Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Depari, Andreas Rikardus
"Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui proses transaksi atau pertukaran. Tetapi lebih dari itu, untuk membina suatu hubungan (relationship) dengan target market-nya yang menyebabkan mereka melakukan pembelian ulang dan tercipta brand loyalty. Sehingga diperlukan suatu strategi komunikasi pemasaran yang tepat pada target market yang dituju. Kalau dulu orang hanya melihat promosi sebagai satu-satunya bentuk komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, kini semua elemen dalam bauran pemasaran (marketing mix) perusahaan memegang peran penting dan turut mengkomunikasikan sesuatu kepada para konsumen mengenai produk yang ditawarkan maupun perusahaan itu sendiri. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai bagaimana RCTI sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa penyiaran (broadcasting) mengembangkan strategi komunikasi pemasaran serta implikasi atau dampaknya dalam mempengaruhi para penonton televisi yang merupakan target market-nya. Dan apakah pesan dan maksud yang hendak disampaikan oleh RCTI melalui strategi tersebut sudah benar-benar dapat dipahami atau belum oleh para penonton televisi. Akan dibahas pula komponen-komponen dalam strategi komunikasi pemasaran RCTI yang meliputi program acara (acara hiburan maupun informasi), jangkauan (coverage), teknologi penyiaran dan services (pelayanan) kepada masyarakat. Dan akan diuji efektivitas dari masing-masing komponen tersebut dalam konteks strategi komunikasi pemasaran RCTI secara keseluruhan. Ternyata dari hasil penelitian ini, pesan mengenai nasionalisme dan Kebhinekaan masyarakat Indonesia yang sebenarnya hendak disampaikan oleh RCTI sebagai pihak komunikator belum dapat dipahami sepenuhnya oleh para penonton TV sebagai pihak penerima (receiver). Meskipun RCTI berhasil memperoleh Top of the mind TV awareness dan Top of the mind slogan awareness dari para penonton televisi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sampling dengan cara menyebarkan kuesioner untuk menghimpun data dan informasi secara langsung dari para responden. Dan untuk mengolah data, akan digunakan berbagai teknik statistik seperti distribusi frekuensi, tabTilasi silang, pengujian hipotesa penelitian dengan metode Chi-square, koefisien kontingensi dan analisa skala Li/cert. Disamping itu, penulis akan membahas mengenai teori-teori pemasaran, pengembangan strategi komunikasi pemasaran suatu perusahaan, proses komunikasi pemasaran dan tujuannya, serta gambaran umum mengenai PT. RCTI."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni Rahardjanti
"Untuk memenangkan persaingan yang cukup ketat di dunia kosmetik, khususnya produk perawatan rambut, setiap produk harus memiliki kekhasan tersendiri yang membedakan dari produk sejenis Iainnya, atau dalam istilah pemasarannya lebih dikenal sebai Unique Propotion of Selling (UPS). Hal ini berlaku juga untuk produk perawatan rambut di segment professional product yaitu produk yang menggunakan salon sebagai distribusi pemasaran, seperti yang dilakukan oleh Kerastase dibawah naungan PT. Loreal Indonesia. Target Kerastase adalah konsumen golongan menengah ke atas dan dengan positioning sebagai Luxury Brand, Kerastase berusaha menciptakan image melalui kwalitas produk dan pelayanan ekslusif dengan standart internasional. Untuk dapat memasuki jendela konsumen melalui positioning tersebut, diperlukan suatu strategi komunlkasi pemasaran yang tepat sehingga tujuan pemasaran yaitu meningkatkan penjualan melalui Market Growth dapat tercapai.
Penelitian ini ingin menggambarkan dan menganalisa bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kerastase sebagai Luxury Brand, serta menganalisa kendala-kendala yang dihadapi dan mengidentifikasikan medium apa yang paling tepat untuk digunakan Oleh Luxury Brand serta dampaknya terhadap tujuan pemasaran secara umum. Penelitian ini didasari oleh beberapa teori komunikasi yang berkaitan dengan Integrated Marketing Communication dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan strategi yang telah dilakukan oleh Kerastase dan metode explainatif untuk menganalisa pengaruh strategi yang dilakukan terhadap tujuan pemasaran. Dalam hal ini, metode deskriptif tidak sebatas pada pengumpulan data dan penggunaannya, tetapi juga meliputi analisa dan interpretasinya tentang arti data tersebut.
Di akhir penelitian, penulis menemukan bahwa dalam usahanya mencapai tujuan pemasaran, yaitu Market Growth yang diidentifikasikan sebagai kenaikan penjualan Kerastase memadukan berbagai unsur pemasaran melalui Strategi Marketing Mix, kebijakan taktis yaitu harga premium dan distribusi ekslusif. Selain itu Kérastase juga menggunakan kekuatan alat-alat promosi diterapkan secara terpadu dengan model komunikasi IMC sehingga tujuan untuk menginformasikan produk Kérastase dan membangun citra sebagai the number one luxury hair care dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Bassar
"Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang yang mewah, tidak seperti ketika penama kali televisi ada di Indonesia. Saat ini, televisi sudah menjadi suatu kebutuhan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Pertama kali televisi hadir di Indonesia, yaitu pada tahun 1962, bertepatan dengan peristiwa olahraga Asia keempat di Jakarta. Peresmian The 4th Asian Games tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962.
Kemudian setelah kurang lebih 27 tahun TVRI siaran `sendiri' di Indonesia, di akhir tahun l 990 -an pemerintah memberikan deregulasi dalam bidang pertelevisian, dimana pemerintah mengijinkan televisi swasta untuk siaran. Hal ini membuat dunia televisi berkembang pesat, yaitu dengan munculnya RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia, diikuti Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (IVM).
Dengan berdirinya 5 (lima) stasiun swasta tersebut, semakin maraklah media televisi di Indonesia. Faktor daya saing, antara lain sumber daya manusia, fasilitas, teknologi, keuangan, dan strategi, harus menjadi perhatian pengelola televisi. Untuk itu, diperlukan adanya strategi yang tepat, khususnya strategi komunikasi pemasaran yang mempunyai peran dalam menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan khalayak (pemirsa dan klien) akan perusahaan dan produk (program) perusahaan, agar dapat menerima dan loyal terhadap program yang ditawarkan perusahaan.
Analisis hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran RCTI cukup baik. Hal ini dapat dilihat. antara lain dengan adanya strategi pemasaran yang dirumuskan oleh tim Marketing, kemudian dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan bagian-bagian terkait; program acara yang mendapat rating tinggi berkat adanya Programming Team yang menganalisa program RCTI secara terus-menerus; pelayanan prima kepada klien; dan membuka diri terhadap tanggapan dan saran pemirsa yang diterima oleh Public Relations Department, yang semuanya itu ditujukan guna mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T1149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwyono Chandradhy
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984, c. 1978
658.8 CHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Adhitama, Author
"ABSTRAK
Iklan televisi sebagai salah satu sarana komunikasi pemasaran sampai saat ini masih merupakan sarana yang cukup efektif dalam membangun imej suatu produk ( Brand Image ). Imej produk tersebut dapat terbangun baik dari elemen produk itu sendiri yang dikemukakan dalam iklan maupun dari materi / cerita suatu iklan yang diharapkan dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Brand Image yang terbangun pada diri konsumen, lambat laun akan memperkuat dan memperkaya Brand Equity suatu Produk. Salah satu unsur Brand fmage yang dibangun oleh suatu ik-lan, adalah Brand Personality yang timbul sebagai representasi persepsi suatu produk oleh konsuinen terhadap iklan yang dilihatnya, dikaitkan dengan sifat manusia. Brand personality juga dapat ditimbulkan oleh iklan melalui persepsi konsumen terhadap elemen produk pada yang diperkuat oleh tayangan iklan, atau juga melalui persepsi terhadap elemen iklan yang memperkuat representasi komunikasi pemasaran suatu produk. Seperti pada penulisan makalah ini, penulis mencoba untuk menggali rumusan brand personality merek Fruit Tea yang dikaitkan oleh pengaruh iklan televisi.
Fruit Tea, selama tahun 2004-2005 telah cukup banyak mengeluarkan strategi komunikasi pemasaran baik dalam mempertahankan brand awareness konsumennya maupun sebagai sarana memperkenalkan produk barunya. Termasuk diantaranya adalah iklan televisi yang cukup banyak mengundang perhatian target audience dan target market-nya yang mayoritas adalah kaum remaja dan kaum muda.
Dari hasil analisa melalui riset deskriptif dan eksploratif yang didasarkan oleh persepsi konsumen terhadap elemen merek/produk atau juga elemen iklan merek Fruit Tea, maka didapatkan rumusan Brand Personality Fruit Tea sebagai berikut:
- FUN
adalah sesuatu yang dianggap dapat membuat suasana menjadi menyenangkan. Fruit Tea dianggap sebagai merek yang memiliki karakteritik sifat Fun yang sesuai dengan sifat I sesuatu yang diinginkan oleh remaja atau kawula muda sebagai mayoritas konsumen Fruit Tea.
- "COOL"
Brand Personality "Cool" ternyata juga mendapatkan penilaian / respon yang cukup tinggi dari para responden. Khusus untt.i.k sifat yang satu ini, penulis masih meletakkannya sebagai tanda tanya besar yang akan kembali dievaluasi terutama menyangkut definisi yang ada di benak konsumennya atau dalam hal ini responden mengenai kata Cool itu sendiri. Defmisi "Cool' temyata mengalami perkembangan terutama pada komunitas anak-anak muda. Sifat ini belum dapat teridentifikasi dengan jelas, namun dari penuturan beberapa responden temyata beberapa nara sumber termasuk responden mendefinisikan Cool sebagai sifat yang memiliki karakeristik seperti : keren, hebat, fantastis, bombastis atau menawarkan sesuatu yang berbeda. Tidak hanya Visually Cool, tetapi lebih kearah Experiental Cool yang dilihat secara holistic view tehadap sesuatu hal. Dengan kata lain bahwa untuk menyimpulkan bahwa sesuatu atau seseorang memiliki sifat Cool hams diidentifikasi karakteristik / unsur pembentuk. Tidak hanya secara visual, namun dapat dilihat dari behavior, knowledge atau juga
attitude seseorang.
- CERIA
Ceria adalah salah satu Brand Personality yang terepresentasi pada merek Fruit Tea dimana Fruit Tea dianggap sebagai produk yang tidak mewakili unsur yang mengandung kesedihan, tetapi lebih mengarah pada produk yang mewakili kesukacitaan, kesenangan dan kebahagiaan.
- LUCU
Lucu adalah sifat dimana mencerminkan sesuatu yang dapat membuat orang lain tertawa atau bahagia.
- SEMANGAT
Semangat atau bersemangat adalah Brand Personality merek Fruit Tea yang mencerminkan sesuatu yang menggebu-gebu dan bermotivasi tinggi. Sifat ini juga dianggap cerminan atau mewakili sifat yang dimiliki para konsumen mudanya
Dari hasil perumusan Brand Personality diatas, penulis juga memberikan rekomendasi strategi komunikasi pemasaran Fruit Tea, terutama menyangkut Integrated Marketing Communication (IMC), baik Above the line melalui televisi, radio, maupun print ad di media cetak; atau juga Below the line yang juga menjadi sarana public relation Fruit Tea melalui acara- acara spesial yang melibatkan target market Fruit Tea Tema yang direkomendasikan penulis adalah "FRUIT TEA IS ME' mengingat temyata hasil rumusan Brand Personality Fruit Tea benar - benar mencerminkan personality kaum remaja dan kaum muda yang memang menjadi target pasar Fruit Tea .
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Pitaloka
"ABSTRAK
Tepung tapioka adalah salah satu contoh produk olahan pertanian yang memiliki
kontribusi yang besar dalam barang-barang consumers seperti roti, biskuit, makanan
ringan (snack), míe instant, dan industri chips. Selain ¡tu kontribusinya juga dibutuhkan
oleh oleh non-food indusiries seperti plywood, kertas, tekstil, dan industri pakan.
PT. Advindo Gitasejahtera adalah produsen tepung tapioka jemur yang
melakukan distribusi sendiri di Jakarta, dalam memasarkan tepung di Jakarta, digunakan
sistem pemasaran Iangsung. Untuk mengetahui tingkat efektifitas sistim ini diperlukan
analisa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan selama ini, sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat dalam memilih alternatif strategi agar perusahaan dapat survive.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1).
Menganalisa kondisi internal dan eksternal perusahaan, untuk mengctahui alternatif
strategi yang dapat menguntungkan perusahaan, 2). Mengetahui posisi perusahaan saat
¡ni sehingga dapat diketahui tindakan strategis yang seharusnya dilakukan perusahaan,
dan 3). Membuat Strategi pemasaran yang terbaik untuk perusahaan.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis melakukan
beberapa cara dalam mengumpulkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
menganalisa permasalahan yang dihadapi. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Setelah dilakukan analisa system pemasaran Iangsung yang dilakukan oleh PT
Advindo Gitasejahtera, maka didapat beberapa hasil penelitian yang ditemukan adalah
perusahaan telah melakukan segmentasi pasar dengan balk yaitu berdasarkan faktor
geografi, demografi, dan prilaku pembelian. Berdasarkan faktor demografi dipilih daerah
Jakarta, Bogor. Tanggerang, dan Bekasi.
Berdasarkan faktor demografi dipilih perusahaan yang sehat, jumlah karyawan
minimal 100 Orang, dan kebutuhan tapioka minimal 5 ton/bulan. Sedangkan berdasarkan
perilaku pembelian. tiap-tiap segmen pasar (tepung bumbu, basio, kerupuk, mie, dan
wafer) mempunyal karakteristik sendiri terutama dalam hal pengambilan keputusan,
kebutuhan tepung baik itu dalam hal kualitas dan kuantitas.
Strategi target pasar yang dilakukan pada tiap-tiap segmen berbeda sesuai
dengan kebutuhan dan masing-masing segmen. Produk yang menuntut kualitas baik,
seperti tepung bumbu, baso ¡kan, kerupuk mutu 1, dan mie instant alcan membutuhkan
jenis tepung kelas 1.
Untuk produk makanan dengan harga yang cukup ekonomis namun mutunya
lebih rendah sedikit, seperti baso sapi, wafer, kerupuk mutu 2, dan mie instant akan
membutuhkan tepung kelas IL Sedangkan tepung kelas III ditujukan untuk makanan
yang tidak terlalu membutuhkan kandungan pali terlalu tinggi seperti kerupuk asinan dan
baso. Dengan melihat perbedaan konsumsi pada tiap-tiap segmen maka perusahaan telah
melakukan diversifikasi pada beberapa segmen pasar dengan produk yang berbeda pada
tiap segmen. Dalam melakukan penawaran, PT Advindo telah melakukan prosedur
penawaran dengan baik.
Dari hasil analisa industri tepung tapioka menggunakan matrix EFE, matrix WE,
dan matrix profil persaingan, maka didapat hasil perhitungan untuk matrix EFE adalah
3.10 , hasi; matrix EFE adalah 2.65, hasil matrix CPM adalah 1.40. Dari hasil matrix IE,
didapat posisi perusahaan (3.1 ;2.65) pada saat ini berada pada masa pertumbuhan dan
perkembangan schingga strategi yang sebaiknya adalah strategi intensif untuk
meningkatkan kekuatan internal perusahaan dengan melakukan perbaikan / improvement
produk dan jasa pada saat ini.
Berdasarkan hasil TOWS matrix dihasilkan beberapa strategi yang perlu
dilakukan Perusahaan adalah strategi WO dan WT. Strategi WO, yaitu 1). Memperkuat
sistim Direct Marketing dalam hal database pemasaran dan 2). Menyempurnakan sistim
distribusi fisik, terutama dalam hal transportasi. Strategi WT, yaltu 1). Mencari investor
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tepung tapioka, 2). Memasarkan tepung
melalul perantara atau distributor, dan 3). Memasang internet untuk kebutuhan informasi
dan kelancaran pemasaran tepung.
Sedangkan strategi yang tetap dipertahankan adakah strategi SO, yaltu 1).
Melakukan penjualan tepung path segmen pasar domestik yang memenuhi kapasitas dan
kualitas tepung SR, dan 2). Meningkatkan barga tepung SR mengikuti tren pasar tepung
saat ini. Kern udian strategi ST, yaltu: 1). Melakukan penyesuaìan kebijakan pembayaran
kredit, dan 2). Meningkatkan pelayanan pelanggan sehingga mereka tetap setia
menggunakan tepung SR
"
2001
T5927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Indah Cindy
"The title of this research is The Strategy Marketing Communication of Department of Culture and Tourism Medan City In Market Medan City as a Tourism City. The purpose of this study is to see the strategy marketing communication and the obstacles that is faced by the Department and Tourism Medan City in market Medan city as a tourism city. This research is a qualitative research with a constructivism approach. Research subject is determined through the purposive method and obtain ton (10) informants that is consist of Head Marketing of Department of Culture and Tourism Medan City, the secretary of PHRI North Sumatera, The Head of ASITA North Sumatera,the member of Medan city parlement, the representation from the Highways Department, the representation from travel agency, two public figures and two tourists who came visiting Medan city.
Data collection methods were done by observation, depth interview, and
documentation study. Data analysis was done through data reduction, display
data, and taking conclusion. The results showed that the strategy marketing
communication that is done by the Department of Culture and Tourism Medan
City in market Medan city as a tourism city was done by segmentation,
targeting, and positioning. These three strategies was supported with various
forms of promotion mix, such as advertising, personal selling direct
marketing, word of mouth marketing, and marketing via social media. The
obstacles that is faced are inadequate infrastucture, unproffesionalof tourism
human resources, attraction tourism management which is not maximized, the
people who are not travel aware, the communication and coordination which
is not maximized done among the Department of Culture and Tourism Medan
City and some of the stakeholders, limited budget, and join promotion that
haven't implemented yet by the Department of Culture and Tourism Medan City with the other region.
"
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Indah Wulandari
"Setiap perusahaan yang ingin melebarkan lahan usahanya membutuhkan suatu strategi pemasaran. Strategi menjadi salah satu unsur terpenting yang menentukan keberhasilan suatu usaha dalam menghadapi persaingan dunia bisnis. Dengan strategi yang tepat, suatu usaha akan dapat mencapai tujuan program yang direncanakan.
Tesis ini membahas mengenai strategi pemasaran dengan mengambil studi kasus di Blenger Burger yang berlokasi di jalan Lamandau, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini selain untuk mengetahui strategi pemasaran Blenger Burger, juga untuk mengetahui alternatif strategi pemasaran yang disarankan untuk Blenger Burger. Alasan memilih Blenger Burger untuk dijadikan tempat penelitian karena saat ini Blenger Burger merupakan salah satu usaha makanan yang mengalami perkembangan cukup pesat, bahkan mampu mengungguli para pesaingnya yang sudah lebih dulu terjun.
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan lengkap dari suatu objek yang diteliti tanpa mementingkan generalisasi secara luas. Analisis data dilakukan berdasarkan analisis PLC (Product Life Cycle).
Sebelum suatU strategi pemasaran disusun, perusahaan harus siap dengan perencanaan rincian dari bauran pemasarannya. Dalam studi kasus ini, strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan konsep bauran pemasaran 5P yaitu produk (product), harga (price), temppat atau distribusi (place), promosi (promotion), dan Manusia (People).
Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh Blenger Burger yaitu: (1) Strategi pemasaran untuk produk yang dilakukan oleh Blenger Burger adalah dengan melakukan diferensiasi produk, (2) Strategi pemasaran untuk harga, Blenger Burger menetapkan harga dengan dengan harga yang berlaku (going-rate pricing), (3) Strategi pemasaran untuk promosi, bauran promosi yang dipakai adalah penjualan personal (personal selling) dan hubungan masyarakat yang didalamnya termasuk publisitas, (4) Strategi pemasaran untuk distribusi yaitu dengan memakai saluran langsung dari produsen ke konsumen, delivery service, serta distribusi selektif yang membatasi jumlah outlet, dan (5) Strategi pemasaran untuk manusia (pegawai) adalah dengan memberikan pelatihan dan training, serta kompensasi yang sesuai untuk pegawai.
Setelah dianalisis dengan menggunakan analisis Product Life Cycle (PLC) yang diukur dengan metode Polli & Cook, maka didapatkan kesimpulan bahwa produk burger milik Blenger Burger berada dalam tahap kedewasaan yang menurun (decaying maturity stage). Karena itu alternatif strategi yang yang disarankan yang sesuai dengan posisi produk pada saat ini diantaranya adalah dengan modifikasi pasar, produk, dan bauran pemasaran. Modifikasi pasar dilakukan untuk menambah jumlah konsumen, modifikasi produk dilakukan dengan mengubah penampilan atau kemasan produk serta menambah menu makanan, modifikasi bauran pemasaran dilakukan dengan mencakup modifikasi atas harga dan promosi. Modifikasi harga dilakukan dengan cara menurunkan harga, sedangkan modifikasi promosi dilakukan dengan mempergunakan strategi promosi lain seperti periklanan serta promosi penjualan untuk membantu memperkenalkan produk.

Any company wishing to expand its business lines needs a marketing strategy. Strategy has been one of the most important elements to confirm the success of a business in facing against business world's competition. Through art accurate strategy, a business shall achieve the program purpose it plans.
This thesis discusses the marketing strategy by exposing a case study of Blenger Burger, located on Jalan Lamandau, Kebayoran Baru, South Jakarta. The purpose of this research, besides to know the marketing strategy of Blenger Burger, also in order to get an idea of alternative marketing strategies suggested for Blenger Burger. The reason for taking Blenger Burger as the place of research is because currently Blenger Burger is one of the food businesses which experiences fast development, and even it is able to beat the competitors coming earlier to the field.
In performing the research, the author applies qualitative approach with descriptive type of research. The method incorporated is case study, which is aimed at obtaining deeper and more complete picture of the object under research putting aside broader generalization. Data analysis is performed through Product Life Cycle (PLC) analysis.
Prior to preparing a marketing strategy, a company shall be ready with the detailed planning of its marketing mix. Marketing mix is defined as a set of tactical, reliable marketing tools, which are synergized by the company in order to obtain expected response from the targeted market. In this case study, the marketing strategy applied incorporates the marketing mix concept called 5P's namely product, price, place or distribution, promotion, and people.
The marketing strategy already implemented by Blenger Burger includes: (1) Marketing strategy for the products performed by Blenger Burger is through product differentiation, (2) Marketing strategy for price, Blenger Burger applies the price now prevailing (going-rate pricing), (3) Marketing strategy for promotion: the promotion mix applied is personal selling and mass communication which includes publicity, (4) Marketing strategy for distribution is through incorporating direct channel from the producer to the consumer, called delivery service, and selective distribution which limits the number of outlets, and (5) Marketing strategy for the people (employees), which is through giving training plus compensation in compliant with the employees.
After being analyzed using PLC (Product Life Cycle) analysis and measured with Polli & Cook method, it's concluded that the burger product produced by Blenger Burger is now in the decaying maturity stage. Therefore, the alternative strategy suggested, which will be appropriate with the product position at this time includes, among others, modifying the product, market, and marketing mix.
Market adjustment modifying can be done to increase the customer volume. Product adjustment modifying can be done by changing the product appearance or product packaging and also by adding the various menus. Marketing mix adjustment modifying can be done by completing the price and promotion modifying. Price adjustment modifying can be done by decreasing the price, while promotion modifying can be done by using another promotion strategies, such as : advertising and personal selling. The aim is to promote the product to the market or customer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T17307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofjan Assauri
Jakarta: Rajawali, 2013
658.8 SOF m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widiati K.
"Prospek bisnis jasa perawatan dan perbaikan mesin sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor permodalan, seperti internal maupun eksternal ekonomi, dan politik. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan ekonomi dan politik akhir-akhir ini, menyebabkan adanya penurunan dalam memperoleh laba dan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dalam situasi krisis ekonomi yang dapat dilakukan perusahaan adalah bagaimana aktivitas bisnisnya bertahan.
Di samping mempertahankan aktivitas bisnisnya, PT. Tugas Sarana Teknik merencanakan mengembangkan pangsa pasar jasa perawatan dan perbaikan mesin. Sehingga jika situasi ekonomi negara telah pulih, perusahaan dapat melaksanakan pengembangan pangsa pasarnya.
PT. Tugas Sarana Teknik (PT. TST) menghadapi berbagai masalah, antara lain mengalami penurunan dalam memperoleh laba, ketatnya persaingan pada bisnis jasa perawatan dan perbaikan mesin.
Perusahaan Motoren Turbinen Union (MTU) yang merupakan perusahaan yang menjadi mitra usaha PT. TST menanamkan investasinya lebih besar pada perusahaan PT. Antakusuma Inti Rajasa (PT. AIR). Perusahaan yang menjadi pesaing PT. TST. Di samping itu status Authorized Workshop MTU dan tenaga ahlinya dipindahkan dart PT. TST ke PT. AIR oleh MTU. Untuk itu PT. Tugas Sarana Teknik perlu mampersiapkan suatu strategi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menganalisis penulis monggunakan analisis SWOT (Strength. Weakness, Opportunity. Threat) untuk membobot setiap faktor. Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing PT. Tugas Sarana Teknik digunakan General Electric Matrix.
Analisis SWOT menunjukkan kekuatan bisnis jasa perbaikan dan perawatan mesin PT. Tugas Sarana Teknik terletak pada citra, reputasi, kualitas pelayanan. sarta loyalitas pelanggan, sedangkan daya tarik bisnis PT. TST terletak antara lain pada kebijakan pemerintah, tersedianya banyak calon tenaga ahli di dekat perusahaan.
Dari analisis SWOT dan GE matrix diperoleh posisi bersaing PT. TST, yaitu area atau sal GE Matrix yang bersifat grow and build yang strategi alternatifnya yaitu strategi integrasi horizontal. Hal itu berarti PT. TST perlu memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain dengan tujuan meningkatkan jenis produk dan jasa, memperluas pasar, fasilitas produksi maupun teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal seperti akuisisi, joint venture dengan perusahaan lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>