Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arijo Tedjo
"Pengalaman menunjukkan industrialisasi menjadi gambaran umum dari transformasi struktur perekonomian yang erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan. Di Indonesia, pembangunan sektor industri mendapat tekanan khusus sesuai dengan amanat dalam GBHN. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan pengetahuan dan analisa mengenai struktur industri dan proses industrialisasi di Indonesia untuk dapat menyusun kebijakan-kebijakan yang akan mendorong sektor industri berkembang. Penulisan ini mencoba untuk membahas mengenai teknologi produksi, analisis substitusi antar faktor input dan analisis produktivitas, di sektor manufaktur Indonesia serta pengaruh deregulasi perbankan tahun 1983 terhadap sektor manufaktur Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan fungs; b;aya Transcedenta 7 Logarithmic non-homothetic yang memasukkan bias teknologi. Total biaya merupakan jumlah pengeluaran dari input modal, tenaga kerja, bahan baku dan energi. Sedangkan produktivitas diukur dengan menggunakan Indeks Divisia konvensional. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dengan mengasumsikan fungsi biaya homothetic we77-behaved, Transcedenta 7 Logarithmic nonmaka dalam menspesifikasikan teknologi produksi di sektor manufaktur Indonesia pertama, tidak dapat menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas. Kedua, harus menyertakan input bahan baku dan energ; disamping input utama yaitu modal dan tenaga kerja. Dari hubungan antar faktor input di dapatkan bahwa energi merupakan komplemen dari input modal dan merupakan substitusi dari input tenaga kerja. Di sisi lain, dampak deregulasi perbankan tahun 1983, telah merubah kecenderungan perubahan bias teknologi produksi dari capita7-using, 7abor-saving, materia7-saving dan energysaving menjadi capita7-saving, 7abor-using, materia7-using dan energy-using. Juga didapatkan kecenderungan memburuknya gaji tenaga kerja untuk periode setelah deregulasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herry Triestanto
"Alasan penulisan adalah pada analisa dari suatu sistem dan pengendalian intern didalam suatu perusahaan sandal yang sangat penting peranannya didalam mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari penerapan sistem yang ada dibandingkan dengan sistem yang seharusnya, sehingga dapat diperoleh suatu perbaikan atas sistem yang ada khususnya untuk pembelian, penyimpanan dan proses produksi. Metode penelitiannya adalah metode perpustakaan dan penelitian lapangan. Hasil penelitian membuktikan walaupun perusahaan sudah mempunyai sistem dan prosedur yang sudah digariskan, pada kenyataannya sistem dan prosedur tersebut belum tentu dijalankan secara benar sesuai dengan yang digariskan; dan supaya efektif sistem dan prosedur yang ada harus selalu dinilai dan dievaluasi kembali sesuai dengan perubahan-Perubahan yang terjadi pada lingkungan didalam dan diluar perusahaan. Kesimpulannya setiap perusahaan didalam mencapai tujuan-tujuannya sangat membutuhkan suatu sistem dengan pengendalian intern didalamnya dan juga pentingnya peranan faktor-faktor manusia dalam struktur pengendalian intern tersebut dan disarankan agar sistem dan prosedur yang sudah digariskan oleh perusahaan sebelumnya melalui perencanaan yang mendalam hendaknya dijalankan dalam kegiatan sehari-hari sehingga sistem pengendaliannya dapat ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nini Nuraini
"Berkembangnya masalah merek dewasa ini merupakan konsekwensi logis dari bertambah ramainya dunia perdagangan. Dan sejalan dehgan semakin pesatnya arus perdagangan tersebut, masuk pula pengaruh-pengaruh asing ke Indonesia sehingga menimbulkan orientasi pada konsumen kita bahwa segala sesuatu yang bermerek luar negeri itu baik. Keadaan ini tentunya tidak akan disia-siakan begitu saja oleh para produsen/pengusaha yang cepat tanggap terhadap kehendak konsumen. Ironisnya hal ini kemudian terwujud dengan dipalsukannya atau ditirunya merek-merek asing tersebut oleh para produsen/pengusaha kita dengan maksud agar produk-produk yang dipasarkannya tersebut laku terjual dan menjadi laris di pasaran. ' Hal ini dilakukan mereka karena di dalam UU Merek 1981 tidak ada ketentuan yang- mengatur mengenai larangan pemakaian merek luar negeri. Namun keadaan ini justru menimbulkan kecaman dari pihak pemilik merek asing yang mereknya ditiru/dipalsu tersebut. Sebagai salah satu negara anggota Konyensi Paris, Indonesia tentunya harus memperhatikan " kritikan ini. Karenanya kemudian dikeluarkanlah Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.02-HC.01.01 tahun 1987 tentang Penolakan Permohonan Merek Yang Mempunyai Persamaan Dengan Merek Terkenal Orang Lain. Adapun dasar pertimbangan dikeluarkannya SK Menteri ini adalah bahwa pemakaian merek terkenal milik orang lain tersebut akan menyesatkan masyarakat tentang asal-usul serta kwaiitas sesuatu barang sehingga masyarakat akan keliru untuk memilih barang yang bermutu baik . Mengingat usia UU Merek yang sudah relatif' tua dan efektivitasnya yang kurang mengenai sasaran lagi, maka adalah wajar apabila dalam perkembangan selanjutnya peraturan ini seringkali kurang mampu lagi mengatasi kesulitan-kesulitan atau permasalahan yang ada. Oleh karenanya perlu segera dilakukan revisi terhadap undangundang ini agar mengenai sasaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembangunan.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Anief Zainuddin
"Jumlah penduduk JABOTABEK dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1984 penduduk JABOTABEK berjumlah 11.925.985 jiwa dengan kepadatan 1 .751 Jiwa/km2 dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 17.710.988 jiwa dengan kepadatan 2.532 Jiwa/km2. Kenaikan jumlah penduduk juga diikuti dengan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita. Pada tahun 1984 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita JABOTABEK adalah Rp. 984.960.93 dan pada tahun 1994 menirlgkat menjadi kp. 4.394.168.85. Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (PDRD Per Kapita) adalah indicator meningkatnya pendapatan per kapita penduduk JABOTABEK. Meningkatnya Jumlah penduduk juga diikuti dengan meningkatnya Jumlah sampah dan volume limbah cair tahun 1984 produksi sampah di JABOTABEK berjumlah 8.622.395 m3 dari pada tahun 1994 naik menjadi 14.720.815 m3. Pada tahun 1984 volume limbah cair berjumlah 870.863.910 ribu m3 dari pada tahun 1994 meningkat men jadi 1 .366 .252.445 ribu m3. Kenaikan jumlah penduduk dan PDRB Per Kapita JABOTAbEK memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat pada kenaikan produksi sampah per tahun dengan nilai korelasi positif sebesar 0,99591. Uji hipotesis P-test sebesar 485.83732 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Kenaikan jumlah penduduk dan PDRB Per Kapita JABOTABEK memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat pada kenaikan volume limbah cair per tahun dengan nilai korelasi sebesar 0, 99657 . Uji hipotesis P test sebesar 580,4638 adalah signifikan dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 %. Sampah dan limbah cair yang terlepas ke tanah atau masuk ke sungai dapat mencemari air sungai di JABOTABEK dan akhirnya juga air laut Teluk Jakarta. RPPL uhi Jakarta yang melakukun pemantauan kualitas air sungai di Jakarta untuk parameter COD, BOD Ammonia, Besi, Tembaga, Timah Hitam, Chromium, Nikel, Seng dan Mangan, mendapatkan baku mutu air sungai berdasarkan peraturan yang ada untuk hampir semua pareimeter telah melebihi baku mutu yang ditentukan. Kenaikan produksi sampah dan limbah cair berpengaruh pada parameter kualitas air sungai di muara sungai di Jakarta dari tahun 1984 hingga 1994 yang memperlihatkan nilai korelasi positif untuk COD sebesar 0,99234, Besi sebesar 0,58449, Seng sebesar 0,31116 dan Mandan sebesar 0,55982. Uji hipotesis Ptest memberikan nilai yang signifikan untuk COD pada tingkat kepercayaan 99%?

The number of Jabodetabek population keeps on increasing as year went by. In 1984 JABODETABEK population was 11.925.985 tirh a density or 1.751 people/km. in 1994 is increased to 17.710.988 with a sensity or 2.532 people/km. The increase in population was followed by an increase in groos regional domestic product per capita. which in 1984 was Rp 984.960,93. In 1994 it increased to become Rp. 4.894.168,65. This increace in gross regional domestic product per capita (GRDP per kapita) is indicator 01 per capita income elevation or JABOTABEK population. The increase in the number or population was also followed by an increase in the volume of both solid and liquid wastes in JABOTABEK. In 1964, the waste produced was 8.022.395 m3 and in 1994, it increades to become 14.720.813 m3. In 1984 the volume or liquid waste wa 870.883.910 m3 and in 1994 it increased to become 1.366.252.445 thousand m3. The Influence of population number increase and per capita gross regional domestic product in JABOTABEK towards the increase in solid waste produstion per year is very strong with a positive correlation value or u. 99591. Hypothesis test with Ftest was 580.4638 and significant at the level of confidence of 99%. Whereas, the influece or population increase and per capita gross regional domestic product in JABODETABEK towards an increase in liquid wast volume per year has very strong influence also with the positive correlation value of 0.99657. Hypothesis test with ftest was 485.9373 that which is significant at the level of confidence of 99%.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumaiddin
"Propinsi Sulawesi selatan selama ini dikenal sebagai daerah swasembada beras dan lumbung beras terbesar diluar Pulau Jawa Tahun 1990, produksi beras Sulawesi Selatan 1.547.882 ton dengan,konsumsi 743.226,369 ton, sehingga masih kelebihan produksi beras sebanyak 804.656,469 ton.
MASALAH. Permasalahan yang dikemukakan adalah: · 1.Bagaimana tingkat kelebihan produksi beras perkapi ta daerah tingkat dua Propinsi Sulawesi Selatan ? 2.Faktor apakah yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kelebihan produksi beras perkapita daerah-daerah swasembada beras tersebut ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santoso
"Pada penelitian ini, limbah cair tahu dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi nata. Ke dalam limbah cair tahu tersebut ditambahkan sukrosa (gula pasir) 10%, 12,5% atau 15% serta sumber nitrogen dalam bentuk NH4H2PO4 dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% atau 0,5%. Biakan yang digunakan adalah Acetobacter xylinum P1007 dan jumlah starter yang diinokulasikan adalah 10% (VN). Fermentasi dilakukan pada suhu ruang selama 14 hari.
Hasil pengukuran setelah pemanenan menunjukkan bahwa ketebalan rerata nata terendah yaitu 0,576 cm diperoleh dari perlakuan 10% sukrosa dan 0,1% NH4H2PO4. Ketebalan rerata nata terbesar yaitu 0,927 cm diperoleh dari perlakuan 15% sukrosa dan 0,3% NH4H2PO4. Pengujian secara statisitik terhadap data rerata ketebalan nata pada kesembilan perlakuan yang diberikan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Asijati Widijaningsih Ichsan
"Serat pengkelat mempunyai keselektifan dan kecepatan pertukaran yang tinggi terhadap ion-ion, penahanan terhadap aliran rendah dan dapat digunakan dalam berbagai bentuk. Akan tetapi tidak mudah untuk membuat serat pengkelat yang memenuhi persyaratan yang diperlukan yaitu : gugus ionik dan kerangka polimer harus stabil secara kimia, kapasitas pertukaran tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang cukup tinggi.
Tujuan penelitian pada tahap pertama ini adalah untuk membuat serat pengkelat dengan cara kopolimerisasi cangkok asam akrilat pada serat polipropilen. Kopolimer cangkok yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai adsorben untuk ion-ion logam berat dalam larutan.
Kopolimerisasi cangkok dilakukan dengan metoda pra-irradiasi menggunakan sinar gamma. Proses grafting/pencangkokan asam akrilat dilakukan dalam media air. Hasil kopolimerisasi ditentukan berdasarkan prosen grafting sebagai fungsi dari (I) dosis total (2) waktu reaksi (3) suhu reaksi dan (4) konsentrasi monomer. Kapasitas pertukaran dan kinetika penyerapannya terhadap logam Cu(II) diamati pada pH 4. Terbentuknya kopolimerisasi cangkok dibuktikan dengan`IR dan DTA.
Hasil pengamatan dengan menggunakan dosis total I sampai 5 M rad menunjukkan bahwa kenaikan dosis radiasi diikuti dengan kenaikan prosen grafting terutama pada interval waktu grafting 30 sampai 120 menit. Pengamatan pada berbagai suhu grafting menunjukkan bahwa prosen grafting meningkat cukup berarti terhadap waktu grafting pada suhu 60°C. Kenaikan konsentrasi monomer pada kisaran konsentrasi yang diamati diikuti pula oleh kenaikan prosen grafting.
Pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen telah berhasil dilakukan, akan tetapi kondisi optimumnya belum diperoleh. Prosen grafting yang diperoleh tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 60% dengan kapasitas penyerapan ion Cu(1T) yang juga tidak terlalu tinggi yaitu 61 mg/g serat atau sekitar I meklg serat. Walaupun demikian kopolimer cangkok yang dihasilkan menunjukkan kecepatan adsorpsi logam Cu(l) yang tinggi, dengan serapan maksimal diperoleh dalam waktu 1 menit. Kerapuhan serat akibat penyimpanan diamati terutama pada dosis irradiasi yang tinggi, suhu grafting yang tinggi dan periode reaksi grafting yang lebih lama.

Chelating fibers are characterized by high selectivity and exchange rate for ions, low flow resistance and can be used in arbitrary form. However, it is difficult to prepare chelating fibers which satisfied the following indispensable conditions : the ionic group and the basic polymer should be chemically stable, high exchange capacity and sufficiently high in mechanical strength.
The aim of this research for the first term, is to synthesized chelating fibers by graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fibers. The graft copolymerization produced is expected to be selective adsorbent for heavy metals in the solution.
Graft copolymerization was carried out by pre-irradiation method using gamma rays. Grafting process was studied in water medium. The percentage of grafting was determined as a function of (1) total dose, (2) reaction time, (3) temperature and (4) monomer concentration. The exchange capacity and the adsorption kinetics of copolymer toward Cu(II) ions were observed at pH 4. The graft copolymerization was examined by Ill spectrometer and DTA.
The results indicate that the increase in total dose from 1 to 5 M Rad followed by the increase of grafting yield, especially in the grafting periods of 30 to 120 minutes. Grafting process in various temperature indicate that the percentage of grafting increase significantly with increasing grafting period for temperature 60°C. In the range of monomer concentrations studied, the grafting yield increase as the concentration of monomer was increased.
In conclusion, the graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fibers was successfully carried out. However, the optimum condition was not achieved yet. The grafting yield was only about 60% with the adsorption capacity of 61 mg/g fibers or about 1 meq/g fibers. However, the graft copolymerization showed high adsorption kinetics for Cu(II) with maximum adsorption was reached within I minute. The brittleness of copolymer fiber were principally observed with higher irradiation dose, higher grafting temperature and longer grafting reaction periods."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Haykal
"Produk defektif adalah produk dari hasil produksi yang tidak sesuai standar, tidak dapat dijual, dan tidak dapat digunakan kembali. Risiko terjadinya produk defektif merupakan hal yang tidak dapat dihindari pada proses manufaktur. Dengan adanya risiko tersebut, pemanufaktur perlu menetapkan sasaran mutu produksi yang menjadi parameter kualitas dan performa produksi. Selain kerugian terhadap pemanufaktur, produk defektif juga bertentangan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menyatakan bahwa suatu kegiatan ekonomi harus mencermati isu-isu krusial, seperti dampak terhadap lingkungan akibat limbah produksi. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor penyebab produk defektif dan menawarkan rencana tindakan menggunakan metode Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Data pada penelitian ini divalidasi menggunakan matriks Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang disajikan menggunakan Problem Identification and Corrective Action (PICA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk defektif pada proses produksi oleh perusahaan pengemas disebabkan oleh kegagalan fungsi peralatan yang dipengaruhi oleh kurangnya pemeliharaan peralatan dan proses kontrol kualitas. Hasil dari penelitian ini berupa solusi untuk penambahan fungsi alat; memastikan doctor blade dalam kondisi optimal dan sesuai dengan standar acuan proses; meningkatkan konsistensi pemeliharaan; inspeksi dan penggatian rutin alat pneumatic; dan meningkatkan ketelitian kontrol kualitas pada tiap-tiap proses produksi.

Defective products are products that are not up to standard, cannot be sold, and cannot be reused. The risk of defective products occurring is unavoidable in the manufacturing process. Given these risks, manufacturers need to set production quality targets which are parameters of production quality and performance. In addition to losses to manufacturers, defective products also conflict with the objectives of the Sustainable Development Goals (SDGs) which state that an economic activity must pay close attention to crucial issues, such as the impact on the environment due to production waste. This research will identify and assess the factors that cause defective products and offer an action plan using the Define, Measure, Analyze, Improve, and Control (DMAIC) method. The data in this study were validated using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) matrix presented using Problem Identification and Corrective Action (PICA). The results of this study indicate that defective products in the production process by packaging companies are caused by equipment malfunctions which are affected by a lack of equipment maintenance and quality control processes. The results of this study are solutions for adding tool functions; ensuring that the doctor blade is in optimal condition and in accordance with process reference standards; improve maintenance consistency; inspection and periodic replacement of pneumatic tools; and improve quality control accuracy in each production process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Fadillah
"Produk perikanan yang bermutu rendah dan kurang terjamin keamanannya akan berakibat pada tidak tercapainya misi pembangunan kelautan dan perikanan dalam meningkatkan kecerdasan dan kesehatan masyarakat melalui konsumsi ikan. Hal ini dikarenakan produk perikanan terkandung bahan tambahan makanan (BTM) terlarang dan tidak aman dikonsumsi, sehingga akan memengaruhi kesehatan (efek akut dan kronis) bahkan mengakibatkan kematian bagi konsumen.
Tujuan penelitian untuk (1) Mengetahui kandungan BTM terlatang pada ikan segar dan produk olahan di PPN Palabuhanratu; (2) Mengetahui aspek sosial budaya meliputi hubungan karakteristik, persepsi dan sikap pengolah ikan, nelayan dan konsumen mengenai BTM terlarang; dan (3) Mengetahui aspek kelembagaan meliputi identifikasi regulasi dan kebijakan keamanan pangan produk hasil perikanan.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari hingga April 2013 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi terhadap produk ikan segar dan ikan olahan (ikan asin/kering, ikan pindang, kerupuk ikan, bakso ikan dan terasi). Metode pengambilan sampel untuk pengolah/pedagang dan nelayan dilakukan secara proportionate stratified random sampling masing-masing berjumlah 76 sampel pengolah ikan dan 169 sampel nelayan. Adapun teknik pengambilan sampel konsumen menggunakan metode sampling yang secara kebetulan dijumpai sebanyak 100 sampel. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner terdiri dari pertanyaan tentang persepsi, sikap dan aspek teknis unit pengolahan ikan di Palabuhanratu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan BTM terlarang pada produk hasil perikanan di PPN Palabuhanratu sangat signifikan terhadap jenis produk olahan. Kandungan boraks 100% negatif, formalin 58,5% positif, Hidrogen peroksida 84,0% positif serta rhodamin B pada terasi 66,7% positif.
Persepsi pengolah/pedagang ikan terhadap keamanan produk hasil perikanan "cukup baik" (55,12%), akan tetapi sikap terhadap keamanan produk hasil perikanan "sangat baik" (91,67%) dan persepsi terhadap upaya pemerintah juga "baik" (61,23%). Selanjutnya persepsi nelayan "cukup baik" (50,82%), adapun sikap nelayan "sangat baik" (98,07%) dan persepsi terhadap upaya pemerintah "cukup baik" (53,89%). Berikutnya persepsi konsumen "cukup baik" (55,61%), sikap konsumen "sangat baik" (99,0%), dan persepsi terhadap upaya pemerintah pada keamanan dan mutu hasil perikanan "baik" (61,37%). Selanjutnya regulasi tentang keamanan produk hasil perikanan yang intinya dibuat untuk melindungi konsumen jenis BTM terlarang sesuai dengan upaya pemerintah, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi dan PPN Palabuhanratu, dalam melaksanakan kebijakan keamanan produk hasil perikanan sudah baik, akan tetapi dalam pengawasan dan monitoringnya belum terealisasi secara berkala dan berkesinambungan.

Low quality dan safety fishery products will result in failure to achieve the mission on marine and fisheries development to increase the society intelligence and healthy through fish consumption. The objectives of the research were: (1) To understand content of illegal food additives on fresh fish and processed product in Palabuhanratu; (2) To understand social aspects on the relationship of characteristics, perception and attitude of the fish processors, fishermen, and consumers on those illegal food additives, and (3) To understand institutional aspects on regulation identification and food safety policy of fishery products.
The research was carried out on January-April 2013 in Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi. The products tested were fresh fish and processed products (salted/dried fish, boiled fish, fish crackers, fish ball and belachan). Sampling method for processors/traders and fishermen was carried out by proportionate stratified random sampling, 76 samples and 169 samples respectively. Consumers sampling technique was carried out by random sampling of 100 samples. The method for collecting data was carried out by quesioner related to perception, attitude and technical aspects of the establishment in di Palabuhanratu. The data was analyzed descriptively and laboratory tested.
The results of the research showed the difference of additives chemical content on fishery products in PPN Palabuhanratu were very significant to the type of products. Borax content 100% negative, formalin 58,5% positive. Hydrogen peroxide 84,0% positive, rhodamine B on belachan 66,7% positive.
Processors/traders perception on food safety of fishery products were good enough (55.12%), attitude on safety of fishery products were very good (91.67%), and perception on government effort were good (61.23%). Then fishermen perception were good enough (50.82%), fishremen attitude were very good (98.07%), and perception on government effort were good enough (53.89%). Further that consumers perception were good enough (55.61%), consumers attitude were very good (99,0%), and perception on government effort to quality and safety of fishery products were good (61.73%). The regulation related to safety of fishery products to protect consumers on illegal additives as the government effort, especially for Marine and Fisheries service of Sukabumi and PPN Palabuhanratu, has been implemented well, nevertheless for controlling and monitoring periodically and continously has not been implemented yet.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>