Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ekstrak kacang kedelai diketahui berkhasiat sebagai zat aktif
antiaging. Pada penelitian kali ini, ekstrak kacang kedelai pada konsentrasi
2%, 4%, 6%,dan 8% diformulasikan dalam sediaan krim. Adanya
penambahan ekstrak kacang kedelai dengan konsentrasi yang berbeda-beda
pada krim diperkirakan dapat mempengaruhi kestabilan fisik krim. Uji
kestabilan fisik dilakukan melalui pengamatan pada penyimpanan selama
delapan minggu di suhu kamar, suhu tinggi (40oC±2oC), dan suhu rendah
(4oC±2oC), cycling test, dan uji mekanik. Parameter kestabilan yaitu
organoleptis, pH, diameter globul rata-rata, viskositas, cycling test dan uji
mekanik. Keempat formula menunjukkan kestabilan fisik berdasarkan
pengamatan organoleptis, pemeriksaan pH, diameter globul rata-rata,
konsistensi, viskositas, cycling test, uji mekanik."
Universitas Indonesia, 2009
S32713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszki Saputri
"Berkembangnya teknologi dan meluasnya pemakaian produk herbal dalam pengobatan dan kosmetik mendorong peneliti mencoba memanfaatkan kacang kedelai dalam pembuatan kosmetik untuk krim wajah. Mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar, dan akan mengalami berbagai perlakuan dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kestabilan fisik dan kimia krim yang mengandung ekstrak kedelai (Glycine max) selama periode penyimpanan dan kondisi yang telah ditentukan. Pada penelitian kali ini, ekstrak kacang kedelai dibuat menjadi 4 formula dalam sediaan krim pada konsentrasi 2%, 4%, 8%, dan 30%. Uji kestabilan fisik dilakukan melalui pengamatan dan penyimpanan selama delapan minggu pada suhu kamar (28US ± 2USC), suhu rendah (4C°±2°C) dan suhu hangat (40C°±2°C), cycling test dan uji mekanik. Pengamatan ini ditunjang pula dengan evaluasi sediaan dan pengamatan lainnya seperti organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, konsistensi, dan diameter globul. Untuk stabilitas kimia sediaan disimpan dalam suhu hangat (40C°±2°C) selama enam minggu dan tiap minggu diukur kadarnya menggunakan kromatografi lapis tipis densitometri dengan fase diam silica gel 60 F254 dan fase gerak toluen: dietil eter: asam asetat glasial dengan perbandingan 8: 10: 2 pada panjang gelombang 264 nm. Hasil yang diperoleh untuk formula 1 dan 2 cukup baik secara fisik, formula 3 terjadi perubahan warna pada penyimpanan suhu hangat (40C°±2°C) dan formula 4 memperlihatkan terjadi nya oiling pada ketiga suhu, pada uji cycling test terlihat adanya partikel, dan uji mekanik memperlihatkan adanya pemisahan fase. Untuk uji stabilitas kimia terjadi penurunan kadar pada tiap minggunya. Sehingga dapat disimpulkan formula 1 dan 2 lebih stabil dibandingkan formula 3 dan formula 4 dapat dikatakan tidak stabil secara fisik dan kimia.

Development of technology and the widespread use of herbal products in health and cosmetic productencourage researchers to try using soybeans in the manufacture of cosmetics forface cream. The dosage forms usually produced in large numbers, are experiencing a variety of treatment and requires a long enough time to get the consumers. This study aims to determine the physical and chemical stability of cream containing extract of soybean (Glycine max) during the storage period and conditions that have been determined. In this research, soy bean extract is made into four formulas in the cream at a concentration of 2%, 4%, 8%, and 30%. Physical stability test was done through observation and storage for eight weeks at room temperature (28 0 ± 2 0 C), low temperature (4C 0 ± 2 0 C) and warm temperatures (40C 0 ± 2 0 C), cycling test and mechanical test. It was supported also by the evaluation of cream and other observations, such as observation of appearance, homogenity, pH, viscosity, consistency, and diameter of droplet. The chemical stability was done by stored in warm temperatures (40C 0 ± 2 0 C) for six weeks and every week the concentration was measured using thin layer chromatography densitometry with a stationary phase silica gel 60 F254 and the mobile phase toluene: diethyl ether: acetic acid ratio of 8: 10: 2 at a wavelength of 264 nm. The results obtained for the formula 1 and 2 were good physical stability, formula 3 had color changed on the storage of warm temperature (40C 0 ± 2 0 C) and formula 4 shows there was oiling at three temperatures, the test cycling test showed the existence of particles, and mechanical test showed existence of phase separation. The chemical stability test showed decreasing levels at each week. Therefore we can conclude that the formula 1 and 2 is more stable than the formula 3 and formula 4 can be said not physically and chemically stable.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Voni Anjelina
"Ekstrak pegagan diketahui berkhasiat sebagai antikeloid karena kandungan kimia utamanya adalah asiatikosid. Pada penelitian ini, ekstrak pegagan pada konsentrasi 2% dan 4% diformulasikan dalam sediaan krim. Adanya penambahan ekstrak pegagan dengan konsentrasi yang berbeda8 beda pada krim diperkirakan dapat mempengaruhi kestabilan fisik krim. Uji kestabilan fisik dilakukan melalui cycling test ,uji mekanik dan pengamatan pada penyimpanan selama 10 minggu di suhu kamar (280830°C), suhu dingin (2088°C) dan suhu panas berlebih (suhu di atas 40°C). Parameter kestabilan di ketiga suhu yaitu organoleptis, pH, diameter globul rata8rata, konsistensi dan viskositas yang di ukur dalam periode waktu tertentu. Kedua krim menunjukkan kestabilan berdasarkan organoleptis, pH, diameter globul rata8 rata, konsistensi, viskositas, cycling test dan uji mekanik.
Centella asiatica extract is known as antikeloid because it's primary contents of the chemical is asiaticosside. In this research. Centella asiatica extract with 2% and 4% concentration were formulated in cream. The addition of Centella asiatica extract in different concentration was predicted to influence the physical stability of the cream. The physical stability test include cycling test, mechanical test and the storage for ten weeks at room temperature; (2088°C); (more than 40°C). Stability parameters in the three temperature were the organoleptics observation, pH, globul's diameter, consistency and viscosity, measured during a set period. Those two creams formula shown good stability in organoleptic, pH, Globul's diameter, consistency, viscosity, cycling test and mechanical test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekstrak kacang kapri diketahui berkhasiat sebagai zat aktif antiaging. Pada penelitian kali ini, ekstrak kacang kapri pada konsentrasi 3%, 5%, 7% dan 9% diformulasikan dalam sediaan krim yang dikombinasikan dengan penambahan kappa dan iota karaginan setengah jadi (1:1) konsentrasi 1,85% sebagai pengental. Adanya penambahan ekstrak kacang kapri dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada krim diperkirakan dapat mempengaruhi kestabilan fisik krim. Uji kestabilan fisik dilakukan melalui pengamatan pada penyimpanan selama delapan minggu di suhu kamar, suhu tinggi (40±2ºC) dan suhu rendah (4±2ºC), cycling test, dan uji mekanik. Parameter kestabilan yaitu organoleptis, pH, diameter globul rata-rata, viskositas, cycling test dan uji mekanik. Keempat formula krim menunjukkan kestabilan berdasarkan organoleptis, pH, diameter globul rata-rata, viskositas dan cycling test diatas, tetapi formula yang mengandung ekstrak kacang kapri konsentrasi 7% dan 9% menunjukkan adanya pemisahan fase pada uji mekanik sehingga dapat disimpulkan bahwa krim dengan ekstrak kacang kapri 7% dan 9% tidak stabil secara fisik."
Universitas Indonesia, 2007
S32612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Prasetianingtyas
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32656
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Dwi Astuti
"Minyak tradisional X adalah obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk mengobati luka terbuka, mempercepat pengeringan luka pasca khitanan, mengobati bekas penyakit kudis, menghilangkan gatal-gatal dan melembabkan kulit. Minyak tradisional X mengandung beberapa sari simplisia yaitu Piper betle, Centella asiatica, Eugenia caryophyllata, Zingiber officinale dan Languas galanga. Pemakaian dalam bentuk minyak tidak terlalu menyenangkan, oleh karena itu minyak tradisional X diformulasikan dalam bentuk krim. Pada penelitian dibuat tiga formula krim (A, B, C) yang mengandung minyak tradisional X masing-masing sejumlah 30%; campuran tween 80 dan span 80 (emulgator) dengan kadar berturut-turut adalah 10%, 15%, dan 20%; setil alkohol sebagai pengental dengan kadar masing-masing 10%. Uji stabilitas fisik dilakukan pada ketiga formula krim selama tiga bulan, yang meliputi penyimpanan pada suhu kamar, suhu 40±2o C, suhu 4o C, cycling test dan uji sentrifugasi. Hasil yang diperoleh adalah krim C yang mengandung emulgator sebesar 20% dari fase minyak, paling stabil secara fisik pada penyimpanan ketiga suhu dan tidak terjadi pemisahan fase pada uji sentrifugasi dan cycling test."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Ratna Nariswari
"Penelitian ini dilakukan untuk membuat krim yang stabil yang mengandung ekstrak cair teripang dan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ekstrak cair teripang terhadap stabilitas fisik krim. Krim A, B dan C dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak cair teripang berturut-turut 20%, 40%, dan 60%. Evaluasi krim meliputi evaluasi organoleptis, pengukuran pH, konsistensi, diameter globul rata-rata, viskositas dan sifat alir krim. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan menyimpan sampel-sampel pada suhu kamar (29+1ºC), suhu dingin (4+1ºC) dan suhu panas (40+1ºC) selama 8 minggu, uji sentrifugasi dilakukan padakecepatan 3800 rpm selama 5 jam, cycling test dilakukan pada suhu dingin (4+1ºC) dan suhu panas (40+1ºC) sebanyak 6 siklus. Organoleptis ketiga krim adalah berwarna putih, berbau khas dan homogen. pH dan konsistensi ketiga krim relatif stabil selama penyimpanan 8 minggu. Viskositas krim A, B dan C diukur dengan viscometer Brookefield menggunakan spindel no.5 dengan kecepatan 2 rpm pada minggu ke-0 dan minggu ke-8 menurun, dari 86000 cps, 52000 cps dan 36000 cps menjadi 84000 cps, 48000 cps dan 29000 cps dan sifat alir yaitu tiksotropik pseudopastis. Ukuran diameter globul rata-rata krim A, B and C berturut-turut 0,266 μm, 0,274 μm dan 3,46 μm diminggu ke-0 pada suhu kamar.

This research was done to make stable cream containing seacucumber liquid extract and to study the effect of sea-cucumber liquid extract concentration to stability of cream. The cream A, B And C made with concentration of sea-cucumber extract respectively 20%, 40%, and 60%. The evaluation of creams including organoleptic evaluation, pH, consistency, mean globule diameter, viscosity and rheology measurements. The physical stability test was done by stores samples at room temperature (29+1ºC), cool temperature (4+1ºC) and the hot temperature (40+1ºC) for 8 weeks, centrifugal test was done at speed of 3800 rpm during 5 hours and cycling was done at cool temperature (4+1ºC) and hot temperature (40+1ºC) as much 6 cycles.The organoleptic of these creams are white colours, specific smell and homogeneous.The pH and consistency of all creams relatively stable during stored 8 week. The viscosity of cream A , B and C measured with Brookefield viscometer using spindle no.5 and speed of 2 rpm at week-0 and week-8th, decreasing from 86000 cps, 52000 cps and 36000 cps to 84000 cps, 48000 cps and 29000 cps and rheogram is thixotrophy pseudoplastic. The mean globule diameter of cream A, B and C respectively 0,266 μm, 0,274 μm and 3,46 μm at week-0 in temperature room.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haqqi Budiman
"Tomat (Solanum lycopersycum L.) merupakan salah satu buah memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena mengandung senyawasenyawa antioksidan seperti likopen, beta karoten, vitamin C dan vitamin E. Senyawa-senyawa ini diketahui dapat mencegah dan menghambat pembentukan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini dan penyakitpenyakit kronis. Pada penelitian ini, tomat diformulasikan dalam sediaan krim dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,5%, 1%, 2%, dan 3% (b/b). Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan krim yang disimpan pada tiga suhu berbeda yaitu suhu 4oC, suhu kamar, suhu 40+2oC, uji mekanik dan cycling test. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman DPPH berdasarkan nilai penghambatan DPPH (EC50).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa krim tomat 0,5%, 1%, 2% dan 3% memiliki kestabilan fisik setelah pengujian pada suhu 4oC, suhu kamar, suhu 40+2oC, uji mekanik dan cycling test. Krim tomat 1%, 2%, dan 3% memiliki aktivitas antioksidan yang memenuhi nilai minimum EC50, sedangkan krim 0,5% tidak memenuhi nilai EC50. Krim tomat 1% memiliki kestabilan terbaik secara fisik dan krim tomat 3% memiliki aktivitas antioksidan terkuat.

Tomato (Solanum lycopersycum L.) that the fruit mainly contained lycopene, beta carotene, vitamin C and vitamin E indECated that the fruit had antioxidant activity. These compound were known able to prevent and retention of free radECal forming whECh can cause aging and chronEC disease. This research, tomato with different concentration 0,5%, 1%, 2%, and 3% were formulated in cream. PhysECal stability test including the storage at three different temperatures including cool temperature (4oC), room temperature, and high temperature (40+2oC), mechanECal test, and cycling test. Measurement of antioxidant activity tomato cream that using DPPH method pursuant to value of DPPH retention (EC50).
This research resulted that shown tomato cream 0,5% 1%, 2%, and 3% have physECal stability with storage at cool temperature (4oC), room temperature, and high temperature (40+2oC). Tomato cream 1%, 2%, and 3% reach minimum value of retention DPPH (EC50) but tomato cream 0,5% not reach minimum value of retention DPPH (EC50). Cream tomato 1% have the best physECal stability and cream tomato extract 3% have the best antioxidant activity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulva Hamid
1996
S32051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Kurniati
"Delima ( Punica granatum L ) merupakan salah satu buah memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena mengandung senyawa flavanoid dan tannin seperti asam elagic, asam gallat, punicalin, punicalagin, anthocianin, elligatanin, gallotanin, kuersetin, katekin. Senyawa-senyawa ini diketahui dapat mencegah dan menghambat terbentuknya radikal bebas yang penyebabkan penuaan dini dan penyakit kronis. Dalam penelitian ini ekstrak kulit buah delima diformulasikan dalam bentuk krim yang dibedakan kandungan nya yaitu konsentrasi 0,75%, 1%, 2%. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan penyimpanan sediaan pada tiga suhu yaitu suhu kamar; suhu 4oC, 40o±2oC, uji mekanik dan cycling test.
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa krim ekstrak kulit buah delima 0,75%,1% dan 2% memiliki kestabilan setelah pengujian suhu kamar; suhu 4oC, 40o±2oC, uji mekanik dan cycling test. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH berdasarkan nilai penghambatan (IC50) yang didapat. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa krim ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 0,75%, 1% dan 2% memiliki aktivitas antioksidan dan masih memenuhi nilai minimum IC50. Uji statistik Anova menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada krim ekstrak kulit buah delima dengan waktu peyimpanan t0 sampai t8 mengalami penurunan yang tidak bermakna dan penurunan aktivitas antioksidan sebelum dan sesudah penyinaran UV A dengan uji Wilcoxon pada krim ekstrak kulit buah delima juga tidak bermakna.

Pomegranate (Punica granatum L) is a kind of the fruit have powerful antioxidant activity because it contains flavonoids and tannins such as elagic acid, gallic acid punicalin, punicalagin, anthocyanins, elligatanin, gallotanin, quercetin, catechins coumpound. These compounds are known to prevent and inhibit the formation of free Radicals that cause premature aging and chronic disease. In this research pomegranate pericarp extract formulated into three concentrate of creams : 0.75%, 1% and 2%. Physical stability test conducted by keeping those three concentrate of creams at three temperature conditions : in room temperature; 4oC; 40o ± 2oC, centrifuge test and cycling test.
This research showed that pomegranate pericarp extract cream 0.75%, 1% and 2% had stable conditions after testing it at three temperature conditions, centrifuge test and cycling test. Determination of antioxidant activity conducted by DPPH reduction method based on the resulted inhibition value (IC50). By that, there is antioxidant activity at the three concentrate of creams: 0.75%, 1% and 2% and meet the minimum value of IC50. Anova statistic test showed antioxidant activity on the three of creams has not a significant decreasing in keeping time from t0 to t8 as well as before and after irradiation with UV A by Wilcoxon test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S356
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>