Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arumala Berlin Fadelan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiandry Taslim
"Dengan dikeluarkannya Paket Deregulasi di bidang perbankan tahun 1988 atau lebih dikenal dengan PAKTO 1988, maka jumlah bank yang ada di Indonesia semakin bertambah. Penambahan jumlah . bank tersebut juga diikuti dengan berbagai permasalahan yang banyak timbul akhir-akhir ini, terlebih-lebih dengan semakin meningkatnya bank-bank yang menjual sahamnya di pasar modal. Sorotan maupun kritik tidak hanya ditujukan pada pihak perbankan saja, melainkan juga kepada pihak Bank Indonesia yang terlihat kurang tegas dan banyak melakukan Trial and Error dalam usahanya mengembangkan industri perbankan dan pihak lain yang terkait dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia dan Badan Pelaksana Pasar Modal yang kurang tanggap dalam menerapkan peraturan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari berbagai kasus yang terjadi pada industri perbankan, dibutuhkan suatu analisa yang lebih mendalam agar investor khususnya dan masyatakat pada umumnya dapat meningkatkan awareness mereka terhadap resiko industri perbankan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan peneli-tian untuk menganalisa berbagai resiko yang dapat terjadi pada industri perbankan melalui laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kapada pihak perban¬kan, pihak Akuntan Publik, BAPEPAM dan BEJ, para Akademisi, para Pengamat Perbankan, para Investor Badan maupun investor Perseorangan. Dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner tersebut, maka dapat diketahui berbagai pendapat para responden tersebut dalam merangking resiko industri perban¬kan, maupun hal-hal yang dapat dilakukan dalam meminimisasi resiko-resiko tersebut melalui laporan keuangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa tingkat resiko yang ditemukan masih kurang dari 20%, yang berarti bahwa resiko investasi pada industri perbankan masih tergolong rendah. Resiko kredit macet dan pengendalian manajemen merupakan hal yang paling memprihatinkan industri perbankan maupun pihak-pihak lain saat ini karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dalam melemahkan kinerja perbankan. Meskipun masih belum memadai, namun laporan keuangan masih dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menganalisa resiko industri perbankan. Resiko-Resiko yang terjadi pada industri perbankan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal bank itu sendiri yang tercermin dari berbagai pelanggaran yang dilakukan pihak bank memanfaatkan kelemahan peraturan yang ada. Para analis perbankan juga sepakat bahwa untuk saat ini mereka lebih cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek yang disebabkan oleh ketidakpastian industri perbankan secara jangka panjang.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pihak Bank Indonesia harus lebih ketat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap bank-bank untuk melindungi kepentingan nasional. Pihak BAPEPAM juga dituntut untuk semakin meningkatkan perannya dalam melaporkan informasi-informasi yang sekiranya berguna bagi investor dalam meminimisasi resiko. Pihak perbankan sendiri dituntut untuk melaksanakan Prudent Banking dalam melaksanakan aktivitasnya namun bukan berarti mereka meupakan tugasnya sebagai Agent of Development. Pihak Ikatan Akuntan Indonesia harus terus mengikuti perkembangan dunia usaha umumnya dan perbankan khususnya untuk dapat memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat dengan selalu tanggap atas berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat. Terakhir adalah bahwa Industri perbankan sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, perbankan itu sendiri memang sangat terpengaruh oleh iklim yang diciptakan oleh pemerintah. Namun dalam kondisi bagaimanapun pihak perbankan harus menjaga integritasnya ditengah masyarakat, yang berarti bahwa industri perbankan harus dapat bertahan dalam situasi yang tersulit sekalipun karena hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Indriany
"Selain fungsi sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat, lembaga perbankan juga diharapkan mampu menyediakan dana untuk mendorong laju dan keseimbangan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi nasional. Mengingat peranannya yang demikian penting dan perkembangannya yang pesat, perbankan perlu diawasi agar kegiatannya terarah dan terkendali sehingga dapat tercipta sistem perbankan yang sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/23/KEP/DIR tanbggal 29 Mei 1993 tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Salah satu aspek yang dinilai adalah aspek keuangan. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kesehatan PT. Bank X dengan menggunakan perangkat analisa laporan keuangan dan juga dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan teori yang melatarbelakangi penelitian. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data-data dan informasi, melalui wawancara dengan pejabat yang berwenang. Faktor-faktor yang dinilai dalam penelitian kesehatan bank menurut kententuan Bank Indonesia adalah permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas (CAMEL). Disamping itu juga dinilai kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan prlaksanaan Kredit Usaha Kecil, Kredit Ekspor, Batas Minimum Pemberian Kredit dan Posisi Devisa Neto. Dalam melakukan analisa laporan keuangan PT. Bank X dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perbankan yang umum digunakan data dari laporan keuangan perbankan yang mencakup neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan untuk menilai tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, selain laporan yang disebutkan terdahulu, juga digunakan Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan. Hasil analisa memperlihatkan bahwa PT. Bank X berasa dalam kondisi yang sehat dalam kurun waktu dua tahun terakhir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Setiadi Sediarto
"ABSTRAK
Dilihat dari beberapa indikator keuangan, tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja BUMN di Indonesia masih memprihatinkan. Kontribusi BUMN terhadap keuangan negara dalam bentuk dividen/dana pembangunan semesta/bagian laba pemerintah di luar Bank Indonesia masih tergolong kecil. Relatif rendahnya sumbangan dan tingkat return yang dicapai BUMN salah satunya adalah karena terdapat aset BUMN yang idle atau yang pemanfaatannya belum produktif. Selain itu kinerja BUMN yang kurang memuaskan tersebut juga disebabkan oleh adanya misi-misi normatif yang diembannya sebagai public server yang lebih bernuansa makro selain misinya sebagai unit bisnis yang berkewajiban memupuk laba.
Pada karya akhir ini dilakukan evaluasi kinerja keuangan PT Wijaya Karya (WIKA), salah satu BUMN di bawah pembinaan Departemen Pekerjaan Umum tetapi terbatas pada . divisi produksi furniture, sehingga dapat ditentukan strat~gi yang har:.Js dilakukan untuk perbaikan kinerja divisi (perusahaan) secara keseluruhan. Analisa yang digunakan dalam Karya Akhir ini adalah Analisa Laporan Keuangan, Analisa Rasio, Analisa DuPont dan Analisa Stratejik Perusahaan.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan divisi produksi furniture PT Wijaya Kary.a masih berada di bawah kinerja rata-rata industri. Rendahnya kinerja keuangan WIKA ini lebih disebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan tingkat penjualan yang dari tahun ke tahun terus menurun. Penjualan yang terus menurun ini disebabkan makin berkurangnya mutu produk WIKA yang kurang tahan terhadap perubahan cuaca pada saat pengiriman, sehingga banyak produk yang dikembalikan oleh para importir. Penurunan penjualan ini juga disebabkan kurang efisiennya kegiatan operasi perusahaan dimana perencanaan produksi tidak disesuaikan dengan jumlah permintaan dari konsumen sehingga sering terjadi keterlambatan dalam delivery time karena kapasitas produksi pabrik tidak bisa memenuhi permintaan konsumen dan jumlah bahan baku tidak mencukupi. Selain itu banyaknya jumlah piutang tak tertagih (bad debts) juga turut memperburuk kinerja keuangan WIKA.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu melakukan upaya-upaya perbaikan melalui beberapa alternatif stratejik untuk meningkatkan keunggulan bersaing (competitive advantage) dengan mempertahankan building block yang meliputi superior quality, superior innovation, superior customer responsiveness dan superior efficiency yang diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan efisiensi operasi perusahaan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Alternatif strategi untuk mencapai superior quality antara lain menambah alat produi"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Nabella Kusuma
"Pada bulan Juni 2023, IFRS (International Financial Reporting Standards Sustainability)  S1 dan S2 resmi digunakan sebagai standar pelaporan keberlanjutan yang berlaku secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengungkapan informasi pada Laporan Keberlanjutan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tahun 2023 berdasarkan pedoman IFRS S1 General Requirements for Disclosure of Sustainability-related Financial Information dan IFRS S2 Climate-Disclosure. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan yang menggunakan pendekatan studi kasus dan analisis konten. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan tahunan, laporan keuangan, laporan keberlanjutan, serta dokumen yang telah dipublikasi BMRI yang berkaitan dengan keberlanjutan selama tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan informasi pada laporan keberlanjutan belum sepenuhnya memenuhi persyaratan yang diatur pada IFRS S1 maupun IFRS S2. Laporan keberlanjutan BMRI belum memenuhi seluruh landasan konseptual yang disyaratkan dalam IFRS S1. Seluruh persyaratan umum yang diatur dalam IFRS S1 juga belum dapat terpenuhi. Dalam menyajikan pengungkapan terkait konten inti pada IFRS S1 maupun IFRS S2, aspek governansi serta manajemen risiko memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, sedangkan untuk aspek strategi dan metrik & target memiliki tingkat pengungkapan yang rendah.

In June 2023, IFRS (International Financial Reporting Standards Sustainability) S1 and S2 were officially adopted as sustainability reporting standards that apply globally. This research aims to evaluate the level of information disclosure in the 2023 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Sustainability Report based on IFRS S1 General Requirements for Disclosure of Sustainability-related Financial Information and IFRS S2 Climate-Disclosure guidelines. This research is qualitative research using a case study approach and content analysis. The data used in this research is secondary data in the form of annual reports, financial reports, sustainability reports, as well as all documents that have been published by BMRI that has been published related to sustainability during 2023. The research results show that information disclosure in sustainability reports does not fully meet the requirements set out in IFRS S1 and IFRS S2. BMRI's sustainability report does not meet all the conceptual foundations required in IFRS S1. All general requirements set out in IFRS S1 have also not been fulfilled. In presenting disclosures related to core content in IFRS S1 and S2, governance and risk management aspects have a high level of disclosure, while aspects of strategy and metrics & targets have a low level of disclosure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadatte Sri Hartati
"Perkembangan dunia perbankan. terutama sejak dikeluarkannya paket kebijaksanaan deregulasi 27 Oktober 1988. yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan di antara bank-bank yang ada telah mendorong bank-bank tersebut untuk menambah asset-nya guna mengembangkan usahanya. Cara yang dapat ditempuh untuk menambah asset perusahaan tanpa menyebabkan keadaan keuangan perusahaan menjadi buruk adalah dengan jalan go public. Dengan bertambahnya aktiva yang dapat dikelola perusahaan. diharapkan perusahaan akan melakukan usahanya secara lebih profesional. sehingga pada akhirnya akan meningkatkan performance perusahaan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat apakah performance bank-bank yang go public setelah go public lebih baik dibandingkan sebelum go public. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis mengumpulkan data yang berupa laporan keuangan dari sepuluh bank yang go public untuk enam tahun terakhir. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan Bapepam dan Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan laporan keuangan tersebut penulis mengevaluasi kinerja sepuluh bank yang go public dengan menganalisa tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas bank."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natassya Frastica
"Penelitian ini mengkaji pembentukan peer group bank yang tepat berdasarkan aktivitas atau strategi bisnisnya yang tercermin dalam laporan keuangan dan membandingkan peer group bank hasil penelitian dengan peer group bank (BUKU) saat ini. Dengan menggunakan Laporan Audit Keuangan dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulan 4 terbaru dari semua bank umum di Indonesia, penelitian ini memberikan gambaran umum. Penelitian ini menggunakan K-means clustering menggunakan analisis K-Means untuk mengidentifikasi peer group yang sesuai untuk bank dengan menggunakan beberapa indikator yang berbeda dari laporan keuangan. Berdasarkan analisis cluster, peneliti menemukan bahwa pengelompokan bank berdasarkan modal inti tidak cukup untuk menjelaskan variasi kegiatan usaha bank secara memadai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pengelompokan model bisnis bank sebaiknya menggunakan indikator lain selain modal inti bank. Pada akhirnya, penelitian ini memberikan rekomendasi bagi regulator dan industri perbankan untuk menetapkan dasar pengelompokan bank yang lebih tepat di Indonesia guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri perbankan di Indonesia.

This study examines the forming of bank peer groups based on their business activities or strategies as reflected in the financial statements and compares the bank peer groups resulting from the study with the current bank peer groups (BUKU). Using the latest Audited Financial Statements and Quarter 4 Publication Financial Report of all commercial banks in Indonesia, this research provides an overview. This study uses K-means clustering using K-Means analysis to identify peer groups for banks using some different indicators from financial statements. Based on the clustering analysis, we discovered that grouping banks based on core capital is insufficient to adequately explain the bank business activity variation. The result of this study shows that attempts to group the bank's business model should use other indicators, apart from the bank's core capital. Finally, this study provides a recommendation for regulators and the banking industry to set a more proper basis for grouping banks in Indonesia to support the growth and development of the banking industry in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gety Shesa Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat pengungkapan risiko dan manajemen risiko terhadap ukuran bank, kinerja bank, auditor spesialisasi industri, kepemilikan saham asing, listing status, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit dan risiko kredit. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 78 bank yang ada di Indonesia pada tahun 2012 yang memiliki laporan tahunan dan laporan keuangan.
Penelitian ini menemukan bahwa ukuran bank, auditor spesialisasi industri, kepemilikan saham asing dan listing status berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan risiko dan manajemen risiko, sedangkan risiko kredit berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan risiko dan manajemen risiko. Kinerja bank, kualitas dewan komisaris dan kualitas komite audit terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan risiko dan manajemen risiko.

This study aims to investigate the influence of level of risk disclosure and risk management on bank size, bank performance, industry specialization auditor, foreign ownership, listing status, quality of Board of Commissioner, quality of Audit Committee. Samples used in this study are 78 banks in Indonesia in the year 2012 which has complete financial statement and annual report.
This study found that bank size, industry specialization auditor, foreign ownership and listing status have positive impact on level of risk disclosure and risk management, while credit risk has negative impact on level of risk disclosure and risk management. Bank performance, quality of Board of Commissioner, quality of Audit Committee proved to have no impact on level of risk disclosure and risk management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Dimas Rudianto
"Skripsi ini meneliti pengaruh dari karakteristik dewan direksi dan dewan komisaris terhadap kinerja keuangan bank di Indonesia. Karakteristik dewan direksi dan dewan komisaris menggunakan ukuran, anggota dewan yang berasal dari negara asing, anggota berusia lanjut, dan frekuensi rapat. Kinerja bank diukur menggunakan enam variabel yaitu ROA Return on Asset, ROE Return on Equity, Pre-provision Profitability Ratio, Rasio NPL Non-performing Loan, Stock of NPLs, dan NCOR Net Charge-off Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ukuran dewan dan anggota dewan berusia lanjut berpengaruh terhadap ROA, ROE, dan NCOR. Anggota dewan yang berasal dari negara asing berpengaruh terhadap keseluruhan variabel kinerja keuangan. Sementara, karakteristik frekuensi rapat dewan direksi dan dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank

The focus of this research is to investigate the influence of characteristic of the board of director and board of commisioner on bank performance in Indonesia. The characteristics include board size, foreign director and commisioner, old director and commisioner, and meeting frequency. Bank performance is measured using six variables which are ROA, ROE, Pre provision Profitability Ratio, NPL Ratio, and Stock of NPLs. This research finds that board size and old director and commisioner have significant impact on ROA, ROE, and NCOR. Foreign directors and commisioner have a significant impact on all bank performance measures. Meanwhile, board rsquo s meeting frequency do not have a sigificant impact on bank performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Cahyaningtyas
"Skripsi ini membahas tentang perbandingan laporan keuangan pemerintah pusat dengan IPSAS dengan studi banding pada 10 negara, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Indonesia, Inggris, Kanada, Malaysia, Selandia Baru, Sri Lanka, dan Swiss. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan melihat standar akuntansi dan komponen laporan keuangan masing-masing negara dan membandingkannya dengan IPSAS. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan IPSAS dalam standar akuntansi masing-masing negara bervariasi. Sebagian besar negara memiliki komponen laporan keuangan sesuai IPSAS dalam laporan keuangan pemerintahan masing-masing. Sementara, negara dengan aplikasi akrual yang paling mendekati IPSAS adalah Australia, Inggris, dan Selandia Baru.

The focus of this study is to analyze the the comparison of central government financial statements with IPSAS in 10 countries, which are South Africa, United States, Australia, Indonesia, United Kingdom, Canada, Malaysia, New Zealand, Sri Lanka, and Switzerland. This research is a qualitative descriptive. It was conducted by analyzing the accounting standards and the component of financial statement in each country and comparing them with IPSAS. The result of this research reveals that IPSAS application in each country?s accounting standards is varied. Most of the countries have components of financial statements set by IPSAS in their own financial statements. Meanwhile, countries with accrual application closest to IPSAS are Australia, United Kingdom, and New Zealand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>