Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Andar Rohnal
"Pajak memberi kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara. Kontribusi pajak tersebut selalu meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Mengingat pentingnya peran penerimaan pajak tersebut, perhatian terhadap penerimaan pajak selayaknya juga harus diberikan. Untuk itu, Penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak, baik total pajak maupun per jenis pajak. Dalam tulisan ini, Penulis membatasi pada variabel-variabel yang bersifat makro saja tanpa melihat sistem administrasi perpajakan dan kemampuan aparat perpajakan.
Dalam membahas permasalahan akan dilakukan dengan analisis regresi dengan memasukkan variabel-variabel makro ekonomi yang diduga berpengaruh terhadap penerimaan pajak ke dalam model persamaan regresi, dengan menambahkan variabel dummy untuk tahun 2000 akibat adanya perubahan akhir tahun anggaran.
Dari hasil pembahasan dan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa total penerimaan pajak dipengaruhi oleh perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, nilai impor dan inflasi. Sedangkan variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, impor dan tingkat suku bunga, variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan inflasi. Variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah PDB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga minyak mentah dunia.

Tax revenue has a major contribution to state revenue. Such contribution increases from year to year in line with the increase of economic growth. As we might already know, tax revenue has an important role in state revenue, so that we have to pay attention on it. That is the reason why the Author wants to know the determinant factor of tax revenue which will affect tax revenue, either of total taxes or per type of tax. In this paper, the Author uses macro variables only, ignoring the system of tax administration and also capability of tax officer.
In this paper, the Author uses the regression analysis with macroeconomic variables which is deemed will affect the tax revenue into the regression equation model, by adding dummy variable for the year of 2000 due to a change in the end of financial year. From the discussion and analysis has been made, it is known that the total of tax revenue is affected by the growth of Gross Domestic Product (GDP), exchange rate of Rupiah against United States Dollar, value of imports and inflation.
Macroeconomic variables that affect the Income Tax revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against United States Dollar, imports and interest rate. Macroeconomic variables that affect the Value Added Tax (VAT) revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against the United States Dollar and inflation. Macroeconomic variables that affect the Land and Building Tax revenue is GDP, exchange rate of Rupiah against the United States Dollar and price of crude oil.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28787
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devhy Dwi Aprilianti
"Performa ekspor industri pulp dan kertas tidak terlepas dari kontribusi perusahaanperusahaan pulp dan krtas yang memutuskan untuk menjual sebagian hasil produksinya di pasar ekspor. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi performa ekspor industri pulp dan kertas Indonesia. Dalam hal ini performa ekspor difokuskan pada kecenderungan perusahaan untuk mengekspor dan kemudian melihat besarnya proporsi output yang diekspor oleh perusahaan yang telah sukses dalam mengekspor. Secara empiris, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesuksessan perusahaan untuk mengekspor dipengaruhi secara positif oleh produktivitas, rasio input yang diimpor, dan kepemilikan modal asing, dan dipengaruhi secara negatif oleh lokasi. Sedangkan proporsi output yang diekspor oleh eksportir dipengaruhi secara negatif oleh produktivitas, umur perusahaan, rasio input yang diimpor, dan lokasi. Penelitian ini menggunakan metode regresi probit untuk model kecenderungan firm?s propensity to export dan OLS (Ordinary Least Square) untuk model firm?s export intensity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Aryanto Waspodo
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh antara pertumbuhan variable -- variable makro Produk domestic Bruto, Inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dan variable -- variable falctor khusus perusahaan Net Profit Margin, nilai pasar dari perusahaan terhadap pertumbuhan Return On Equity ( ROE ) balk secara parsial maupun simuttan di perusahaan - perusahaan dalam industri otomotiv di Indonesia dalam kurun waktu 1996 sampi 2005_ Perumusan masalah tersebut dituangkan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian hipotesis nol yang secara garis besar menguji tidak adanya pengaruh dari variable - variable independent seperti tersebut di atas terhadap variable dependen pertumbuhan return on equity.
Latar belakang serta landasan penelitian ini didasarkan pada formula Du-Pont tentang ratio financial dan teori Arbitrage Pricing Theory ( APT' ) yang dikembangkan oleh Roll dan Ross ( 1986 )_ Menurut teori APT, rate of return merupakan fungsi dari faktor -- faktor eksternal dan internal perusahaan yang mempengaruhi keuntungan perusahaan.. Faktor eksternal adalah factor ekonomi micro di Negara dimana perusahaan tersebut berada Faktor internal adalah factor tertentu dari perusahaan yang Iangsung mempengaruhi tingkat keunt mgan.
Populasi penelitian adalah semua perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sedangkan sample penelitian dipilih sembilan perusahaan yang bergerak di industri otomotive dan komponennya, terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1996 hingga tahun 2005. Data yang diambil dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik dan Bursa Efek Jakarta adalah data kwartal ( quarterly data) time series yang diolah dalam ben uk Data Panel ( Pooled Data ). Sedang pengujian statistrk dilakukan melalui metode Ordinary Least Square, Generalized Least Square dan Fixed Effect Model. Uji klasik statistik yang meliputi evaluasi outliers, stationeritas, multikolinearitas, heteroskedatisitas dan otokorelasi digunakan untuk mengetahui validitas data
Dan hasil analisa uji t maupun uji F disimpulkan bahwa pertumbuhan net profit margin, nilai pasar perusahaan, produk domestic bruto, inflasi dan nilai tukar Rupiah I USD baik secara individu maupun secara bersama - sama mempengaruhi pertumbuhan return on equity. Hasil uji tersebut menunjukan bahwa variabel mikro pertumbuhan net profit margin berpengaruh positive sedang nilai pasar perusahaan berpengaruh negative, dan variabel makro pertumbuhan produk domestic bruto serta nilai tukar Rupiah 1 USD berpengaruh positive sedang inflasi berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ROE. Dari variabel - variabel tersebut variabel mikro pertumbuhan net profit margin mempunyai pengaruh terbesar_ Nilai Pasar Perusahaan mempunyai koefisien negative tidak seperti yang diharapkan berkoebisien positi£ Hal ini disebabkan Debt to Equity Ratio dari perusahaan yang tergabung dalam penelitian lebih dari satu dan membesar seiring dengan melemahnya Rupiah dan naiknya rate SBI, Dengan membesamya hutang saat rupiah melemah diperkirakan hutang dalam mata uang asing, menaikan Nilai Pasar Perusahaan. Beban bunga yang tinggi terutama periode 1997 - 2000 menyebabkan menurunnya Net Profit Margin (setelah interest dan tax ) sehingga menununkan ROE.

The objective of this thesis is to evaluate the influence of macro-economic variables i.e Gross Domestic Product, Inflation, Rupiah to US Dollar Exchange Rate and the firm specific factors i.e net profit margin, market value of the firm to the growth of company's return on equity ( ROE) individually and simultaneously in publicly Listed Otomotive Companies in Indonesia within 1996 to 2005. Research objectives are represented in the research hypothesis of null hypothesis. The null hypothesis tests that independent variables do not influence dependent variable of return on equity.
Research is based on empirical data and derived from Du-Pont formula for financial ratios and Arbritrage Pricing Theory ( APT) proposed by Roll and Ross in 1986. APT says rate of return is a function of external and internal factors of the firm. The external factors arethe country's macro-economic factors where the firms are. The internal factors are the specific factors of the firm which affecting the profit of the firm.
The population of the research is publicly companies listed in Jakarta Stock Exchange, the samples are nine companies in otomotive and otomotive's component industry sector listed in Bursa effect Jakarta from 1996 till 2005. Data sources are Bank of Indonesia, Biro Pusat Statistic and Jakarta Stock Exchange. Data is quarterly data and compiled in Panel or Pooled Data. Data are balanced meaning that data were available for all firms and all years. Three statistical methods are applied -- Ordinary Least Squares, Generalized Least Square and Fixed Effect Model to analyze the influence of country and firm specific effects on ROE within and across firms and time. The classical statistic test is used to evaluate the validity of data from the existence of outliers, stationarity, multicollinearity, heterskedasticity and autocorellation.
The conclution from 1-statistic test and F-statistic test is the growth of net profit margin, market value of the firm, gross domestic product ( GDP ), inflation and Rupiah to US Dollar Exchange Rate individually and simultaneously influence the growth of return on equity (ROE ). Micro-economic variable Net Profit Margin Growth has positive influence while Market Value of the Firm variable gives negative influence. Macro-economic variables GDP and Exchange rate Rp/USD have positive influence, Inflation variable has negative influence to ROE growth. Net Profit Margin growth variable contributes highest impact than other variables. Market Value of Firm has unexpected result Le negative coefficient due to observed firms had Debt to Equity Ratio ( DER) higher than I. Their DER grew following Rupiah drop and increasemeni of Bank of Indonesia rate. The increasement of debt increased the Value of Firms. High interest rate burden in 1997 - 2000 impacted the Net Profit Margin and decreased the ROE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Indradjaya
"Merosotnya penerimaan ekspor migas di Indonesia pada paruh awal dekade 8O-an membuat peningkatan penerimaan ekspor non-migas menjadi teramat penting. Kondisi ini merupakan titik tolak rantai dari alasan ekonomi yang mendorong para pembuat kebijaksanaan ekonomi untuk menempuh penyesuaian struktural melalui serangkaian deregulasi di berbagai sektor. Adapun prasyarat penting untuk keberhasilan pelaksanaan penyesuaian struktural tersebut adalah stabilitas ekonomi. Dengan demikian stabilitas ekonomi perlu diciptakan untuk menjamin keberhasilan penyesuaian struktural tersebut, selain juga menjadi salah satu tujuannya. Salah satu aspek kebijaksanaan stabilisasi ekonomi yaitu kebijaksanaan pengendalian permintaan comestik (demand mamagement policies) ditempuh melalui kebijaksanaan moneter dengan mengendalikan laju pertumbuhan uang beredar. Masalahnya pengetatan pertumbuhan uang beredar ini mencapai sasarannya melalui kontraksi pengeluaran domestik. Sedangkan investasi (Swasta) yang merupakan salah satu komponen pengeluaran domestik tersebut merupakan variabel yang turut menentukan besarnya ekspor non-migas. Apabila kontraksi investasi ini ikut menghambat pertumbuhan ekspor non-migas, naka kebijaksanaan pengendalian laju inflasi justru dapat menciptakan kondisi yang kontra-proouktif. dipandang dari tujuan semula ditempunya kebijaksanaan tersebut. Sedangkan pengendalian atau lebih tepatnya pengetatan pertumbuhan uang beredar itu mencapai sasarannya, yaitu pengurangan laju inflasi, melalui pengurangan permintaan agregat perekonomian domestik yang berarti pengurangan pengeluaran domestik tersebut. Seberapa jauh kebijaksanaan ini dapat menjadi kontra produktif dalam konteks pertumbuhan ekspor non-migas, dan sejauh ini efektifitasnya dalam pengendalian harga, nerupakan masalah kebijaksanaan yang menarik untuk dikaji."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Widyawati
"Analisis Kinerja Reksadana Obligasi Rekap Perbankan dan pengaruh variabel-variabel ekonomi makro adalah penelitian yang akan menganalisa seberapa jauh kinerja Reksadana Pendapatan tetap yang berbasis Obligasi Rekap Perbankan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel indikator makro yaitu Nilai Tukar Dollar terhadap Rupiah (Kurs), Tingkat inflasi dan Net Foreign Asset(NFA) atau Aktiva Asing Bersih. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fakta 65 % dari seluruh reksadana berasal dari dari Reksadana berbasis obligasi Rekap atau sekitar Rp 50,6 Triliun sd. Juni 2003(Penelitian Agus Sugiarto, 2003).
Indikator makro digunakan karena pertimbangan perubahan nilai tukar (Kurs) akan mempengaruhi rate of return yang akan diperoleh investor, dimana Kurs meningkat maka tingkat suku bunga bank akan turun dan rate of return yang diperoleh dari Obligasi (berbasis bunga tetap) akan meningkat. Tingkat Inflasi merupakan faktor mendasar dalam indikator ekonomi makro yang berpengaruh pada suku bunga bank, tingkat inflasi tinggi menyebabkan suku bunga bank akan tinggi pula, adanya kondisi tersebut menyebabkan rate of return yang diterima dari Reksadana menjadi rendah, sedangkan pemilihan variabel Aktiva Asing l3ersih(NFA) karena adanya fakta reksadana muiai menarik investasi dari dalam atau luar negeri dengan indikasi Nilai Aktiva Bersih Reksadana naik tetapi dana pihak ketiga tidak turun/Deposito(Adler H. Manurung,2003).
Penelitian ini menggunakan metode Regresi Berganda yang diaplikasikan pada tiga model yaitu Model Conditional Alfa Jensen(Ferson-Schadt 1996), Treynor Mazuy (Ferson-Weather 1996) dan Model 4 Faktor(Pengembangan Model Carhat 1997).
Hasil yang didapat menunjukkan kesimpulan bahwa berdasarkan :
- Regresi Panel Data: Tingkat Inflasi dan NFA mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap(Model Alfa Jensen,Treynor Mazuy dan 4 Faktor) sedangkan Kurs, mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap (Hanya pada Model 4 Faktor).
- Regresi per Reksadana; Kurs mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap BNI Dana Plus(Model Treynor Mazuy), MP Investa Lestari 2 dan Lippo Dana Mantap(Model 4 Faktor), NFA hanya berpengaruh pada Niaga Smart Fund dan Niko Gebyar lndonesia(Model 4 Faktor), sedangkan inflasi berpengaruh pada kinerja Dana Gebyar Indonesia(Model Alfa Jensen), BNI Dana Plus(Model Treynor Mazuy), Niaga Smart Fund(Model Alfa Jensen dan Treynor Mazuy), Niko Gebyar Indonesia, dan Panin Gebyar Indonesia (Model Alfa Jensen, Treynor Mazuy, dan 4 Faktor).
Hal ini menunjukkan tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang penting dalam pengambilan keputusan investasi dibanding Kurs dan NFA, hal ini sesuai penelitian terdahulu bahwa inflasi mempunyai keberartian yang penting terhadap kinerja Reksadana Obligasi (Renatha Gunstina,2003).
- Hasil lain diperoleh nilai Alfa Jensen positif signifikan pada seluruh Reksadana Obligasi Rekap, artinya menunjukkan seluruh kinerja outperform terhadap pasar, dan kemampuan Manajer Investasi dalam Stock Selection menunjukkan positif signifikan pada seluruh Reksadana Obligasi Rekap tetapi kemampuan Market Timing Manajer Investasi mayoritas tidak dimiliki seluruh reksadana obligasi rekap kecuali oleh Reksadana Niko Gebyar Indonesia.

Performance analysis of the bond mutual funds based recapitalization bank and the effect of macro economic variables is a research conducted to analyze the effect of macroeconomic variables on the performance of government bond mutual funds based recapitalization bank.
Macroeconomic variables being analyzed are Rupiah exchange rate against US Dollar, Inflation Rate and Net Foreign Asset. This research conducted due to the facts that approximately 65 %( Rp 56 Trillion) of all mutual funds were mutual funds of government bonds based recapitalization bank (Research of Sugiarto, 2003).
Each of the macroeconomic variables being used therein has its own consideration; Exchange rate movements has an impact on the investor rate of return, where increase in exchange rate will drive the interest rate down and eventually increase mutual fund investor rate of return. The same goes with inflation rate. High inflation rate tends to drive interest rate up and finally decrease investor rate of return. Meanwhile the Net Foreign Asset(NFA) being chosen as, one of the variable because there were a tendency of an increase in mutual fund Net Asset Value due to capital inflow or outflow, while there were no tendency of movement in time deposits(Manurung, 2003).
The research performed using multiple regression method applied on Alfa Jensen Conditional Model (Ferson-Schadt, 1996), Treynor-Mazuy Conditional Model (Ferson-Weather, 1996), and Four Factors Model (Expantion of Carhat Mode!, 1997). The result shows that, according to:
- Panel data regression: Inflation rate and NFA have a significant influence on the performance of government bonds mutual fund (on all of the models), while exchange rate only shows a significant influence on Four Factors Model.
- Regression on each Mutual Fund Exchange rate has a significant influence on the performance of government bonds based mutual funds named BNI Dana Plus(Treynor-Mazuy Model), MP lnvesta Lestari 2 and Lippo Dana Mantap(Four Factors Model), NFA has a significant influence on Niaga Smart Fund and Niko Gebyar Nusantara(Four Factors Model), while inflation rate has a significant influence on the performance of Dana Gebyar Indonesia(Alfa Jensen Mode!), BNI Dana Plus(Treynor-Mazuy Model), Niaga Smart Fund(Alfa Jensen and Treynor Mazuy Model), Niko Gebyar Indonesia and Panin Gebyar Indonesia(All Models). This result implies that the inflation rate has more significant influence than exchange rate and NFA on investment decision making. The result also align with previous studies that inflation rate has a significant influence on the performance of government bonds mutual funds based recapitalization bank.
- Positive Alfa Jensen coefficient on all government bonds based mutual funds shows that all of them outperform the market. The performance of investment managers on Stocks Selection shows a significant positive result on all mutual funds, but the performance on "Market Timing" only possessed by Niko Gebyar Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Gidion Hasudungan
"Tesis ini menganalisis determinan penerimaan pajak pada 4 (empat) sektor kontributor penerimaan pajak terbesar di Indonesia dengan menggunakan variabel institusional yang diwakili oleh upaya pemeriksaan pajak sektoral dan variabel-variabel makroekonomi unik per sektor. Model dikembangkan dari teori Tanzi (1989) dan diestimasi menggunakan Ordinary Least Square (OLS) terhadap data triwulanan dari 2004 hingga 2012. Upaya pemeriksaan pajak diwakili oleh rasio nilai Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) terhadap nilai Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan jumlah SKPKB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio nilai SKPKB terhadap nilai SKPLB tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, jasa keuangan dan asuransi, dan pertambangan dan penggalian. Hal ini terjadi karena nilai SKPKB dan SKPLB hasil pemeriksaan relatif berimbang. Jumlah SKPKB berpengaruh positif terhadap kenaikan penerimaan pajak sektor industri pengolahan yang berarti banyaknya jenis pajak yang dikoreksi akan menjadi pegangan wajib pajak untuk memperbaiki laporan pajaknya sehingga meningkatkan voluntary collections. Sebaliknya jumlah SKPKB berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak sektor perdagangan besar dan eceran dimana meningkatnya jumlah jenis pajak yang dikoreksi dapat menyebabkan wajib pajak terutama pedagang eceran kabur dan tidak melaporkan kewajiban pajak rutinnya sehingga voluntary collections menurun. Produk domestik bruto merupakan variabel makroekonomi yang secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan penerimaan pajak sektoral.

This thesis analyzes the determinants of tax revenues on four sectors of largest tax revenue contributor in Indonesia using institutional factor represented by tax audit and macroeconomic variables. Models are constructed based on Tanzi (1989) and estimated by using Ordinary Least Square (OLS) on quarterly data from 2004 to 2012. Tax audit efforts are represented by the ratio of Underpaid Tax Assessment Notice (SKPKB) amount on Overpaid Tax Assessment Notice (SKPLB) and the number of Underpaid Tax Assessment Notice issued. The result indicates that the ratio of assessment amount of underpayment on overpayment does not affect tax revenues in manufacturing, wholesale and retail trade, financial services and insurance, and mining and quarrying sectors. It can be happened due to relatively equal amounts of undepaid and overpaid tax assessment. The number of Underpaid Tax Assessment Notice issued has a significantly positive effect on manufacturing tax revenue which means that types of taxes corrected by auditor will be a legal basis for tax payer to fix current tax return so that voluntary collections increase. In contrast to that, the number of Underpaid Tax Assessment Notice has a significantly negative effect on wholesale and retail trade tax revenue where an increase in number of types of taxes corrected in tax audit can lead retail tax payers to dissapear and stop reporting current tax return so that voluntary collection start to decrease. Gross domestic product is the macroeconomic variable that significantly affect in the increasing of sectoral tax revenues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiani Cita Utami
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui variabel determinan ekspor Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina selama 1990-2006, dengan tujuan peningkatan export performance ASEAN agar dapat bersaing dengan kawasan-kawasan lainnya di dunia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model Gravity, metode Ordinary Least Square.
Dari penelitian ini diketahui bahwa variabel determinan ekspor Indonesia adalah proporsi output sektor manufaktur pada GDP, proporsi Gross Fixed Capital Formation pada GDP, Real Effective Exchange Rate, perubahan inflasi. Thailand dan Singapura memiliki determinan ekspor GDP per capita dan proporsi sektor manufaktur pada GDP. Sedangkan Filipina, determinan ekspornya adalah indeks harga ekspor, proporsi Gross Fixed Capital Formation, Real Effective Exchange Rate, perubahan inflasi.

The research's purpose is determining export variables of Indonesia, Thailand, Singapore, and The Philippines during 1990-2006, in order to increase export performance and competitiveness with other regions in the world, using Gravity model and Ordinary Least Square method.
The conclusions are share of manufacturing industries in GDP, share of Gross Fixed Capital Formation in GDP, Real Effective Exchange Rate, inflation growth are Indonesia?s determinants. GDP per capita, share of manufacturing industries in GDP are determinants for Thailand and Singapore. Export price indices, share of Gross Fixed Capital Formation in GDP, Real Effective Exchange Rate, inflation growth are The Philippines determinants."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfaria Hidayah
"Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa untuk variabel kinerja perusahaan yakni EVA dan arus kas operasi, nilai terendah (MIN) teijadi pada tahun 2002. Sedangkan, yang diperoleh merupakan data panel. Data panel merupakan data gabungan antara data silang‘t (cross section) dengan data runtut waktu (time series). Data silang (cross section) terdiri dari (BEI) untuk periode 2002-2006. Pemilihan industri properti dan real estate didasari karena investasi di sektor ini pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tujuan untuk selanjutnya analisis hasil dilakukan baik secara statistik deskriptif maupun statistic nilai terendah (MIN) untuk variabel return saham juga terjadi pada tahun 2002. Hal ini sejalan dengan hipotesis dalam kerangka konseptual dimana ada hubungan positif antara variable kinerja perusahaan dengan return saham. Sebaliknya, untuk variabel ekonomi yakni SBI dan perubahan kurs tengah US Dollar terhadap Rupiah, nilai tertinggi teijadi di tahun 2002. Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa terdapat hubungan negatif (terbalik) antara variable
Hasil analisis statistik inferensial, menghasilkan temuan bahwa dari 7 (Tujuh) variable terikat yang diteliti yakni EVA, earnings, arus kas operasi, inflasi, SBI dan kurs hanya 3 (Tiga) variabel bebas yakni SBI, perubahan kurs dan AR (1) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat a = 5 persen. Model regresi yang terbentuk menghasilkan squared sebesar 8.25 persen yang artinya secara bersama-sama variable variabel SBI, perubahan kurs dan AR (1) hanya mampu menjelaskan return saham sebesar 9.6 persen sisanya sebesar 91.75 persen dijelaskan oleh faktor-faktor Iain, baik itu dari factor internal maupun eksternal perusahaan
The results of descriptive statistical analysis show that for the company's performance variables, namely EVA and operating cash flow, the lowest value (MIN) occurred in 2002. Meanwhile, what was obtained was panel data. Panel data is a combination of cross-sectional data (cross section) and time series data. The cross section data consists of (IDX) for the period 2002-2006. The selection of the property and real estate industry is based on the fact that investments in this sector are generally long-term and will grow in line with economic growth. The purpose of further analysis of results is carried out both descriptively and statistically the lowest value (MIN) for the stock return variable also occurred in 2002. This is in line with the hypothesis in the conceptual framework where there is a positive relationship between company performance variables and stock returns. On the other hand, for the economic variable, namely SBI and changes in the middle exchange rate of the US Dollar against Rupiah, the highest value occurred in 2002. This is in line with the hypothesis that there is a negative (inverse) relationship between variables. The dependent variable studied is EVA, earnings, operating cash flow, inflation, SBI and exchange rate. Only 3 (three) independent variables are SBI, exchange rate changes and AR (1) which have a significant effect on stock returns at a level of a = 5 percent. The regression model formed produces a squared of 8.25 percent, which means that together the SBI variables, exchange rate changes and AR (1) are only able to explain stock returns of 9.6 percent, the remaining 91.75 percent is explained by other factors, both internal factors. and external to the company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wardhana Nugraha
"Industri makanan adalah bisnis yang tak lekang oleh waktu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2010 terdapat 2.916 usaha restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar di Indonesia. Segmen quick-casual dining telah menjadi salah satu industri food service terbesar di dunia. Salah satu bentuk restoran quick-casual di Indonesia adalah Restoran Solaria.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel restaurant image, perceived value dan kepuasan konsumen terhadap behavioral intention konsumen Solaria. Penelitian menggunakan desain riset deskriptif dengan metode survei. Sampel dihimpun dengan metode nonprobability sampling dengan teknik judgment sampling sebanyak 275 sampel. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Untuk mencapai tujuan penelitian data diolah dengan teknik analisa data SEM.
Hasil menunjukan kepuasan konsumen mampu membentuk behavioral intention secara langsung. Restaurant image mampu membentuk perceived value konsumen secara langsung dan secara tidak langsung mampu membentuk kepuasan konsumen melalui mediasi perceived value. Selain itu, perceived value mampu membentuk behavioral intention secara tidak langsung dengan dimediasi kepuasan konsumen. Hal ini menunjukan bahwa kepuasan konsumen mempunyai peranan yang signifikan sebagai mediasi untuk membentuk behavioral intention pada industri quick-casual restaurant.

Food industry is an eternal business. Badan Pusat Statistik (BPS) has recorded, that in 2010 there were 2.916 restaurants with medium and large business scale in Indonesia. Quick-casual dining segment has become one of the biggest food service industry in the world. Solaria is the one of quick casual restaurant form in Indonesia.
The objective of this research is to determine the influence of the restaurant image, perceived value and customer satisfaction on consumer behavioral intention Solaria. This research is using descriptive research design with survey method. Non probability sampling with judgment sampling technique were used to collect 275 samples. Questionnaire with Likert scale was used as measuring tool. SEM data analysis technique applied to achieve the objective of this research.
The result displays that customer satisfaction is able to directly shape the behavioral intention. Restaurant image is able to directly shape perceived value and it's able to shape customer satisfaction indirectly with perceived value as the mediation. More over, perceived value is able to directly shape customer satisfaction and it's able to shape behavioral intention indirectly with customer satisfaction as the mediation. It showed that customer satisfaction has significant mediating role in forming behavioral intention in the quick-casual restaurant industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kusumahati Damarintan
"ABSTRAK
Penelitian ini menguraikan faktor geometrik Jalan dan lingkungan hubungannya dengan kecelakaan pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek dan Jalan Tol Purbaleunyi dengan jumlah lajur yang diteliti adalah 2 lajur, Variabel yang telah dievaluasi adalah: lebar lajur, lebar bahu bagian dalam dan lebar bahu bagian luar, lebar median, alinyemen vertikal, alinyemen horizontal, cuaca. Model Ramalan Kecelakaan telah dibangun melalui kilometer panjangnya yang menggunakan struktur kesalahan negatif binomial. Resiko Kecelakaan telah diperoleh melalui elastisitas dari tiap variabel yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel alinyemen vertikal mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap junilah kecelakaan selain variabel tersebut variabel lalu lintas harian rata-rata dan lebar bahu dalam jugs berpengaruh terhadap jumlah kecelakaan. Sedangkan untuk jenis kecelakaan tunggal dan kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan variabel yang berpengaruh signifikan masing-masing adalah lebar bahu bagian dalam dengan lalu lintas harian rata-rata dan lebar bahu bagian luar dengan cuaca, Pan urituk nenlgu_ran$i resiko kecelakaan untuk ja11-an tot dengan 2 lajur telah ditemukan lebar bahu bagian dalam 0.75 m dan lebar bahu bagian luar 3.00 m."
2008
T24274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>