Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Aulia Fitrah
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan angka kematian pada balita yang cukup tinggi. Menurut Depkes RI 2001, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita di Indonesia.
Dalam tugas akhir ini diselidiki faktor-faktor yang beresiko terhadap terjadinya ISPA pada balita di propinsi yang merupakan daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) ISPA pada balita di pulau Jawa. Penelitian menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 yang dilakukan pada Juni hingga Desember 2007.
Populasi penelitian tugas akhir ini adalah seluruh balita di pulau Jawa. Sampel diambil dengan cara sampling dua tahap, yaitu dengan menggunakan metode sampling probability proportional to size dan sistematic sampling. Untuk mencari propinsi di pulau Jawa yang merupakan daerah KLB kasus ISPA pada balita digunakan metode spatial scan statistics.
Diperoleh bahwa daerah KLB utama adalah propinsi Jawa Timur. Kemudian analisis regresi logistik biner dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya ISPA pada balita di Jawa Timur. Diperoleh bahwa balita dengan jenis kelamin perempuan, balita yang mendapat imunisasi DPT maupun campak, balita yang tinggal di kota, balita yang memiliki status ekonomi menengah dan menengah ke bawah, dan umur balita yang masih muda lebih cenderung untuk menderita ISPA. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irwan Afandi
"Kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Wonosobo meningkat dalam 3 tahun terakhir. Kejadian tertinggi adalah 348 per 1.000 balita pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah terhadap ISPA, dengan menggunakan desain cross sectional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah 2012. Sampel dipilih secara acak sederhana berdasarkan cluster mewakili perbedaan ketinggian di Wonosobo, selanjutnya pemilihan subjek penelitian menggunakan cara Propobability proportional to Size (N = 250).
Studi ini menemukan prevalens kejadian ISPA sebesar 60,80%, lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian ISPA setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu. Proporsi kejadian ISPA 68,47% dari balita yang tinggal pada kondisi rumah kurang, sedangkan 27,66% balita tinggal dalam kondisi baik (PR= 2,47, 95% CI: 1,545-3.967). Diperlukan upaya promosi kesehatan dan tindakan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan terutama kondisi rumah untuk mencegah ISPA.

The incidence of acute respiratory infections (ARI) on children under five in Wonosobo was increasing in the last 3 years. The highest was 348 per 1.000 children under five in 2010. The study aimed to determine the influence of house condition to ARI. This was an analytic cross sectional study. The population was all of under five In Wonosobo District, Central Java Province 2012. Sample was selected by cluster simple random sampling, the cluster was representing the altitude of Wonosobo, then the selection of subject study using propobabilty proportional to size (N=250).
This study found a prevalence of 60.80% of ARI, the house physical environment associated with the incidence of ARI home after the controlled of maternal knowledge variable. proportion of ARI incidence 68.47% of children who live on bad house conditions, while 27.66% children under five living in good conditions (PR = 2.47, 95% CI: 1.545 to 3967). Need a health promotion and an action to increasing the health environments especially the house conditions to prevent ARI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30757
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Najar Mukti
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita masih menjadi masalah yang besar di Indonesia. ISPA balita menjadi penyebab kematian balita urutan kedua di Jawa Barat dan di kota Depok menempati urutan pertama dari 10 penyakit yang di rawat jalan di Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PM10 udara dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tapos Kota Depok tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain cross sectional. Jumlah sampel 100 balita dengan metode cluster sampling yang diambil secara acak pada 2 kelurahan. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ISPA pada balita tergolong tinggi 57,7 dan 66,7, Konsentrasi PM10 dalam rumah OR = 3,477; 1,077-11,229 , suhu ruangan OR = 2,333; 1,017-5,351, kelembaban ruangan OR = 1,119; 0,443-2,827, luas ventilasi ruangan OR = 1,233; 0,108-14,082, dan status imunisasi OR = 1,233; 0,108-14,082 menjadi faktor risiko penyebab kejadian ISPA balita.

Acute Respiratory Infection ARI rsquo s occurrence in infant remains a prominent problem in Indonesia. ARI are the second largest cause of death in West Java Province, and are the first cause of 10 diseases commonly occurred in patients coming to Community Health Clinic within Depok area. This research conducted aiming at observing PM10 factor in the air inside the house towards ARI rsquo s occurrence in infant within Tapos Community Health Clinic in Depok area in 2017.
This research conducted using quantitative methods with cross sectional design. The samples were randomly chosen in 2 districts using cluster sampling method, collected 100 infants in total. Chi square test applied to measure the statistical data.
The result suggests that ARI rsquo s occurrence in infant is utterly high 57,7 and 66,7, PM10 concentration OR 3,477 1,077 11,229 , temperature OR 2,333 1,017 5,351, humidity OR 1,119 0,443 2,827 , ventilation OR 1,233 0,108 14,082, and immunization status OR 1,233 0,108 14,082 be risk factors cause the ARI occurred in infant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Banafsaj Zata Amani
"Kondisi kamar asrama pesantren dapat memicu timbulnya berbagai agen penyebab penyakit ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada santri di Pondok Pesantren ‘X’ yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur menggunakan desain studi cross sectional. Sebanyak 90 santri sebagai sampel penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu bertempat tinggal minimal enam bulan di kamar asrama dan kriteria eksklusi yaitu sedang mengalami penyakit pernapasan tuberculosis (TBC). Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Penyakit Berbasis Lingkungan dengan delapan pertanyaan terkait kejadian ISPA, kondisi lingkungan kamar asrama (kelembaban, luas ventilasi, kepadatan hunian) dan perilaku (mencuci tangan, olahraga, konsumsi vitamin C) yang diisi oleh para santri dibawah bimbingan guru yang telah diberikan arahan terkait pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 43,3% santri di Pondok Pesantren ‘X’ mengalami ISPA, seluruh kamar asrama dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat, dan mayoritas santri telah telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan ISPA dengan baik. Secara statistik, ditemukan adanya hubungan signifikan pada perilaku olahraga teratur terhadap kejadian ISPA (p=0,017), sementara kepadatan hunian, kelembaban, perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun, dan perilaku konsumsi vitamin C tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian ISPA.

The condition of boarding school dorm rooms can trigger the emergence of various agents that cause ARI disease. This study aims to analyze environmental and behavioral factors related to the incidence of ARI among students at Pondok Pesantren 'X' located in East Java Province using a cross sectional study design. A total of 90 students as the research sample were selected according to the inclusion criteria, namely residing for at least six months in a dormitory room and the exclusion criteria being experiencing tuberculosis (TB) respiratory disease. Data was collected using an Environment-Based Diseases questionnaire with eight questions related to the incidence of ARI, dorm room environmental conditions (humidity, ventilation area, occupancy density) and behavior (hand washing, exercise, vitamin C consumption) which were filled out by the students under the guidance of a teacher who had been trained. given directions regarding filling out the questionnaire. The results showed that as many as 43.3% of students at Pondok Pesantren 'X' experienced ARI, all dorm rooms were in conditions that did not meet the requirements, and the majority of students had implemented clean and healthy living behavior in preventing ARI properly. Statistically, it was found that there was a significant relationship between regular exercise behavior and the incidence of ARI (p=0.017), while occupancy density, humidity, hand washing behavior with water and soap, and vitamin C consumption behavior did not have a significant relationship with the incidence of ARI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Prameswari Hudono
"Latar belakang: Infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang besar di dunia maupun di Indonesia. Kejadian ISPA pada balita biasanya berulang merupakan sumber masalah karena mempengaruhi fungsi paru secara negatif dan merupakan sumber penggunaan antibiotik tersering. Diperlukan suatu strategi untuk mengurangi angka kejadian ISPA berulang pada balita. Imunostimulan OM-85 BV telah banyak diteliti manfaatnya dalam mengurangi beban penyakit ISPA pada dewasa dan anak. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai peran penggunaan imunostimulan OM-85 BV untuk mengurangi angka kejadian ISPA pada balita di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian OM-85 BV terhadap angka kejadian ISPA dan kadar serum imunoglobulin A (IgA).
Metode: Studi uji klinis kuasi eksperimental di RS Cipto Mangunkusumo, dari Februari hingga November 2018, melibatkan 35 balita dengan riwayat ISPA berulang. Subjek diberikan OM-85 BV selama tiga bulan (10 hari per bulan). Pencatatan frekuensi ISPA dan rerata lama sakit dilakukan secara retrospektif sebelum terapi, dan secara prospektif selama enam bulan setelah terapi. Dilakukan juga pemeriksaan usap tenggorok dan kadar serum IgA sebelum dan sesudah terapi OM-85 BV.
Hasil: Pemberian OM-85 BV mengurangi angka kejadian ISPA pada balita sebanyak dua episode dalam enam bulan (p <0,05) dan mengurangi rerata lama sakit sebanyak satu hari (p <0,05). Terdapat peningkatan kadar serum IgA setelah pemberian OM-85 BV, namun tidak signifikan secara statistik (p =0,062).
Simpulan: Pemberian OM-85 BV dapat mengurangi angka kejadian ISPA dan rerata lama sakit pada balita, namun tidak meningkatkan kadar serum IgA secara bermakna.

Background: Acute respiratory tract infection (ARTI) is a disease with high mortality and morbidity in the world and in Indonesia. In children under five, ARTI is usually recurrent. It affects lung function negatively and is a source of frequent antibiotics use. A strategy is needed to reduce the incidence of recurrent ARTI in children under five years old. OM-85 BV is an immunostimulant that has been numerously studied in an effort to reduce the burden of ARTI in adults and children. Until now there has been no research using OM-85 BV evaluating its effect in reducing ARTI incidence in Indonesian children age five years and under.
Objective: Investigating the effect of OM-85 BV on the incidence of ARTI and serum level of immunoglobulin A (IgA) in children under five years old.
Methods: A quasi-experimental clinical trial was done at Cipto Mangunkusumo Hospital, from February to November 2018, involving 35 children under five with history of recurrent ARTI. Subjects were given OM-85 BV for three months (10 days per month). The frequency of ARTI and average duration of illness was recorded retrospectively before therapy, and prospectively for six months after therapy. Throat swabs culture and serum IgA level were measured before and after OM-85 BV therapy.
Results: The administration of OM-85 BV reduced the frequency of ARTI in subjects by two episodes in six months (p <0.05) and reduced the average duration of illness by one day (p <0.05). There was an increase in serum IgA level after OM-85 BV administration, but not statistically significant (p = 0.062).
Conclusion: Administration of OM-85 BV reduced the frequency of ARTI and decreased average duration of illness in children under five, but did not significantly increase serum IgA level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvira Delviani
"ISPA merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Pada saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah. Bakteri dan virus penyebab ISPA umumnya ditularkan melalui udara yang tercemar. Pada tahun 2017, penyakit ISPA di Kota Bekasi mencapai 34.573 orang. Pada tahun 2015-2017, penyakit ISPA di Kota Bekasi menduduki peringkat pertama penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spasial antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi Tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi ekologi dengan analisis spasial dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2017, namun terdapat beberapa Kelurahan yang memiliki faktor lingkungan tinggi dan kasus ISPA rendah atau sebaliknya. Hubungan antara faktor lingkungan dengan kasus ISPA di Kota Bekasi tidak linier, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan peringatan dini/prediksi kasus ISPA di Kota Bekasi secara spasial. Dinas Kesehatan perlu menjalin kerjasama lintas sektor dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Perumahan, Permukiman dan Pertanahan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perhubungan untuk menekan angka kasus ISPA di Kota Bekasi.
ARI is an infectious disease caused by bacteria and viruses. In the upper respiratory tract or lower respiratory tract. Bacteria and viruses that cause ARI are generally transmitted through polluted air. In 2017, ARI disease in Bekasi City reached 34,573 people. In 2015-2017, ARI in Bekasi City was ranked first in infectious diseases. This study aims to determine the spatial relationship between environmental factors and the incidence of ARI in Bekasi City in 2017. The research design used was an ecological study with spatial analysis and used secondary data. The results of this study indicate that there is a relationship between environmental factors and the incidence of ARI in Bekasi City in 2017, but there are several Kelurahans that have high environmental factors and low ARI cases or vice versa. The relationship between environmental factors and ARI cases in Bekasi City is not linear, so it cannot be used as a benchmark in determining early warning/prediction of ARI cases in Bekasi City spatially. The Health Service needs to establish cross-sectoral collaboration with the Environment Service, Population and Civil Registration Service, Housing, Settlement and Land Affairs, Trade and Industry Service and Transportation Service to reduce the number of ARI cases in Bekasi City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Zahra Syahidah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
bagian atas atau bawah saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Tingginya prevalensi ISPA akan mempengaruhi pola penggunaan antiinfeksi di
fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan
antiinfeksi pada pasien ISPA di tiga puskesmas di Kota Depok tahun 2015. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif
dari resep pasien, Sistem Informasi Pengelolaan Obat (SIPO), dan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Analisis dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily
Dose (ATC/DDD). Antiinfeksi diklasifikasikan berdasarkan ATC dan kuantitas
dihitung dalam satuan DDD/1000 pasien perhari. Kualitas dinyatakan dalam jenis
obat yang termasuk dalam Drug Utilization 90% (DU 90%). Sampel adalah resep
pasien ISPA periode Januari-Desember 2015. Berdasarkan hasil analisis, kuantitas
antiinfeksi yang digunakan di Puskesmas Cipayung sebanyak 0,9496 DDD/1000
pasien perhari, di Puskesmas Limo sebanyak 0,7590 DDD/1000 pasien perhari, dan
di Puskesmas Bojongsari sebanyak 0,6483 DDD/1000 pasien perhari. Antiinfeksi
yang termasuk dalam DU 90% di Puskesmas Limo adalah amoksisilin,
kotrimoksazol, dan sefadroksil, sedangkan antiinfeksi yang termasuk dalam DU
90% di Puskesmas Cipayung dan Puskesmas Bojongsari adalah amoksisilin.
Persentase kesesuaian penggunaan antiinfeksi dengan formularium nasional di
Puskesmas Bojongsari adalah 71,43%, di Puskesmas Limo adalah 70%, dan di
Puskesmas Cipayung adalah 63,64%.

ABSTRACT
Acute Respiratory Infections (ARI) is an acute infection that attacks the upper or
lower respiratory tract caused by viruses or bacteria. Prevalence of ARI will affect
the pattern of anti-infection use in healthcare facilities. This research aimed to
evaluate the usage pattern of anti-infection for ARI patients at three Puskesmas in
Depok City in 2015. A design of this research use descriptive analytic with a
retrospective data collection taken from patients? prescriptions, Sistem Informasi
Pengelolaan Obat (SIPO), and Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS). This analysis are done through quantitative and qualitative using
ATC/DDD (Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily Dose) method. The
anti-infection classification are based on ATC, and the quantity are counted by
DDD/1000 patients per day. The quality are stated in Drug Utilization 90% (DU
90%). The sample are the prescriptions of ARI patients within period of January till
December 2015. Based on the output of the analysis, the anti-infection used at
Puskesmas Cipayung are 0,9496 DDD/1000 patients per day, at Puskesmas Limo
are 0,7590 DDD/1000 patients per day, and at Puskesmas Bojongsari are 0,6483
DDD/1000 patients per day. The anti-infection included in DU 90% at Puskesmas
Limo are amoxicillin, cotrimoxazole, and cefadroxil, while the anti-infection
included in DU 90% at Puskesmas Cipayung and Puskesmas Bojongsari are
amoxicillin. The percentages of compatibility of anti-infection usage with national
formulary at Puskesmas Bojongsari is 71,43%, at Puskesmas Limo is 70% and at
Puskesmas Cipayung is 60,64%.
;;"
2016
S65397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan ketiga di kelurahan Utan Kayu Utara. Wilayah tersebut merupakan sentra industri tahu yang seluruhnya menggunakan bahan bakar kayu sehingga berisiko tinggi terhadap pencemaran udara dan pengaruhnya kepada kejadian ISPA.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan karakteristik pekerja terhadap hubungannya dengan kejadian ISPA. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA 39 orang (39%).
Hasil penelitian menunjukkan pada atap, ventilasi, kelembaban, pencahayaan p=1,000, suhu p=0,999, umur p=0,307, kebiasaan merokok p=0,372 dan masa kerja p=0,254. Tidak terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja.

Acute respiratory tract infections (ARTI) is the third health problems in village Utan Kayu Utara. The region is the industrial centers of tahu who are all using fuel wood that high risk of air pollution and its effects to the occurrence of ARTI.
The study design used is cross sectional to know the relationship of the physical environment and the characteristics of the workers against the association with ARTI. The number of workers who are having ARTI 39 people (39%).
The results showed on the roof, ventilation, humidity, lighting p = 1.000, temperature p=0.999, aged p=0,307, smoking p=0,372 and working period p=0,254. There is no relationship between the physical environment with the occurrence of ARTI on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerikco Lewiyonah
"Latar Belakangan: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia, khususnya di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu dari enam negara dengan kasus ISPA pada balita terbanyak di dunia dengan insiden yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang berkaitan dengan ISPA pada balita diantaranya yaitu faktor sosio-demografi, , faktor sosio-ekonomi, dan faktor lingkungan. DKI Jakarta memiliki beberapa permasalahan yang umum terjadi di kota besar seperti masalah Kependudukan, pekerjaan, dan polusi udara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019- 2020, seperti usia ibu, tingkat Pendidikan ibu, tingkat Pendidikan ayah, jumlah perokok, jumlah industri, jumlah kendaraan bermotor, dan ruang terbuka hijau (RTH) secara statistic. Metode: Penelitian ini menggunakan desai studi ekologi berdasarkan tempat yang mencakup 44 kecamatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil: studi menunjukkan adanya korelasi terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia ibu (p = 0.011, r = 0.381), tingkat pendidikan ibu (p = 0,000, r = -0,385), jumlah perokok (p = 0.007, r = 0.422), dam ruang terbuka hijau (p = 0.048, r = 0.325). Sementara itu, untuk tingkat Pendidikan ayah, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah industri menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta.

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is an infectious disease the main cause of morbidity and mortality in children under five years in the world, especially in developing countries. Indonesia is one of the six countries with most cases of ARI in children under five years in the world. There are several factors related to ARI in children under five years including socio-demographic, socio-economic, and environmental factors. DKI Jakarta had several problems that are common in big cities, such as population, employment, and air pollution. Objective: In this study the factors related to the incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020, such as maternal age, mother’s level of education, father’s level of education, total of smokers, total of industries, total of vehicle, and quantity of green open space were analysed. Methods: An ecological study design based on region that includes 44 sub-districts in DKI Jakarta Province was used in this study. Results: Statistically significant correlations between incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) in children under five years in DKI Jakarta Province, and maternal age (p = 0,011, r = 0,381) in 2019 and 2020, mother’s level of education (p = 0,000, r = -0,385), total of smokers (p = 0,007, r = 0,422) in 2019,quantity of green open space (p = 0,048, r = 0,325) in 2019 were observed in this study. Meanwhile, in signicant correlations between father’s level ofeducation, total of vehicle, and total of industries show insignificant correlation with incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020 were showed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes , 1993
616.2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>