Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anjung Wulandari
"Penelitian ini menganalisis hubungan pendidikan dan partisipasi tenaga kerja perempuan di Jawa Barat. Penulis menemukan bahwa pendidikan berdampak negatif dengan signifikansi 1% terhadap partisipasi tenaga kerja perempuan di Jawa Barat. Hasil survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2018–2022 digunakan untuk metode kuantitatif yang menerapkan model Binary Logistic Regression. Selain itu, status pernikahan dan status KRT berdampak positif pada partisipasi tenaga kerja perempuan di Jawa Barat. Penulis juga menemukan bahwa faktor-faktor seperti jenis instansi dan gaji berdampak pada partisipasi tenaga kerja perempuan. Untuk mendukung temuan kuantitatif, penulis menggunakan analisis kualitatif yang mencakup survei kuesioner dan wawancara mendalam.

This study analyses the relationship between education and female labour force participation in West Java. The author found that education has a negative impact with 1% significance on female labour force participation in West Java. The results of the 2018-2022 National Labour Force survey were used for the quantitative method that applied the Binary Logistic Regression model. In addition, marital status and household head status have a positive impact on female labour force participation in West Java. The authors also found that factors such as agency type and salary have an impact on female labour force participation. To support the quantitative findings, the authors used qualitative analysis that included a questionnaire survey and in-depth interviews."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Prama Artha
"Studi ini merupakan analisis determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia. Hal ini berangkat dari adanya pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan partisipasi kerja seorang perempuan setelah kawin. Tujuan dari studi ini untuk mengestimasi dan menganalisis koefisien dari determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia, baik di level nasional maupun di tingkat kota dan desa. Metode analisis yang digunakan pada studi ini adalah model logit dengan metode estimasi maximum likelihood dan data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998. Hasil estimasi pada studi ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, sosial demografis dan ekonomi rumah tangga secara signifikan mempengaruhi keputusan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia. Kemudian di wilayah kota dan desa terlihat adanya beberapa perbedaan hasil estimasi dari determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik pekerjaan di kedua wilayah tersebut. Dimana di wilayah desa masih di dominasi oleh pekerjaan di sektor pertanian dan biasanya bersifat informal, sedangkan mayoritas pekerjaan di kota bersifat formal. Akhirnya, secara umum dari seluruh faktor yang diduga mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan kawin pada studi ini dapat dikatakan bahwa pendidikan di tingkat tersier adalah faktor yang paling mempengaruhi keputusan partisipasi perempuan kawin untuk menjadi angkatan kerja, baik di level nasional, ataupun di wilayah kota dan desa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifra Warnita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status ketenagakerjaan suami yang terdampak pandemi covid-19 dengan status angkatan kerja istri yang baru masuk ke pasar kerja melalui mekanisme “added worker effect/AWE”. Hasil analisis deskriptif menggunakan data Sakernas Agustus 2020 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase AWE yang berasal dari istri bila dilihat berdasarkan pendapatan suaminya. Berdasarkan model probit tahap pertama two step heckman ditemukan bahwa istri suaminya mengalami penurunan pendapatan memiliki probabilitas 5,78 persen poin lebih rendah dan istri yang pendapatan suaminya tetap memiliki probabilitas 6,49 persen poin lebih rendah untuk masuk ke pasar kerja daripada tetap mengurus rumah tangga dibandingkan istri yang suaminya tidak ada pendapatan. Hasil regresi multinomial pada tahap kedua two step heckman menunjukkan bahwa istri yang suaminya mengalami penurunan pendapatan atau pendapatan suaminya tetap cenderung untuk menjadi pekerja informal daripada pekerja formal, dibandingkan dengan istri yang suaminya tidak memiliki pendapatan.

This study aims to analyze the relationship between the employment status of husbands affected by the covid-19 pandemic and wife’s labor force status who have just entered the labor market through the "added worker effect/AWE" mechanism. The results of a descriptive analysis using Sakernas August 2020 data show that there is a difference in the percentage of AWE originating from the wife when viewed based on her husband's income. Based on probit model in the first stage of Two Step Heckman, it was found that the husband's wife experiencing a decrease in income has a 5.78 percentage point lower probability and a wife whose husband's income is fixed has a 6.49 percentage point lower probability of entering the labor market than continuing to take care of the household compared with wife whose husband has no income. The results of the multinomial regression in the second stage of Two Step Heckman show that wives whose husbands experience a decrease in their husband's income or income is fixed tend to become informal workers rather than formal workers, compared to wives whose husbands have no income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Haqi
"Artikel ini membahas operasi Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) PRRI di Indonesia timur pada April hingga Mei 1958. Didirikan pada 18 Maret 1958, AUREV didukung Amerika Serikat melalui Operasi HAIK dengan pesawat, pilot, serta krunya. Selain AS, AUREV juga didukung pemerintah Filipina dan Taiwan. Dengan bantuan ini, pada April-Mei 1958, AUREV gencar melakukan pengeboman ke Ambon, Balikpapan, Donggala, Jailolo, Palu, Ternate, Makassar, dan Morotai. Pengeboman menyasar berbagai target vital, antara lain kapal pengangkut dan tanker, landasan udara, pesawat, dan berbagai infrastruktur milik Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Operasi AUREV kemudian terhenti mendadak setelah satu bulan berjalan. Hasil penelitian artikel ini menunjukkan bahwa faktor penyebab singkatnya operasi AUREV adalah terhentinya bantuan AS yang dilatarbelakangi tiga faktor utama, yakni serangan balik APRI, tertangkapnya Allen Pope, dan perubahan kebijakan AS itu sendiri. Serangan balik APRI pada 15 Mei 1958 menghancurkan nyaris seluruh armada AUREV. Tiga hari setelahnya, pada 18 Mei 1958, pilot sewaan asal AS, Allen Pope, berhasil ditangkap kala pesawatnya ditembak jatuh. Di saat yang bersamaan, ada perubahan kebijakan AS yang muncul seiring dengan kedua faktor sebelumnya dan faktor lainnya, seperti kegagalan meredam pengaruh komunisme. Akibat kombinasi ketiga faktor ini, AS memutuskan untuk menghentikan bantuan kepada PRRI, dan AUREV. Artikel ditulis dengan metode sejarah dengan sumber berupa surat kabar sezaman, buku, skripsi, tesis, dan artikel jurnal.

This article discusses the operations of the PRRI’s Revolutionary Air Force (AUREV) in eastern Indonesia from April to May 1958. Founded on March 18, 1958, AUREV was supported by the United States through Operation HAIK with aircrafts, pilots and crews. Apart from the US, AUREV was also supported by the governments of the Philippines and Taiwan. With this assistance, in April-May 1958, AUREV intensively bombed Ambon, Balikpapan, Donggala, Jailolo, Palu, Ternate, Makassar, dan Morotai. The bombings targeted various vital targets, including transport ships and tankers, airfields, aircrafts and various infrastructure belonging to the Republic of Indonesia War Forces (APRI). AUREV's operation was then suddenly stopped after one month. The results of this research indicates that the factor causing the short period of AUREV’s operation was the cessation of American aid due to three main factors, namely APRI's counterattack, the capture of Allen Pope, and changes in American policy to PRRI. An APRI counterattack on 15 May 1958 nearly destroyed all of AUREV’s fleet. Three days later, on May 18, 1958, a chartered pilot from the US, Allen Pope, was caught by the Indonesian Army after his plane was shot down over Ambon. And at that time, there were major changes in American policy to PRRI due to the previous two factors and failure to curb communist influence. With these factors, the US decided to entirely abandon PRRI, with AUREV included. This article is written using the historical method with sources in the form of newspapers, books, theses, and article."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Made Irenee Sarasvati
"Tulisan ini menganalisis bagaimana pentingnya penerapan mekanisme pemberitahuan (notifikasi) keadaan kahar pada praktik kontrak dewasa ini, khususnya terhadap kebijakan dan implementasinya di Indonesia dan Belanda. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Dalam hal prestasi tidak dapat dilaksanakan karena suatu peristiwa yang berada di luar kontrol debitur, maka debitur dapat mendalilkan keadaan kahar sebagai dasar untuk mengurangi atau membebaskan debitur dari tanggung jawab atas biaya, ganti rugi, maupun bunga terhadap tuntutan wanprestasi. Dalam praktiknya, selalu ada kemungkinan dimana debitur mendalilkan keadaan kahar atas itikad buruk, misalnya dengan menggunakan keadaan kahar sebagai alasan yang mengakibatkan tidak terlaksananya suatu prestasi padahal wanprestasi terjadi karena kelalaiannya sendiri, atau debitur yang tidak mematuhi persyaratan prosedural dalam kontrak seperti ketentuan untuk memberikan notifikasi tertulis atas keadaan kahar yang menimpanya segera setelah keadaan tersebut terjadi. Maka dari itu, demi memberikan perlindungan kepada kreditur dari tindakan-tindakan demikian, penting bagi Indonesia untuk memiliki kepastian hukum mengenai ketentuan mekanisme pemberitahuan/notifikasi keadaan kahar sebagai syarat prosedural debitur yang mendalilkan keadaan kahar, berikut dengan implikasi hukum apabila gagal melakukannya. Berbeda dengan Indonesia, Belanda sebagai negara pembanding telah mengenali pentingnya mekanisme ini dalam doktrin, praktik kontrak, serta per timbangan Hakim dalam kasus hukum konkret.

This paper analyzes the importance of the application of force majeure notification mechanism in recent contract practices, especially on its policy and implementation in Indonesia and the Netherlands. This paper is prepared using doctrinal research method. In the event that the performance cannot be fulfilled due to an event that is beyond the debtor's control, the debtor can claim force majeure as a basis for reducing or relieving the debtor from liability for costs, damages, and interest on the default claim. In practice, there is always the possibility that the debtor may argue force majeure in bad faith, for example by using force majeure as an excuse that results in the non-performance of a performance when the default occurred due to his own negligence, or a debtor who does not comply with procedural requirements in the contract such as the provision to provide written notification of force majeure as soon as it occurs. Therefore, in order to provide protection to creditors from such actions, it is important for Indonesia to have legal certainty regarding the provisions of the force majeure notification mechanism as a procedural requirement for debtors who postulate force majeure, along with the legal implications of failing to do so. As opposed to Indonesia, the Netherlands as a comparative country has recognized the importance of this mechanism in doctrine, contractual practice, as well as the consideration of Judges in concrete legal cases."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebry Widya Puspitasari
"Jembatan khusus merupakan salah satu infrastruktur untuk konektivitas darat yang membutuhkan penanganan khusus dalam pemeliharaannya, salah satunya dengan structural health monitoring system (SHMS) untuk meningkatkan pemantauan terhadap jembatan khusus pada masa layan/fungsional (operasional dan pemeliharaan/preservasi). Jumlah jembatan khusus dalam masa layan adalah lebih dari 200 jembatan. Selama masa operasional dan pemeliharaan jembatan, Pengelola Jembatan harus melakukan pemeliharaan dan pemantauan jembatan kemudian menyampaikan hasilnya kepada Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) melalui Balai Jembatan dalam bentuk Laporan Tahunan sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 41/PRT/M/2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan. Laporan tahunan tersebut dapat diambil dari hasil SHMS. Beberapa tahun terakhir ini terdapat beberapa jembatan khusus yang telah terpasang SHMS seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Merah Putih, dan lain-lain. Permasalahannya SHMS di jembatan tersebut (SHMS Lokal) tidak berjalan dengan baik, begitupun sistem integrasi SHMS di Pusat sehingga perlu dilakukan analisa parameter atau komponen untuk pengembangan sistem integrasi SHMS serta mengembangkan manajemen dalam pengelolaan SHMS lokal maupun Pusat. Metode yang dilakukan adalah pengumpulan data-data yang berhubungan sistem monitoring kesehatan struktur jembatan (SHMS) dengan analisis studi literatur dan studi kasus di jembatan yang telah terpasang SHMS dan sistem integrasi eksisting, terutama terkait manajemen pengelolaan SHMS agar SHMS dapat berjalan dan terlapor dengan baik. Dengan adanya sistem ini, kondisi jembatan dapat dimonitor setiap saat (realtime) dan dijadikan sebagai salah satu pengambil keputusan oleh pemangku kepentingan untuk penanganan pemeliharaan atau perbaikan jika terdapat kerusakan atau kejadian seperti bencana alam (force majeur) atau unforeseen condition. Sehingga, monitoring jembatan dapat ditingkatkan dilihat dari segi waktu karena bisa diketahui data kondisi jembatan lebih cepat.

Special bridges are infrastructures for land connectivity that require special treatment in their maintenance, to improve monitoring towards the bridges during operational services and preservation period by Structural Health Monitoring System (SHMS). The number of bridges in operational services period is more tahan 200 bridges. During the operation and maintenance, bridge the bridge shall keep of monitoring and bridge then informed the Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) by Balai Jembatan in form the annual report based on Minesterail Regulation of Minister of Public Works and Housing Number 41/PRT/M /2015. The annual report can be taken from the SHMS. In recent years, there has been several Special Bridges with SHMS, such as Suramadu bridge and Merah Putih bridge. Unfortunately, on those bridges the local SHMS are not functioning well, likewise with the integrated central SHMS. Therefore, there is a need to conduct, first, parameter or component analysis that is necessary for the development of integrated SHMS, and second, development of management of local and central SHMS. This research applies documentary analysis of literatures and case study of bridges with existing and integrated SHMS to collect data related to SHMS monitoring system, particularly relating to the management of SHMS that SHMS viable and well. With the working system, the bridges’ condition can be monitored at real-time and can become the basis for decision making by stakeholders to conduct maintenance or repair when there are damages or accidents or any force majeure and unforeseen condition. So, monitoring the bridge can be improved viewed from the perspective of time because conditions could be known data bridge faster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dunia akan datang ke liberalisasi arus informasi, barang, modal, dan tenaga kerja. Informasi akan bepergian di mana-mana tanpa batas. Barang akan pergi ke mana mereka adalah yang terbaik dijual. Buruh akan bekerja di mana ia mendapatkan pekerjaan yang paling diiinginkan."
320 ALI 3:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Purwono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan sektor lapangan usaha yang menyerap angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SLTA yang meliputi jenis kelamin, tempat iinggal, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan sektor lapangan kerja (pertanian, manufaktur dan jasa). Data yang digunakan adalah data SAKERNAS bulan Agustus tahun 2007 dengan analisis diskriptif dan inferensial. Tahapan pertama penelitian adalah estimasi upah angkatan kerja dengan regresi linier. Selanjutnya dengan regresi linier menghitung probabilitas bekerja untuk menganalisis penyerapan angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMA dan lulusan SMK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas sebanyak 164.118.3224 orang, dimana 29.284.l88 orang adalah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun. Mereka merupakan 68,01 persen angkatan kerja muda (15-24 tahun) serta 17,84 persen dari jumlah penduduk usia kerja (15-64 mhun) dengan karakteristik 50,08 persen laki-laki, 70,70 persen berstatus tidak kawin, 47,73 persen bertempat tinggal di perkotaan dan 38,00 persen berpendidikan tamat SLTA. Pada penduduk umur 18-24 tahun tamat SLTA, berdasarkan kegiatannya 37,69 persen berstatus bekerja, 19,98 persen mencari kerja, 25,05 persen sekolah dan 17,28 persen lainnya.
Hasil deskriptif upah menunjukkan bahwa upah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMK lebih besar dibanding upah lulusan SMA. Hasil analisis inferensial probabilitas bekerja angkatan kerja muda umur 18-24 lulusan SLTA menunjukkan lulusan SMK lebih besar dibanding lulusan SMA. Sektor lapangan usaha yang banyak menyerap lulusan SMA adalah sektor pertanian, sektor manufaktur untuk lulusan SMK, sedangkan probabilitas bekerja Iulusan SMA dan lulusan SMK kurang pada sektor jasa.

This research to know the factors and working field sectors that absorb the young labor forces ages 18~24 years old which graduated from SLTA that involve sex, residence, marital status, training and working Held sectors (Agriculture, manufactory, and service) and taining The data which is used is Sakernas data on august 2007 by descriptive and inferential analysis. The first step of research is wage estimation of labor forces with linier regression. Secondy by linier regression to count work probability to analyze absorb1ion of labor forces Hom 18-24 years old of SMA and SMK graduations.
The result of this reseach explains that sum of people up to 15 years old are 164.118.1323 people, where 29.284.188 people are labor force of 18-24 years old. They are 68,01 percent from young labor force (15-24 years old) and 17,84 percent from sum of 15-64 years old. Their characteristics are 50,08 percent male, 70,70 percent unmarried yet status, 47,73 percent who live in the city and 38,00 percent of SLTA graduation. Based on its activity 37,69 percent is working, 19,98 percent is seeker, 25,05 percent school age and 17,28 percent the others.
The result of wage descriptive analisis shown that wage at the youngs of SMK are bigger than the of wage SMA graduation. The result of inferensial analysis from working probability at young labor forces age 18-24 years old which graduated from SLTA shown that SMK graduations are bigger than SMA graduations. SMA -graduations are absorted at agriculture sector, manufacture sector for SMK graduations, meanwhile SMA and SMK graduations are not absorted in service sector.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33960
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Sidharta
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>