Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasiholan, Emir
"Tulisan ini menerapkan model moneter Girton - Roper yang disesuaikan dan model ekspor dan impor yang sederhana untuk periods 1989.2 - 1995.2. Kedua model ini diuji dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Model moneter Girton - Roper yang disesuaikan digunakan untuk menganalisa seberapa besar perubahan yang terjadi pada aktiva luar negeri bersih dan nilai tukar Yen terhadap Rupiah apabila terjadi perubahan pada kredit domestik bersih, tingkat harga Jepang dan pendapatan riil Indonesia. Hipotesanya adalah adanya hubungan yang negatif antara kredit domestik bersih dengan aktiva luar negeri bersih dan nilai tukar. Sementara itu, tingkat harga Jepang dan pendapatan rill Indonesia mempunyai hubungan yang positif. Hasil penelitian dari model moneter ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara kredit domestik bersih dengan aktiva luar negeri bersih dan nilai tukar. Peningkatan kredit domestik bersih, ceteris paribus, men.urunk.an aktiva luar negeri bersih dan meningkatkan nilai tukar Yen terhadap Rupiah (Rupiah mengalami depresiasi). Sementara itu, variabel tingkat harga Jepang dan pendapatan rill Indonesia menunjukkan hasil uji yang tidak signifikan. Model ekspor dan impor yang sederhana digunakan untuk menganalisa seberapa besar perubahan yang terjadi pada ekspor dan impor apabila terjadi perubahan pada pendapatan rill dan nilai tukar riil. Hipotesa untuk model ekspor adalah adanya hubungan yang positif antara pendapatan rill Indonesia dan nilai tukar rill terhadap ekspor. Hipotesa untuk model impor adalah adanya hubungan positif antara pendapatan rill Indonesia terhadap impor. Sedangkan, nilai tukar rill mempunyai hubungan yang negatif terhadap impor. Hasil penelitian dari model ekspor menunjukkan hubungan yang signifikan antara nilai tukar rill dengan ekspor nonmigas rill Indonesia ke Jepang. Peningkatan nilai tukar nil, ceteris paribus, meningkatkan ekspor nonmigas rill Indonesia ke Jepang. Sementara itu, variabel pendapatan rill Jepang menunjukkan hasil uji yang tidak signifikan, tetapi tetap menunjukkan tanda positif yang sesuai dengan yang dihipotesakan. Hasil penelitian dari model impor menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendapatan rill Indonesia dengan impor nonmigas Indonesia dari Jepang. Peningkatan pendapatan rill Indonesia, ceteris paribus, meningkatkan impor n.onmigas Indonesia dari Jepang. Hasil uji untuk variabel nilai tukar nil menunjukkan hasil uji yang tidak signifikan, tetapi tetap menunjukkan tanda negatif yang sesuai dengan yang dihipotesakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wahyudi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan-perbedaan dalam angka pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor perusahaan Kawasan Berikat KB dan perusahaan Fasilitas Impor Tujuan Ekspor FITE sebagai akibat dari perbedaan cara dalam pemberian fasilitas fiskal dan fasilitas non fiskal/prosedural dalam kedua skema tersebut. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan uji homogenitas dan uji beda rata-rata dari angka pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor serta analitis deskriptif menggunakan grafik dan statistik deskriptif dari nilai impor, nilai ekspor, pertumbuhan nilai ekspor, dan rasio ekspor-impor. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan secara statistik antara pertumbuhan nilai eskpor tahunan kedua skema KB dan FITE. Sementara untuk angka rasio ekspor-impor, terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan secara statistik antara rasio ekspor-impor kuartalan dan tahunan perusahaan KB dengan perusahaan FITE. Selain itu, hasil pengolahan data juga menemukan bahwa pada rezim ketentuan FITE yang menekankan pada pengetatan dalam pelayanan dan pengawasan FITE, kinerja pertumbuhan nilai ekspor perusahaan FITE cenderung mengalami penurunan sementara pada rezim ketentuan FITE yang memberikan relaksasi pengaturan, pertumbuhan nilai ekspor dan rasio ekspor-impor perusahaan FITE tersebut cenderung mengalami peningkatan.

This study aims to analyze the distinction between export growth and export import ratio conducted by Bonded Zone KB and Import Facilities for Export Oriented Goods FITE schemes as a result of differentiation in rewarding fiscal and non fiscal procedural facilities in both schemes. The analysis is conducted quantitatively by committing homogeneity test and comparing means and qualitatively by using graph and descriptive statistic numbers on import value, export value, export growth value, and export import ratio in both schemes. The results show that there is a statistically significant difference between KB's annual growth export mean and FITE's annual growth export mean. In regards to export import ratio, there's a statistically significant difference between KB's export import ratio mean and FITE's export import ratio mean both in quarter and annual datum. Furthermore, the study also finds that in a regulation regime that emphasizes on tightening the servicing and supervising of FITE scheme, FITE's export growth performance tends to decrease while in a regulation regime that gives rule's relaxation, FITE's export growth performance tends to increase. Key words Bonded Zone, KB, Export Oriented Import Facilitation, FITE, Export Growth, Export Import Ratio, Difference Analysis, Compare Means, Descriptive Statistic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Prima Raka
"The role of intermediate imports is becoming increasingly important in the increase Indonesia's manufacturing export performance. Using Two-Stage Least Square strategy utilizing company-level data from Indonesian Industry Statistics from 2011 to 2014, it was found that companies that expand their intermediate imports can thrive their export value and volume. This effect affects companies in both GPNs and the Non-NPG industry. Furthermore, this study found different price behavior
between the NPG industry and the Non-NPG industry in international trade. this observed that firms in the NPG industry face price stickiness during export and import involves intra-network transactions, while the Non-GPN industry faces more prices fluctuate. Finally, this study found that imports between This elastic dependence on import tariffs reveals new facts for Indonesia efforts to increase protection against imported intermediate products may be a trigger double cost of protectionism.

Peran impor intermediate menjadi semakin penting dalam meningkatkan kinerja ekspor manufaktur Indonesia. Dengan menggunakan strategi Two-Stage Least Square yang memanfaatkan data tingkat perusahaan dari Statistik Industri Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014, ditemukan bahwa perusahaan yang memperluas impor antara dapat meningkatkan nilai dan volume ekspornya. Efek ini memengaruhi perusahaan di industri GPN dan Non-NPG. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan perilaku harga yang berbeda antara industri NPG dan industri Non-NPG dalam perdagangan internasional. Hal ini mengamati bahwa perusahaan di industri NPG menghadapi kekakuan harga selama ekspor dan impor yang melibatkan transaksi intra-jaringan, sedangkan industri Non-GPN lebih banyak menghadapi fluktuasi harga. Terakhir, studi ini menemukan bahwa impor antara ketergantungan elastis pada tarif impor ini mengungkapkan fakta baru bagi upaya Indonesia untuk meningkatkan perlindungan terhadap produk antara yang diimpor dapat menjadi pemicu biaya ganda proteksionisme."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Dneuilly
"Perdagangan internasional, atau pertukaran barang dan jasa antarnegara, dipercaya dapat memberikan keuntungan bagi negara, termasuk negara berkembang. Oleh karenanya, tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti perkembangan dan faktor-faktor yang menentukan bilateral ekspor dan impor Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang. Studi ini menggunakan kumpulan data tahun 2000-2016 yang mencakup 23 negara partner dagang Indonesia. Untuk meneliti faktor penentu tersebut, digunakan analisis panel data pada model gravitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu penelitian, ekspor Indonesia amat bergantung pada komoditas hasil bumi, sedangkan impornya terkonsentrasi pada barang industri. Selain itu, performa bilateral ekspor dan impor Indonesia ditentukan oleh ukuran perekonomian Indonesia, ukuran perekonomian negara partner dagang, jarak antara Indonesia dan negara partner dagangn, kualitas institusi negara partner dagang, dan keberadaan perjanjian perdagangan bebas di antara keduanya.
Berdasarkan hasil studi, Indonesia perlu memperkuat sektor manufakturnya untuk menghindari tekanan harga pada komoditas hasil bumi yang diekspornya, dan juga untuk mengurangi ketergantungan akan impor barang industri, terutama produk komponen. Selain itu, Indonesia dapat terlibat dalam perjanjian perdagangan karena ini dapat memengaruhi ekspor dan impornya secara positif. Akan tetapi, karena perjanjian perdagangan lebih berdampak di sisi impor, Indonesia harus meningkatkan daya saing, terutama pada sektor industri, sehingga perjanjian tersebut dapat lebih menguntungkan sebab dapat meningkatkan nilai ekspor dan pada akhirnya meningkatkan surplus perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Judith I. Elisabeth
"Berkurangnya penerimaan negara dari sektor ekspor migas mendorong pemerintah untuk mengembangkan sektor ekspor non migas sebagai alternatif sumber pemasukan negara. Dengan mengasumsikan bahwa perekonomian terdiri dari tiga sektor yaitu sektor ekspor pertanian, sektor ekspor manufaktur dan sektor non ekspor, skripsi ini membahas kontribusi dari masing-masing sektor ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan eksternalitas yang ditimbulkan terhadap sektor non ekspor. Pembahasan juga mencakup perbandingan produktivitas input di masing-masing sektor ekspor dengan sektor non ekspor. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan studi kepustakaan dan analisa data tahunan yang mencakup periode 1964 - 1990. Regresi dilakukan terhadap model Feder yang telah dikembangkan, dengan menggunakan tehnik Ordinary Least Square. Variabel yang dianggap terikat adalah pertumbuhan ekonomi, sementara variabel bebas adalah proporsi investasi dalam pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan tenaga kerja, proporsi sektor ekspor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan sektor ekspor pertanian, proporsi sektor ekspor manufaktur dalam pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan sektor ekspor manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan produktivitas yang nyata antara sektor ekspor pertanian dan manufaktur dengan sektor non ekspor. Demikian juga dengan eksternalitas positif yang hanya dihasilkan oleh sektor ekspor manufaktur. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meskipun sektor ekspor memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun pada kenyataannya faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah akumulasi modal. Secara keseluruhan kinerja ekspor memberikan hasil yang cukup memuaskan, namun apabila diteliti secara sektoral akan terlihat ketimpangan kinerja. Oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan pemerintah dengan intensitas yang berbeda sehingga sektor-sektor tertentu dapat mengejar ketinggalannya. Pada dasarnya sektor ekspor harus memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian. Dengan demikian diharapkan produk ekspor Indonesia dapat bersaing di pasar internasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sashika Azalia
"Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia belum menjalankan kegaiatan usahanya secara maksimal, sesuai dengan apa yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Selain itu, penanganan pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia diatur oleh sebuah peraturan internal lembaga yang bersangkutan. Peraturan internal tersebut didasarkan oleh sebuah Peraturan Menteri Keuangan yang diudangkan pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2015, Otoritas Jasa Keuangan mengundangkan suatu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang menggantikan Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Namun, sampai saat penulisan skripsi ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia masih berpedoman kepada peraturan internal yang didasarkan oleh Peraturan Menteri Keuangan yang sudah digantikan. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk pemberian fasilitas yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia beserta dengan bentuk-bentuk pemberian fasilitas yang secara riil diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Setelah itu, penelitian ini akan menunjukkan perbandingan bentuk-bentuk fasilitas yang diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan Export-Impot Bank of The United States dan Export, Finance, and Insurance Corporation untuk menemukan bentuk-bentuk fasilitas yang belum diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia diatur oleh sebuah peraturan internal lembaga yang didasarkan oleh Peraturan Menteri Keuangan yang sudah digantikan. Konsekuensinya terdapat kekosongan pengaturan mengenai pembinaan dan pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, yang mempengaruhi prosedur penilaian dan penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Indonesia Eximbank has yet to conduct its business activities to the maximum extent that has been allowed by the Indonesia Eximbank Act. Moreover, the handling of non performing loans by Indonesia Eximbank is governed by an internal guidance manual of the related institution. This internal guidance manual is based on a Ministry of Finance Regulation that was promulgated in 2009. Whereas in 2015, the Financial Services Authority (Otoristas Jasa Keuangan) of Indonesia enacted a Financial Services Authority Regulation, which replaces the aforementioned Ministry of Finance Regulation. Nevertheless, up to the creation of this study, Indonesia Eximbank remains to rely on the internal guidance manual that is based on the Ministry of Finance Regulation that has since been replaced. By using a normative judicial research method, this study shows the forms of facilities that are allowed to be carried out by the Indonesia Eximbank on the basis of the Indonesia Eximbank Act and compares it to the forms of facilities that are actually being carried out by the Indonesia Eximbank. Next, this study will show the comparison of facilities being carried out by the Indonesia Eximbank, the Export-Import Bank of the United America and the Export, Finance, and Insurance Corporation of the Commonwealth of Australia to find forms of facilities that have not yet been conducted by the Indonesia Eximbank. In addition to that, this study shows the handling of non performing loans by Indonesia Eximbank is governed by an internal guidance manual based on a Ministry of Finance Regulation, which has since been replaced. Consequently, there is an absence of a guidance manual that is applicable for the guidance and supervision of Indonesia Eximbank, where the absence take effect to the procedure of the assessment and handling of non performing loans conducted by the Indonesia Eximbank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Rofiq
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspor, impor, dan foreign direct investment (FDI) terhadap inovasi perusahaan manufaktur baik secara langsung maupun tidak langsung. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008-2015 serta data tambahan dari World Bank Enterprise Survey (WBES) tahun 2015. Menggunakan model Two-Stage Least Square (2SLS) dengan metode estimasi fixed effect, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspor dan FDI memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap inovasi perusahaan. Berbeda dengan ekspor dan FDI, impor memiliki pengaruh tidak langsung melalui channel konsentrasi pasar. Pada stage pertama, impor signifikan berpengaruh positif terhadap konsentrasi pasar. Kemudian pada stage kedua, konsentrasi pasar terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap inovasi perusahaan manufaktur. 

This study aims to determine the impact of exports, imports, and foreign direct investment (FDI) on the innovation of manufacturing companies, either directly or indirectly. The sample used is manufacturing companies listed in the Statistics of Large and Medium Industries (IBS) of the Central Bureau of Statistics in 2008-2015, as well as additional data from the World Bank Enterprise Survey (WBES) in 2015. Using the Two-Stage Least Square (2SLS) model with the fixed effect estimation method, the results of this study indicate that exports and FDI have a direct positive impact on company innovation. In contrast, imports have an indirect effect through market concentration channels. In the first stage, imports have a significant positive impact on market concentration. Then in the second stage, market concentration is proven to impact manufacturing companies' innovation negatively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Loto Srinaita
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Dwi Lestari
"Permintaan ekspor non migas Indonesia oleh Amerika Serikat yang dipengaruhi oleh Gross Domestic Product (GDP) Amerika Serikat dan Real Exchange Rate (RER) kedua negara bertujuan untuk menganalisis apakah krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 akan berdampak pada kinerja ekspor non migas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Johansen Cointegration Test dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk mengetahui hubungan ekspor non migas Indonesia dengan Amerika Serikat dalam jangka panjang maupun jangka pendek, serta kecepatan ekspor Indonesia untuk kembali ke kondisi keseimbangan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah pengaruh dari GDP dan RER terhadap ekspor Indonesia signifikan di jangka panjang, namun dalam jangka pendek GDP tidak signifikan, dan ekspor Indonesia bergerak cukup lambat untuk kembali ke kondisi keseimbangan setelah triwulan pertama.

Indonesia non-oil & gas export demand from United States that affected by United States Gross Domestic Product (GDP) and Real Exchange Rate among both countries is to analyze the United States crises which was held in 2008 will be affecting Indonesia non oil & gas export performance This research using Johansen Cointegration Test and Vector Error Correction Model (VECM) method for knowing Indonesia non-oil & gas export relationship with United States in the long and short term, in addition we could understand how fast Indonesian export to return to equilibrium condition. The result of this research are both GDP and RER have a significant effect toward Indonesia export in long term, in contrast GDP variable have no significant effect in short term, and Indonesia export move slowly to return to equilibrium condition after first quarter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>