Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Kusumaningtyas
"Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss) masing-masing menunjukkan aktivitas gastroprotektif baik pada uji preklinik maupun klinik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gastroprotektif kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada tikus yang diinduksi dengan asetosal. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 100- 150 gram sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I, II, III, IV, V, dan VI diberikan kombinasi ekstrak selama 7 hari sebelum diinduksi, kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan CMC 1% selama 7 hari sebelum dinduksi, kelompok VIII sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 1% dan tidak diinduksi dengan asetosal. Delapan jam setelah perlakuan, tikus dibedah dan dilakukan pengujian pada organ lambung meliputi perhitungan indeks ulkus, pemeriksaan keasaman lambung, determinasi mukus, dan pengamatan histologi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak rimpang kunyit (50 mg/kg bb) dan ekstrak kulit batang mimba (250 mg/kg bb) dapat menurunkan indeks ulkus secara signifikan, pembentukan mukus yang tinggi, serta didukung dengan hasil pengamatan histologi, yakni tidak ditemukannya perubahan bentuk dan ukuran sel parietal yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol normal.

Some studies reported that turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome and neem (Azadirachta indica A. Juss) bark extracts which each of them demonstrated strong gastroprotective activities on both preclinical and clinical studies. The objective of this study was to investigate the gastroprotective effect of turmeric rhizome and neem bark extracts on acetosal-induced gastric mucosal lesions in rats. Thirty two male Sprague Dawley rats 100-150 g bw used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I, II, III, IV, V and VI received combination extracts orally in various doses for 7 days before acetosal, group VII served as negative control received orally 1% CMC for 7 days before acetosal, group VIII received orally 1% CMC solution and served as normal control. Eight hours after treatment, animals were sacrificed and the stomach were taken to measure ulcer index, gastric acid determination, mucus determination and histology examination. The result suggests that pretreatment with combination of turmeric rhizome (50 mg/kg bw) and neem bark extract (250 mg/kg bw) and was observed significantly reduced the ulcer index, demonstrated high mucus production, also suppported by histopatological examination with no significantly changing on parietal cells microscopic appearance compared with normal control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32936
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desendy Syafrudin
"Ekstrak kulit kayu Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempunyai khasiat yang potensial untuk mengontrol sekresi asam lambung dan mengobati tukak lambung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sediaan tablet dari ekstrak kulit kayu mimba. Ekstrak diperoleh dari hasil rendaman ekstrak air kulit kayu mimba dan dikeringkan dalam oven vakum, hingga didapatkan ekstrak kering. Pembuatan tablet menggunakan metode cetak langsung dan menggunakan avicel PH102, maltodekstrin, amilum, primojel serta mg stearat dan talk sebagai bahan tambahan. Tablet dievaluasi menurut Farmakope Indonesia Edisi III dan IV, serta dilakukan uji higroskopisitas tablet dengan mengamati perubahan bobot tablet selama 6 hari dengan 2 perlakuan yang berbeda. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa formula A dengan bahan pengisi avicel 102 merupakan formula terbaik dari keempat formula lainnya.
Neem bark extract (Azadirachta indica A. Juss) has thus potential therapeutics to control gastric acid secretion and healing ulcus. The purpose of this study was to make tablet of neem bark extract. Neem bark extract was obtained from soaked of neem bark and dried with vacuum oven, until get dry extract. Direct compression method was used to make tablets and using avicel PH 102, maltodekstrin, starch, primojel also mg stearat and talk as excipients. The tablets evaluated according to Farmakope Indonesia 3rd and 4th edition, and hygroscopicity test was done by evaluating changes of tablet mass for six days in two different conditions. Result showed that the formula A with avicel PH 102 as filler, is the best formula from others."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Kusmana
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap ketebalan endometrium, epitel vagina, kelenjar mammae, dan protein reseptor estrogen (RE) pada mencit-mencit yang telah diovariektomi. Dua puluh lima mencit yang telah diovariektomi yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok diberi perlakuan dengan etinilestradiol (8,4 x 10-3 g), akuades (10 ml), dan ekstrak rimpang kunyit dosis 230 mg/kg bb; 310 mg/kg bb; dan 390 mg/kg bb selama delapan hari. Mencit dibunuh pada akhir percobaan, kemudian uterus, vagina, dan mamae diambil, lalu berat basah uterus dicatat. Uterus, vagina, dan mammae diperiksa preparat histologisnya. Keberadaan protein reseptor estrogen (RE) pada uterus dianalisis menggunakan SDS-PAGE. Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kunyit dosis 310 mg/kg bb dan 390 mg/kg bb memberikan efek estrogenik pada epitel vagina, ketebalan endometrium, dan diameter kelenjar mammae. Analisis SDS-PAGE menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi protein antara kontrol dan kelompok perlakuan yang terlihat dari ketebalan pita-pita protein. Pita reseptor estrogen dapat dideteksi pada sampel kelompok perlakuan dengan berat molekul 45 kDa.

Estrogenic Effect of 70% Ethanol Turmeric (Curcuma domestica Val.) extract on ovariectomized Female Mice (Mus musculus L.). The influence of extract turmeric (Curcuma domestica Val.) on endometrium thickness, vaginal epithelium, mammary gland, and protein of estrogen receptor of ovariectomized mice was examined. Twenty five ovariectomized mice which were divided into five groups, were treated by ethynilestradiol (8,4 x 10-3 g), aquades (10 ml), and turmeric extract at doses 230 mg/kg b.w.; 310 mg/kg b.w.; and 390 mg/kg b.w. for eight days. At the end of experiments the mice were killed, then the uterus, vagina, and mammae were removed and the wet weight of uterus was recorded. Uterus, vagina, and mammae were examined histologically. Estrogen receptor protein from uterus were analized by using SDS-PAGE. One way anava test showed that turmeric extract at doses 310 mg/kg b.w. and 390 mg/kg b.w give estrogenic effect on vaginal ephitelium, endometrium thickness, and diametre of mammary glands. SDS-PAGE analysis showed there were differences in protein concentration between control and treatment groups which were seen in the thickness of the bands. Estrogen receptor band could be detected in sampel of treatment groups at molecular weight 45 kDa."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nining
"Mimba atau Azadirachla indica A. Juss (Meliaceae) merupakan tanaman yang memiliki aktivitas biologis insektisida. Metabolit sekunder utama yang mempunyai aktivitas insektisida, terutama terdapat dalam biji adalah senyawa azadirachtin. Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman mimba sebagai pestisida alami adalah melalui kultur jaringan yang salah satunya dengan kultur kalus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan azadirachtin dalam kalus dibandingkan dengan tanaman mimba. Tahapan penelitian meliputi pembuatan kultur kalus, ekstraksi azadirachtin dari kalus dan tanaman mimba, identifikasi azadirachtin dan uji bioaktivitas insektisida.
Untuk mendapatkan kalus, telah dicoba menanam berbagai eksplan (daun, tangkai daun, batang) pada media Murashige and Skoog (MS) yang mengandung kombinasi zat pengatur tumbuh bensil amino purin (BAP) dan asam indol butirat (IBA) dengan konsentrasi sukrosa 2 % dan serangkaian media yang mengandung kombinasi BAP dan asam indol asetat (IAA) dengan konsentrasi sukrosa 3% dan 5%. Ekstraksi azadirachtin dilakukan terhadap contoh daun dan biji mimba serta 18 contoh kalus mimba dari berbagai eksplan yang ditanam pada beberapa media. Ekstraksi azadirachtin dari daun dan biji dilakukan dengan pelarut etanol, setelah terlebih dahulu diekstraksi dengan n-heksana, sedangkan dari kalus dilakukan langsung dengan pelarut etanol. Untuk ekstrak etanol yang mengandung azadirachtin kemudian dipartisi dengan pelarut petroleum benzena-metanol, dipartisi dengan etilasetat-air dan difiltrasi melalui kolom silikagel. Identifikasi azadirachtin dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) terhadap seluruh ekstrak fraksi etanol dan 5 ekstrak fraksi etilasetat. Pengujian bioaktivitas insektisida dilakukan terhadap seluruh ekstrak fraksi etanol dengan menggunakan larva ulat grayak (Spodoftera litura) instar tiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media A, yaitu media MS yang mengandung kombinasi zat pengatur tumbuh BAP 1,0 dan IBA 4,0 mglL dengan konsentrasi sukrosa 2 % merupakan media terbaik untuk pertumbuhan kalus eksplan mimba. Ekspian daun yang ditanam pada media A memberikan pertumbuhan kalus terbaik daripada tangkai daun dan batang. Pengujian azadirachtin dengan metode KLT menunjukkan, bahwa fraksi etanol dan etilasetat dari biji, fraksi etilasetat dari daun dan 3 contoh kalus mimba mengandung azadirachtin. Hasil pengujian azadirachtin dengan metode KCKT menunjukkan, bahwa fraksi etanol dan etilasetat dari biji, fraksi etanol dan etilasetat dari daun dan fraksi etanol dan etilasetat dari 3 contoh kalus mengandung azadirachtin. Kandungan azadirachtin dalam biji lebih besar daripada daun dan kalus. Kalus yang mengandung azadirachtin adalah kalus-kalus yang berasal dari eksplan yang ditanam dan atau disubkultur pada media A. Hasil pengujian bioaktivitas insektisida menunjukkan bahwa aktivitas ekstrak etanol dari biji lebih besar daripada daun dan kalus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nazilia Islamidina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisya
"Ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) diketahui memiliki aktivitas gastroprotektif sehingga digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Pemberian kombinasi kedua ekstrak tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga dosis yang digunakan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak kulit batang mimba dan kunyit diformulasikan menjadi sediaan granul mukoadhesif untuk meningkatkan efektivitasnya dengan memperpanjang waktu tinggal sediaan di lambung. Granul mukoadhesif dibuat dengan metode granulasi basah dalam enam formula menggunakan HPMC, Carbopol, dan kombinasi HPMC dan Carbopol sebagai polimer mukoadhesif. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi distribusi ukuran partikel, laju alir, kadar air, daya mengembang, daya mukoadhesif dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off, serta disolusi. Uji bioadhesif in vitro menunjukkan bahwa seluruh formula memiliki daya mukoadhesif yang baik. Uji wash off menunjukkan penggunaan kombinasi HPMC dan Carbopol dapat meningkatkan daya mukoadhesif formula. Daya mukoadhesif meningkat dengan peningkatan jumlah HPMC. Hasil penelitian menunjukkan formula dengan kombinasi HPMC dan Carbopol (2:1) memiliki daya mukoadhesif yang terbaik dengan pelekatan 98,67% pada uji bioadhesif in vitro dan 38,00% pada uji wash off.

Neem bark (Azadirachta indica A.Juss) and turmeric (Curcuma domestica Val.) extracts have been found posses gastroprotective effect so that they are used in the treatment of gastric ulcer. Administration of combination of both extracts can give synergistic effect so that the administration dose can be reduced. In this research, combination of neem bark and turmeric extracts were formulated as mucoadhesive granules to improve their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach. Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in six formulas using HPMC, Carbopol, and combination of HPMC and Carbopol as mucoadhesive polymers. Granules were evaluated for particle size distribution, flow rate, moisture content, swelling, mucoadhesive strength with bioadhesive in vitro test and wash off test, and dissolution. Bioadhesive in vitro test showed that all formulas have good mucoadhesive strength. Wash off test showed that combination of HPMC and Carbopol can improve mucoadhesive strength of formulas. Mucoadhesive strength increased with the increasing of HPMC. The result of this research indicated that formula with combination of HPMC and Carbopol (2:1) showed best mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 98.67% in bioadhesive in vitro test and 38.00% in wash off test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Senyawa organik yang terdapat di dalam rimpang kunyit (Curcuma longa) mempunyai akttvitas antioksidan, Isolasi senyawa dilakukan dengan ekstraksi menggunakan dua pelarut berbeda yaitu n-heksana dan etano]. Senyawa dari kedua diuji aktivitasnya menggunakan metode radikal scavenger, Senyawa Fraksi n-heksana, mempunyai nilai aktivitas ICSo=264,392 figfail, Sedangkan senyawa fraksi etanol mempunyai nilai aktivitas = ICso 9,878 ug/ml. Senyawa fraksi etanol diidentifikasi kualitatif dengan KLT, titik leleh UV-Vis dan FT-1R.. Hasil identifikasi kualitatif menunjukkan bahwa fraksi etanot adalah senyawa kurkumin."
2006
SAIN-11-1-2006-24
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
"ABSTRAK
Akar kucing (Acalypha indica Linn) dan rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi dosis efektif dari kedua tanaman tersebut dalam menurunkan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang hiperurisemia. Kondisi hiperurisemia didapatkan dengan memberikan inhibitor urikase yaitu kalium oksonat 50 mg/200 g bb. Sebanyak 24 tikus putih jantan galur Sprague Dawley berumur 2 bulan dengan bobot kurang lebih 200 gram yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok I, II, dan III diberikan kombinasi yaitu rosella 0,216 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,432 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,864 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb. Kelompok IV sebagai kontrol pembanding diberikan allopurinol 54 mg/200 g bb, kelompok V sebagai kontrol induksi dan kelompok VI sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil menunjukkan bahwa dosis yang optimal dalam menurunkan kadar asam urat darah adalah kombinasi rosella 0,864 g/200 g bb dan akar kucing 5,4 g/200 g bb, tetapi efektivitasnya masih lebih rendah dari allopurinol.

ABSTRACT
Akar kucing (Acalypha indica) and rosella (Hibiscus sabdariffa L.) were the plants empirically used for decreasing uric acid levels. The purpose of this study was to determine the effective dose combination of two plants to reduce uric acid levels on hyperuricemia male rats. Hyperuricemia was induced by 50 mg/200 g an inhibitor uricase, potassium oxonate . Twenty four Sprague Dawley rats, weighing 200 g were used and divided into 6 groups. Group I,II, and III received combination of 0,216 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,432 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,864 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing. Group IV as a control comparison received allopurinol 54 mg/200 g , group V as control of induction and group VI as a negative control received CMC 0,5%. Level uric acid were measured by colorimetry enzymatic method on 520 nm wavelengths. The result showed that the optimal dose combination to decrease blood uric acid levels was a 0,864 g/200 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing but its effectivity was still lower than allopurinol. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosaRoxb.) terhadap makrofag, sitokin TNF dan IFN pada tikus Spraque-Dawley betina yang diinduksi dengan7,12-dimetilbenz-()antrasen (DMBA). Ekstrak etanol 96% dibuat secara maserasi. Pengukuran kadar NO makrofag, jumlah sitokin TNF, IFN menggunakan metode ELISA pada panjang gelombang 450nm. Hewan uji dibagi dalam 10 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol DMBA, kontrol doksorubisin, kontrol bahan alam (ST), kelompok perlakuan kuratif dan kelompok perlakuan ajuvan. Setiap tikus kecuali kontrol normal diinduksi dengan DMBA 4mg/200gBB, 5 kali diberikan 2x/minggu. Masa inkubasi tumor 8 minggu dengan palpasi seminggu sekali. Delapan minggu berikutnya kelompok perlakuan diberikan ekstrak dalam 3 variasi dosis yaitu 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan statistic menggunakan Kruskal Wallis (=0,05) untuk makrofag, dan ANOVA (=0,05) untuk TNF dan IFN. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh temu hitam terhadap makrofag pada kelompok kuratif dan ajuvan, meski tidak sebesar ST. Terjadi penurunan kadar TNF sebelum dan sesudah pemberian sampel temu hitam, demikian juga pada sitokin IFN. Penurunan kadar TNF dan IFN tidak berbeda bermakna, dapat disebabkan oleh penurunan imunitas non spesifik tikus akibat tingkat keparahan penyakit tumor. Disimpulkan bahwa temu hitam meningkatkan produksi NO makrofag, namun tidak meningkatkan jumlah sitokin TNF dan IFN.

The objectives of these research are to find out the activity of Curcuma aeruginosarhizome extracts on macrophage, TNF and IFNcytokinesforfemale Spraque-Dawley ratsinduced by dimethylbenz()anthracen (DMBA).Extract yielded from C. aeruginosa rhizomes maceration using 96% ethanol. The amount of NO production ofmacrophage, TNF and IFN concentration counts by ELISA reader on 450 nm. Rats devided into 10 groups of Normal, control of DMBA, control of doxorubicin, control of herbal, curative groups and adjuvant groups. All rats except Normal group induced by DMBA 4 mg/200gBB, 5x for 2x/weeks. Incubation phases were 8 weeks with palpation every week. The next 8 weeks were extracts treatment in 3 dose variation, 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. The first bloods take before extract treatments, and the second after treatments. Statistical analysis for macrophage using Krukal Wallis (=0,05), and ANOVA(=0,05) for TNF and IFN. On macrophage studies, the NO yields onDMBA group and ST group significantly different from KD groups and AD groups. The amounts of TNF after Curcuma aeruginosaextracts treatments lower than the amounts before treatments. Also with IFN, the IFN amounts decreased after treatments. The descendent among all groups are not significantly different. The conclusions areCurcuma aeruginosaincreaseNO production of macrophage, but can?t increased the amounts ofTNF and IFN in serum."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T43007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Rahmah Diah Nur Fitri
"Sebelum studi ini, telah dibuktikan beberapa tanaman herbal berpotensi sebagai gastroprotektif. Tetapi penggunaannya sebagai obat di Indonesia masih terbatas secara empiris. Sementara, NADES merupakan campuran eutektik dengan 2 atau 3 komposisi penyusun yang terdiri dari metabolit primer. Selain sebagai pelarut alternatif dalam ekstraksi herbal, NADES memiliki potensi meningkatkan bioavailabilitas suatu senyawa. Studi ini bertujuan untuk membandingkan efek gastroprotektif yang dimiliki oleh senyawa xantorizol pada ekstrak etanol temulawak dan ekstrak etanol temulawak dalam NADES. Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur swiss webster berusia ± 4 bulan. Dalam pengujiannya, studi ini menggunakan dosis xantorizol sebesar 10 mg/KgBB dan 25 mg/KgBB. Perlakuan pada 7 kelompok (n=4) dilakukan selama 7 hari sebelum induksi ± 12 jam setelahnya dengan etanol 50%-HCl 0,3M (10 uL/gramBB). Efek gastroprotektif ditentukan berdasarkan hasil pengujian indeks ulkus, pH isi lambung, dan kadar mukus lambung. Pada uji indeks ulkus, kelompok ekstrak etanol dengan 25 mg/KgBB dosis xantorizol memiliki perbedaan signifikan terhadap kelompok negatif (p<0.05). Secara umum, perbaikan ulkus terlihat meningkat sesuai dosis terhadap kelompok kontrolnya. Sementara, pada uji kadar mukus, empat kelompok perlakuan (pelarut NADES, EE XTZ dosis 10 mg/KgBB, EE XTZ dosis 25 mg/KgBB, dan EEN XTZ dosis 10 mg/KgBB) memiliki peningkatan kadar mukus yang signifikan terhadap kontrol negatif (p<0,05). Kemudian, pada uji pH, kelompok kontrol positif dan kelompok ekstrak etanol memiliki kemampuan mempertahankan pH mendekati pH normalnya dengan kisaran pH 2,48-2,88. Hal ini menunjukkan xantorizol memiliki potensi gastroprotektif pada dosis 10 mg/KgBB dan pada 25 mg/KgBB. Namun, tidak ada perbedaan antara ekstrak etanol dalam NADES dengan ekstrak etanol.

Before, there were already several candidates for herbal medicine with gastroprotective effects. However, in Indonesia, herbal medicines were mostly used empirically. A NADES is a eutectic mixture of 2 or 3 primary metabolites. Besides being an alternative solvent for extraction, NADES can potentially improve a compound's bioavailability. This study compares the gastroprotective effect of xanthorrhizol within Javanese turmeric rhizomes ethanol extract and the same ethanol extract dissolved in NADES. This study used ± 4 months old Swiss Webster mice. Xanthorrhizol administered at 10 mg/Kg and 25 mg/Kg. Seven groups of mice (n=4) were pre-treated for seven days and then induced with ethanol 50%-HCl 0.3M(10 uL/gram) ± 12 hours later. Gastroprotective effects were then measured with three parameters: ulcer index, gastric content pH, and mucus content. The result of index ulcers shows a significant difference between ethanol extract with 25 mg/Kg xanthorrhizol and negative control (p<0,05). Overall, there is an improvement in ulcer healing for all treatment groups with a dose-dependent trend compared with the control group. For gastric mucus content, four treatment groups (NADES, EE XTZ 10 mg/Kg, EE XTZ 25 mg/Kg, and EEN XTZ 10 mg/Kg) have shown a significant increase compared with negative control (p<0,05). In gastric pH parameters, groups administered with ethanol extract and positive control can maintain their pH within normal acidic pH, which is 2.48-2.88. Thus, xanthorrhizol does have a gastroprotective effect at 10 mg/Kg and 25 mg/Kg. However, ethanol extract dissolved within NADES did not show any significant effect difference compared with ethanol extract."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>