Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rilian
"Minyak Jarak merupakan salah satu minyak nabati yang berpotensi
untuk dijadikan berbagai produk non pangan. Dalam riset ini diuji cobakan
transformasi minyakjarak menjadi senyawa metil ester dengan dua tahapan
reaksi (esterifikasi dan transesterifikasi). Reaksi transformasi tersebut
melibatkan beberapa katalis yaitu katalis padatan asam y-AI2O3 untuk reaksi
esterifikasi dan katalis padatan basa y-AI2O3/K2CO3 untuk reaksi
transesterifikasr Katalis yang dibuat dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF
dan BET. Proses yang digunakan adalan dengan reaktor alir yang telah
dipacking katalis padat, serta menggunakan sistem distilasi reaktif untuk
reaksi esterifikasinya. Substrat yang direaksikan dapat dikonversikan dengan
optimum serta pemisahan yang Iebih mudah antara produk utama dengan
produk sampingnya, sehingga secara keselurunan didapatkan proses yang
Iebin efisien serta efektif. Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dengan
reaktor alir mencapai koversi optimum sebesar 87,14% dan 94,66%. Produk
metil ester yang didapat berpotensi menjadi bahan bakar alternatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Visti Ulyani
"Reaksi katalisis oksidasi vanili menjadi asam vanilat merupakan salah satu reaksi yang penting dalam industri kimia. Reaksi oksidasi secara konvensional membutuhkan pereaksi yang tidak ramah lingkungan, sehingga penggunaan katalis heterogen lebih disukai. Pada penelitian ini digunakan katalis TiO2?Al2O3 (1:1)-PEG 6000, yang disintesis dari Al(NO3)3.9H2O dan TiCl4 dengan perbandingan mol 1:1. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD. Katalis ini diuji daya katalitiknya pada reaksi oksidasi vanili dengan O2 sebagai oksidator. Reaksi katalisis dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu variasi berat katalis (0,5 ? 2 g), waktu reaksi (1 ? 4 jam), dan suhu reaksi tetap yaitu (55 ? 60 ºC)[18] yang merupakan suhu optimal oksidasi vanili menjadi asam vanilat. Produk reaksi dianalisis secara kualitatif menggunakan KLT dan FTIR dan secara kuantitatif menggunakan HPLC. Hasil konversi tehadap asam vanilat optimum, yaitu sebesar 87% .Hasil konversi optimum kedua katalis ini diperoleh dengan bantuan 1,5 g katalis selama 4 jam reaksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30373
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Reaksi katalisis oksidasi olefin menjadi aldenida merupakan salah satu
reaksi yang penting dalam industri kimia Reaksi oksidasi secara
konvensional membutuhkan pereaksi yang tidak ramah Iingkungan, sehingga
penggunaan katalis neterogen Iebin disukai. Pada penelitian ini digunakan
katalis TiO2-AI2O3 (1:1)-U dan TiO2-AI2O3 (1 :1)-PEG, yang disintesis dari
aluminium nitrat dan TiCl4 dengan perbandingan mol 1:1. Katalis
dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Kedua katalis diuji daya
katalitiknya pada reaksi oksidasi stirena dengan O2 sebagai oksidaton Reaksi
katalisis dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu variasi berat katalis (0,5 -
2 g), vvaktu reaksi (1 - 4jam), dan suhu reaksi (50 - 80 °C). Produk reaksi
dianalisis menggunakan kromatografi gas dan GC-MS. Hasil konversi
tenadap benzaldenida optimum, yaitu sebesar 35,44%, yang diperoleh pada
reaksi dengan katalis TiO2-AI2O3 (1 :1)-PEG. Sedangkan dengan katalis
TiO2-Al2O3(1:1)-U, dihasilkan konversi sebesar 21,59%. Hasil konversi
optimum kedua katalis ini diperoleh dengan bantuan 1,5 g katalis pada suhu
70°C selama 4 jam reaksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raodatul Jannah
"Bahan bakar biodiesel merupakan senyawa metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol menggunakan katalis K2CO3/a-Al2O3 sebagai katalis padatan basa untuk mempercepat reaksi transesterifikasi. Banyaknya K2CO3 yang ditambahkan divariasikan sebesar 10%, 15% dan 20% berat alumina. Waktu reaksi divariasikan 1 - 5 jam. Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD dan XRF, sedangkan hasil reaksi transesterifikasi dianalisa secara kualitatif menggunakan GC-MS, dan secara kuantitatif menggunakan angka asam. Hasil konversi maksimum dengan bantuan katalis 10% K2CO3/ã-Al2O3 adalah sebesar 25,82% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dengan katalis 15% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 36,29% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dan dengan katalis 20% K2CO3/ ã-Al2O3 sebesar 26,17%, pada 5 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Moerdhini Marlim
"Industri oleokimia di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Industri oleokimia terbesar di Indonesia berupa pabrik furry alcohol di Batam. Fatty alcohol dihasilkan oleh industri ini melalui rute metil ester dimana katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester adalah katalis basa NaOCH3.
Katalis ini memberikan yield metil ester sangat tinggi namun merniliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya. Katalis basa NaOH merupakan alternatif yang baik untuk menggantikan katalis basa NaOCH3. Selain rnemiliki harga yang lebih murah, katalis ini juga dapat memberikan yield metil ester yang sama dengan penambahan 1-2% mol.
Peluang untuk menggantikan katalis basa NaOCH3 dengan katalis basa NaOH dipelajari pada studi ini untuk mendapatkan titik terbaik penggunaan katalis NaOH dan untuk mengetahui kualitas dari metil ester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan katalis NaOH.
Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak inti kelapa sawit menggunakan katalis basa NaOH. Produk metil ester kemudian difraksionasi lebih lanjut untuk melihat kemumian metil ester yang diperoleh. Produk gliserin dimurnikan lebih lanjut sampai mencapai konsentrasi sekitar 97% untuk melihat kualitas yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik terbaik penggunaan katalis NaOH adalah 0.5% berat dari jumlah urnpan minyak nabati dengan yiefd metil ester 94.06% sedangkan titik terbaik penggunaan katalis NaOCH3 adalah 0.4% berat dengan yield metil ester 98%. Kualitas metil ester yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh industri oleokimia di Batam untuk parameter Mono Glyceride, Total Glycerol, Free Giycerol, %H2O, Wama, dan Hydroxyl Value.
Namun acid value dari produk metil ester dengan katalis NaOH tidak memenuhi spesifikasi. Sedangkan produk gliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kandungan soap dan sulfat yang Iebih tinggi dibandingkan dengan gliserin hasil penggunaan katalis NaOCH3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fajar Riyanto
"Anisol dapat disintesis melalui reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol. Anisol sering dikenal dengan metoksibenzena atau metil fenil eter, merupakan senyawa aromatik sederhana yang termasuk dalam golongan eter. Anisol dan derivatnya digunakan dalam reaksi kima sebagai intermediet untuk sintesis suatu material seperti dyes, farmasi, minyak wangi, fotoinisiator dan agrokimia.
Uji katalitik reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol menjadi anisol menggunakan katalis zeolit X dalam fasa cairtelah dipelajari. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis zeolit X sebesar 10% berat reaktan (fenol dan metanol) dan perbandingan volume pelarut dimetilsulfoksida (DMSO) dengan reaktan (fenol dan metanol) adalah 10:1. Pelarut DMSO digunakan untuk menjaga suhu reaksi pada 135-155°C. Zeolit X yang digunakan sebagai katalis, berasal dari bahan alam yaitu kaolin yang sebelumnya diaktivasi menjadi metakaolin melalui proses kalsinasi pada suhu 750-850°C.
Perubahan bentuk struktur metakaolin dari kaolin dikarakterisasi menggunakan XRD dan untuk mengetahui komposisi kimianya digunakan XRF. Sintesis zeolit X dilakukan dengan proses hidrotermal pada suhu 900C selama 72 jam menggunakan botol polipropilen dengan komposisi gel yaitu 3.83 Na2O: 1.17K2O : AIQO3: 2.97SiO2 : 118 HQO.
Hasil sintesis zeolit X dianalisis dengan menggunakan XRD dan XRF. Zeolit X hasil sintesis mempunyai komposisi kimia yaitu Na2O 12.50%, Al2O3 32.40%, SiO; 42.50%, KQO 11.10%, TiO2 0.31%, dan Fe2O3 1.18% (% berat) dan rasio Si/Al sebesar 1.33. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu reaksi pada 135°C, 140°C, 145°C, 150°C, dan 155°C dan molar rasio reaktan (fenol : metanol) pada 1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi dan molar rasio reaktan terhadap produk anisol yang terbentuk. Selain itu, uji katalitikjuga dilakukan dengan tanpa menggunakan katalis zeolit X untuk mengetahui pengaruh katalis tersebut.
Hasil reaksi uji katalitik dianalisis menggunakan kromatogratl gas (GC) dan GCIVIS. Berdasarkan percobaan, yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik tanpa menggunakan zeolit X hanya sebesar 40.48% sedangkan yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik pada kondisi yang sama dengan menggunakan katalis zeolit X didapatkan sebesar 74.02%. Hasil reaksi uji katalitik optimum didapat pada suhu reaksi 155°C dan molar rasio reaktan 1:20 dengan persentase fenol yang terkonversi 82.70%, yield anisol yang terbentuk 81 .49%, dan selektifitas fenol yang terkonversi menjadi anisol 98.54%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Fitri Annisa
"Surfaktan merupakan senyawa amfifilik yang memiliki dua karakteristik bagian, yaitu bagian polar (Hidrofilik) dan nonpolar (Lipofilik). Surfaktan memiliki banyak aplikasi salah satunya untuk pemulihan ekstrak kulit manggis. Pada penelitian terbaru ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi palmitat 1,3,4-tiadiazol, oksadiazol dan turunannya sebagai surfaktan non-ionik. Katalis heterogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CuO-CeO2 Komposit. Turunan 1,3,4-Tiadiazol dan Oksadiazol kemudian diuji pengaruh surfaktan terhadap ekstraksi antioksidan dari kulit manggis dengan menggunakan metode ABS (Aqueous Biphasic System). Palmitat 1,3,4-tiadiazol dan palmitat 1,3,4-oksadiazol berhasil disintesis menggunakan katalis CuO-CeO2. Katalis CuO-CeO2 disintesis dengan menggunakan teknik kimia hijau dengan ekstrak daun Morinda citrifolia. Katalis CuO-CeO2 menunjukkan fasa monoklinik dan sferis dengan ukuran partikel rata-rata 123,3 nm. Analisis optik mengungkapkan nilai celah pita sebesar 1,88 eV. Katalis dioptimalkan untuk digunakan dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol. Variabel yang dipertimbangkan dalam sintesis ini termasuk jumlah katalis, waktu reaksi, dan kegunaan kembali katalis. Kondisi optimal untuk katalis CuO-CeO2 dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol ditentukan sebagai 10 mol% selama 6 jam waktu reaksi, dan katalis tersebut menunjukkan kegunaan kembali untuk beberapa kali. Hasil dari produk yang disintesis adalah 95,51% untuk palmitat 1,3,4-tiadiazol dan 80,26% untuk palmitat 1,3,4-oksadiazol. Produk yang disintesis, termasuk palmitat 1,3,4-tiadiazol, palmitat 1,3,4-oksadiazol, dan derivatifnya dengan gugus vanilin dan D-Glukosa, diuji untuk pemulihan ekstrak manggis sebagai surfaktan potensial menggunakan metode Sistem Biphasic Aqueous (ABS) dengan polietilen glikol (PEG) 6000 dan amonium sulfat sebagai larutan akuatik. Hasil pemulihan tertinggi dari ekstrak manggis dicapai dengan palmitat 1,3,4-tiadiazol, menghasilkan 76,73%.

Surfactants are amphiphilic compounds with two distinct parts: a polar (water-soluble) and a nonpolar (lipid-soluble) part. They have various applications, including the extraction process of mangosteen peel. This study aims to synthesize and characterize palmitic 1,3,4-thiadiazole, oxadiazole, and their derivatives as non-ionic surfactants. The heterogeneous catalyst used is CuO-CeO2 composite. Subsequently, the effect of surfactants on antioxidant extraction from mangosteen peel is examined using the ABS method. The results indicate successful synthesis of palmitic 1,3,4-thiadiazole and palmitic 1,3,4-oxadiazole with the CuO-CeO2 catalyst. This catalyst is synthesized using green chemistry techniques with Morinda citrifolia leaf extract. Analysis reveals that the CuO-CeO2 catalyst exhibits monoclinic and spherical phases with an average particle size of 123.3 nm and an optical band gap of 1.88 eV. The catalyst is optimized for palmitic 1,3,4-thiadiazole synthesis, with optimal conditions at a 10 mol% catalyst concentration for 6 hours reaction time. The catalyst also demonstrates reusability for multiple cycles. The synthesized products yield high percentages, particularly 95.51% for palmitic 1,3,4-thiadiazole and 80.26% for palmitic 1,3,4-oxadiazole. These products, including their derivatives, are tested for mangosteen extract recovery as potential surfactants using the ABS method, with palmitic 1,3,4-thiadiazole showing the highest recovery yield at 76.73%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriana Susanti
"Salah satu karakteristik pelumas jbodgrade adalah bebas toksin. Alternatif yang dapat digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan sifat tersebut adalah penggunaan bahan-bahan yan bebas toksin untuk pembuatanya. Bahan yang dapal dimodifikasi untuk memperoleh sifat pelumas tersebut adalah bahan alami, seperti penggunaan minyak kelapa sawit untuk bahan dasarnya serta reaktan mupun bahan pendukung lainnya yang tidak berbahaya.
Modifikasi minyak sawit perlu dilakukan mengingat tingkat ketahanan oksidasinya masih rendah. Reaksi Epoksidasi dapat digunakan untuk memodifikasi sifat lemah dari minyak sawit. POME (Palm Oil Metil Ester) yang diperoleh dari Minyak sawit RBDPO (Refinered Bfeached Deodorised Palm Oil) dapat diepoksidasi menjadi EPOME ( Epoxide Palm Oil Metil Ester) dengan bantuan katalis untuk meningkatkan reaktifitasnya. Pengguanaan kalalis asam resin efektif untuk mempercepat jalannya reaksi epoksidasi. Dengan kondisi optimum pada 3 jam reaksi dengan bilangan epoksida sbesar 0278. Kehadiran asam asetat untuk membantu peroksida bereaksi sangatlah penting, dimana diperoleh kondisi optimum pada penambahan 1/3 mol POME.
Selain mudah dipisahkan karena termasuk katalis heterogen, katalis asam resin juga bisa digunakan secara berulang-ulang. Penggunaan katalis ini senanyak 3 kali, masih memberikan konversi yang cukup baik bila dibandingkan dengan penggunaan katalis sebelumnya. Reaksi pembukaan cincin epoksida dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari reaksi epoksidasi yang dilakukan sebelumnya. Dimana gugus epoksida tersebut akan diadisi oleh gliserol dan akan membentuk EPOME Gliserol ( Epoxide Palm OH Metil Ester Gliserol)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Enzim gas CO2 di atmosfer diidentifikasl dapat menimbulkan terjadinya efek
rumah kaca (greenhouse effect) sehingga perlu direduksi keberadaannya. Salah satu
cara yang prospektif adalah dengan teknologi fotokatalitik. Perancangan dan
modifikasi fotoreaktormcnnpakan salah sam parameter dalam menaikkan quantum
yield dan selektivitas produk fotoreduksi CO2 yang selama ini masih rendah.
Rcaktor Silinder Berputar (RSB) dirancang untuk memperbaiki efisiensi kinerja
dari fotoreaktor yang telah ada karena mempunyai kelebihan dalam had efektivitas
kontak antara reaktan, katalis dan sinar ultra violet.
Pada uji kinerja reaktor RSB dilakukan berbagai variasi yang meliputi
kecepatan putaran reaktor, pH larutan, bentukfjenis fotokatalis sorta penambahan
dopan Cu (Cu2O dan Cu) pada katalis TiO2. Preparasi katalis Cu2-TiO2 dan
Cu/TiO2 dilakukan dcngan metoda pencampuran fisik (physical mixing) dan metoda
impregnasi yang merupakan pencampuran kimia (chemical mixing). Analisis
produk reaksi dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography.
Dari uji kinerja reaktornya, RSB menunjukkan efisiensi paling baik
dibanding Reaktor Tangki Berpengaduk dan Reaktor Sirkulasi dengan quantum
efficiency 2,46% dan 3,74% untuk katalis serbuk dan film. Reaktor Sirkulasi
menghasilkan quantum eficiency untuk fotokatalis serbuk dan film sebesar 0,51%
dan 2,61%, Sedangkan Reaktor Tangki Berpengaduk hanya menghasilkan 2,54% untuk fotokatalis film. RSE dengan kecepatan putaran 150 RPM dan pH larutan 4
menunjukkan kondisi operasi yang optimum dengan quamum efficiency sebesar
3,74%. Keasaman larutan dan katalis TiO2 yang dipreparasi dalam beutuk film
dapat memperbaiki aktivitas fotokatalitik Penamhahau dopan Cu pada TiO2 juga
dapat menaikkan selektivitas produk metanol dengan quantum eficiency 4,15%
untuk Cu2O-TiO2 dan 4,30% untuk katalis Cu/TiO2. Dengan demikian, kondisi
operasi optimum yang dicapai pada penelitian ini meliputi: kecepatan putaran
reaktor 150 RPM, pH larutan 4, dan penggunaan katalis TiO2 bentuk film.
Penambahan dopan Cu pada katalis TiO2 lebih disaraukan untuk menaikkan yield
produk metanol. Waktu reaksi optimum dicapai antara jam ke-4 sampai jam ke-5
dan Iaju fotoreduksi CO2 menurun setelah jam ke-5."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hanum
"Isomerisasi olefin pada eugenol adalah reaksi yang penting, karena produknya, yaitu isoeugenol digunakan pada aplikasi farmasi, industri parfum, dan industri perasa pada makanan dan minuman. Reaksi isomerisasi membutuhkan energi aktivasi yang tinggi, sehingga diperlukan katalis. Katalis yang biasa digunakan dalam reaksi isomerisasi adalah larutan alkali kuat (KOH atau KOtBu) sebagai katalis homogen. Reaksi katalisis homogen menimbulkan masalah lingkungan dan proses pemisahan yang sulit antara hasil reaksi dengan katalis. Pada penelitian ini, dilakukan reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol menggunakan Mg-Al hidrotalsit sebagai katalis padatan basa. Pembuatan Mg-Al hidrotalsit dilakukan dengan mencampurkan larutan Mg(NO3)2 dan Al(NO3)3 dengan perbandingan mol 4:1. Katalis yang terbentuk dianalisis dengan XRD. Reaksi isomerisasi eugenol dengan katalis Mg-Al hidrotalsit menghasilkan campuran cis-isoeugenol, trans-isoeugenol, dan senyawa lain yang belum diidentifikasi. Dari hasil isomerisasi, diperoleh kondisi optimum, yaitu pada penggunaan pelarut DMSO dengan suhu reaksi 150 oC, berat katalis 0,6 g, dan reaksi selama 5 jam dengan persentase selektivitas isoeugenol sebesar 21,98%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>