Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Heru Budiargo
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endrati Fariani
"Tidak ditemukan abstrak"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
15-19-888115205
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endrati Fariani
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26300
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfadlillah
"Di era globalisasi, perusahaan harus fokus pada kualitas produk dan layanan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 penting untuk bertahan dalam persaingan yang ketat. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki fluktuasi jumlah perusahaan yang menerapkan ISO 9001.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan ISO 9001 terhadap kinerja operasional dan kinerja bisnis industri manufaktur komponen otomotif. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan prinsip ISO 9001, kriteria kinerja operasional dan kriteria kinerja bisnis yang akan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis oleh para ahli di industri manufaktur.
Metode statistik analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression) digunakan untuk memperoleh hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ISO 9001 memiliki hubungan positif terhadap kinerja operasional dan kinerja bisnis industri manufaktur.

In the globalization era, companies must focus on the quality of products and services to improve their competitive advantage. The implementation of ISO 9001 quality management system is important to survive in the fierce competition. Indonesia as a developing country has a fluctuating number of companies that implement ISO 9001.
The aim of this research is to examine the impact of ISO 9001 on operational performance and business performance of automotive component manufacturing industry. The literature study was conducted to obtain ISO 9001 principles, operational performance criteria and business performance criteria that will be used as variables in this research. The data was collected using questionnaire and analysed by experts in the manufacturing industry.
Statistical method of correlation analysis and multiple linear regression analysis were used to obtain research result.
The result of this research shows that ISO 9001 has a positive relationship on manufacturing industry operational performance and business performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santosa
"Perkembangan industri mobil di Indonesia tak dapat dipisahkan dengan disain industrialisasi substitusi impor yang telah dicanangkan sejak tahun 1950-an. Begitu pentingnya industri ini maka berbagai kebijakan diterapkan kepadanya dengan maksud untuk melindunginya. Akan tetapi nuansa kebijakan yang diberlakukan tampaknya amat berlebihan sehingga industri ini tumbuh dalam bentuk struktur yang terfragmentasi sehingga hanya sedikit perusahaan saja yang bisa berproduksi mendekati skala efisiensi minimum.
Dengan bertolak dari hipotesis bahwa struktur pasar industri mobil di Indonesia selama lima tahun terakhir (1997-2001) dikuasai oleh beberapa perusahaan saja yang menjadi pemain utama dalam pasar tersebut; persaingan dalam pasar mobil Indonesia semakin tidak kompetitif; terdapat sejumlah hambatan yang ketat dalam pasar industri mobil Indonesia sehingga menghalangi para pendatang baru untuk memasuki pasar tersebut. Oleh karenanya studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi yang terjadi, mengidentifikasi jumlah pemain utama dalam industri mobil di Indonesia, dan mendeteksi sejumlah hambatan yang menghalangi pendatang baru untuk masuk sebagai pemain utama tersebut.
Alat analisis yang digunakan untuk keperluan tersebut adalah formula untuk menghitung tingkat konsentrasi yakni Concentration Ratio 4 (CR4) perusahaan mobil dengan pangsa pasar terbesar dan Indeks Linda. Formula pertama untuk mengetahui perkembangan tingkat konsentrasi sedangkan Indeks Linda untuk menentukan jumlah perusahaan dalam jajaran pemain utama dalam pasar.
Studi ini menemukan bahwa struktur pasar industri otomotif di Indonesia bercorak oligopoli. Hal ini ditunjukkan oleh adanya sedikit pelaku utama (7-11 merek) yang bermain dalam pasar ini baik pada kategori mobil niaga maupun sedan. Corak ini semakin diperkuat oleh adanya temuan bahwa tingkat konsentrasi 4 perusahaan dengan pangsa pasar terbesar (CR4) sangat tinggi yakni berkisar antara 80-84 persen untuk kategori mobil niaga dan 50-80 persen untuk mobil sedan. Dengan begitu dapat dikatakan pula bahwa struktur pasar industri mobil niaga lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan mobil sedan.
Mencermati perkembangan (perubahan) tingkat konsentrasi tersebut dan jumlah pelaku utama yang bermain dalam pasar mobil kedua kategori tersebut antara tahun 1997-2001 dapat disimpulkan bahwa struktur pasar industri mobil niaga memberikan prasyarat bagi tingkat persaingan yang cenderung semakin kompetitif. Hal ini ditunjukkan adanya kecenderungan semakin menurunnya angka CR4 dan meningkatnya jumlah pelaku utama yang bermain di pasar ini. Sebaliknya jika dicermati hal yang sama pada kasus pasar industri mobil sedan tampak bahwa kecenderungannya semakin tidak kompetitif. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan angka CR4 dan menurunnya jumlah pelaku utama yang bermain di pasar ini selama kurun waktu 1997-2001.
Mencermati perkembangan jumlah pelaku utama yang bermain dalam pasar industri otomotif baik niaga maupun sedan tampak bahwa dalam kurun waktu pengamatan pelaku utama industri ini didominasi oleh merek-merek mobil buatan Jepang seperti Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Daihatsu, Isuzu dan Honda. Kuatnya posisi merek-merek tersebut pada jajaran pelaku utama menyebabkan terjadinya hambatan (barrier to entry) bagi perusahaanperusahaan lainnya untuk masuk dalam jajaran tersebut.
Akan tetapi, masuknya mobil-mobil buatan Korea yang menawarkan harga yang bersaing dengan model yang inovatif tampak menjadi substitusi yang hampir sempurna bagi mobil-mobil Jepang. Fenomena ini amat menarik untuk dicermati karena serta merta telah terbukti merebut hati konsumen mobil Indonesia yang secara psikologis mendambakan harga mobil yang relatif murah.
Terdapat beberapa hambatan yang ditemukan dalam studi ini yang menyebabkan hal tersebut di atas yaitu skala ekonomi yang besar, diferensiasi produk yang tinggi dan kebutuhan investasi yang besar. Berbagai hambatan tersebut ditunjukkan dengan adanya kapasitas produksi yang besar, jumlah model dan varian yang banyak dan investasi yang besar pada perusahaan-perusahaan dominan tersebut.
Terdapat tiga hal yang memberikan kontribusi pada tingginya harga mobil di Indonesia, yakni inefisiensi industri, struktur pasar, dan pajak serta tarif yang tinggi. Masalah tersebut tidak mudah diatasi mengingat selama ini kebijakan pemerintah tidak efektif dalam pencapaian tujuannya. Beberapa hal yang menyebabkannya adalah konsistensi kebijakan itu sendiri yang kurang dan respon para produsen otomotif yang kurang baik. Dalam hal ini para produsen cenderung untuk mempertahankan kedudukannya di pasar untuk memperoleh margin keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu pertentangan antara pemerintah dan pihak produsen sering terjadi dalam setiap kebijakan yang dihasilkan.
Mengingat bahwa struktur pasar yang oligopolis merupakan akibat dari kebijakan pemerintah untuk memiliki mobil nasional, pengenaan tarif yang tinggi dan hak perakitan yang hanya diberikan kepada agen tunggal tertentu yang disukai pemerintah sehingga menyebabkan tingkat efisiensi produksi yang rendah dan harga jual yang sangat mahal, maka perlu dilakukan reorientasi kebijakan pemerintah untuk memecah struktur oligopolis tersebut dengan kebijakan yang tak lagi berorientasi pada pemilikan mobil nasional, penurunan tarif secara bertahap dan mendorong tumbuh berkembangnya industri komponen.
Mengingat bahwa terdapat kecenderungan bagi mobil kelompok sedan semakin tidak kompetitif maka kebijakan persaingan perlu diterapkan untuk jenis mobil ini terutama meningkatkan persaingan dengan produk impor. Sementara kecenderungan pasar industri mobil niaga yang sudah bergerak ke arah yang kompetitif perlu terus didorong agar tercipta efisiensi pada produksinya.
Perlu diterapkan kemudahan investasi baru untuk mobil-mobil non Jepang sehingga tidak tercipta hambatan non-tarif seperti skala ekonomi dan diferensiasi produk oleh produkproduk tersebut yang nota bene sudah mapan di pasar mobil Indonesia. Kebijakan pembukaan kran impor mobil perlu diperluas agar persaingan pada pasar industri ini semakin kompetitif.
Setiap kebijakan pemerintah yang dihasilkan untuk meregulasi industri otomotif harus dilakukan secara konsisten antara instrumen dan tujuan yang ingin dicapai. Ketegasan pemerintah dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sangat penting bagi keberhasilan kebijakan di bidang ini. Terutama untuk menghadapi tekanan dari pihak produsen yang ingin selalu diuntungkan dalam setiap kebijakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T10776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirajuddin
"Penelitian ini membahas tentang model pengelolaan pelabuhan dan peningkatan kinerja logistik pada sektor industri pelabuhan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan karena Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Namun, efisiensi logistik pelabuhan masih belum memuaskan, hal ini terlihat dari kinerja dwelling time masih 5-6 hari, dan biaya logistik masih 24,64% dari produk domestik bruto. Model ini dibangun dari 9 variabel laten dan 33 variabel manifest. Keseluruhan variabel yang digunakan berdasarkan studi literatur dan hasil wawancara langsung dengan 20 praktisi/ahli di bidang logistik pelabuhan, dan melalui focus group discussion untuk memastikan keseluruhan indikator yang digunakan sesuai dengan kondisi dan karakteristik pelabuhan di indonesia.
Untuk membangun dan menguji model, penelitian ini menggunakan metode Structural equation modeling dimana terdapat 15 hipotesis yang digunakan. Sebanyak 500 kuesioner yang didistribusikan ke berbagai stakeholders industri pelabuhan, Namun, hanya 260 kuesioner yang valid untuk dapat diproses lebih lanjut. Hasil perhitungan persamaan struktural diperoleh bahwa faktor political economic environment berpengaruh signifikan terhadap model pengelolaan pelabuhan, dan model pengelolaan pelabuhaan berupa pemisahan dengan tegas antara operator pelabuhan dan regulator pelabuhan dan pengembangan pelabuhan dalam bentuk konsesi berpengaruh signifikan terhadap infrastructure and port facility, hinterland accessibility, quality of services, integration information system, price and incentive strategy; efisiensi customs clearance and administration procedure. Dalam model ini, efisiensi customs clearance and administration procedure yang diintegrasikan dengan operator pelabuhan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja logistik pelabuhan melalui quality of services, integration information system.
Model ini juga membuktikan bahwa Efisiensi customs clearance and administration procedure berpengaruh signifikan terhadap quality of services, integration information system, dan price and incentive strategy. Begitupula infrastructure and port facility terhadap quality of services; quality of services terhadap kinerja logistik pelabuhan; dan integration information system terhadap kinerja logistik pelabuhan; berpengaruh signifkan terhadap kinerja logistik pelabuhan. Sedangkan variabel yang menurut responden tidak berpengaruh signifikan adalah hinterland accessibility terhadap quality of services dan price and incentive strategy terhadap kinerja logistik pelabuhan.
Selain itu, dari hasil pengujian signifikansi model menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kinerja logistik pelabuhan ekpor-impor di indonesia, prioritas utama yang perlu dilakukan adalah integration information system antara operator dan customs baru kemudian dilakukan price and incentive strategy, quality of service, infrastructure and port facility, dan terakhir hinterland accessibility.

This study discusses the port management model and improved logistics performance in the port industry sector in Indonesia. This research was conducted because Indonesia has great potential to become the world's maritime axis. However, the efficiency of port logistics is still not satisfactory, this can be seen from the dwelling time performance of still 5-6 days, and logistics costs still 24.64% of gross domestic product. This model was built from 9 latent variables and 33 manifest variables. All variables used are based on literature studies and the results of direct interviews with 20 practitioners/experts in the field of port logistics, and through a focus group discussion to ensure that all indicators used are by the conditions and characteristics of ports in Indonesia.
To build and test the model, this study uses the Structural equation modeling method where there are 15 hypotheses used. A total of 500 questionnaires were distributed to various port industry stakeholders. However, only 260 questionnaires were valid for further processing. The results of structural equation calculations show that political-economic environment factors have a significant effect on the port management model, and port management models in the form of explicit separation between port operators and port regulators in the form of concessions have a significant effect on infrastructure and port facilities, hinterland accessibility, quality of services, integration of information system, price and incentive strategy, efficiency of customs clearance and administration procedure. In this model, the efficiency of customs clearance and administration procedures integrated with port operators has proven to have a significant effect on port logistics performance through the quality of services, integration information systems.
This model also proves that the efficiency of customs clearance and administration procedures has a significant effect on the quality of services, integration of information systems, and price and incentive strategies. Also infrastructure and port facility for quality of services; quality of services to the performance of port logistics; and integration of information systems to port logistics performance; significant effect on port logistics performance. While the variables which according to respondents do not have a significant effect are hinterland accessibility to quality of services and price and incentive strategies to port logistics performance.
In addition, the results of testing the significance of the model indicate that to improve the performance of import-export port logistics in Indonesia, the main priority that needs to be taken is the integration of information systems between operators and customs and then a price and incentive strategy, quality of service, infrastructure and port facilities, and finally the hinterland accessibility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2636
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahresmita
"ABSTRAK
Industri pengolahan rotan sangat diharapkan menjadi salah satu tumpuan sumber penerimaan devisa bagi Indonesia. Melihat dari sumber daya hutan (rotan) dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, produk barang jadi rotan dapat dikatakan mempunyai keunggulan komparatif dipasar internasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk barang jadi rotan Indonesia, namun daya saing tersebut cenderung semakin menurun. Dalam era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya. Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat dalam rangka peningkatan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dipasar internasional, mengetahui peran pemerintah dan memberikan alternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Identifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dilakukan melalui perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA); sedangkan penentuan strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing menurut Diamond Porter's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang lebih berperan dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan adalah: kondisi permintaan, diikuti secara berurutan oleh faktor kondisi; industri terkait dan pendukung; strategi; struktur dan persaingan; kebijakan pemerintah dan kesempatan/peluang. Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia adalah industri, diikuti oleh pemerintah, lembaga keuangan/ perbankan, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing.
Sedangkan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah penciptaan iklim usaha kondusif, diikuti oleh peningkatan promosi dan informasi pasar serta penguatan keterkaitan aktivitas dalam rantai nilai, walaupun bobot setiap alternatif strategi tidak jauh berbeda."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
"Ada 186 industri yang secara ruang tersebar di koridor Jalan Raya Bogor (termasuk propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat) dengan keanekaragaman pola persebarannya. Dampak pola persebaran industri tentunya akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja lokal masyarakat yang menetap di wilayah penelitian, yang mana intensitas dampak yang berdekatan dengan lokasi industri tentunya tinggi dan makin jauh, intensitas dampak semakin rendah. Hasil analisis tetangga terdekat (nearness neighborhood analysis) diperoleh kesimpulan pola persebaran industri: mengelompok (cluster pattern) di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; tidak merata/acak (random) di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru dan Jatijajar; merata (dispersed pattern/uniform) di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug dan Sukamaju. Masyarakat lokal yang terserap pada kegiatan industri 62,04 % pada tingkat pendidikan menengah dan 2,81 % pada tingkat pendidikan rendah atau tidak sekolah.

Spatial dispersed pattern of Industry at Jalan Raya Bogor Corridor. The corridor Jalan Raya Bogor, includes DKI Jakarta and West Java provinces have 186 industry, which different spatial dispersed pattern. The Industry has an impact to local community for worker industry. The analysis with nearness neighborhood and overlay map are conclusion as industry has cluster pattern at Cisalak Pasar, Cilangkap, and Cisalak district. And the industry patterns have random spatial at Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, and Jatijajar district. The industry spatial has a dispersed pattern/uniform at Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, and Sukamaju district. The local community for worker industry has 62.04% senior high school and 2.81% elementary school or not education."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Natalia Paulina
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada pekerja di sektor ritel di Jepang
Perubahan industri yang terjadi di Jepang menyebabkan pemngkatan pada
sektor ntel dalam beberapa dekade terakhir dan sekahgus menyerap banyak
tenaga kerja ke dalam sektor mi terutama pekerja non reguler (hi-seishain)
Masalah yang dikaji dalam penelitian mm adalah faktor-faktor apa yang
menyebabkan terjaclinya peningkatan pekerja hi-seishain terhadap sektor
mndustn ntel di Jepang dan mengapa terdapat berbagai macam kategori
pekerjaan di mndustn ntel di Jepang Data yang diperoleh merupakan data
sekunder dan hasil penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dan
sumber sumber publikasi lamnnya seperti artikel di internet maupun dan
jurnal Metode anahsis yang digunakan dalam penelitian mm adalah metode
penyajian analisms desknptif dimana analisa permasalahan dijelaskan
dengan menggambarkan menguraikan atau melukiskan suatu keadaan
yang sedang berlangsung berdasarkan data dan miormasi yang diperoleh
dan objek penelitian Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa perusahaan ntel menggunakan pekerja
non reguler (hi seishain) untuk menerapkan sistem kerja yang fleksibel
Fleksibilitas kerja dalam bisnis ntel didesain untuk dapat mengatur jam
operasional kerja dan luas ukuran usaha Fleksibilitas tersebut
menyebabkan terjadinya kasualisasi kerja yang terjadi dalam industri ntel
yang dikarenakan adanya kesesuaman antara keinginan perusahaan dan
pekerja.

ABSTRACT
This study focuses on workers in the retail sector in Japan The
changes in industries in Japan causes an increase in the retail sector in
the recent decades It also absorbs a lot of workers into this sector
especially the non regular workers (hi-seishain) The problems/issues
examined in this study are factors causing an increase in hi-seishain
workers against the retail industry sector in Japan and the reasons for
various categories of jobs in the retail industry in Japan The data obtained
is secondary data from literature research and data collection from other
sources publications such as articles on the internet and from the journal
The method of analysis used in this research is descriptive analysis method
whereby the presentation of analysis of the problem is explained by
depicting or describing a situation that is ongoing based on data and
information obtained from the object of research Based on the research and
analysis it can be concluded that retail companies use non-regular
workers (hi-seishain) to implement a flexible working system Flexibility
of work in the retail business is designed in order to set the operating
hours of work and the sales floor space of the business Flexibility has
caused the casuahzation of employment which occurs in the retail
industry due to the compatibility between desires of companies and
workers.
"
2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>