Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sony Andriyanto
"Peranan strategi bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya adalah sangat penting. Apalagi lingkungan di luar perusahaan sudah demikian dinamis, saling kait-mengkait dan mengabaikan batas-batas negara. Untuk itu harus dikembangkan suatu strategi yang mampu mengantisipasi secara akurat perubahan Lingkungan ,dan juga memberikan kesiapan untuk bereaksi terhadap kejadian internal yang tidak dapat diramalkan. Untuk mengetahui bagaimana strategi tersehut disusun dan faktor-faktor penentunya, penulis mencoba menuliskannya dalam bentuk skripsi. Pembahasan topi.k tidak terlepas dari studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah memberikan pengertian tentang perencanan stratejik, strategic management, dan kedudukan strategi pemasaran dan akuntansi manajemen di dalam perencanaan stratejik.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari karya ilmiah ini adalah, bahwa strategic management yang merupakan perkembangan perencanaan stratejik yang paling akhir,
memungkinkan memberikan posisi yang paling optimal bagi perusahaan dalam persaingan. Hal ini karena Strategic Management memberikan kemampuan untuk mengantisipasi dengan lebih akurat perubahan lingkungan dan meningkatkan kesiapan untuk bereaksi terhadap kejadian internal dan lingkunan persaingan yang tidak dapat diramalkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Kusnadi
"Manajemen biaya strategik merupakan suatu pemahaman yang baik terhadap struktur biaya perusahaan yang dapat mengarahkan dalam pencarian keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan. Manajemen biaya strategik memiliki tipe secara umum yaitu low cost, differentiated dan focus. Strategi yang dilaksanakan oleh PT XYZ adalah low cost. PT XYZ memiliki 5 aktivitas utama yaitu aktivitas pembelian, produksi, riset dan pengembangan, administrasi serta pemasaran. Sedangkan aktivitas yang dianggap kritis adalah aktivitas produksi dan pemasaran. Penerapan low cost strategy pada aktivitas produksi lebih ditujukan pada peningkatan kualitas produk sehingga dapat mencegah timbulnya rework. Penerapan low cost strategy pada aktivitas pemasaran lebih ditujukan pada peningkatan promosi melalui personal selling yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, yang pada akhirnya mampu menurunkan biaya produksi secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Susatyo Kuncoro
"ABSTRAK
Saat ini perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi telekomunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat, perkembangan ini ditunjang pula oleh kemajuan
teknoIogi inovasi di berbagai bidang, sehingga dipastikan bahwa era masyarakat inforrnasi
akan terjadi. Di Indonesia dengan adanya deregulasi di bidang telekomunikasi pada tahun
1989, menjadikan perusahaan swasta boleh berperan aktif dalam pembangunan prasarana
dan sarana telekomunikasi yang menjanjikan masa depan yang cerah.
PT LA yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini, dengan adanya
deregulasi pemerintah di bidang telekomunikasi, ikut serta membantu program pemerintah
dalam membangun prasarana dan sarana telekomunikasi di Indonesia, dimana perusahaan ini
memiliki kegiatan bisnis utamanya yaitu pelayanan jasa aplìkasi jaringan dan komunikasi
data, yang membantu pelanggan mengkomunikasikan data atau informasi penting kepada
pihak yang diinginkannya melalui suatu jaringan komunikasi yang dirancang oleh PT LA.
Jasa yang diberikan kepada pelanggan adalah membangun sistem komunikasi secara total,
dalam arti PT LA dapat membuatkan program atau aplikasi komputer bagi pelanggsn,
menyediakan perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus juga menyewakan
saluran komunikasi yang dimilikinya sesuai dengan kecepatar) transfer data yang diinginkan
pelanggan.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PT LA tidak terlepas dari kemajuan teknologi
dalam bidang komputer dan telekomunikasi yang penuh dengan inovasi dan juga dibantu
pula oleh kebutuhan pasar yang pada saat tu sangat mengharapkan dapat mengirim dan
mengakses data-data perusahaan ke pihak lain secara cepat dan murah.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan PT LA penulis
mengadakan analisis terhadap strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dalarn beradaptasi
terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Setelah penulis mengetahui strategi bisnis
yang dijalankan perusahaan, maka penulis juga harus menganalisis laporan keuangannya
yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan perusahaan. Salah satu
cara untuk melihat kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan
keuangan melalui analisa rasio dan arus kas perusahaan.
Setelah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan perusahaan selama 5 tahun
dari tahun 1992 sampai 1996 termasuk didalamnya strategi differentiated yang dijalankan PT
LA dan juga kondisi keuangan perusahaan, maka penulis menyimpulkan PT LA telah
memiliki kekuatan internal yang merupakan competitive advantage perusahaan, yaitu:
? Memiliki hak konsesi khusus yang diberikan oleh pemegang saham yaitu pemanfaatan
jaringan terestrial dan pelayanan jasa aplikasi perbankan yang membuat pesaing sulit
untuk bersaing langsung.
? Ragam layanan produk / jasa yang lengkap dan cakupan wilayah usaha yang luas
membuat PT LA sanggup memberikan solusi secara total.
? Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kecendrungan yang baik, terlihat dan angka
rasio yang semakin mernbaik. PT LA juga dapat mempertahankan tingkat ROE dan
sustainable growth yang relatif stabil.
Sedangkan kelemahan-keIemahan internal yang ada pada PT LA adalah:
? ketergantungan infrastrukiur dengan badan penyelenggara(PT Telkom) membuat PT
LA sulit untuk mengkontrol kualitas yang diberikan kepada pelanggan.
? Diversifikasi produk mengkaburkan bisnis inti perusahaan. Jika tidak diwaspadai oleh
perusahaan, maka dengan adanya aneka ragam jasa yang ditawarkan membuat PT LA
tidak memiliki bisnis inti yang menjadi handalan PT LA.
? Kurangnya kegiatan pemasaran perusahaan. Hal ini terlihat selama 5 tahun nilai biaya
pemasaran rata-rata hanya 2 % dari total biaya usaha.
Walaupun PT LA memiliki kelemahan, PT LA juga menghadapi peluang-peluang
yang ada. Peluang-peluang tersebut adalah:
? Kebutuhan pokok akan teknologi informasi. Pada era informasi seperti sekarang ini
kemajuan bisnis usaha diperlukan sistem komunikasi yang dapat mentransfer data
secara cepat dan murah.
Pada akhirnya, ancaman yang perlu diwaspadai oleh perusahaan adalah:
? Kompetisi yang semakin meningkat Dengan munculnya era perdagangan bebas,
kemungkinan masuknya perusahaan asing dalam bentuk merger, joint Venture atau
global alliances akan mengancam pertumbuhan perusahaan. Juga jika hak konsesi
dihapus oleh Badan Penyelenggara maka akan menjadi ancaman yang serius bagi PT LA.
? PT LA masih memerlukan dana dari pihak pemegang saham untuk menyetor dana baik
dalam bentuk penjaman maupun setoran modal Para pemegang saham sudah pasti
memiliki keterbatasan dalam menyediakan dana yang dibutuhkan PT LA di masa
mendatang. Kondisi tersebut akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nurwulandari
"Keberadaan perusahaan anjak piutang masih relatif baru di Indonesia, yaitu sejak dikeluarkannya Paket Kebijakan 20 Desember 1988 sebagai upaya pengerahan sumber-sumber dana yang terdapat di dalarn masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan jasa pembiayaan yang beraneka ragam bagi dunia usaha. Perusahaan pembiayaan anjak piutang adalah perusahaan yang memberikan pinjaman modal kerja tanpa menggunakan agunan. Perusahaan anjak piutang ini tidak menerima deposito, tetapi mendapatkan pendanaannya dari bank, lembaga, dan sumber pasar uang lainnya. Para pengguna jasa perusahaan anjak piutang pada umumnya tidak memenuhi syarat untuk rnendapatkan kredit perbankan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulisan karya akhir ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang digunakan PT. X dalam mengembangkan usaha anjak piutang tersebut. Jasa pembiayaan yang diberikan PT. X adalah pembiayaan with recourse dan without recourse. Jasa pembiayaan tersebut juga meliputi jasa manajerial dan informasi untuk kiien. Penulisan ini bertujuan mengetahui hal-hal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan PT. X.
Permasalahan yang dihadapi adalah, jasa pembiayaan anjak piutang belum banyak dikenal kalangan dunia usaha. Selama ini kalangan dunia usaha lebih mengenal sumber pembiayaan dan perbankan. Strategi yang telah digunakan PT. X untuk mengembanglan usahanya dan mengenalkan pembiayaan anjak piutang kepada dunia usaha, adalah dengan menjadi anggota asosiasi anjak piutang nasional dan internasional, serta melakukan aliansi dengan PT. Asuransi Ekspor Impor Indonesia, dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional.
Peluang-Peluang bagi PT. X meliputi pertumbuhan ekonomi, kinerja ekspor, semakin majunya teknologi komunikasi. kestabilan politik, perundang-undangan di bidang ekspor impor serta perbaikan iklim berusaha. Selain dapat memanfaatkan peluang di pasar domestik, niat pemerintah untuk melaksanakan kesepakatan WTO, AFTA, APEC merupakan peluang pula bagi PT. X memperluas skala kegiatannya di era perdagangan bebas. Ancaman-ancaman bagi PT. X adalah customer yang sulit bekerjasarna dan belum adanya ketentuan hukum yang khusus mengatur hubungan antara klien, customer dan perusahaan anjak piutang. Untuk mendapatkan informasi mengenai customer, PT. X perlu bekerjasama dengan perusahaan perusahaan penyedia informasi. PT. X hanis membuat peijanjian hukum yang kuat antara kiien dan customer, untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dengan melihat peluang dan ancaman yang dihadapi PT. X, serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. X, maka dapat dibuat strategi-strategi alternatif untuk PT. X. Kunci keberhasilan industri pembiayaan ini adalah sumber pendanaan yang kuat, dan pakar pakar di bidang anjak piutang, seperti tercermin dalam kemampuan manajemen, dan teknologi. Strategi yang diusulkan adalah strategi fokus, yaitu berupa jasa pembiayaan non collateral basis. Dalam melakukan strategi fokus tersebut, kegiatan publikasi dan personal celling harus diintensifkan, menambah karyawan yang berpengalaman dengan back ground yang kuat pada aspek manajemen dan berkemampuan menganalisis serta membuat keputusan secara cepat.
Sebagian besar pesaing PT X adalah perusahaan multifinance dengan modal yang besar yang memberikan bermacam-macam jasa pembiayaan, termasuk jasa anjak piutang. Hambatan strategi fokus adalah kekurangan modal dan risiko bad debt. Bad debt tersebut dapat mengganggu kinerja perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan yang ingin terus berkembang maka PT. X harus mencari alternatif sumber pendanaan, tidak hanya dan pinjaman perbankan saja. Dukungan pemerintah di bidang pendanaan sangat diharapkan, misalnya membentuk infrastruktur sumber pendanaan yang sesuai agar dapat mengembangkan industri pembiayaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Herman Ginting
"PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor agroindustri, yang telah dikenal luas di Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di industri pengolahan susu. Salah satu produk andalan PT X adalah mentega yang dihasilkan dari lemak susu melalui suatu proses fermentasi. Mentega sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk PT X, telah diproduksi sejak tahun 1972 dan hingga kini PT X telah mengeluarkan lima merek mentega dalam berbagai ukuran dan kemasan, seperti OB, GC, AB,IB dan Al.
Perkembangan pasar mentega di daiam negeri sendiri tidak terlalu cepat dengan rata-rata peningkatan sebesar 4 - 5 persen per tahun. Walaupun demikian pasar mentega tetap menarik bagi pelaku pasar untuk ikut serta memenuhi kebutuhan konsumsi mentega di dalam negeri. Hal ini dítunjukkan dengan banyaknya mentega impor dengan berbagai merek yang masuk ke dalam negeri, seclangkan untuk produsen lokal, PT X hanya menghadapi persaingan dan satu produsen lokal lainnya.
Dalam memasuki masa knisis ekonomi yang dthadapi Indonesia sejak akhir semester kedua tahun 1997, PT X praktis mengbadapi situasi yang berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dimana pada masa krisis ini tingkat persaingan semakin tajam. Di satu sisi ancaman yang muncul semakin besar dan tidak terduga sebelumnya sedangkan di sisi yang lain peluang yang ada semakin kecil. Hal ini semua memaksa PT X untuk mengkaji ulang semua lcebijaksanaan yang telah diterapkan dan berusaha mencari solusi terhadap permasalahan yang ada.
Salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang cepat adalah dengan melakukan analisis terhadap perkembangan industri mentega itu sendiri dan berbagai fktor eksternal dan internal yang mempengaruhi keunggulan daya saing PT X. Analisis industri dilakukan terhadap lima komponen penting dalam industri, yakni persaingan antar penisahaan yang ada, pendatang bani yang potensial, kekuatan tawar menawar dan penibeli, ancaman produk pengganti dan kekuatan tawar-menawar dan pemasok.
Faktor-faktor eksternal merupakan ancaman dan peluang yang datang dan luar PT X sedangkan faktor-faktor internal adalab kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT X. Keempat faktor ini dianalisis dengan menggunakan berbagai perangkat analisis seperti EFE Matrix; IFE Matrix, SWO T Matrix, SPACE Matrix, Internal-Fctemal Matrix, Grand Startegy Matrix dan Quantitative Strategic Planning Matrix.
Berdasarkan analisis industri yang dilakukan dapat disimpulkan PT X menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dalam pasar mentega dalam negeri terutama dan masuknya produk-produk mentega impor dan ancaman produk substitusi yakni margarine sedangkan kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli dan pemasok relatif lemah. Kondisi ini lebih diperburuk ¡agi dengan lebih dominannya faktor ancaman dan kelemahan dibanclingkan faktor peluang dan kekuatan. Kesemuanya itu menempatkan PT X pada posisi bertahan.
Pada kondisi tersebut alternatif terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan melalcsanakan perampingan terhedap uni produk mentega yang dihasilkan, Perampìngan ini diniaksudkan untuk melakukan penghematan biaya dan lebih meningkatkan daya saing PT X dengan Iebih memfokuskan produk menteganya hanya pads merek OB yang menjadi produk andalan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Moeharjo
"ABSTRAK
Manajemen strategik merupakan suatu seni dan ilmu dalam pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa
datang. Formulasi strategi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses strategic
management. Pada tahap formulasi strategi ini akan dikembangkan, dianalisa dan akhimya
dipilih strategi yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Agar dapat melakukan
formulasi strategi yang baik maka diperlukan tiga hal penting yang berhubungan dengan
keadaan organisasi itu sendiri. Yang pertama adalah posisi perusahaan pada saat ini, kedua
posisi yang dikehendaki dimasa yang akan datang dan yang terakhir adalah keadaan
lmgkungan bisnis organisasi tersebut dimasa yang akan datang.
Keadaan Iingkungan bisnis dimasa yang akan datang bersifat sangat dinamis,
mudah berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Dan hal ini terjadi di Indonesia pasca
krisis ekonomi, dimana segala sesuatu dapat berubah dengan cepat. Dengan demikian
diperlukan suatu perangkat analisa yang bisa mengakomodasi keadaan lingkungan yang
dinamis. Scenario Planning merupakan salah satu perangkat analisa yang mampu
mengakomodasi perubahan ? perubahan keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat
dan penuh dengan ketidakpastian. Karya akhir ini menganalisis formulasi strategi pada
PT. ?X? dengan menggunakan Scenario Planning.
PT. ?X? adalah distributor alat-alat industri HITACHI di Indonesia. Pemilik selaku
pengambil keputusan perusahaan memahami bahwa masa depan penuh dengan
ketidakpastian sehingga terus mencoba-coba (trial & error). Keputusan yang dibuat hanya
berdasarkan perkiraan harapan mereka saja. Sebagai akibatnya perusahaan saat ini tidak
mampu memperoleh market share yang signifikan walaupun brand yang dimiliki cukup
dìkenal ketangguhannya. Pertumbuhan perusahaan juga mandeg sehingga terkesan strategi
yang digunakan adalah survival strategy.
Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai posisi perusahaan
pada saat ini maka dibuat analisis remote environment, analisis key succes factors & audit
internal perusahaan.
Dalam analisis remote environment dianalisa vektor ? vektor perubahan yaitu
ekonorni (global & nasional), politik, teknologi dan sosial budaya. Dari analisis diperoleh
bahwa situasi politik di Indonesia pasca krisis ekonomi yang tidak stabil sangat banyak
mempengaruhi keadaan perekonomian pada umumnya dan bisnis khususnya.
Dalam perdagangan alat ? alat industri di Indonesia ternyata country of origin
memegang peranan peranan dalam mempengaruhi keputusan untuk membeli pelanggan.
Hal ini diperoleh dalam analisis key success factors yang diperlukan oleh perusahaan untuk
dapat masuk dan bertahan dalam persaingan. Semua key success factors dimiliki oleh PT
?X? namun belum digunakan secara intensif sehingga terlihat bahwa PT. ?X? hanya sebagai
follower saja.
Dari hasil audit internal terdapat kelemahan dalain struktur modal sehingga
mempengaruhi unjuk kerja keseluruhan PT.?X. Beberapa kompetitor sudah go public
sehingga dan segi ukuran PT. ?X? tertinggal dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan
adanya keterbatasan modal ini maka ada beberapa segmen pasar dan service yang
seharusnya dapat ditangkap namun tidak terlayani. Dengan adanya persetujuan pasar bebas
yang ditandatangani pemerintah Indonesia maka terdapat ancaman yang berasal dari
distributor alat industri semerek dan negara tetangga atau malah dan prinsipal sendiri.
Variabel kestabilan politik merupakan variabel eksternal yang dominan dan sangat
berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dari situasi internal menjadi variabel internal yang
utama. Hal ini terungkap dalam tahap pertama pembuatan skenario yaitu menentukan
variabel yang dominan. Kemudian dengan membuat kisaran ? kisaran asumsi dan variabel
internal dan eksternal serta operasi kombinasi dan masing ? masing kisaran asumsi maka
terbentuk empat buah skenario. Skenario ? skenario tersebut adalah Flight of Flaminggoes
(kestabilitan politik positif dan situasi internal menguntungkan), Lame Duck (kestabilan
politik positif dan situasi internai kurang menguntungkan), Icarus (kestabilan politik
kurang positif dan situasi internal menguntungkan) dan Ostrich (kestabilan politik kurang
positif dan situasi internal kurang menguntungkan).
Langkah selanjutnya dengan memperhatikan masing ? masing skenario dipilihlah
beberapa strategi generik yang sesuai dengan situasi. Dan pada akhirnya dipilih beberapa
strategi generik saja yang sesuai dengan situasi dan kondisi PT. ?X? pada saat itu. Seperti
market development dan market pene tration pada skenario flight of the Flaminggoes;
stabilitas, market penetration dan joint venture paLia skenario Lame Duck, stabilitas pada
skenarlo Icarus; serta likuidasi pada skenanio Ostrich.
Melihat perkembangan situasi politik yang membaik setelah pergantian presiden
yang baru lalu maka skenario Flight of the Flamingoes merupakan skenario yang paling
mungkin menjadi kenyataan setidaknya sampai dengan tahun 2004. Dengan demikian
strategi yang dipilih dan diterapkan pada PT. ?X? adalah market development dan market
penetration. Sebagai konsekuensi dan dipilihnya strategi ini maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti rnemperkuat jaringan distribusi yang ada dan adanya pasar yang
belum terjamah pada market development Menanibah tenaga penjual dan teknisi,
meningkatkan biaya ikian dan meningkatkafl promosi penjualan pada market penetration.
"
2001
T4766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Saleh Amru
"Strategi manajemen merupakan suatu perangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan suatu rumusan dan penerapan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan keunggulan bersaing perusahaan.
Tulisan ini membahas strategi manajemen PT. Tranaco. PT. Tranaco adalah perusahaan konstruksi di bidang migas (minyak dan gas bumi) yang berdiri sejak tahun 1975. Perusahaan ini memiliki sekitar seratus orang pegawai tetap, dua puluh lima diantaranya merupakan merupakan tenaga ahli. PT.Missi Tranaco adalah untuk menjadi Salah satu perusahaan turn key kontraktor yang merniliki fasilitas DEPC (Design, Engineering, Procurement, Construction) untuk segala jenis proyek dalam industri migas.
Tulisan ini bertujuan untuk merumusnkan grand strategy dan generic strategy yang paling tepat bagi Tranaco. Grand strategy dan Generic strategy ini kemudian diterjemahkn kedalam langkah-langkah operasionil pada setiap jajaran fungsionil sebagai program tahunan. Analisis terhadap berbagai struktur organisasi ditakukan untuk mendapat struktur yang paling efektip dalam menerapkan strategi tersebut.
Disarankan agar manajemen PT. Tranaco membandingkan rumusan strategi dan struktur organisasi yang dihasilkan dalam tulisan ini dengan kebijakan strategis perusahaan saat ini.
Beberapa hal yang dirumuskan di sini sebenarnya telah dilaksanakan oleh Tranaco seperti joint venture, meningkatkan penetrasi pasar PSC, dan strutur organisasi matriks. Namun demikian ada juga yang tidak sesuai dengan arah strategi yang diambil seperti mengikuti tender pembangunan pipa di Malaysia, pembangunan Copper Melter di Jawa timur dan Keikut sertaan dalam proyek departemen perhubungan. Untuk menangani berbagai proyek yang-tidak termasuk dalam fokus pasarnya, Tranaco harus menyediakan sumber daya yang besar karena belum mengenal seoara dekal kondisi lingkungan, misalnya tentang "Contractor liabilities" di Malaysia. Analisis menunjukkan bahwa pemakaian sumber daya akan memberikan hasil yang lebih baik jika sementara ini tetap di fokuskan pada pasar yang telah dikenal dengan baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalahuddin Haikal
"ABSTRAK
Salah satu hal yang menandai industri sekuritas adalah sangat tingginya ketergantungan perusahaan sekuritas terhadap perubahan lingkungan yang cenderung bergerak menjadi lingkungan
yang bersifat turbulent. Perubahan-perubahan pada lingkungan industri sekuritas bersumber
dari dua hal, yakni: berupa ketentuan-ketentuan dari otoritas yang berwenang dan juga dari
dalam industri itu sendiri. Keluarnya Keputusari Presiden No. 53 Tahun 1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 telah merestruktunisasi sistem dan struktur
kelembagaan pasar modal. Dua ketentuan ini berakibat pada kelangsungan hidup seluruh
pelaku pasar modal termasuk didalamnya PT (Persero) ?X?. Seluruh unit kegiatan usaha PT
(Persero) X? harus menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut atau menghentikan kegiatan
nya. Kegiatan investment trust dan unit trust masih dapat dilanjutkan karena produk hukum
pendirian PT (Persero) ?X? dan kegiatan pokoknya berupa Peraturan Pemerintah No. 25
Thun 1976 yang secara hirarki hukum memiliki kedudukan lebih tinggi daripada Keputusan
Presiden. Meskipun demikian terdapat ketentuan peralihan dalam Keputusan Presiden No. 53
Tahun 1990 yang mengatur bahwa PT (Persero) ?X? masih boleh melanjutkan kegiatan unit
trust yang sudah ada tetapi tidak boleh menerbitkannya kembali. Ketentuan ini muncul sehu
bungan hanya diijinkannya reksa dana (mutual fund) yang bersifat close end and corporate
type. Di balik perubahan-perubahan tajam dalam lingkungan industri sekuritas melalui deregu
lasi pasar modal tersebut yang mencabut posisi monopoli PT (Persero) ?X? pada bidang usaha
investment trust terkandung hikmah bahwa sistem perencanaan perusahaan harus sudah berevo
lusi dari sistem perencanaan anggaran ke sistem perencanaari strategis. Perencanaan strategis
yang dilakukan oleh PT (Persero) ?X? dengan persetujuan Menteri Keuangan sebagai pemilik
seratus persen saham PT (Persero) ?X? menghasilkan keputusan untuk merestrukturisasi orga
nisasi. Dihasilkannya tiga SBU yang pada dasarnya merupakan unit usaha profit center pada
bentuk organisasi lama selain karena keharusan mengikuti ketentuan-ketentuan otoritas pasar
modal juga sekaligus untuk menanggulangi masalali yang selama ini dihadapi oleh PT (Persero)
?X?, yakni mekanisme transfer pricing yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dengan
dibentuknya SBU-SBU baru ini sudah saatnyalah pemegang sabam PT (Persero) ?X? untuk
melepas semua fasilitas dan kemudahan yang diberikannya sebagai test case terhadap kinerja
PT (Persero) TMX? selama ini. Mengingat betapa pentingnya pereflCanMn strategis bagi organis
asi perusahaan yang hidup pada lingkungan turbulent, maka sangat wajar komitmen CEO PT
(Persero) ?X? untuk menjadikan perencanaan strategis sebagai suatu proses yang tidak pernah
berhenti menjadi suatu komitmen bagi CEO PT (Persero) ?X?. Sebagai holding company,
maka fungsi pengawasan intern menjadi makrn diperlukannya, selain itu diperlukan juga suatu
management audit baik dalam bentuk performance audit maupun program audit secara peno
dik. Management audit ini pada dasarnya merupakan proses analisa internal PT (Persero) ?X.
dan SBU-SBUriya, sedangkan analisa internal amat diperlukan dalam perencanaan strategis.
Restrukturisasi organisasi PT (Persero) ?X? sehingga berbentuk divisional structure sebagai
implementasi perencanaan strategis, maka diperlukan pula perubahan struktural budaya orga
nisasi yang selama ini dianut. Budaya lama merupakan akibat dan tidak disaLlarinya bahwa PT
(Persero) ?X? telah memakai konfigurasi struktur machine bureaucracy yang ?icurang? tepat
untuk diterapkan pada organisasi perusahaan yang bergerak pada industri sekuritas. Oleh
karenanya bentuk organisasi barn menuntut konfigurasi struktur professional bureaucracy.
Perubahan korifigurasi struktur dan machine bureaucracy menjadi professional bureaucracy
tidak bisa tidak berarti perubahan mendasar budaya organisasi PT (Persero) ?X?. Masih
menjadi pertanyaan, clapatkah budaya suatu organisasi perusahaan diubah secam mendasar?
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Hadisoeryo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziefa Mahardani
"Pembahasan datam karya akhir ini adalah analisa strategic insourcing yang diimplementasikan oleh PT. X pada departemen billing & collection untuk pengembangan teknologi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Analisa juga dilakukan pada strategi outsourcing yang diterapkan sebelum pembentukan departemen tersebut, lalu dilanjutkan dengan proses pengambil alihan hingga pembahasan kinerja.
Pada awal memulai bisnisnya, PT. X sebagai perusahaan utilitas yang mengambil alih manajemen dan asset perusahaan lama, dihadapkan pada situasi lingkungan bisnis yang tidak kondusif PT. X menghadapi berbagai tekanan baik dari pihak eksternal maupun internal. Kondisi yang ada pada saat itu adalah:
  • PT. X menghadapi tuduhan KKN karena melakukan penandatanganan kontrak pada masa orde baru sehingga menurut masyarakat kontrak itu seharusnya dibatalkan
  • Dari dalam perusahaan, PT. X harus menghadapi resistensi dan karyawan lama yang diambil alih oleh mereka, pada akhirnya karyawan lama sebagian besar bersedia bekerja sama namun bagian billing & collection masih belum mau bergabung.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, perusahaan harus dapat mengelola berbagai sumber daya yang dimilikinya dengan seefektif dan seefisien mungkin, selain itu mereka juga harus menunjukan kinerja yang lebih baik dan perusahaan sebelumnya dan indikator yang jelas adalah perbaikan kualitas produk yang dapat dirasakan dalam waktu singkat.
Untuk mencapai hasil dalam waktu yang singkat dan diliputi suasana ketidakpastian yang cukup tinggi, maka manajemen akhirnya memutuskan untuk melakukan Business Process outsourcing pada fungsi billing & collection, dengan rincian analisa faktor-faktor penyebab sebagai berikut.
  1. PT X harus mernpelajari terlebih dahulu budaya perusakìaan sebeLumnya dalani membentuk struktur organisasi dan sistem penagihan pada industri utility yang berlaku di Indonesia,
  2. Manajemen hams memfokuskan dahulu energi,konsentrasi dan waktunya pada segi operasional yang tingkat kepentingannya dianggap lebih tinggi
  3. Tingkat ketidakpastian alcan keberadaan perusahaan yang masih cukup tinggi
  4. Belum menguasai teknologi, baik instrumen, cara keqa, perangkat keras maupun perangkat lunak pada bagian billing and collection yang dipergunakan pada perusahaan lama
Setelah berjalan beberapa waktu, ternyata kinerja Business Process Oustsourcing ini tidak berjalan seperti yang diharapkan dan akhirnya kontrak tersebut tidak diperpanjang kembali karena beberapa faktor berikut:
  1. Permasalahan pelaporan yang tidak tepat waktu dan terpercaya
  2. Adanya usaha untuk mengintegrasikan sistem dan teknologi informasi
  3. Tidak adanya proses alih pengetahuan (transfer of knowledge )
  4. Adanya keluhan dari pelanggan
Setelah menghentikan proses outsourcing tersebut perusahaan memutuskan untuk melakukan proses insourcing dengan model kerja sama yang mengkombinasikan kebaikan dari insourcing dan outsourcing. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah antara pihak eksternal, dalam hal ini adalah konsultan, dengan pihak internal / karyawan. dalam mengembangkan perangkat lunak aplikasi pada sistem dan teknologi informasi perusahaan. Model kerja sama tersebut dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia sering disebut dengan strategic insourcing, dimana orang-orang konsultan bekerja bersama dalam satu team dengan karyawan perusahaan, saling bertukar pikiran berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan diawal kerja sama.
Proses Insourcing ini telah berhasil menghasilkan kemajuan yang terlihat dari indikator kinerja yang melihat kembali faktor-faktor penyebab perusahaan menghentikan proses outsourcing, yaitu:
  1. Pelaporan menjadi tepat waktu dan terpercaya karena dihasilkan oleh perusahaan sendiri
  2. Sistem dan teknologi informasi telah terintegrasi dan sesuai dengan strategi korporat
  3. Proses penciptaan pengetahuan pada perusahaan beijalan dengan baik
  4. Keluhan dari pelanggan mengenai billing sudah berkurang drastis
Dari strategi sourcing yang telah dilakukan PT. X, terlihat bahwa perusahaan harus melakukan penyesuaian agar model sourcing yang dipìlih tidak berbenturan dan sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal. Manajemen harus bisa menganalisa sejak dini kebaikan dan keburukan proses sourcing yang dilakukannya, apakah telah sesuai dengan strategi dan misi perusahaan dan bagaimana dampaknya pada kinerja organisasi saat ini maupun dimasa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>