Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwin Syahruzed
"Rangkaian kebijakan deregulasi terhadap sektor keuangan yang
dilakukan pemerintah selama periode 1983-1992 telah menyebabkan
perubahan terhadap stuktur lembaga keuangan, cara-cara pengendalian
moneter, serta perilak0 masyarakat menahan uang.
Salah satu permasalahan yang diangkat penulis dalam skripsi ini
adalah mengenai sejauh mana perubahan iklim keuangan membawa dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat menahan uang.
Dari hasil pengujian empiris penulis mencatat bahwa elastisitas
permintaan uang terhadap suku bunga mengalami peningkatan setelah deregulasi keuangan. Semen tara elastisitas pendapatan mengalami penurunan. Disamping itu permintaan akan uang juga semakin
terpengaruh oleh balas jasa kekayaan finansial luar negeri. Lebih lanjut penulis menemukan sejumlah variabel tertentu seperti tingkat suku bunga luar negeri terbukki kurang memiliki stabilitas yang memuaskan.
Di dalam konteks yang lebih luas, pergeseran di dalam fungsi
permintaan akan uang akan membawa implikasi terhadap perubahan
metode pengendalian moneter. Untuk itu penulis menyusun suatu
model perencanaan moneter yang mengakomodir fungsi permintaan uang yang baru serta cara cara baru di dalam mekanisme pengendalian moneter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Rahman Prawiraamidjaja
"Buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menguraikan tentang uang dan kredit, sedangkan bagian kedua tentang perbankan."
Bandung: Alumni, 1975
K 332.46 RAH e
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Tikas Wahyu Haryono
"Upaya pembentukan integrasi moneter di kawasan Asia Timur dan Tenggara terlahir dari sebuah kerjasama moneter dan integrasi finansial yang sedang berjalan. Akan tetapi, hal tersebut mendapat perdebatan. Ada pandangan yang setuju terhadap pembentukan integrasi tersebut dengan alasan untuk menciptakan stabilitas moneter dan finansial. Hal itu didukung dengan progresifnya kerjasama moneter yang terus berkembang dan pengurangan disparitas ekonomi melalui kerjasama finansial dan perdagangan. Tetapi, alasan tersebut mendapat tantangan bahwa kawasan Asia Timur dan Tenggara masih terlalu jauh untuk menciptakan integrasi moneter. Hal tersebut berkaca dari karateristik integrasi moneter seperti reserves pooling dan koordinasi moneter belum dimiliki oleh negara-negara di kawasan Asia Timur dan Tenggara.

The efforts to establish a regional monetary integration in East and Southeast Asia was born from a monetary cooperation and financial integration. However, it got the debate. There are optimism views to the establishment of the integration. The reasons are to create monetary and financial stability. These view is supported by progressivity of monetary cooperation that always continue to grow and the reduction of economic disparity through financial cooperation and trade. However, that views being challenged that East and Southeast Asia is still too far away to create monetary integration. It is because the characteristics of monetary integration such reserves pooling and monetary coordination not owned by the countries in East and Southeast Asia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The contemporary dual monetary system is characterized by interest system in conventional system and the profit-and-loss sharing (PLS) system in Islamic system,where each of them has a different behavior in influencing the money demand and the monetary stability....."
BEMP 11 (1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Teresa Puspita Saraswati
"Konsumsi sektor privat di masa modern pada dasarnya dibiayai melalui dua cara: pertama, pendapatan, yang kedua, kredit konsumsi. Pertumbuhan kredit konsumsi yang positif tidak semata-mata menandai bahwa konsumen sudah bijak dalam menentukan keputusan kreditnya dan memiliki literasi keuangan memadai dalam mengambil keputusan. Riset ini berfokus meneliti probabilitas pilihan kredit konsumsi konsumen dalam membiaya konsumsinya, berdasarkan tingkat literasi keuangan dengan mengontrol karakteristik sosio-demografis responden menggunakan Survei Literasi Keuangan Bank Indonesia 2012. Studi ini membuktikan bahwa literasi keuangan berkontribusi positif terhadap kepemilikan dan pilihan kredit konsumsi, khususnya untuk kredit beragunan. Kovariat yang terbukti signifikan mempengaruhi probabilitas pilihan kredit konsumsi yakni umur, kepemilikan mobil, pendapatan, dan pendidikan tinggi.

Modern day private consumption is basically financed through two options first is disposable income and second consumer credit While the growth of consumer credit and investment is positive these same consumers may not yet possess adequate financial literacy to be able to make a wise credit decision for their consumption This paper focuses to examine the likelihood of consumption borrowing choices rsquo based on consumers rsquo financial literacy by controlling the socio demographic characteristic using Bank Indonesia Financial Literacy Survey 2012 I find that financial literacy contributes positively to consumer credit ownership and choice particularly for the case of secured debt Significant covariates contributing to the choice of consumer credit include age car ownership income and high education.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mulia
Jakarta: Djambatan, 1998
332.4 NAS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Thania Setyowati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Arief Djanin
"

Topik pembahasan yang akan dikemukakan dalam pidato ini adalah sekitar masalah pengendalian moneter yang timbul sesudah deregulasi keuangan 1983. Sebagaimana diketahui, sebelum tahun tersebut sektor keuangan di Indonesia pada umumnya ditandai oleh pengendalian moneter secara langsung atas tingkat bunga dan pemberian kredit serta pasar uang dan lembaga-lembaga keuangan yang belum berkembang. Dengan terlaksananya deregulasi keuangan, yang diawali pada bulan Juni 1983, maka telah diberikan peranan yang lebih besar pada kekuatan pasar dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, memberikan otonomi yang lebih banyak pada sistem perbankan dalam rangka mobilisasi dana dan pemberian kredit serta meningkatkan perkembangan lembaga-lembaga keuangan termasuk pasar uang dan pasar modal. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka telah digunakan sistem pengendalian moneter yang tidak lagsung dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan makro ekonomi.

Maksud dari pidato ini adalah sekedar memberikan interpretasi mengenai bagaimana caranya kebijaksanaan pengendalian moneter yang demikian itu dirumuskan sehingga dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang memerlukan pemikiran dan penelitian lebih lanjut. Selain daripada itu pemahaman yang lebih baik mengenai hal tersebut oleh masyarakat terlebihlebih para pengusaha dan pelaku-pelaku ekonomi yang bergerak di bidang keuangan dan perbankan akan lebih membantu usaha otorita moneter untuk mengefektifkan kebijaksanaan tersebut. Uraian saya akan meliputi beberapa bagian. Pertama-tama akan dikemukakan strategi pengendalian moneter yang meliputi pemilihan besaran-besaran (variables) target kebijaksanaan moneter. Kemudian akan disajikan pula kerangka pengendalian moneter yang diperlukan untuk memahami sistem pengendalian moneter baik secara langsung maupun tidak langsung yang keduanya telah digunakan di Indonesia. Selanjutnya akan dibahas bagaimana tata cara operasi pengendalian uang beredar yang tidak langsung secara agak mendalam. Dalam bagian akhir akan ditelaah beberapa masalah yang timbul dalam pengendalian moneter dewasa ini.

"
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0381
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rambat Lupiyoadi
"Skripsi ini mencoba menganalisis implikasi penerapan Undang-Undang Perasuransian 1992 terhadap kebijakan keuangan internal perusahaan asuransi kerugian. Untuk menjaga efektifitas analisa ini, maka perlu memanfaatkan alat analisa kinerja keuangan yang sesuai dengan karakteristik perusahaan asuransi kerugian. Alat analisa tersebut adalah Analisa Rasio Early Warning System. Dengan alat analisa ini diharapkan kita dapat mengidentifikasikan informasi penting secara dini, kelemahan-kelamahan yang mungkin tengah dihadapi dalam kinerja keuangan perusahaan asuransi kerugian. Temuan-temuan dari hasil analisis ini, merupakan informasi yang sangat berguna bagi perusahaan. Lebih-lebih bagi manajemen yang berorientasi aktif dan proaktif. Sehingga ketika diketahui terjadi penurunan tingkat kesehatan, yang ditunjukkan oleh kurang solvennya aktiva (berdasarkan penilaian UU Perasuransian yang baru), menurunnya rasio perkembangan premi dan rasio cadangan klaim, maka manajemen perlu mengambil tindakan untuk mencegah dan mengatasinya. Untuk mengantisipasi menurunnya hasil investasi dan menjaga tingkat solvabilitas maka manajemen perlu mengkaji ulang kebijakan portofolio investasinya. Pengambilan keputusan mengenai kebijakan portfolio investasi dalam skripsi ini mencoba memperkenalkan penerapan Analytic Hierarchy Process (AHP) Model. Dengan model ini, manajemen dapat mengakomodir portofolio investasi yang multikriteria (Liquiditas, safety, dan profitabilitas) dan multialternatif (deposito, saham, penyertaan langsung, obligasi dan lain-lain). Model ini sangat membantu dalam menyelesaikan prioritas (proporsi) alokasi investasi yang sesuai dengan preferensi manajemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>