker pada tikus putih betina galur Sprague Dawley yang
diinduksi 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Hewan coba dibagi atas lima
kelompok, yaitu kelompok I yang merupakan kontrol normal diberi minyak
wijen 2 ml/ tikus, kelompok II diinduksi DMBA dalam minyak wijen dengan
dosis 100 mg/kg bb, kelompok III, IV dan V diinduksi DMBA lalu dilanjutkan
dengan pemberian bahan uji dalam dosis berturut-turut 198 mg/ 200 g bb,
396 mg/ 200 g bb, dan 792 mg/ 200 g bb. Pemberian bahan uji berlangsung
selama 90 hari, dan pada hari ke-91 hewan coba dibedah untuk dibuat
preparat histologis pada organ paru-paru. Pengukuran penghambatan kanker
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan histologis paru-paru. Insidens
kanker sel alveolus paru-paru pada kelompok I sebesar 33,33%, kelompok II
66,67%, kelompok III 66,67%, kelompok IV 66,67%, dan kelompok V 83,33%.
Kondisi malignansi sel alveolus tersebut dikategorikan menjadi empat
kelompok yaitu normal, penebalan, proliferasi, dan keganasan. Berdasarkan
hasil pengolahan secara statistik, tidak terdapat perbedaan bermakna antara
kelompok yang diberi bahan uji dengan kelompok kontrol DMBA. Oleh karena
iv
itu, dapat disimpulkan bahwa hingga hari ke-90 produk jamu ”K” tidak terbukti
dapat menghambat tumorigenesis pada tikus putih yang diinduksi DMBA."
Universitas Indonesia, 2009
S32708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Susilowati
"Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) mulai dikenal masyarakat sebagai obat untuk berbagai penyakit di antaranya kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek sari buah merah merek Y sebagai penghambat karsinogenesis. Pengujian dilakukan terhadap tikus putih betina galur Sprague-Dawley yang diinduksi dengan 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) dan evaluasi hambatan pembentukan kanker digunakan parameter histologi jaringan kanker yang terdapat pada paru-paru. Hewan uji dibagi secara acak menjadi enam kelompok. Kelompok I (kontrol normal) diberi minyak wijen 1 ml, sedangkan kelompok II (kontrol DMBA) diberi dosis tunggal 15 mg/ml 7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) dalam minyak wijen secara oral, selanjutnya kedua kelompok hanya diberi akuades. Pemberian bahan uji untuk kelompok III (preventif) dimulai sejak dua minggu sebelum induksi karsinogen dan dilanjutkan selama masa penelitian. Sehari setelah induksi, kelompok IV, V, VI (kuratif) diberi bahan uji dengan dosis masing-masing 0,21 ml/200 g bb; 0,43 ml/200 bb; dan 0,86 ml/200 g bb. Pengamatan dilakukan selama 120 hari. Kejadian kanker paru yang terpalpasi pada kelompok perlakuan sama dengan kontrol DMBA, yaitu dua. Secara histologi persentase kejadian kanker paru-paru pada kelompok II 20%, kelompok III 50%, kelompok IV 0%, kelompok V 20%, dan kelompok VI 30%. Dosis 0,21 ml/200 g bb sari buah merah merek Y mampu menghambat pembentukan kanker paru-paru pada tikus yang diinduksi dengan DMBA.

Buah merah (Pandanus conoideous Lam.) has known by public as a medicine for any kind of diseases, among of them is cancer. To determine the carcinogenesis inhibition effect of buah merah extract brand Y, we have examined the effect on 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA)-induced rat lungs cancer model in female Sprague-Dawley rats. A lungs histology was used to evaluate carcinogenesis inhibition. Rats were randomly divided into six groups. Group I (normal control) received 1 ml sesame oil; group II (DMBA control) were given a single dose of 15 mg/ml DMBA in sesame oil orally. Both groups were received aquadest during the experiment period. Group III (preventive) received sample (0.43 ml/200 b.w) beginning 2 weeks before carcinogen administration, the treatment was continued for the duration of the experiment. Starting from the next day after DMBA administration, groups IV, V, VI (curative) were induced by DMBA and received 0.21 ml/200 g bw, 0.43 ml/200 g bw, and 0.86 ml/200 g bw sample daily, respectively. All groups of rats were monitored for 120 days. There are two palpable lungs tumors in the treatment groups as the final incidence, as same as group II. Histologically, there were 20% lungs cancer in group II, 50% in group III, 0% in group IV, 20% in group V and 30% in group VI. At 0.21 ml/200 g b.w, the extract inhibited the DMBA-induced lungs carcinogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wulan Rahmawati
"Penelitian ini menguji efek penghambatan karsinogenesis sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) merek X dengan DMBA sebagai penginduksi tumor paru-paru. 110 tikus betina galur Sprague-Dawley dibagi secara acak dalam enam kelompok. Kelompok I, kontrol negatif, diberikan minyak wijen 1 ml; kelompok II, kontrol positif, diberikan dosis tunggal 7,12- dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) (15 mg) dalam minyak wijen secara per oral, dan selanjutnya kedua kelompok hanya diberikan aquades. Kelompok III, kelompok preventif, diberikan bahan uji dosis 0,43 ml/200 g bb per hari dimulai dua minggu sebelum diinduksi dengan DMBA hingga akhir masa percobaan. Kelompok IV, V, dan VI, kelompok kuratif, diinduksi dengan DMBA dan diberikan bahan uji dengan variasi dosis berturut-turut, 0,21 ml/200 g bb, 0,43 ml/200 g bb, dan 0,86 ml/200 g bb per hari. Masa percobaan berlangsung selama 120 hari. Pengamatan penghambatan karsinogenesis paru-paru dilakukan dengan mengamati histologi paru-paru hewan uji. Pemberian sari buah merah merek X dosis 0,21 ml/200 g bb memperlihatkan penghambatan karsinogenesis paru-paru yang lebih baik dibandingkan kelompok dosis lainnya.

This study examined the carcinogenesis inhibition effect of buah merah (Pandanus conoideus Lam.) extract brand X on DMBA-induced rat lungs tumor. One hundred and ten female Sprague-Dawley rats randomly divided into 6 groups. Group I, negative control, received 1 ml sesame oil; group II, positive control, were given a single dose of 7,12-dimethylbenz(a)antrasen (DMBA) (15 mg) in 1 ml sesame oil by oral intubation, and both groups were received aquadest during the experiment period. Group III, preventive group, received 0.43 ml/200 g bw sample daily beginning two weeks before induced by DMBA until the experiment was terminated. Group IV, V, and VI, curative groups, were induced by DMBA and received 0.21 ml/200 g bw, 0.43 ml/200 g bw, and 0.86 ml/200 g bw sample daily, respectively. The experiment was terminated at day 120. The experiment of carcinogenesis inhibition was observed by lungs histology of tested animal. The result showed that buah merah extract brand X at 0.21 ml/200 g bw improved lungs carcinogenesis inhibition rather than others dose."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Red fruit (Pandanus conoideous Lam.) has been known by public as a medicine for any kind of diseases, among of them is for cancer. To determine the carcinogenesis inhibition effect of red fruit extract , we have examined the effect on 7,12-dimethylbenz[a]anthrasene (DMBA)-induced rat lungs cancer model in female Sprague-Dawley rats. The extract was tested at 0.21 ml/200 g bw; 0.43 ml/200 g bw
and 0.88 ml/ 200 g bw. The experiment was terminated at day 120. Lung histology was used to evaluate carcinogenesis inhibition. The result showed that the extract at 0.21 ml/200g bw improved lung carcinogenesis inhibition than other dose."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan herbal jamu sebagai obat alternatif makin marak di kalangan
masyarakat Indonesia. Jamu ”RMK” merupakan produk herbal jamu yang
mengandung kombinasi minyak atsiri rimpang kunyit (Curcumae domestica
Rhizoma), minyak atsiri rimpang temulawak (Curcumae Rhizoma), dan
kurkuminoid rimpang kunyit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
antiinflamasi pemberian jamu “RMK per oral terhadap udem yang diinduksi
oleh injeksi 0,4 ml karaginan 2% secara subplantar. Metode yang digunakan
adalah metode Winter yang telah dimodifikasi pada 60 ekor tikus betina yang
dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Empat kelompok diberikan suspensi
jamu dengan masing-masing formula I, II, III, dan IV dalam CMC 2%
sebanyak 3 ml/200 g bb, 30 menit sebelum induksi karaginan. Kelompok V
sebagai kontrol positif diberikan suspensi natrium diklofenak dalam CMC 2%
dengan dosis 9 mg /200 g bb per oral, dan kelompok VI sebagai kontrol
negatif diberikan minyak kedelai dalam CMC 2% dengan dosis 100 mg/200 g
bb per oral. Volume udem diukur menggunakan pletismometer pada jam ke-
1, 2, 3, 4, 5, dan 6 setelah induksi karaginan. Hasil perhitungan persentase
penghambatan udem menunjukkan bahwa formula jamu “RMK” yang memiliki
efek penghambatan udem berturut-turut mulai dari terbesar hingga terkecil
adalah formula IV, II, III, dan I. Hasil analisis statistik keempat formula jamu
memperlihatkan efek antiinflamasi yang bermakna dibandingkan dengan
iv
kontrol negatif pada jam kedua hingga jam keenam setelah induksi
karaginan, namun efeknya lebih kecil dibandingkan dengan efek antiinflamasi
natrium diklofenak."
Universitas Indonesia, 2009
S32691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Feryani
"Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum Nees), fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum Linn), bitter melon (Momordica charantia Linn) were traditional herbal medicines that have been used empirically to cure diabetes mellitus and chromium (Cr) has a function in glucose metabolism so these component were combined in one herbal medicine formula called “FAD” to get an optimal therapeutic effect. This reasearch was carried out to prove the antidiabetic effect of “FAD”. The experiment was conducted with alloxan induced method using albino rats of Sprague Dawley 200 until 220 g weight, which were divided into six groups, every group consisted of ten rats. Alloxan induced method was used by giving alloxan 18 mg/ 200 g bw intravenously to five groups, while one group as a normal group. “FAD” was given by orally with dose variation 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw dan 864,28 mg/200 g bw. Glybenclamide was used as standard with dose 1,8 mg/200 g bw, whereas a normal group and an induced group were given by CMC solution (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. O-toluidin method was used to measure glucose blood level using spectrophotometer UV-Vis with wavelength 633 nm. The result showed that “FAD” with dose 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw and 864,28 mg/200 g bw could decrease glucose blood level. "FAD" herbal medicine with dose 432,14 mg/200 g bw has a 9 better effect in decreasing glucose blood level than 216,07 mg/200 g bw, 864,28 mg/200 g bw and also than glybenclamide 1,8 mg/ 200 g bw.

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Nees), biji klabet (Trigonella foenum-graecum Linn), pare (Momordica charantia Linn) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk mengobati diabetes mellitus dan kromium (Cr) juga memiliki peranan dalam metabolisme glukosa sehingga bahan-bahan ini dikombinasikan dalam satu sediaan obat herbal untuk mencapai efek terapi yang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan khasiat antidiabetes obat herbal "FAD". Pengujian dilakukan dengan metode uji aloksan terhadap tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 200 sampai 220 g yang dibagi dalam enam kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah sepuluh ekor tikus. Lima kelompok perlakuan dibuat menjadi diabetes dengan memberikan aloksan 18 mg/ 200 g bb secara intravena, sedangkan satu kelompok perlakuan sebagai kontrol normal. Obat herbal “FAD” diberikan secara oral dengan variasi dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g bb. Sebagai standar pembanding digunakan glibenklamid dengan dosis 1,8 mg/200 g bb, sedangkan kelompok normal dan kelompok induksi diberikan larutan CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. Metode o-toluidin digunakan dalam pengukuran kadar glukosa darah dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 633 nm. Hasil pengujian obat herbal "FAD" menunjukkan bahwa dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g 7 bb memberikan efek penurunan kadar glukosa darah. Obat herbal "FAD" dosis 432,14 mg/200 g bb memiliki efek yang lebih baik dalam penurunan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis 216,07 mg/200 g bb, 864,28 mg/200 g bw maupun glibenklamid 1,8 mg/200 g bw."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32920
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fredi Alvianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidi Utami Puteri
"Telah diketahui bahwa daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki kandungan zat besi yang sangat bermanfaat bagi penderita anemia untuk sintesis sel darah merah. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah efek pemberian ekstrak etanol 70% daun kelor terhadap pembentukan sel darah merah ditinjau dari bentuk sel darah merah, kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, kadar hematokrit, dan kadar Fe total pada darah tikus putih betina yang dibuat anemia dengan anilin. Sejumlah 30 ekor tikus putih betina Sprague-Dawley dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol anemia, kontrol pembanding, dan tiga kelompok dosis ekstrak daun kelor. Induksi larutan Anilin 10% (0,005 ml/ g bb) diberikan pada semua kelompok perlakuan kecuali kelompok kontrol normal, secara intraperitoneal selama dua hari. Pada hari kelima dilanjutkan pemberian sediaan uji berupa larutan CMC 0,5%, Ferro Fumarat, dan ekstrak daun kelor dengan dosis 198 mg, 396 mg, dan 792 mg ekstrak daun kelor/200 g bb/hari sampai hari kesebelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, kadar hematokrit, dan kadar Fe total darah tikus putih betina meningkat dengan bertambahnya dosis pemberian ekstrak etanol 70% daun kelor. Selain itu, pemberian dosis 792 mg/200 g bb tikus/hari dapat memperbaiki bentuk sel darah merah dan meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit tikus putih betina secara bermakna (p<0.05).

Moringa Moringa oleifera L leaves has been observed about its high nutrientcontent including the iron content that needed for the synthesis of red blood cells erythrocyte The purpose of this study is to prove scientifically the effect of 70% ethanolic extract of moringa leaves to erythrocyte rsquo s morphology hematologyexamination hemoglobin erythrocyte hematocrit and total Iron content in bloodof rats on aniline induced white female rats A total of 30 female white rats ofSprague Dawley rats were divided into 6 groups normal control anemia control comparison control and three groups of moringa leaves extract All groups except the normal control induced by aniline at dose 0 005 ml g bw throughintraperitonial injection On fifth day normal and anemia control were givenCMC 0 5 comparison control was given ferro fumaras and three other groupswere given moringa leaves extract at doses 198 mg 396 mg and 792 mg 200 gbw day until the eleventh day.
The results showed that as the dose of moringaleaves increasing the level of hemoglobin erythrocyte hematocrit and total ironcontent in blood of rats also increased Moreover moringa leaves extract at dose792 mg 200 g bw day can improve erythrocyte rsquo s morphology and increase thelevel of hemoglobin and erythrocyte of rats significantly p 0 05.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzenah
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>