Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Setyawan Santoso
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat investasi swasta di Indonesia, seperti kredit domestik, arus modal luar negeri bersih, keseluruhan sumber dana milik sektor swasta dan investasi pemerintah. Hipotesisnya adalah kondisi perekonomian di Indonesia khususnya sektor moneter belum sempurna pada periode pengujian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan linear regresi. Metode ini akan diterapkan pada model yang pernah disusun oleh Tun Wai dan Wong (1982) pada pengujian di Malaysia, Thailand, Korea dan Yunani. Persamaan—persamaan yang dihasilkan akan diuji kebenarannya dengan metode OLS, sejauh memenuhi beberapa asumsi yang dibutuhkan dalam suatu sistem persamaan klasik.
Hasil penelitian dari kecenderungan kondisi investasi di Indonesia menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan dalam komposisi investasi pemerintah dan swasta di Indonesia. Porsi investasi swasta terus mengalami peningkatan seiring dengan berakhirnya masa kejayaan minyak dan dikeluarkannya deregulasi keuangan tahun 1983. Hasil pengujian terhadap model menunjukkan bahwa telah terbukti perubahan sumber dana terutama yang berupa kredit domestik milik sektor swasta berpengaruh positif bagi tingkat investasi swasta. Sedangkan arus modal masuk bersih dan perubahan - keseluruhan sumber dana domestik tidak terbukti memberi pengaruh bagi tingkat investasi swasta.
Tingkat investasi pemerintah terbukti memberikan pengaruh positif bagi tingkat investasi swasta. Hal ini mencerminkan adanya crowding in effect dari tingkat investasi pemerintah di Indonesia.
Peningkatan dalam investasi pemerintah akan membawa pengaruh positif selama berbentuk investasi infrastruktur dan yang tidak menimbulkan dampak inflasi. Sedangkan peningkatan dalam domestik kredit, meskipun pada pengujian menunjukkan pengaruh positif namun harus diperhatikan bahwa kondisi perekonomian sekarang khususnya sektor moneter telah mengalami perubahan, sehingga kebijakan dalam bidang ini harus memperhatikan faktor lain seperti tingkat bunga dan tingkat harga.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Astuti
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor beras di Indonesia. Komponen permintaan impor beras meliputi harga realtif, GDP, jumlah penduduk, dummy tariff, dummy produksi. Teknik analisa yang digunakan adalah uji kointegrasi proedur Johansen untuk melihat hubungan jangka pnajang dan error correction model untuk estimasi jangka pendek dengan menggunakan data tahun 1972-2005.
Dari hasiluji kointegrasi terlihat adanya pengaruh komponen jnagka panjang berupa harga relatif berpengaruh negatif, jumlah penduduk berpengaruh positif, GDP berpengaruh positif. Menunjukan bahwa persamaan struktural mempunyai tanda parameter sesuai dengan harapn. Sedangkan dari hasil regresi kesalah, semua variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan impor beras Indonesia. ECT yang signifikan secara statistik mwnunjukan ECM yang dibangun adalah model untuk menggambarkan jangka pendek maupun jangka panjang."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T27720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartoyo
"Rumah sebagai sebuah barang merupakan sebuah bundel atau kesatuan dari banyak karakteristik yang melekat pada entitas rumah tersebut, seperti ukuran, kualitas, dan lokasinya. Harga atau nilai dari rumah merupakan penjumlahan dari harga implisit dari karakterlstik-karakteristik yang dimiliki oleh entitas rumah tersebut. Penetapan harga untuk barang yang termasuk dalam jenis ini pada umumnya digunakan pendekatan hedonik. Rosen (1974), telah mengembangkan dasar model hedonik ini untuk menganalisis harga dan permintaan rumah dan merekomendasikan penyelesaiannya dalam dua tahap, yaitu tahap penetapan harga dan dilanjutkan dengan tahap analisis permintaan rumah.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rumah di Indonesia ini dilakukan dengan mengunakan data agregat propinsi dari Statistik Perumahan Susenas 2003, BPS. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa secara umum koefisien elastisitas peningkatan harga/nilai rumah dengan atribut karakteristik lantai berkisar -0,08, sedangkan koefislen elastisltas harga/nilai rumah dengan atribut karakteristik jamban sendiri dan fasilitas tangki septlk (SPAL) berklsar pada angka 0,10. Sementara itu berdasarkan nilai elastisitas pendapatan terhadap permintaan ternyata untuk status penguasaan rumah milik sendiri mempunyai koefislen elastisitas yang paling besar. Artinya bahwa dengan adanya dorongan untuk meningkatkan willingness to pay pada rumah tangga maka peningkatan permintaan rumah yang terbesar akan terjadi pada rumah dengan status penguasaan milik sendiri.
Status rumah milik sendiri pada dasarnya merupakan barang modal atau aset (capital goods) bagi rumah tangga tersebut. Oleh karena itu, maka kebijakan pemerintah di bidang perumahan yang mendorong sebanyak mungkin rumah tangga untuk dapat menghuni rumah milik sendirl dapat terus dilanjutkan bahkan ditingkatkan sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Kebijakan tersebut dapat diternpuh meiaiui peningkatan pendapatan rumah tangga, penurunan harga jual rumah meiaiui " subsidi sesuai dengan daya bell (willingness to pay) yang ada, maupun melalul pengendailan Inflasi dan tingkat suku bunga investasi di bidang perumahan dan kredlt pemilikan rumah agar dapat menarik minat investasi dan permintaan di bidang perumahan.
Selanjutnya mengingat keputusan rumah tangga untuk memilih huniannya dalam bentuk rumah milik sendiri atau rumah sewa pada umumnya juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan peningkatan nilai pasar (capital gains) dari rumah, maka penelitian seianjutnya disarankan untuk dapat mengkaji permintaan rumah pada suatu lokasi kawasan permukiman tertentu yang leblh spesifik dengan mempertimbangkan pengaruh tingkat suku bunga dan peningkatan nilai pasar (capital gains) dari rumah tersebut."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S8863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friedrih Himawan
"Industri Properti pada umumnya dan Bisnis Ruang Perkantoian Sewa di Jakarta pada khususnya pernah menjadi Suatu bisnis yang meiggiurkan kalangan pengusaha dan pemilik modal, karena sifatnya yang sejalan dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi nasional dan usia produk yang relatif panjag bila dibandingkan produk dan industri lain. Sehingga oleh karena itulah, maka pada sekitar tahun 1990 sampai tahun 1996, industri ruang perkantoran sewa di Jakarta bisa dikatakan mengalami booming dengan tingkat permintaan yang terus meningkat dan tingkat hunian yang tinggi.
Namun memasuki tahun 1997, keadaan ekonomi nasional mengalami krisis yang biasa dikenal sebagai krisis moneter yang akhirnya berkembang menjadi krisis multidimensi, sehingga seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa, mengalami kemunduran, Kemunduran yang terjadi pada seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa ini, secara langsung mempengaruhi kinerja industri dan pelaku-pelaku di dalamnya. Tingkat nliai tukar rupiah yang Pernah menyentuh Rp. 15.000 per USS I pada sekitar tahun 1998, membuat PelakU lndstri ruang perkantoran sewa, khususnya kalangan investor dan Pengembang menjadi kalang kabut, karena nilal hutang yang sebagian besar adalah di luar negeri mengalami peningkatan yang tajam, sehingga nilai yang harus dikembalikan balk berupa cicilan pokok maupun bunganya menjadi sulit untuk dipenuhi.
Kondisi perekorornian rnakro nasioiial yang mengalami kemunduran telah menyebaban perubahan perilaku konsumen ruang perkantoran sewa, yaitu dengan memindahkan usaha mereka ke ruang perkantoran sewa di Iuar kawasan segítiga emas untuk menekan bíaya. Bahkan banyak juga dan konsumen tersebut akhirnya menutup usahanya. Sehingga tingkat hunian ruang perkantoran sewa mengalami penurunan yang sangat drastis.
Sementara itu, kondIsi perekonomian nasional Inonesia tidak kunjung membaik, ditambah lagi dengan terus terjadinya krisis multidimensi yang mengurangi minat investor baik asing maupun lokal untuk menanamkan modalnya pada berbagai sektor industri.
Namun, bila diaimati lebih jauh, gedung-gedung perkantoran di kawasan segitiga emas Jakarta masih tetap berdiri tegak, waiaupun tingkat hunian sangatlah marjinal. Walaupun dibelit berbagai masalah yang ada, namun masih ada pelaku industrí ruang perkantoran sewa di Jakarta yang mampu bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam industri ruang perkantoran sewa di Jakarta, masih terselip peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku inudstri tersebut yang tentunya harus diiringi dengan berbagai kemampuan untuk menekan biaya sambil meningkatkan penghasilannya.
Analisa dalam karya tulis ini dilakukan dengan lebih dulu mempelajari kinerja industri perkantoran sewa di Jakarta untuk memahami sejauh mana industrl ini mengalami kemunduran. Dari hasil analisa tampak bahwa memang Industri ini mengalami kemunduran yang cukup drastis bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif dalam tingkat huniannya.
Kemudian dengan menganalisa faktor-faktor potensial yang mempengaruhi permintaan, penawaran dan harga sewa ruang perkantoran di Jakarta dengan berbagal asumsi pertumbuhannya, tampak bahwa industri ruang perkantoran sewa di Jakarta masih belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, bahkan masih dapat dikatakan bahwa dalam industri tersebut masih terjadi kondisi oversupply, dan kondisi booming yang pernah terjadi, akan terkoreksi hingga titik tertentu. Dalam kondisi seperti inilah, dibutuhkan kejelian dari pemilik dan pengelola gedung untuk menekan biaya-biaya operasionalnya secara optimum, dan memanfaatkan segaia sumber daya yang dimiliki sehingga dapat tercapai suatu keunggulan daya bersaing yang path gilirannya akan mampu menarik konsumen baru yang relatif juga masih minim."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafi`i
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit, baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data runtun waktu triwulanan periode 1993:3 sampai dengan 2004:2 atau 44 observasi. Alat analisis yang digunakan adalah maximum likelihood estimation dengan switching regression.
Hasil estirnasi memberikan informasi bahwa seluruh variabel independen yang digunakan memiliki koefisien yang sesuai dengan hipotesis penelitian dan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap penawaran dan permintaan kredit.
Berdasarkan pengujian diketahui bahwa lambatnya pertumbuhan kredit perbankan setelah mengalami penurunan yang cukup tajam pada saat krisis moneter merupakan salah satu faktor yang menyebabkan proses pertumbuhan ekonomi belum dapat kembali pada tingkat sebelum krisis.
Sebelum krisis moneter, terdapat kecenderungan terjadinya ekses permintaan kredit (excess demand equilibria), yaitu realisasi kredit dipengaruhi oleh sisi penawaran. Ekses permintaan kredit ini tarjadi karena kondisi makro ekonomi cukup kondusif sehingga mendorong dunia usaha untuk mengajukan permintaan kredit, yang tidak diimbangi dengan penawaran kredit dalam jumlah yang sebanding. Sementara itu, mulai akhir 1999 s.d tahun 2004 terdapat kecenderungan terjadinya ekses penawaran kredit (excess supply equilibria), yang artinya realisasi kredit dipengaruhi oleh sisi permintaan. Ekses penawaran kredit ini antara lain dikarenakan tingginya suku bunga kredit yang diperhitungkan oleh perbankan dan kondisi nilai tukar yang belum stabil. Selain itu juga diketahui bahwa permintaan kredit lebih sensitif terhadap suku bunga dibandingkan dengan penawaran kredit.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Wenny Widjajanti
"Sebagai salah satu komoditas penting yang dibutuhkan masyarakat, kestabilan harga merupakan salah satu hal yang periu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada periode 1980-1997 (kebijakan monopoli BULOG/Badan Urusan Logistik), harga gula meningkat stabil. Sedangkan pada periode sesudahnya (1998-2004), harga guia berfiuktuasi. Meskipun pemerintah melakukan intervensi melaiui kebijakan, namun harga yang terjadi tetap melalui mekanisme pasar yaitu interaksi permintaan dan penawaran. Secara umum, permintaan gula tidak dapat dipenuhi seluruhnya dari :produksi gula dalam negeri, sehingga Indonesia harus mengimpor gula. Permintaan gula secara nasional diperkirakan akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk, dan konsumsi gula. Sedangkan penawaran gula terdiri dari produksi gula dalam negeri dan impor guia. Peningkatan produksi gula dalam negeri perk] dilakukan untuk mendukung swasembada gula di tahun 2007 untuk gula konsumsi rumah tangga, dan tahun 2009 untuk total konsumsi gula. Secara teoritis harga gula akan ditentukan oleh berbagai faktor yang menentukan perubahan-perubahan terhadap penawaran dan permintaan gula dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing sisi tersebut menjadi menarik untuk dipelajari, karena selain karakteristik struktur pasar gula di Indonesia bersifat oligolpoii, pemerintah juga melakukan kebijakan di bidang pergbaaan yang mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Permintaan gula dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan harga gula dalam negeri. Impor gula dipengaruhi oleh produksi guia dalam negeri, dan kebijakan bea masuk impor gula. Harga gula dalam negeri dipengaruhi oleh permintaan gula, dan kebijakan harga provenue/dana talangan pembelian gula petani. Penawaran gula terdiri dari produksi gula dan impor gula. Produksi tebu merupakan perkalian antara luas lahan dengan produktivitas tebu, dan produksi gula diperoleh dari perkalian antara produksi tebu dan rendemen.
Melalui pengujian ekonometrika, maka dapat disimpulkan bahwa selama periode kebijakan monopoli BULOG (1980-1997) permintaan gula, impor gula, maupun harga gula dalam negeri mengalami peningkatan yang cukup stabil, dibandingkan periode setelah monopoli BULOG (1998-2004). Kebijakan yang dijalankan pemerintah selama tahun 1980-2004 antara lain kebijakan harga provenue/dana talangan pembelian gula petani, yang merupakan kebijakan penting dalam upaya mengendalikan harga gula dalam negeri, dimana pemerintah menetapkan "harga dasar" gula di tingkat produsen. Namun pemerintah perlu menyesuaikan besaran nilai rupiah yang tepat sesuai dengan keadaan Indonesia.
Berdasarkan faktor produksi gula, Program Akselerasi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula Nasional yang berdampak positif pada peningkatan hasil tebu dan produktivitas hablur di tahun 2004, tetap dilanjutkan dengan meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian terutama untuk mengembangkan teknologi varietas tebu unggul dan teknologi mesin pabrik.
Sedangkan faktor kebijakan bea masuk impor gula dilakukan utnuk membatasi jumlah impor gula yang masuk ke Indonesia. Namun, tarif bea masuk impor gula Indonesia masih Iebih rendah dibanding negara-negara lain. Untuk itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk menaikkan tarif bea masuk impor tersebut, namun hares secara hati-hati dan didahului dengan kajiab Iebih mendalam dan komprehensif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilies Widianingsih
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang dipergunakan didalam penelitian terhadap prestasi belajar siswa SMP di bidang pelajaran matematika. Variabel bebas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan orangtua, jumlah anggota keluarga, asal atau alamat siswa, NEM matematika SD, tingkat pendidikan guru, pengalaman mengajar guru, gaji guru, metode mengajar, dan jumlah siswa.
Analisis yang digunakan untuk unit analisis siswa, yang diambil dari 6 SMP yang dipergunakan sebagai sampel yang sekaligus sebagai responden. Prestasi belajar sebagai variabel terikat diambil untuk bidang pelajaran matcmatika bagi siswa SMP kelas 11 dengan tolok ukur nilai raport siswa pada cawu II. sumlah sampel yang dipergunakan sebanyak 378 siswa dari 6 Sekoiah Menengah Penama di kota Blitar. Alat analisis data yang dipergunakan yaitu metode regresi berganda dengan metode stepwise yang menggunakan program statistik SPSS.
Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas tingkat pendidikan orangtua, NEM matematika SD, pengalaman mengajar guru, gaji guru, metode mengajar dan jumlah siswa terhadap prestasi belajar siswa di bidang pelajaran matematika.
Sedang untuk variabel jumlah anggota keluarga, asal atau alamat siswa dan tingkat pendidikan guru tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa di bidang pelajaran matematika variabel Nilai Ebtanas Murni (NEM) matematika SD.
Saran yang diberikan adalah untuk mencapai kualitas siswa yang baik diharapkan pihak pengambil keputusan memperhatikan mutu pendidikan yang diberikan kepada siswa. Selain itu juga harus memperhatikan masalah kesehatan dan gizi anak sejak dini, sehingga anak memiliki tingkat kcccrdasan yang tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>