Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Amin
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
The Yenny Susanti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Notosudiro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Farida
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S17030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafri Habib
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saidin Murkana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1977
S16377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Sutanto
"Kebijaksanaan Pemerjntah di bidang Angkutan Laut terutaina seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1988 yang lebih dikenal dengan naina Pak-Nov 88, inerupakan salah satu bentuk deregulasi untuk membuka. keseinpatan kepada pihak Swasta, BUMN maupun Koperasi untuk mengembangkan usahanya di bidang pelayaran.
PT X sebagai salah satu perusahaan pelayaran milik swasta nasional yang bergerak dalam angkutan laut khususnya dalain bidang general cargo, dengan adanya peluarig yang diberikan pemerintah dan adanya peningkatari jumlah muatan baik secara intern yaitu dari anak perusahaan dalam group maupun ekstern ( pelanggan ), sehingga inenyebabkan PT X kekurangan armada kapalnya. Untuk mengatasi inasalah tersebut, ada 3 alternatif pokok dalam menambah jumlah armada kapalnya, yaitu:
1. Meinbeli kapalbaru.
2. Membeli kapal bekas.
3. Menyewa niencarter kapal dari perusahaan pelayaran lain.
Dari ketiga alternatjf pokok tersebut diuraikan inenjadi 13 alternatjf, yaitu:
1. Membelj kapal baru secara tunai dengan menggunakan uang send in.
2. Membeli. kapal baru den gan menggunakan pinjaman sebesar Rp.3.000.000.000,- (60% dari harga kapal) dan sisanya dengan rnenggunakan uang sendini.
3. Membeli kapal baru secara leasing melalui PT PANN.
4. Membeli kapal baru secara leasing melalui PT PANN sebesar Rp.3.000.000.000,- dan sisanya dengan uang sendiri.
5. Meinbeli kapal baru secara leasing selama 10 tahun inelalui PT Leasing.
6. Meinbeli kapal baru secara leasing selama 10 tahun melalui PT Leasing sebesar Rp.3.000.000.000,- dan sisanya dengan uang, sendiri.
7. Menibeli kapal bekas seeara tunai dengari inenggunakan uang sendiri.
8. Membeli kapal bekas dengan inenggunakan pinjaman sebesar Rp.2.100.000.000,- (60% dari harga kapal bekas) dan sisanya dengan menggunakan uang sendiri.
9. Meznbeli kapal bekas secara leasing melalui PT PANN sebesar 100%.
10. Meinbeli kapal bekas secara leasing inelalui PT PANN sebesar 60%.
11. Membeli kapal bekas secara leasing inelalui PT Leasing sebesar 100% selama 10 tahun.
12. Membelj kapal bekas secara leasing melaluj PT Leasing sebesar 60%.
13. Mencarter kapal dari perusahaan pelayaran lain.
Investasi kapal merupakan investasi yang inemerlukan dana yang sangat besar dan sangat strategis bagi perusahaan, sehingga d.iperlukan perencanaan yang cermat dalain inengainbil keputusan tersebut. Untuk hal inilah penulis merasa perlu inengadakan analisa capital budgeting terhadap alternatif Yang ada dengan menggunakan inetode penilaian Net Present Value, karena metode mi dianggap paling baik dibandingkan dengan inetode yang lain. Keinudian dilakukan analisa sensitivitas untuk inengetahui seberapa jauh hasil analisa Yang dicapai dapat dipengaruhi oleh penyimpangan yang mungkin terjadi dari standar yang diperkirakan.
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian mi adalah
Meinbenikan analisa keputusan investasi yang terbaik.
Mengetahui faktor-faktor yang penlu diperhatikan dalain menganalisa capital budgeting, khususnya pada pembelian kapal.
Dapat lebih mengetahui industni pelayaran di Indonesia.
Adapun studi ini hanya. terbatas pada inasalah aspek ekonoinis yang menyangkut perkiraan cash flows, penilaian NEW serta pertiinbangan atas waktu delivery terhadap alternatifalternatif di atas.
Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penyusunan karya akhir mi telah dilakukan penelitian kepustakaan, penelitian lapangan dengan cara observasi serta wawancara langsung dengan pejabat PT X dan perusahaan-perusahaan pelayaran lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah yang kita hadapi seperti PT PANN serta Departeinen Perhubungan taut.
Hasil dari penelitian mi., secara ningkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Hasil perhitungan dan analisa dari benbagai alternatif yang tersedia, ternyata menunjukkan bahwa alternatif pembelian kapal bekas secara leasing xnelalui PT Leasing selama 10 tahun merupakan alternatif yang dipilih, karena membenikan nilai NPV yang inendekati paling besar. Tidak dipilihnya alternatif yang ineinbenikan nilai NPV terbesar yaitu peinbelian kapal baru produksi PT PAL karena delivery kapal baru pada saat mi tenla.0 lama, sekitar 2 - 3 tahun, bahkan seningkali lebih dari 3 tahun, serta kualitas kapal baru Yang masih diragukan.
Selanjutnya, dari hasil analisa sensitivitas - juga menunjukkan bahwa bila tenjadj penyimpangan terhadap pendapatan yang akan ditenima dari yang diperkirakan yaitu tenjadi penurunan pendapatan akibat adanya penurunan demand, ternyata penurunan tetap akan menghasilkari nilai NPV yang positip bila penurunan terhadap demand tersebut lebih kecil dari 15,037 % dari demand yang diperkirakan. Dengan kata lain investasj yang dip'ilih inasih layak (,feasible ) dengan sensitivita8 penyimpangan maksimal 15,037 %.
Ringkasan analisa investasi kapal dengan menggunakàn analisa capital budgeting dengan konsep NPV disajikan pada tabel hasil NPV hal 115 dan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada hal 116."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tjuk Sukardiman
"Perekonomian Indonesia dihadapkan pada kondisi yang sulit karena harga minyak dunia turun drastis, sehingga perolehan devisa dari migas tidak dapat menjadi andalan perekonomian nasional. Oleh karena itu digulirkan paket-paket deregulasi yang bertujuan untuk mengubah orientasi ekspor migas dengan meningkatkan peranan ekspor non migas.
INPRES Nomor 4 Tahun 1985 merupakan salah satu bentuk deregulasi yang bertujuan memperlancar arus barang dan jasa dengan mengurangi kendala-kendala yang secara signifikan menghambat peningkatan peran ekspor non migas. Dampak yang ada adalah adanya pergeseran nilai ekspor, di mana pada posisi tahun 1995 ekspor non migas mencapai US $ 39,4 milyar, sedangkan ekspor migas hanya US $ 8,9 milyar. Di sisi lain sebagai akibat deregulasi, peranan pelayaran nasional kalah bersaing dengan pelayaran asing, di mana pangsa yang diraih pelayaran pada tahun 1995 hanya sekitar 2,26%, sedangkan sisanya diambil oleh pelayaran asing. Hal ini yang mendasari dipilihnya permasalahan tersebut sebagai bahan tesis.
Penelitian ini merupakan kajian atas implikasi deregulasi angkutan laut terhadap perilaku bisnis dari Perusahaan Pelayaran Nasional. Secara khusus penelitian ini menyoroti interaksi positif antar sub sektor yang memberikan nilai tambah secara sinergis sebagai akibat deregulasi, yakni hubungan antara perdagangan dengan peranan pelayaran nasional,dan perdagangan dengan industri maritim, yang merupakan cerminan dari peranan transportasi laut. Selanjutnya studi ini menyoroti akibat dari deregulasi tersebut terhadap PT. (Persero) Djakarta Lloyd sebagai perusahaan pelayaran nasional mengubah strategi pengembangan usahanya dengan beberapa terobosan, yakni dengan masuk ke dalam beberapa aliansi/konsorsium agar dapat memperoleh muatan.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket pada sejumlah responden yang dipercaya secara langsung menangani aktivitas yang mendasari permasalahan tersebut dan data sekunder digunakan sebagai analisis pendukung untuk membuktikan fenomena yang terjadi sebagai dampak deregulasi.
Dari hasil analisis pengolahan data sekunder dengan menggunakan instrumen statistik regresi dan elastisitas, dapat dibuktikan adanya korelasi antara peningkatan perdagangan dengan penurunan peranan pelayaran nasional dan penurunan peranan industri maritim. Dalam analisis selanjutnya untuk melihat besarnya pengaruh penurunan pangsa muatan pelayaran nasional terhadap PT. (Persero) Djakarta Lloyd dengan menggunakan analisis elastisitas.
Analisis selanjutnya adalah untuk mengetahui posisi PT. (Persero) Djakarta Lloyd sebagai perusahaan pelayaran nasional akibat deregulasi dan sebagai hasil analisis berada pada kuadran III, artinya PT. (Persero) Djakarta Lloyd sebagai perusahaan pelayaran nasional dalam kondisi hanya mampu mempertahankan pangsa muatan yang ada, dan faktor dominan internal yang berpengaruh adalah tingginya biaya langsung dan tak langsung perusahaan. Tingginya biaya internal perusahaan diidentifikasikan sebagai akibat biaya transaksi yang tinggi karena adanya perubahan pola strategi dalam pengembangan usaha dengan masuk ke dalam beberapa konsorsium dan KSO untuk memperoleh muatan, Dengan melakukan pembuktian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa deregulasi telah memberikan pengaruh terjadinya inefisiensi pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd. Selanjutnya perlu dilakukan tinjau ulang terhadap deregulasi angkutan laut dengan alternatif kebijaksanaan yaitu penghapusan, tetap melanjutkan atau penyempurnaan deregulasi dan pilihannya adalah penyempurnaan deregulasi dimaksud."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>