Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Enie Mayuntri
"This study discusses about the dosage weight of powder in the diversity of the District of Cimanggis and Pancoran Mas Depok, then compared with the existing requirements for the weight variation in FI IV.
The result obtained from 32 samples taken paracetamol powders have a sample that meets the requirements. Research is also conducted using a questionnaire at the pharmacy where purchase parasetamol powder, then the result compared with the diversity that the weight of powder obtained by using SPSS for windows version 17.0.
The result suggest the need for creating SOPs in each pharmacy to have standard of service given and the result are the same whether the service performed by officer and a different time.

Skripsi ini membahas mengenai keragaman bobot sediaan puyer di wilayah Kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas kota Depok, kemudian dibandingkan dengan persyaratan keragaman bobot yang ada di FI IV.
Hasil yang didapat dari 32 sampel puyer parasetamol yang diambil ada 1 sampel yang memenuhi syarat. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner di apotek tempat pembelian puyer parasetamol kemudian hasilnya dibandingkan dengan keragaman bobot puyer yang di dapat dengan menggunakan metode SPSS for windows versi 17.0.
Hasil Penelitian menyarankan perlunya pembuatan SOP di tiap apotek agar pelayanan yang diberikan memiliki standar dan hasil yang sama meskipun pelayanan dilakukan oleh petugas dan waktu yang berbeda."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Enie Mayuntari
"Skripsi ini membahas mengenai keragaman bobot sediaan puyer di wilayah Kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas kota Depok, kemudian dibandingkan dengan persyaratan keragaman bobot yang ada di FI IV. Hasil yang didapat dari 32 sampel puyer parasetamol yang diambil ada 1 sampel yang memenuhi syarat. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner di apotek tempat pembelian puyer parasetamol kemudian hasilnya dibandingkan dengan keragaman bobot puyer yang didapat dengan menggunakan metode SPSS for windows versi 17.0. Hasil penelitian menyarankan perlunya pembuatan SOP di tiap apotek agar pelayanan yang diberikan memiliki standar dan hasil yang sama meskipun pelayanan dilakukan oleh petugas dan waktu yang berbeda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2010
S70463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Muchzalita
"Peracikan adalah pekerjaan kefarmasian yang merupakan bagian utama dari pelayanan apotek. Penelitian mengenai pelayanan resep belum ada di apotek Depok. Obat racikan parasetamol sering diresepkan pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan resep racikan puyer parasetamol di beberapa apotek Depok. Parameter yang dievaluasi adalah: keragaman bobot, harga, lama pelayanan, informasi, pemberi pelayanan resep puyer parasetamol. Selain itu, juga dievaluasi mengenai aktivitas dan peran apoteker di apotek. Dua puluh dari 68 apotek dipilih secara acak. Obat racikan puyer parasetamol diperoleh dengan cara penebusan resep dan pelayanan kefarmasian diperoleh dari kuesioner. Jumlah apotek individu adalah 80%, sisanya adalah apotek jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar obat puyer parasetamol (97,50%) tidak memenuhi keragaman bobot (Farmakope Indonesia IV). Harga bervariasi antara Rp. 5000,- - Rp. 17.800,- dan lama pelayanan peracikan bervariasi antara 9 - 41 menit. Pemberi informasi di apotek sebagian besar dilakukan bukan oleh apoteker. Informasi mengenai obat masih terbatas. Jumlah apoteker sebagai APA dan PSA adalah 13,33%. Jumlah apotek yang buka 24 jam adalah 22,22%. Apoteker yang bekerja selama 31-60 jam/minggu adalah 52,63%. Sebanyak 48,57% apotek melayani 0-5 lembar resep racikan per hari. Sebagian besar apotek (68,89%) meracik dengan mortir dan alu. Sebagian besar apotek (68,89%) membersihkan alat dengan cara dicuci sabun. Sebanyak 40% apoteker sering melakukan pelayanan secara langsung kepada pasien.
Kesimpulan penelitian ini adalah kualitas obat racikan dalam hal keragaman bobot masih kurang baik dan kualitas pelayanan masih harus ditingkatkan.

Compounding is pharmaceutical job that main part of pharmacy service. The research of dispensing is not yet in Depok pharmacy. Compounding prescription of paracetamol is prescribed to the children frequently. The aims of this research were to evaluate compounding prescription of paracetamol divided powder service in several Depok pharmacies. The parameters that evaluated were weight variety, price, service duration, information, dispenser paracetamol compounded divided powder. In addition, activity and function of pharmacists were also evaluated. Twenty of 74 pharmacies were chosen randomly. Paracetamol compounded divided powder was obtained by prescription and pharmaceutical care were obtained by questionnaires. A number of private pharmacies were 80%, the balance were dependent pharmacies.
The results showed that the paracetamol divided powder (97,50%) do not fulfill the requirements (4th Pharmacopeia of Indonesia) predominantly. Variation in price was between Rp. 5000,- - Rp. 17.800 and dispensing duration was between 9 - 41 minutes. The most information service of pharmacies were not given by pharmacist and the drug’s information was insufficient. A number of pharmacists as an APA and PSA were 13,33%. A number of pharmacies that open 24 hours were 22,22%. Duration work of pharmacists during 31-60 hours/week were 52,63%. At the rate of 48,57% pharmacies were served 0-5 compounding prescription daily. Partly of pharmacies (68,89%) were compounded by mortars and pestles. Partly of pharmacies (68,89%) were cleaned the equipments by soap. At the rate of 40% pharmacists were frequently served patient directly. The conclusion was quality service compounding divided powder based on w"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Widya
"Pada proses pembuatan tablet, akan t1mbul penyimpangan-penympangan dari ketentuan atau spesifikas1 yang sudah d1tetapkan, misalnya ketentuan mengenai bobot suatu tablet. Penyimpangan ini memang tidak dapat dihindarkan, maka farmakope memperbolehkan hal itu hingga batas-batas tertentu.
Skripsi ini akan membahas suatu cara yang memanfaatkan statist1k untuk mengetahui penyimpangen-penyimpangan yang terjadi pada pencetakan tablet. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat diketahu1 dari tablet-tablet yang dihasllkan oleh suatu mesin pencetak tablet.
Dar1 hasil-hasil analisa, dapat disimpulkan apakah mesin masih baik atau sudah harus diperbaharui; apakah proses masih terkendali atau sudah tidak terkendali. Berdasarkan data-data sebelumnya dapat diramalkan hasl1 produksi berikutnya dari mesin yang bersangkutan. Penelitian-penelitian semacam ini sangat berguna bagi industri Farmasi,
terutama bidang pengenda1ian dan pengawasan mutu."
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1979
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balkis Khan
"ABSTRAK
Tugas akhir akademik pascasarjana yang berupa karangan ilmiah ini berjudul "Keragaman Nisan dan Jirat Kompleks Makam Raja Kutai Abad 18-20 (Ditinjau dari Aspek Hiasan). Inti yang hendak disampaikan adalah pengungkapan ragam-ragam hias kompleks makam Raja Kutai yang kemudian ragam hiasnya yang menyerap unsur budaya Bugis, Makassar, Dayak dan yang baru muncul pada masa Kutai Islam.
Tinggalan arkeologi berupa kompleks makam Raja Kutai ini, secara administratif berada di Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tepatnya sebelah utara gedung Museum Mulawatman (dahulu Istana Kerajaan Kutai).
Kompleks ini mempunyai 142 makam. Dari 142 itu hanya 20 bush yang dijadikan sampel. Kompleks ini mempunyai ragam-ragam bias yang raya dan beragam. Menurut Ambary, tipe nisan di kompleks ini adalah tipe Bugis - Makassar dan terpengaruh tradisi ragam bias Dayak. Dan berdasarkan data sejarah telah ada hubungan antara Kerajaan Kutai bercorak Islam dengan Bugis, Makassar dan Dayak.
Dari isu ini, masalah yang hendak dikaji adalah hubungan antara nisan dan jirat di kompleks makam Raja Kutai dengan tradisi hiasan pada nisan dan jirat Bugis, Makassar dan tradisi hiasan pada blonrang dan hmgun Dayak berdasarkan ragam hias. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ragam-ragam hias pada nisan dan jirat di kompleks makam Raja Kutai dan dengan mengadakan perbandingan ragam-ragam hias Bugis, Makassar dan Dayak dengan ragam-ragam hias Kutai tersebut dapat diketahui seberapa banyak ragam hias pada nisan dan jirat terpengaruh ragam bias tradisi Bugis, Makassar dan Dayak.
Dari isu ini, masalah yang muncul berupa hipotesis, yaitu, "bahwa ragam-ragam hias di kompleks makam Raja Kutai ini diduga menyerap budaya Bugis, Makassar dan Dayak dan ada sejumlah ragam bias yang baru muncul pada masa Kutai Islam".
Oleh sebab itu, dilaksanakan pengkajian terhadap 7 lokasi, yaitu ragam bias kompleks-kompleks makam budaya Bugis (2 lokasi), Makassar (3 lokasi) dan Dayak yang kemudian dibandingkan dengan kompleks makam Raja Kutai. Menilik objek kajian ini, maka pendekatan yang paling sesuai diterapkan adalah pendekatan Identifikasi yang dianggap dapat menjawab atau membuktikan hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan pendekatan Identifikasi diperoleh kelompok ragam bias pada masing-masing lokasi. Untuk melihat seberapa jauh ragam-ragam bias di kompleks makam Raja Kutai, maka ragam-ragam hiasnya dibandingkan dengan ragam-ragam bias keenam lokasi tersebut (kompleks makam Gowa, Tallo, Binamu, Watan Lamuru, Jere LompoE dan Dayak).
Dari perbandingan hasil pendekatan klasifikasi, tampak, bahwa dalam keragaman hiasan pada nisan dan jirat kompleks maka Raja Kutai menyerap unsur budaya lain. Unsur-unsur ragam bias yang lain itu dapat dikelompokan menurut tradisi asalnya, adalah:
1. Ragam hias Bugis: helai mawar, belah ketupat, bintang, tumpal dan gada
2. Ragam hias Makassar: helai mawar, bonggol bunga, mawar, swastika, belah ketupat, lingkaran, tumpal dan ular.
3. Ragam hias Dayak: mawar, pelipit, gada (blontang) dan ular.
4. Ragam hias yang baru muncul pada masa Islam adalah: keligrafi kufi, bingkai cermin, swastika banji dan stilir ekor, kepala dan badan ular.
Faktor-faktor pendukung tentang kemungkinan adanya ragam hias kompleks makam Raja Kutai menyerap budaya ragam hias Bugis-Makassar karena adanya pembauran mereka dengan sifat sirinya dalam masyarakat dan peranannya dalam Pemerintahan Kutai (salah satu turunannya ada yang merjadi Raja Kutai). Begitu pula dalam hal penyerapannya terhadap ragam bias budaya Dayak karena adanya kebijakasanaan Pemerintah Kutai kepada suku Dayak yang tampak dalam Undangundang Kerajaan "Panji Selaten" dan mereka hidup berbaur dalam masyarakat Kutai. Penyerapan terhadap budaya Bugis, Makassar dan Dayak menyebabkan difusi kebudayaan yang terjadi dalam keragaman hiasan nisan dan jirat kompleks makam Raja Kutai.

The Ornamentation on Nisans and Jirats at Complex of Grave for Kings of Kutai at 18-20 of the CenturyThis study concentrates on the archaeology of The Complex of Grave for Kings of Kutai, especially, the ornamentation on the nisans and the jirats. By administrative, the complex is located in Tenggarong, the capital regent for Kutai Regent, East Kalimantan, The location is exactly at the north or at the right of Mulawarman Museum (it was a palace of Kutai kingdom). The complex has 142 graves but they are only 20 graves of them to be as samples. The nisans and the jirats of graves have many beautiful of forms of ornamentation. A nisan and a jirat are elements of grave. A nisan is a sign which also mentioned a tomb stone and a jirat is a subbasement of grave. According to Ambary that nisans in complex of grave for kings of Kutai are typical of Bugis-Makassar influenced by the Dayak tradition. As far as he said, it doesn't seem if forms of ornamentation are derived from Bugis, Makassar and Dayak tradition in detail or not.
Because of that reason, the study formulated is the relationship among nisans and jirats at the complex of graves for king of Kutai and the ornamentation of Bugis, Makssar and Dayak based on the aspect of ornamentation.
The objective of this study are to identify the ornamentation on nisans and jirats in the complex of grave for kings of Kutai, and to identify the ornament influenced by Bugis, Makassar and Dayak's ornamentation into nisans and jirats in that complex of graves for king of Kutai.
To this case, the classification approach will be relevance to resolve the hypotheses above and also to the objective is. Technically, the writer must classify all ornament of all traditions into groups and types. The all types are compared to get the background characters.
At the end of this scientific work is shown, that results are that ornamentation on nisans and jirats in the complex of grave for Kings of Kutai are influenced by Bugis, Makassar and Dayak tradition. The forms of ornamentation are derived from i.e.: 1. Tradition of Bugis: sheets of rose, stars, hitters, triangles and escutcheons. 2. Tradition of Makassar: sheets of rose, buds of flower, rosettes, lattice (swastikas), escutcheons, circles, triangles, snakes and hitters. 3. Tradition of Dayak: sheets of flower, roses, hitters (blontang), pelipits (smallish of folds) and snakes. 3. Tradition of the Islam age of Kutai: Kufi of calligraphy, lattice-works (swastikas of banji), tails and heads of snake stylized by flora and snake body stylized by pelipit (smallish of folds) and frames of mirror.
That's for the abstract of the study for ending the duty to the mastery degree. The hoping, it will contribute to all researchers. To all professors contributed the knowledge, thank them very much.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Yuli Handayani
"Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat merupakan salah satu bentuk aset tanah dan bangunan yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Permasalahan yang muncul dalam pengelolaan aset tanah dan bangunan Gelangggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat ini adalah kondisi fisik aset, tingkat kriminalitas dan kerawanan sosial yang tinggi, biaya operasional yang lebih besar daripada retribusi yang diterima, dan adanya aset gelanggang remaja yang dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain secara ilegal. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan aset tanah dan bangunan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat (Ditinjau
dari aspek pelaku usaha). Adapun faktor-faktor tersebut adalah faktor
aksesibilitas, kondisi aset, harga sewa, visibilitas dan keamanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat dalam melakukan aktivitasnya, dan upaya pengembangan pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 76 respoden yang dibedakan atas responden yang telah memanfaatkan dan calon pemanfaat Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat. Wawancara dilakukan terhadap beberapa responden dan pengelola Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) secara deskriptif diketahui bahwa jenis bidang usaha olahraga merupakan bidang usaha yang dominan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan salah satunya
menjadi sport center di Jakarta Pusat, sedangkan Jumlah anggota/Karyawan yang dimiliki rata-rata berjumlah 30 orang maka usaha ini termasuk jenis usaha kecil dan menengah sehingga perlu mendapat perhatiaan dan pembinaan dari pemerintah; 2) faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat adalah Faktor Kondisi Aset, Harga
Sewa dan Faktor Keamanan. Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Aset Tanah dan Bangunan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat adalah Faktor Kondisi Aset dan Faktor Keamanan; viii Universitas Indonesia 3) Upaya pengembangan pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat meliputi : Pengembangan Kualitas Bangunan, Pengembangan Manajemen,
Peningkatan Keamanan dan ketertiban, serta Pengembangan Aktivitas Olah raga, Pendidikan, kesenian dan kebudayaan. Saran dalam Penelitian ini ditujukan kepada Pemerintah DKI Jakarta melalui UPT
Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat; 1). Faktor Kondisi Aset terbukti memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat , untuk itu dalam upaya memperbaiki atau meremajakan kondisi Gelanggang Remaja ini dapat dilakukan dengan melakukan suatu kerjasama dengan pihak ketiga; 2) Faktor Keamanan memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat, maka perlu di lakukan upaya meningkatkan keamanan dengan cara; a)Melakukan koordinasi
pengamanan dengan instansi terkait ;b)Melakukan penertiban secara berkala dan kontiyu;c)Melakukan pengaman secara fisik yaitu dengan melakukan pemagaran, pemasangan patok batas dan sebagainya; d)Melakukan pengamanan secara yuridis yaitu dengan melengkapi dokumen kepemilikan (sertifikasi); 3) Perlu segera menginventarisir kembali aset tanah dan bangunan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat yang belum dimanfaatkan secara optimal;4) Melakukan
koordinasi dengan instasi terkait dalam upaya melakukan pembahasan mengenai kemungkinan untuk mengkerjasamakan pengembangan/pemanfaatan Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Pusat dengan pihak ketiga

Central Jakarta Youth Center is one of the fixed assets owned by the Provincial Government of the Special Region of the capital city of Jakarta.The problem that arises in the management of land and building asset of Central Jakarta Youth Center are the physical condition of the asset, high crimes and social vulnerability, high operating cost compared to the revenue from retribution, and the condition of the youth center which is illegally controlled and taken advantage by other parties. This research discusses the factors which affect the utilization of land and building of Central Jakarta Youth Center (viewed by the business actors). Those factors are
acceptability, assets condition, rent, feasibility and security. The purpose of this research is to identify the factors which affect the utilization of Central Jakarta Youth Center in performing its activities, and development strategy for its utilization. This research is a quantitative one, and data collection is done by distributing questioners to 76 respondents which are divided into people that have used or users and potential users of the Central Jakarta Youth Center. The interview is done towards several respondents and manager of Central Jakarta Youth Center. Based on results of analysis
and discussion it can be concluded that 1) descriptively we can identify that the dominant types of sport and have large potential to be developed into sport center in Central Jakarta, while in terms of the number of personnel which is 30 person this business is a
small and medium one that needs the guidance and supervision from the government; 2) the factors related to the utilization of Central Jakarta Youth Center are the assets conditions, the rent and security. While the factors affect the utilization of land and
building assets of the Youth Center are assets condition and security factor; 3) Building quality development strategy, Management Development, order and security and sport activities development, education, art and culture. Suggestions in this research for the Jakarta municipal; 1) The assets condition obviously
affect the utilization of Central Jakarta Youth Center, therefore, in an effort to improve and revitalize this Youth Center condition, cooperation with third parties can be done; 2) The security factor has significant influence in utilization of Central Jakarta Youth
Center, therefore efforts must be done a) by coordinating the security with related agencies; b) periodic and continues action must be done; c) physical security by building fence, land border marker, etc. d) legal security, namely by preparing the ownership
document (certification); 3) It must take the land and building inventory again for the Central Jakarta Youth Center that has not been used in optimum way; 4) It must perform coordination with related agencies in an effort to discuss regarding the possibility of
cooperation for the development/ utilization of the Central Jakarta Youth Center with the third parties. "
2008
T 307.76 / 2008 (1)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnini Savitri
"Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 390 per 100.000 Kelahiran hidup (SDKI, 1994) dan Angka Kematian Bayi 54 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 1997), sementara itu di Sumatera Barat Angka Kematian Ibu 330/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 47/1000 kelahiran hidup (BPS 1998).
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi pemerintah melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah melalui kegiatan kesehatan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mutu proses KIE di Posyandu dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Padang Pariaman.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Sampel penelitian adalah kader Posyandu yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman dan pengambilan sampel studi kuantitatif dilaksanakan dengan cara stratifikasi random sampling sebanyak 110 kader Posyandu dan studi kualitatif diambil secara purposif sebanyak 4 orang kader Posyandu dan 4 orang pembina lapangan (Bidan Desa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 47,3 % mutu proses KIE kurang, 36,4 % sedang dan 16,4 % baik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar Posyandu di Kabupaten Padang Pariaman memiliki mutu proses KIE yang masih rendah. Faktor pengetahuan kader, pembinaan kader dan supply sarana penyuluhan mempunyai hubungan yang bermakna (p< 0.05) dengan mutu proses KIE di Posyandu. Disamping itu faktor pengetahuan kader mempunyai hubungan yang paling kuat dengan mutu proses KIE setelah faktor lain dikontrol.
Penelitian ini menyarankan adanya pelatihan kader dan penyegaran kader secara berkala dalam rangka meningkatkan pengetahuan kader, meningkatkan pembinaan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten, bantuan dana untuk melengkapi sarana penyuluhan terutama media penyuluhan dalam rangka meningkatkan mutu proses KIE di Posyandu tersebut.

Quality Analysis of Posyandu Communication Information and Education Process and its related factors in Padang Pariaman regency West Sumatra Province 2000.Maternal Mortality Rate in Indonesia is 390 per 100.000 live births (SDKI, 1994) and the Infant Mortality Rate is 54 per 1.000 live births (Indonesian Health Profile, 1997). Meanwhile in West Sumatra the Maternal Mortality Rate is 330/100.000 live birth and infant Mortality Rate 47/1.000 live birth (BPS 1998).
In order to decrease the maternal mortality and infant mortality rate, the government has performed various people empowerment programs. One of the programs is through health activities in Posyandu (Integrated Service Point).
This research is intended to obtain the profile of Communication Information and Education process quality in the Posyandu and its related factors. This research was performed in Regency of Padang Pariaman.
The research design is Cross Sectional Survey. The research samples are Posyandu personnel that are available in Padang Pariaman Regency and sampling method was stratified random sampling towards 110 personnel and the qualitative sampling was done purposively towards 4 Posyandu personals and 4 field workers (Village Midwives).
The result of this research indicates that 47.3% the Communication Information and Education quality process is poor, 36.4% is moderate and 16.4% is good. This concludes that quality of KIE process still slow. Furthermore, this study showed cadres skills, supervision of cadres and support of media supplies are factors related significantly to the quality of Communication information and Education process. By using multiple logistic regressions, it is shown that cadres skills is the most important factors.
This research recommends that Puskesmas (and other higher health responsibilities) to always provide support to improve knowledge & skills of cadres in Communication Information and Education / Health promotion. Furthermore, it is impentive that each Posyandu is provided well with health promotion media, such as rehearsal promotion sheets/posters.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiyani Yuliyantari
"Dari berbagai pendapat dan analisis para pengelola pendidikan maupun pemakai tenaga kesehatan di pelayanan, ada simpulan dan benang merah yang sama yaitu "Mutu lulusan yang berkualitas masih menjadi harapan yang belum jadi kenyataan". Banyak faktor yang mempengaruhi mutu lulusan dan belum pernah diteliti. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu lulusan Akper di Propinsi kalimantan Barat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu lulusan Akper di Propinsi Kalimantan Barat tahun 2000.
Disain penelitian ini menggunakan pendekatan dua studi yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada studi kuantitatif menggunakan. rancangan penelitian potong lintang dengan jumlah sampel 83 orang, sementara studi kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dengan 8 informan. Pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat, sedang untuk kualitatif dengan menggunakan analisis isi.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa nilai rerata mutu lulusan Akper adalah 2,57 dengan range 1,01. Sementara hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kemampuan kualitatif (r= 0,404 ; p<0,05) dan kemampuan kuantitatif (r= 0,321; p<0, 05) dengan mutu lulusan Akper. Hasil analisis mutivariat terlihat bahwa kemampuan kualitatif dan kemampuan kuantitatif merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan mutu lulusan Akper.
Saran untuk meningkatkan mutu lulusan Akper di Propinsi Kalimantan Barat agar Sipensimaru dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, serta informasi tentang penerimaan Sipensimaru Diknakes, khususnya D-III Keperawatan lebih optimal lagi untuk menjaring calon pendaftar sebanyak-banyak.
Daftar Bacaan : 36 (1976-1999)

Analysis of the Quality of Nurse Academy Graduates and Factors that Correlate with the Quality of the Graduates in West Kalimantan Province in Year 2000Referring to comments and analyses obtained from the management of various nurse academies and from users of health workers in health services, it may be concluded that "Excellent graduates of nurse academies are still far from reality". There may he various factors that influence the quality of the graduates. However, these factors have not been revealed much in existing studies. Therefore, this study is aimed at investigating the quality of nurse academy graduates in West Kalimantan Province as well as investigating factors that correlate with quality of the nurse academy graduates in West Kalimantan Province in year 2000.
This study employed two research approaches, namely quantitative and qualitative. In term of quantitative approach, the design of study was cross sectional with 83 people as study sample while the quantitative one employed an in-depth interview method with 8 informants. Quantitative data gathered were analyzed using univariate, bivariate and multivariate techniques while qualitative data obtained from the informants were analyzed by using content analysis technique.
Results from univariate analysis show that the mean of the quality score of nurse academy graduates is 2, 57 with 1, 02 range while results from bivariate analysis show that there is a significant correlation between qualitative competence (r= 0,404; p<0, 05) and quantitative competence (r= 0,321; p<0, 05) with the quality score. The multivariate analysis revealed that both qualitative and quantitative competences are dominant factors that correlate with the quality of nurse academy graduates.
It is recommended that to increase the quality of nurse academy graduates in West Kalimantan Province, the Sipensimaru (freshmen recruitment system) should be executed in compliance with the prevailing standards furthermore information regarding the opening of freshmen recruitment for health workers education (Diknakes), particularly for D-11I Nursing Program, should be disseminated widely to recruit as many enrollers as possible.
Reference List: 36 (1976-1999)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Damili
"Pada tahun 2005 pemerintah melalui bank sentral mengeluarkan kebijakan moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga SBI dimana kondisi ini memaksa nilai obligasi mengalami penurunan. Penurunan obligasi ini berdampak pada industri Reksa Dana karena terjadinya penurunan nilai NAB. Hal ini menimbulkan kepanikan bagi masyaraat pemodal yang rata-rata melakukan redemption terhadap penyertaan investasi mereka. Investasi pada tahun 2004 yang nilai aktiva bersih (NAB)nya sempat menembus angka diatas Rp 104triliun, pada akhir tahun 2005 mengalami penurunan hingga angka NAB Rp 29 triliun.
Kondisi ini menjadi fenomena yang menarik, mempertimbangkan bahwa seharusnya investasi Reksa Dana adalah investasi jangka panjang dimana jika terjadi pergolakan pasar yang sifatnya sementara tidak seharusnya berdampak pada kepanikan investor untuk melakukan redemption besar-besaran. Semakin besar redemption yang dilakukan oleh masyarakat pemodal, maka akan semakin membuat cadangan uang segar manajer investasi tidak mencukupi, yang pada akhirnya memaksa manajer investasi melakukan penjualan terhadap portfolio yang mereka kelola dengan harga berapapun. Dengan memanasnya pasar, maka otomatis nilai portfolio mereka semakin hancur yang secara paralel juga menghancurkan nilai NAB investor.
Faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, marketing, resiko investasi dan individu investor ternyata dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Faktor kebijakan pemerintah dari segi perpajakan berupa tax exemption menjadi motivasi terbesar investor berinvestasi sedangkan faktor dari pribadi individu investor menjadi motivasi paling akhir, hal ini dimungkinkan karena ketidak cakapan investor dalam berinvestasi di Reksa Dana dapat digantikan oleh Manajer Investasi. Dengan diketahuinya bobot masing-masing faktor tersebut minimal dapat menjadi salah satu cara antisipasi regulator dalam hal ini pemerintah dan pengelola modal atau manajer investasi untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka membangkitkan kembali pasar di sektor finansial.
Berdasarkan penelitian dalam tulisan ini keempat faktor tersebut cukup memiliki kekuatan dalam mempengaruhi investor. Berdasarkan urutan besaran bobotnya, maka kebijakan pemerintah dari sektor perpajakan memberi andil paling besar sedangkan andil paling kecil adalah kondisi individu investor sendiri. Dengan mengatahui kenyataan tersebut maka langkah-langkah yang dapat diambil adalah
- Pemerintah dapat mengeluarkan suatu kebijakan yang tetap mempertahankan stimulus perpajakan tetapi tidak kehilangan potensi tax revenue misalnya dengan mengenakan pajak final bagi manajer investasi yang setelah lima tahun akan meninggalkan pasar.
- Melakukan market education yang lebih intensif untuk meningkatkan knowlegde masyarakat pemodal.

In year 2005, the government, through Central Bank, released a monetary policy to increase SBI interest rate which forced the decrease of bond value. This affected mutual fund industry due to the decline of NAB value. This caused a ?panic? among the investors who took a redemption position on their investment. The investment, which its net asset value (NAB) reached above Rp. 104 trillion in year 2004, experienced a NAB plunge at the level of Rp. 29 trillion by the end of year 2005.
This phenomenon is interesting, considering that mutual fund investment is supposedly a long-term investment, which if there is any temporary market fluctuation, it should not cause an investor panicking by taking a major redemption. The more redemption position taken by investors, the more reserved fresh fund held by investment managers become inadequate which direct them to sell their portfolios at whatever price level. As the market is burning, outomatically their portfolio values will dramatically plummet, which also impact a NAB value crash.
Factors such as government policy, marketing, investment risk and the investor person apparantly can influence the investor to invest. Government tax policy such tax exemption contributes the most in the investment of Mutual Fund industry while the least factor is the investor person condition itself. The consideration of unperformed investor in product knowledge to invest is replaced by investment managers. By knowing all of the factors contribution at least those can become the ways for the regulator, in this case government, and the investment managers to respond properly in order to develop the market of financial sector.
According to the research in this thesis, the four factors mentioned above have power to influence the investor. Based on the weights order, the government tax policy contributes the most, while the least factor is the investor person condition itself. Knowing those facts, the recommended steps are :
- The government could release the policies which keeps the continuance of the tax stimulation without loosing the tax revenue potention such as by applying final tax for those investment managers who left the market after five years.
- Conducting a market education more intensively to boost the investor?s knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>