Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158417 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astatira, Mela
"Paduan SnPb telah digunakan sebagai material solder sejak dahulu. Namun setelah ditemukan adanya kandungan racun yang berbahaya bagi manusia maka pemerintah menggalakkan bebas timbal. Hal ini tentunya memaksa industri untuk mulai mencari pengganti timbal. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh bertambahnya Pb terhadap sifat struktur, termal dan kekerasan dari paduan SnPb. Paduan SnPb dipreparasi di atmosfer nitrogen dengan menggunakan metode peleburan. Dilakukan variasi kandungan Pb (persen berat) dalam paduan SnPb. Sampel paduan dikarakterisasi menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence), XRD (X-Ray Diffraction), DSC (Differentials Scanning Calorymetry), SEM (Scanning Electron Microscopic) and Vickers Hardness.
Hasil karakterisasi menggunakan XRD menginformasikan bahwa fasa yang terbentuk hanya fasa Sn dan fasa Pb. Ukuran kristal dihitung menggunakan fonnula Debye-Scherrer sedangkan parameter kisi dari setiap variasi paduan didapat dengan menggunakan program GSAS. Karakterisasi termal paduan SnPb dengan menggunakan DSC memperlihatkan bahwa semakin menjauhi komposisi eutektik, ditemukan adanya puncak endoterm yang menunjukkan fasa L+β. Dan berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan SEM ditemukan Pb yang menggumpal pada paduan SnPb saat menjauhi komposisi eutektiknya. Sedangkan untuk sifat kekerasannya dapat diasumsikan bahwa kekerasan paduan SnPb semakin menurun ketika persen berat Pb semakin bertambah yang dikonfirmasi melalui tes vicker hardness.

SnPb alloy had been used as a material solder from along ago. After it has discovered that lead contains neurotoxin which is harmful to humans, the government now promote a lead fee movement for electronic packaging and another appliance. This is certainly forced the industry to start searching for a lead replacement. It was then conducted research to see the ejfect of adding Pb to structure, thermal and hardness properties of SnPb alloy. SnPb alloy prepared by fusion method within nitrogen atmosphere. The composition of Pb in SnPb alloy are varied All sample variation are characterized using XRF (X-Ray Fluorescence), XRD (X-Ray Diffaction), DSC (Differential Scanning Calorymetry), SEM (Scanning Electron Microscopic) and Vickers Hardness.
From XRD result shows only Sn phase and Pb phase are formed Crystallite size calculated using Scherrer formula, while the lattice parameters obtained from program named GSAS. Thermal study and characterization for all SnPb alloys was measured as a function of temperature using a Differential Scanning Calorymetry. From this measurement revealed the existence of L+β phase when SnPb alloys weren't at the eutectic composition. And based on the results of characterization using SEM found agglomeration of Pb in SnPb alloys except for an eutectic compositon. From Wcker Hardness test confirmed that the hardness characteristic of SnPb alloys decreases when increasing weight percent Pb."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Twochil Setiadi
"Analisis struktur kristal merupakan salah satu bagian dari analisis struktur mikro suatu material. Untuk menganalisis struktur kristal dapat digunakan metode difraksi sinar-X (XRD). Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh bahwa fasa baru CaMnO3 dan LaMnO3 terbentuk pada proses milling selama 12 jam dan pemanasan 1000 ºC selama 9 jam. Studi analisis struktur kristal CaMnO3 dan LaMnO3 dalam penelitian ini diperoleh melalui proses refinement menggunakan program Fullprof terhadap data hasil difraksi sinar-X yang telah didapatkan pada penelitian sebelumnya. CaMnO3 memiliki analisis yang baik pada sistem kristal orthorhombik space group Pnma dengan parameter kisi pada temperatur 300 K adalah a = 5.2626 Å, b = 7.4438 Å, dan c = 5.2167 Å sedangkan LaMnO3 memiliki analisis yang baik pada sistem kristal monoklinik space group P1121/a dengan parameter kisi pada temperatur 300 K adalah a = 5.4864 Å, b = 7.7905 Å, c= 5.5304 Å, dan sudut γ = 90.779 0.

Crystal structure analysis represents one part of the microstructure analysis for materials. To analyze crystal structure can use X-Ray Diffraction method (XRD). From result of earlier research the new phase of CaMnO3 and LaMnO3 formed by milling process 12 hours and heating process 9 hours at temperature 1000 0C. The analyze study of crystal structure of CaMnO3 and LaMnO3 at this research result by refinement process with Fullprof program based on X-Ray Diffraction data from earlier research. CaMnO3 is good analysis at crystal system on orthorhombic space group Pnma with lattice parameter at temperature 300 K is a = 5.2626 Å, b = 7.4438 Å, and c = 5.2167 Å meanwhile LaMnO3 is good analysis at crystal system on monoclinic space group P1121/a with lattice parameter at temperature 300 K is a = 5.4864 Å, b = 7.7905 Å, c = 5.5304 Å, and γ angle = 90.779 0."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Andika
"Telah dilakukan simulasi monte carlo untuk pesawat sinar-X dan komponen dengan spesilikasi tabung sinar-X YXLON YTU-320 D03. EGS/BEAMnrc digunakan sebagai program yang sesuai untuk simulasi monte carlo dalam penelitian ini. Proses simulasi monte carlo dibagi menjadi dua modul, modul pertama terdiri dari tabung sinar-X hingga shielding sinar-X dan modul kedua terdiri dari komponen additional filter hingga sistem filter HVL. BEAMDP digunakan untuk mendapatkan distribusi foton sehingga dapat ditentukan FWHM Serta homogenitas spektrum. Besar FWHMhasil simulasi monte carlo menunjukkan kesesuaian dengan perhitungan xcomp5r, khususnya pada tegangan tabung 150 kV. Metode pendekatan gralik digunakan untuk mencari hubungan antara FWHM terhadap koefisien homogenitas spektrum berdasarkan data Xcomp5r. Persamaan kurva digunakan untuk perhitungan koelisien homogenitas spektrum monte carlo. Dengan menggunakan FWHM, didapatkan koelisien homogenitas spektrum monte carlo. Koelisien homogenitas monte carlo yang didapat memiliki ketidakpastian kurang dari 2% terhadap koelisien homogenitas berdasarkan IAEA TRS No. 457 maupun xcomp5r. Hubungan antara FWHM terhadap koefisien homogenitas yang didapat menunjukkan fungsi polinomial.

Have been studied Monte Carlo simulation of X-ray machine with its components based on specification of YXLON YTU - 320 D03 X-ray tube. EGS/BEAMnrc has used as an appropriate program for Monte Carlo simulation. In this study, Monte Carlo simulation divided into two modules: the first module consists of X-ray tube up to X-ray shielding and the second module consists of additional filter up to HVL filtration system. BEAMDP is used to find photon distribution for calculation of FWHM spectra and homogeneity coefficient. FWHM of Monte Carlo simulation has showed consistency with Xcomp5r calculation, especially when tube potential 150 kV is applied. The method of graph approximation is used to find relation between FWHM and coefficient of homogeneity based on Xcomp5r data. The coefficient of homogeneity of Monte Carlo simulation has been found by its relation. The difference of homogeneity coefficient between Monte Carlo simulation and xcomp5r or TRS No. 457 is less than 2%. The correlation between FWHM and homogeneity coefficient of X-ray spectra is polynomial function."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqron
"Telah dilakukan pengukuran faktor keluaran (OF) berkas sinar-X 6 MV dan 10 MV untuk lapangan bujur sangkar dan persegi panjang produksi linac varian 2100C. Ukuran lapangan yang digunakan berkisar dari 4x4 cm2 sampai 30x30 cm2 . Pengukuran dilakukan pada kedalaman efektif pengukuran 5,2 cm dan 10,2 cm dengan SSD 100 cm. Pada lapangan persegi panjang nilai OF didapatkan dengan metode pengukuran langsung dan kalkulasi dengan metode Sterlling. Hasil pengukuran menunjukkan hasil OF keduanya memiliki perbedaan yang sangat kecil untuk kedua berkas energi sinar-X pada masing-masing bentuk lapangan. Nilai OF mengalami kenaikan seiring meningkatnya ukuran lapangan yang digunakan. Penentuan nilai OF dengan menggunakan metode Sterllling dan pengukuran langsung pada lapangan persegi panjang juga tidak berbeda secara signifikan. Kata kunci : faktor keluaran, lapangan bujur sangkar, lapangan persegi panjang, sinar-X 6 MV dan 10 MV.

The measurement has been performed to know the output factors (OF) of 6 MV and 10 MV X-ray beams for square and rectangular fields. The field size used for the measurement range between from 4x4 cm2 to 30x30 cm2. The measurement were done at effective depths of 5,2 cm and 10,2 cm with SSD 100 cm. On the rectangular field, OF was obtained by direct measurement method and calculated by Sterlling method. The results of measurement showed that both OF’s results have very small differences for both energies on each field shape. The OF’s values increase along with the field size increase. The OF values determined by using calculated Sterlling method and direct measurement on rectangular field do not show significant differences."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansor Ibrahim Usman
"ABSTRAK
Untuk kerja yang tinggi dari alat Rontgen mutakhir sudah merupakan suatu tuntutan yang harus dicapai, tidak hanya dalam kondisi beban kerja yang normal, tetapi dalam kondisi kerja yang berat.
Pengukuran jarak antara fokus dan objek adalah faktor yang mempengaruhi kecepatan kerja dari suatu unit alat Rontgen. Pengukuran jarak pada alat Rontgen biasanya dengan cara menghubungkan titik fokus dengan titik objek dengan menggunakan alat ukur panjang yang telah baku, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai posisi pengaturang jarak yang tepat.
Dalam usaha meningkatkan kecepatan waktu kerja tersebut, maka dilakukan proses pengukuran jarak dengan mengendalikan putaran motor sebagai alat yang menggerakan naik turunnya tabung Rontgen secara otomatis dalam pengaturan/pengukuran posisi jarak yang tepat berbantuan/berbasis komputer.
Pada tugas akhir ini dibuat perangkat lunak untuk mengendalikan alat pengatur jarak antara fokus dan objek pada unit Rontgen berbantuan komputer pribadi.
Proses pengukuran jarak dilakukan oleh perangkat lunak yang menghitung jumlah putaran motor stepper, dimana jumlah putarannya dikalikan dengan keliling poros motor.

"
1996
S38943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Oka Semadhi
"Dalam penelitian ini telah dilakukan pengukuran dan perhitungan nilai Tissue Maximum Ratio (TMR) untuk dua berkas sinar-X yaitu 6 dan 10 MV. Pengukuran nilai TMR dilakukan untuk 18 macam ukuran lapangan radiasi dengan variasi kedalaman. Perhitungan nilai TMR dilakukan dengan menggunakan data Percentage Depth Dose (PDD) Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum nilai TMR hasil pengukuran bernilai lebih kecil dari nilai TMR hasil perhitungan. Hal ini disebabkan karena perhitungan nilai TMR mengabaikan rasio Peak Scatter Factor (PSF). Deviasi antara keduanya bernilai maksimum sebesar 4,73 % untuk lapangan 40x40 cm2 pada kedalaman 14 cm untuk kualitas berkas sinar-X 6 MV.

Tissue Maximum Ratio (TMR) measurements and calculations have been done in this work for 6 and 10 MV LINAC beams with 18 of field sizes at varying depths from zmax to 15 cm. Alternate TMR calculations been done by using Percentage Depth Dose (PDD) data?s. The results generally showed that values of measured TMR was smaller than calculated TMR. This is caused by ignoring Peak Scatter Factor (PSF) ratio. Deviation between measured and calculated data reach maximum for 4.73 % for 40x40 cm2 field at depth of 14 cm for 6 MV beams."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Hara I.
"Telah dilakukan ketidakpastian pengukuran pada detektor bilik ionisasi dan detektor Solid State. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran HVL (Half Value Layer) dan pengukuran kalibrasi detektor pada berkas radiasi RQR, dimana melalui pengukuran dan hasil perhitungan diperoleh hasil ketidakpastian detektor farmer pada masing-masing tegangan 50 kV yaitu sebesar 7.40%, 60 kV sebesar 7.39%, 70 kV sebesar 7.52%, 80 kV sebesar 7.32%, 90 kV sebesar 7.89% dan 100 kV sebesar 7.40% dan ketidakpastian detektor unfors pada masing-masing tegangan 50 kV yaitu sebesar 12.26%, 60 kV sebesar 12.26%, 70 kV sebesar 12.31%, 80 kV sebesar 12.22%, 90 kV sebesar 12.54% dan 100 kV sebesar 12.24%.

The author had been do improbability measurement on ionization chamber detector and solid state detector. The method is measuring HVL (Half Value Layer) and detector calibration of radiation RQR on X-Ray instrument, which is through this measurement and result calculation get improbability results of farmer detector on every voltage is 50 kV is 7.40%, 60 kV is7.39%, 70 kV is 7.52%, 80 kV is 7.32%, 90 kV is 7.89% and 100 kV is 7.40% and improbability unfors detector on every voltage is 50 kV is 12.26%, 60 kV is 12.26%, 70 kV is 12.31%, 80 kV is 12.22%, 90 kV is 12.54% and 100 kV is 12.24%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29483
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khairul Fikri
"Tomografi terkomputasi/CT memiliki keterbatasan dalam mendiferensiasikan material heterogen. Diantara solusinya adalah menggunakan CT dengan sinar-X bervariasi, lalu melakukan image fusion untuk menggabungkan citra proyeksi beda energi tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan algoritma image fusion berupa Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Non Subsampled Contourlet Transform (NSCT) untuk mengamati performanya dalam meningkatkan kualitas sistem CT sinar-X di BRIN. Digunakan tiga jenis sampel: threaded pipe union PVC, busi, dan set sampel multimaterial berupa lima silinder beda material. Dihasilkan 7 set slice citra yang difusi menggunakan MATLAB. Dari hasil fusi, didapat bahwa algoritma DWT dengan aturan fusi max-max memberikan hasil fusi dengan kontras tertinggi, dengan rerata STD 0.1852 ± 0.0002. Metode NSCT memberikan kesamaan per piksel tertinggi antara citra sumber dan citra fusi, dengan rerata FMI 0.9284 ± 0.0016 dan PSNR takhingga dari kalkulasi MATLAB. Algoritma DWT dengan aturan fusi mean-mean memberikan kesamaan struktural terbaik dengan rerata SSIM 0.9221 ± 0.0004. Namun, evaluasi visual menunjukkan kedua algoritma tersebut kurang efektif menghilangkan noise dan artifact. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas pra-pemrosesan citra hasil rekonstruksi sebelum fusi, pemilihan sampel yang lebih sesuai dari tipe material hingga geometri sampel, serta bereksperimen dengan bermacam-macam algoritma fusi lainnya

Computed tomography/CT has limitations in differentiating heterogeneous materials. Among the solutions is to use CT with varying X-rays and image fusion to combine the different energy projection images. In this study, Discrete Wavelet Transform (DWT) and Non Subsampled Contourlet Transform (NSCT) image fusion algorithms were used to observe their performance in improving the quality of the X-ray CT system at BRIN. Three types of samples were used: PVC threaded pipe union, spark plugs, and a multimaterial sample set of five cylinders of different materials. Seven sets of image slices were fused using MATLAB. From the fusion results, it was found that the DWT algorithm with max-max fusion rule gave the highest contrast fusion results, with a mean STD of 0.1852 ± 0.0002. The NSCT method provides the highest per-pixel similarity between the source image and the fused image, with a mean FMI of 0.9284 ± 0.0016 and infinite PSNR from MATLAB calculations. The DWT algorithm with mean-mean fusion rule provided the best structural similarity with a mean SSIM of 0.9221 ± 0.0004. However, visual evaluation showed that both algorithms were less effective at removing noise and artifacts. Therefore, it is necessary to improve the pre-processing quality of the reconstructed image before fusion, select more suitable samples from material type to sample geometry, and experiment with various other fusion algorithms."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto K. Sunaryo
"Pada pengambilan foto rontgen dengna menggunakan kamera digital diperlukan jarak antara antara foto rontgen dengan kamera digital yang mana hasil fotonya belum diketahui apakah ada perbedaan antar jarak yang berbeda, namun sampai saat ini belum pernah dilakukan evaluasi apakah ada perbedaan hasil pengukuran kurva scoliosis menggunakan SAA versi 1.0 dengan jarak yang berbeda pada pengambilan foto rontgen dengan kamera digital.
Oleh karena itu penelitian tentang tehnik pengambilan foto rontgen dengan kamera digital dalam hal perbedaan jarak perlu dilakukan untuk kemudian diukur kurva scoliosisnya dengan menggunakan SAA versio 1.0. dan hasilnya dibandingkan. Pada studi ini digunakan jarak 30 cm dan 60 cm sebagai jarak antara foto rontgen dengan kamera digital dengan menggunakan kamera digital 4 mega pixel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jarak yang terbaik pada pengambilan foto rontgen dengan kamera digital untuk mengukur kurva scoliosis menggunakan SAA versi 1.0."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>