Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edfano Stiawan Armay
"Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh kekurangan iodium. Upaya penanggulangan masalah GAKI dapat dilakukan melalui suplementasi atau fortifikasi pangan dengan iodium. Masalah utama dalam fortifikasi pangan dengan iodium adalah tingkat kestabilan iodium yang rendah sehingga mudah mengalami penurunan kadar dan kualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul kalium iodat sebagai bahan baku dalam fortifikasi pangan menggunakan penyalut maltodekstrin dengan metode semprot kering. Mikrokapsul dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi kalium iodat sebesar 1%, 5%, dan 10% dari bobot penyalut. Evaluasi mikrokapsul yang dihasilkan meliputi bentuk dan morfologi, faktor perolehan kembali, distribusi ukuran partikel, kadar air, efisiensi penjerapan, kandungan zat aktif, dan uji stabilitas. Uji stabilitas dilakukan pada dua kondisi penyimpanan yaitu suhu kamar dan suhu 40ºC dengan waktu
penyimpanan selama 1 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penjerapan semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi kalium iodat yang digunakan dalam formula. Penurunan kadar kalium iodat dalam mikrokapsul pada suhu kamar lebih besar bila dibandingkan pada suhu 40ºC.

Iodine Deficiency Disorders (IDD) is a group of symptoms or disorders caused due to iodine deficiency. In order to overcome the IDD problem can be done by supplementation or food fortification with iodine. The main problem in the fortification of food with iodine is the low stability of iodine that makes the decrease of the content and quality.
The aim of this research was to produce microcapsules potassium iodate as raw material of food fortification using maltodextrin as an encapsulating agent by spray drying method. Microcapsules were made in three formulas with potassium iodate concentration of 1%, 5%, and 10% based on the weight of encapsulating agent. Evaluation of microcapsules included shape and morphology, recovery factor, particle size distribution, water content, entrapment efficiency, drug loading, and stability testing. Stability testing carried out at two storage conditions that were room temperature and 40ºC during a month.
The result showed that the entrapment efficiency decreased as followed by increasing the concentration of potassium iodate which used in the formula. The decrease of potassium iodate content in microcapsules at room temperature was bigger than at 40°C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardian Elfriendinata
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yudi Srifiana
"Mikrokapsul merupakan partikel kecil mengandung zat aktif yang dikelilingi oleh suatu bahan penyalut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul yang mengandung ketoprofen dengan menggunakan dua metode yaitu koaservasi dan semprot kering kemudian mengkarakterisasi mikrokapsul tersebut. Pragelatinisasi pati singkong (PPS) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode koaservasi dan pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode semprot kering. Mikrokapsul yang diperoleh dari kedua metode tersebut kemudian dikarakterisasi meliputi rendemen proses, bentuk dan morfologi, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, indeks mengembang, analisis gugus fungsi, dan profil pelepasan obat. PPSFt yang digunakan memiliki derajat subsitusi sebesar 0.0541 dan larut dalam medium basa. Mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi memiliki bentuk yang tidak sferis dan berongga dengan efisiensi penjerapannya sebesar 20.27% ± 1.82. Sementara itu, mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering memiliki bentuk yang hampir sferis dengan permukaan cekung dan memiliki efisiensi penjerapannya sebesar 80.22% ± 9.18.
Hasil pelepasan obat menunjukkan bahwa selama 8 jam sebesar 8% ketoprofen dilepaskan dalam pH 1.2 dan sebesar 18% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi. Sementara itu, ketoprofen dilepaskan selama 8 jam sebesar 5% dalam pH 1.2 dan 25% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mikrokapsul yang dibuat dengan kedua metode tersebut dapat menahan pelepasan obat sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sediaan lepas lambat.

Microcapsules are a small particles containing a core material surrounded by a coating or shell. The aim of this study was to prepare microcapsules containing ketoprofen by coacervation and spray drying methods, and then characterize them. Pregelatinized cassava starch (PCS) and pragelatinized cassava starch phthalate (PCSPh) were used as coating materials in coacervation and spray drying microencapsulation, respectively. The obtained microcapsules were then characterized, including its yield, shape and morphology, drug-loading efficiency, particle size distribution, swelling index, functional group analysis, and drug release profile. The used PCSPh had substitution degree of 0.0541 and dissolved in basic aqueous medium. Microcapsules prepared by coacervation method were a irreguler shaped and hollow surface and the entrapment efficiency was 20.27% ± 1.82. Otherwise, the spray dried microcapsules showed a nearly-spherical-shape with biconcave surface and the entrapment efficiency was 80.22% ± 9.18.
The release study results showed that within 8 hours ketoprofen released from the coacervation microcapsules at pH 1.2 and pH 7.4 were 8% and 18%, respectively. Besides, ketoprofen released from spray-dried microcapsules within 8 hours at pH 1.2 and pH 7.4 were 5% and 25%, respectively. In conclusion, the microcapsules prepared by both methods could extent the drug released, thus it may be possible to be used for a sustained release device.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Husnul Khotima
"Tokotrienol merupakan senyawa alam turunan vitamin E yang berwujud minyak dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan tokoferol. Namun, tokotrienol bersifat kurang stabil sehingga membatasi penyimpanan dan penanganannya dalam sediaan. Pada penelitian ini, minyak tokotrienol diubah menjadi serbuk melalui mikroenkapsulasi untuk meningkatkan kestabilannya dengan metode penguapan pelarut dan semprot kering menggunakan penyalut etilselulosa. Evaluasi mikrokapsul yang dilakukan yaitu bentuk dan morfologi, ukuran, efisiensi penjerapan, uji perolehan kembali, sifat alir, kadar air, indeks mengembang, dan uji disolusi. Selain itu, dilakukan pula uji stabilitas pada suhu kamar dan stabilitas dipercepat pada suhu yang dinaikkan pada mikrokapsul dan minyak tokotrienol.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mikrokapsul yang dihasilkan berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dengan morfologi tak beraturan, berukuran 1-60 μm, dengan efisiensi penjerapan 21,60-99,75%. Hasil uji stabilitas pada suhu kamar selama 12 minggu penyimpanan menunjukkan bahwa kadar tokotrienol tersisa dalam mikrokapsul adalah 96,46–97,74%. Pada uji stabilitas dipercepat didapat nilai k25 untuk mikrokapsul kedelapan formula berkisar dari 102x10-7 hingga 132x10-7 jam-1. Nilai t90 tokotrienol dalam mikrokapsul F1-F8 diperoleh dalam kisaran 11,01-14,27 bulan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa mikroenkapsulasi menggunakan penyalut etilselulosa melalui metode penguapan pelarut dan semprot kering dapat mengubah tokotrienol cair menjadi serbuk dan dapat meningkatkan kestabilannya.

Tocotrienol as one of vitamin E compounds is an oily natural compound which has greater antioxidant activity than tocopherol. However, tocotrienol is unstable which may limit its handling and storage in product. In this study, tocotrienol oil is converted into powder through microencapsulation to enhance its stability by solvent evaporation and spray dry methods using ethyl cellulose as coating material. Microcapsules were characterized in terms of shape and morphology, size, entrapment efficiency, percentage yield, flow properties, water content, swelling index, and drug release studies. Moreover, stability test at room temperature and accelerated stability with elevated temperature were studied on microcapsules and tocotrienol oil.
The evaluation results showed that microcapsules were white yellowish powder form with irregular morphology, size 1-60 μm, with entrapment efficiency were 21.60-99.75%. After 12 weeks storage at room temperature, the remaining level of tocotrienol in microcapsules was 96.46 to 97.74%. The accelerated stability test found that k25 values within the range from 102x10-7 to 132x10-7 hour-1. The predicted shelf life (t90) of the tocotrienol in microcapsules F1-F8 was found between 11.01 and 14.27 months.
The results of this study revealed that tocotrienol could be converted into powder through microencapsulation using ethyl cellulose coating by solvent evaporation and spray dry methods and might enhance the stability of tocotrienol.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanah Amini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32703
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Kurniawan
"Pragelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia. PPSP memiliki karakteristik yang memungkinkan digunakan dalam formulasi mikrokapsul karena PPSP dapat membentuk gel pada air dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mikrokapsul yang terbuat dari PPSP sebagai bahan penyalut dengan model obat parasetamol dan profil disolusi parasetamol dari mikrokapsul yang terbuat dari PPSP. Mikrokapsul dibuat dengan metode semprot kering dalam 3 formula yang didasarkan pada variasi konsentrasi penyalut yaitu 4%(A); 6%(B) dan 8%(C) dalam air. Evaluasi Mikrokapsul yang dihasilkan meliputi: bentuk dan morfologi dengan scanning electron microscopy, perolehan kembali, perhitungan persentase parasetamol yang terjerap, distribusi ukuran partikel dan profil disolusi. Uji disolusi secara in-vitro dilakukan dengan menggunakan alat disolusi tipe 1 (keranjang) dengan medium HCl (pH 1,2) dan dapar fosfat (pH 6,8) pada suhu 37±0,5°C selama 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan parasetamol-PPSP mempengaruhi laju pelepasan parasetamol dari mikrokapsul dan laju pelepasan parasetamol paling kecil diperoleh pada formula C dibandingkan formula A dan B. Mekanisme pelepasan mikrokapsul parasetamol merupakan kombinasi erosi dan difusi. Pragelatinisasi pati singkong propionat dapat digunakan sebagai bahan penyalut pembuatan mikrokapsul dengan konsentrasi 4-8%.

Pregelatinized cassava starch propionate (PCSP) is a physically and chemically modified-starch. The characteristic of PCSP enables it to be used in microcapsule formulation, since PCSP able to form gel in cold water. The research purposes are to investigate the characteristic of PCSP microcapsule containing acetaminophen as a model drug and to study the dissolution profile of acetaminophen form PCSP microcapsule. PCSP microcapsule were prepared by spray drying method at concentration of 4, 6 and 8% in water. The morphology of the resulted microcapsules was characterized using scanning electron microscopy. Moreever, the recovery factor, the entrapment efficiency, the particle size distribution and the in vitro drug release were evaluated. The acetaminophen released from PCSP microcapsule was carried out in medium of chloride acid (pH 1,2) and phosphate buffer (pH 6,8) at 37±0,5°C during 8 hours. The results showed that acetaminophen released from PCSP microcapsules was influenced by the ratio of acetaminophen and PCSP, and formulation C showed the slowest released of acetaminophen compared to formulation A and B. The release mechanism of acetaminophen from PCSP microcapsule is the combination of diffusion and erosion mechanism. In conclusion, PCSP can be used as a coating-polymer for microcapsule at the concentration of 4-8%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32970
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Nadiyah Mujahidah
"Pare Momordica charantia adalah tanaman merambat yang mudah dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan sebagai sayuran maupun untuk pengobatan. Namun, buah pare memiliki kelemahan yaitu rasanya yang pahit sehingga pemanfaatannya kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pahit pada pare dengan metode mikroenkapsulasi. Mikrokapsul ekstrak kental pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan penyalut maltodekstrin DE-18 dan gom arab. Pada penelitian ini dibuat tiga formula mikrokapsul pare dengan variasi konsentrasi ekstrak kental pare yaitu 28.57 ; 37.5 ; dan 50 . Hasil evaluasi pada uji viskositas larutan formula menunjukkan nilai viskositas di bawah 300 cps sehingga dapat digunakan dalam metode semprot kering.
Hasil uji morfologi menunjukkan bahwa mikrokapsul berbentuk bulat namun tidak sferis sempurna atau ada cekung di permukaannya. Uji distribusi ukuran partikel memberikan hasil diameter mikrokapsul pada rentang 12,72 7,16 hingga 14,69 7,92 nm. Kadar air yang terkandung dalam mikrokapsul pare berkisar antara 2,89 0,03 hingga 3,59 0,03 . Hasil uji rasa pahit menunjukkan adanya perbedaan rasa pahit pada standar rasa pahit yaitu ekstrak kental pare dengan ketiga formula mikrokapsul pare. Mikrokapsul pare yang menggunakan maltodekstrin dan gom arab sebagai penyalut dapat menutupi rasa pahit pare, dimana Formula 2 paling baik dalam menutupi rasa pahit.

Bitter melon is a vine that is easy to be grown and can be used as a vegetables or for treatment. However, bitter melon rsquo s fruit has a weakness because its bitter taste. This study aims to overcome the bitter problem by microencapsulation method. Microcapsule of bitter melon extract is made by spray drying method using maltodextrin DE 18 and gum arabic as coating polymers. Bitter melon microcapsules were formulated with 3 variation of bitter melon concentration 28.57 37.5 and 50. The viscosity result of formula solutions indicated that the formula had viscosity below 300 cps so it can be used in spray drying method.
The morphological test result showed that the three microcapsule formulas are round but not perfectly spheris or have concave on the surface. The particle size distribution test result is microcapsule diameter in the range 12,72 7,16 to 14,69 7,92 nm. Water content in bitter melon microcapsules range from 2,89 0,03 to 3,59 0,03 . Result of bitter taste test showed a difference in bitter taste standard and three formulas of bitter melon microcapsules. Bitter melon microcapsules that use maltodextrin and gum arabic as coatings can mask the bitter taste of bitter melon extract, which Formula 2 is the best at masking bitter taste.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangiring, Getta Austin
"Propolis memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia, seperti anti kanker, anti tumor, anti oksidan, anti bakteri, dan anti inflamasi. Saat ini di Indonesia sudah cukup banyak produk yang berbahan dasar propolis, seperti sabun, pasta gigi, krim kulit, ataupun produk kesehatan dalam bentuk liquid. Namun, masih belum ada produk propolis dalam bentuk serbuk. Dalam penelitian ini akan dilakukan mikroenkapsulasi terhadap propolis dengan menggunakan bahan penyalut maltodekstrin dan melalui metode pengeringan freeze drying. Serbuk propolis yang dihasilkan dilakukan uji polifenol dan didapatkan bahwa propolis 175 ml : 75 gr dengan bahan baku jenis karang memiliki kandungan polifenol tertinggi dalam bentuk serbuk. Kadar air terendah dan kelarutan serbuk propolis tertinggi adalah 4.533 dan 69 pada serbuk propolis 125 ml : 125 gr dengan bahan baku campuran jenis karang propolis keras dan reguler propolis lembut. Serbuk yang memiliki kelarutan tertinggi dapat terlihat morfologinya menggunakan Scanning Electron Mocroscope SEM . Hasil dari uji SEM terlihat bahwa bentuk serbuk propolis dienkapsulasi tidak merubah morfologi maltodekstrin. Hal ini menandakan berhasilnya mikroenkapsulasi, dikarenakan bentuk dari bahan penyalutnya yaitu maltodekstrin juga tidak seragam.

Propolis has many benefits for human health, such as anti cancer, anti tumor, anti oxidant, anti bacterial, and anti inflammatory. Currently in Indonesia are quite a lot of propolis based products, such as soap, toothpaste, skin cream, or health products in liquid form. However, there is still no propolis product in powder form. In this research, microencapsulation of propolis using maltodextrin coating with freeze drying method will be done. Propolis powder being tested for polyphenols and it was found that crude propolis 175 ml 75 gr had the highest polyphenols content in powder form, 434,438 g mL. Soft propolis 125 ml 125 gr has 4.533 of moisture content, which is the lowest result in these study. And also, the soft propolis 125 ml 125 gr has the highest solubility in water with 69 as the result. Propolis powder that has the highest solubility can be seen morphology using Scanning Electron Mocroscope SEM . The result of the SEM test showed that the propolised powder form did not alter the morphology of maltodextrin. This indicates the success of microencapsulation, because the form of the coating agent maltodextrin is also not uniform."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Yosephine
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>