Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunieta Anny
"Perkembangan pasar modal sejak tahun 1977 hingga scat ini terjadi karena dukungan semua perangkat pasar modal. Salah satu dukungan yang penting adalah dukungan pemerintah melalui UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 86 ayat 1, menyatakan bahwa emiten harus melaporkan peristiwa material yang akan mempengaruhi harga saham selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 setelah peristiwa tersebut, kepada masyarakat dan BAPEPAM. Adanya keterbukaan informasi ini menyebabkan harga saham akan cepat dan secara penuh mencerminkan nilai informasi yang diumumkan emiten. Uji terhadap seberapa cepat dan seberapa penuh harga saham mencerminkan informasi yang dipublikasikan oleh emiten disebut dengan uji efisiensi pasar modal. Uji efisiensi pasar modal telah dilakukan oleh banyak periset baik dari luar ataupun dalam negeri, hal ini dikarenakan semakin efisiennya suatu pasar modal maka nilai suatu perusahaan makin mencerminkan informasinya sehingga investor akan melakukan investasi pada saham yang memiliki nilai yang baik. Event study adalah teknik empiris riset keuangan yang memampukan peneliti menemukan dampak event-event pada tingkat pengembalian saham perusahaan sehingga dapat mengetahui efisiensi suatu pasar. Informasiinformasi itu dapat berupa informasi dari dalam perusahaan (internal) dan/atau dari luar perusahaan (external). Pengumuman stock split adalah kebijakan perusahaan publik untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan cara membagi saham kedalam perbandingan tertentu yang diikuti dengan penurunan harga sesuai perbandingan tersebut dengan harapan akan meningkatkan kelikuidan saham tersebut. Pengumuman stock split merupakan event yang jarang diteliti terutama dalam jurnal-jurnal dalam negeri. Berdasarkan hal tersebutlah maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai berapa besar signifikansi tingkat pengembalian abnormal pada periode penelitian saham-saham yang melakukan stock split pada tahun 1998 - 1999 dan bagaimana dampaknya terhadap efisiensi BEJ. Sampel penelitian sebanyak 15 emiten yang mengumumkan stock split pada tahun 1998 - 1999 dengan kriteria likuid, bertujuan menghindari adanya thin trading (perdagangan yang berfrekuensi rendah) agar dampak suatu event dapat segera dilihat. Metodologi penelitian adalah metode matematis event study Fama, Fisher, Jensen, dan Roll (1969) yang pertama kali menguji efek dari stock split pada harga saham. Metode ini terdiri dari dua tahap perhitungan, yaitu mencari tingkat pengembalian abnormal (AR-Abnormal Return) pada periode penelitian (lima hari sebelum hingga lima hari setelah tanggal pengumuman) dan mengakumulasikannya untuk dapat melihat trend pergerakan CAR (Cumulative Abnormal Return). Untuk mendapatkan tingkat pengembalian abnormal saham, maka harus diketahui terlebih dahulu bagaimana model pembentukan tingkat pengembalian normal dari periode estimasi (100 hari sebelum periode penelitian). Model tingkat pengembalian normal akan memakai market model (Single Index Market Model) Fama et al. dan akan disesuaikan dengan kondisi BEJ yaitu dengan menambah faktor lain yaitu return kurs dollar dalam model yang disebut Multifactor Index Market Model. Setelah AR dan CAR didapat, maka dilakukan uji hipotesis kesignifikansian apakah AR dan CAR mendekati nol atau tidak dengan tingkat signifikansi 10% dan uji dua arah. Hasil penelitian terhadap grafik trend AR dan CAR serta hasil permodelan empiris agregat keseluruhan saham dan klasifikasi sektor-sektor industri menunjukkan tingkat pengembalian abnormal yang signifikan sebelum hingga setelah tanggal pengumuman. Adanya tingkat pengembalian abnormal yang signifikan ini disebabkan karena adanya informasi yang asimetris sehingga pasar berespon lambat terhadap kejadian pengumuman stock split dan adanya harapan bahwa pengumuman stock split akan meningkatkan kelikuidan harga saham sehingga meningkatkan market value pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa BEJ pada tahun 1998 -1999 belum berbentuk setengah kuat. Hasil peneltian ini mengindikasikan bahwa seharusnya pelaku pasar modal mendukung terjadinya efisiensi di BEJ baik dengan keterbukaan informasi dari pihak emiten, penyebaran informasi yang merata, ataupun peningkatan competitiveness analisa-analisa dari para manajer investasi pada masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misykah Yudria Warma
"Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dengan tujuan mengetahui apakah terdapat abnormal imbal hasil saham (abnormal return) yang negatif. Selain itu, penelitian ini juga melakukan pengujian apakah terdapat perbedaan imbal hasil saham dan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) pada saat sebelum dan sesudah konsolidasi saham (reverse stock split). Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2012 yang melakukan konsolidasi saham. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji t berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Terdapat abnormal return yang negatif dan signifikan di sekitar pengunguman reverse stock split,
2) Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah pengunguman reverse stock split,
3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan pada saat sebelum dan sesudah reverse stock split.

The research uses event study method in order to examine the siginificance of negative abnormal return aroud announcement date and the difference on abnormal return and trading volume before reverse stock split and after reverse stock split. The sample used is listed company in Indonesian Stock Exchange for the period 2001-2012 which have done reverse stock split. The analyses of this research were performed using paired t test and t test.
The result showed that:
1) There is negative and significant anormal return around announcement date,
2)There is the differences on abnormal return before reverse sock split and after reverse stock split,
3) There is no significant differences on trading volume beforereverse stock split and after reverse stock split.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In process of writing script the title "The Comparative of Stock Price Before and After Stock Split Announcement", the writer do the research, with purpose to know whether there are differences among stock price before announcement and stock price after split announcement."
657 JAK 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Stock split announcement is a type of announcement which frequently appears in stock exchange. Stock split is variation of par value per share and share quantity in market. If the stock split announcement give highly valued information, market will show positive response at the time of announcement. To measure market response, abnormal return can be employed. If the announcement is highly valued information, it will not result in abnormal return. On the contrary, if the announcement is not highly valued, it will not result in abnormal return. This research aims to answer whether stock split announcement gives highly valud information which is visible in abnormal return at the time of stock split announcement. The samples analyzed in this research come from manufacturers that apply stock split policy at the year of 2001 to 2005. Windows period to analyze the market response is 11 days. The variable in this research is abnormal return. One sample t-tes is employed to test the hypothesis. The result shows that the significant abnormal return is t-4 and t-3."
TEMEN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Indirawati Subekti
"Skripsi ini mengkaji tentang dasar hukum stock split dan reverse stock split sebagai aksi korporasi di pasar modal Indonesia. Stock split dan reverse stock split merupakan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk mengendalikan harga saham dalam meningkatkan perdagangan. Saat ini, peraturan yang ada tersebar secara terpisah dalam UUPT, peraturan BEI, peraturan OJK. Namun, ruang lingkup regulasi masih terbatas dan tidak memberikan klarifikasi tentang persyaratan dan kontrol atas tindakan tersebut. Sementara itu, praktik di Singapura, Hong Kong dan Amerika Serikat memberikan regulasi yang luas tentang pembatasan, serta kontrol yang jelas dari Bursa atas stock split dan reverse stock split. Penelitian ini menerapkan penelitian yuridis normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan dan komparatif. Setelah membandingkannya dengan peraturan yang setara di Singapura, Hong Kong dan Amerika Serikat, penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia belum memberikan landasan hukum dan lingkup pengaturan yang memadai mengenai stock split dan reverse stock split. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan lebih lanjut mengenai stock split dan reverse stock split untuk meningkatkan good corporate governance dan memitigasi risiko yang timbul dari praktik stock split dan reverse stock split yang tidak diawasi.

This thesis examines the legal basis for stock split and reverse stock split as corporate actions in Indonesian capital market regulations. Stock split and reverse stock split are corporate actions implemented by companies to control the stock price in improving trading. Currently, the existing regulations are scattered separately in the Company Law, IDX and OJK regulations. However, the scope of regulation is still limited and offers no clarifications on the requirements and control over the actions. Meanwhile, the practice in Singapore, Hong Kong and the United States provided extensive regulations on the limitations, along with clear control of the Exchange over stock split and reverse stock split. The thesis implements a normative juridical research, which uses statutory and comparative approach. After comparing it with equivalent regulation in Singapore, Hong Kong and the United States, the thesis concludes that Indonesia has not provided sufficient legal grounds and scope of regulation on stock split and reverse stock split. Therefore, this thesis recommends that the regulation on stock split and reverse stock split needs improvement in order to enhance good corporate governance and mitigate the risks that comes with unsupervised stock split and reverse stock split practices."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Donny Bima Herdjoeno
"Perkembangan rights issue di pasar modal Indonesia yang dimulai pada tahun 1989 semakin tahun terakhir ini. Pemahaman mengenai rights
issue merupakan salah satu tujuan skripsi ini. Sedangkan melalui studi lapangan, skripsi ini bertujuan meneliti pengaruh rights issue terhadap kinerja harga saham sekaligus menguji efisiensi bentuk setengah kuat pada Bursa Efek Jakarta. Studi kepustakaan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui landasan teoritis dari rights issue dan efisiensi pasar. Pengaruh rights isssue terhadap kinerja harga saham diteliti melalui suatu event study di sekitar minggu pengumuman dan minggu terjadinya ex-right. Penelitian ini mengambil sampel saham-saham yang melakukan rights issue di lingkungan Bursa Efek Jakarta pada periode Januari - 0ktober 1994. Dalam mengestimasi imbalan normal saham digunakan tiga buah metode, yaitu: Market Adjusted Return Method, Simple Market Model, dan AC Method-Market Model. Hasil penelitian dengan ketiga metode menunjukkan bahwa meskipun terdapat imbalan abnormal rata-rata yang signifikan sebelum tanggal pengumuman namun tidak terdapat indikasi yang menunjukkan antisipasi pasar terhadap informasi akan adanya right issue. Setelah tanggal pengumuman didapati adanya suatu reaksi positif dari pasar terhadap pengumuman rights issue selama enam minggu yang ditunjukkan adanya imbalan abnormal rata-rata yang positif walaupun nilainya tidak signifikan. Reaksi positif ini kemudian diikuti adanya penurunan nilai imbalan abnormal rata-rata hingga satu minggu sebelum akhir masa pengamatan yang diperkirakan karena setelah saham memasuki masa masa exright terjadi koreksi harga yang tajam sehingga mengakibatkan adanya abnormal loss yang signifikan. Adanya imbalan abnormal yang signifikan pada minggu ex-right serta abnormal loss yang signifikan pada beberapa minggu setelah minggu pengumuman dan minggu ex-right menunjukkan bahwa Bursa Efek Jakarta belum memasuki efisiensi pasar bentuk setengah-kuat. Penelitian efisiensi pasar modal hendaknya diperkuat oleh penelitian-penelitian sejenis dengan perbaikan pada jumlah sampel dan metodologi penelitiannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Zuriani Eka Putri
"Stock split dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mempertahankan harga saham pada kisaran yang optimal, memberikan sinyal mengenai prospek saham di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan likuiditas saham.
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan likuiditas saham setelah stock split diberlakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan parameter depth to spread.
Objek dari penelitian ini adalah saham-saham yang melakukan stock split di Bursa Efek Jakarta dari Januari 2002 sampai dengan Juli 2005. Data dalam penelilian ini dianalisis menggunakan uji beda rerata dan regresi model.
Pada penelitian ini penulis mendapatkan :
1. Terdapat penurunan likuiditas saham sampel yang berubah fraksi harga sahamnya setelah split.
2. Event stock split tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas setelah dikontrol dengan variabel lainnya.

Stock split is done by corporate managements with the purposes are optimal price trading range, signaling future prospect and to improve the liquidity of their stocks.
The aim of his study is to prove is there an improvement of stock?s liquidity alter stock split event at Jakarta Stock Exchange, by using depth to spread as parameter.
The object of this study are shares that done stock split at Jakarta Stock Exchange from January 2002 until July 2005. The data analyzed by compare mean test and regress the models.
The result of this study are :
1. There is a decrease in liquidity of stock which has tick size changed alter split.
2. The event of stock split doesn?t have any effect to stock?s liquidity after there was controlled by another variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Vilani
"Meskipun pengumuman pemecahan nilai nominal saham tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung bagi emiten, seringkali ditemukan fenomena tidak wajar ketika tejadi peningkatan harga saham dan reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya imbal hasil tidak normal yang positif. Salah satu teori yang dapat menjelaskan reaksi pasar tersebut adalah teori sinyal. Teori ini mengemukakan bahwa manajemen menggunakan pengumuman ini untuk menyampaikan informasi privat yang menguntungkan kepada pasar yaitu mengenai prospek laba perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya reaksi pasar atas informasi privat yang terkandung di dalam pengumuman, ada atau tidaknya manajemen laba di sekitar pengumuman dan pengaruh rasio pemecahan nilai nominal terhadap reaksi pasar. Sampel penelitian terdiri dari 47 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002-2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif atas informasi privat yang terkandung di dalam pengumuman. Respon positif ini menandakan bahwa pengumuman stock split mengandung informasi privat yang menguntungkan dari para investor. Selain itu, perusahaan juga melakukan manajeman laba di tahuntahun sebelum pengumuman dengan tujuan untuk menyampaikan informasi privat yang menguntungkan tersebut. Rasio pemecahan yang digunakan sebagai proksi informasi privat memiliki pengaruh positif terhadap reaksi pasar.

Although stock split announcement has no economic value directly to the company, often found unusual phenomenon occurs when increasing in stock price and market reaction is indicated with the presence of abnormal returns are positive. One theory that can explain this market reaction is a signaling theory. This theory suggests that management uses this announcement to convey private information that is favorable to the market about the prospects for corporate earnings. This study aims to analyze the existence of market reaction to private information contained in this announcement, the existence of earnings management around the announcement and the effect of stock split size on the market reaction. Sample of study is consisted of 47 non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2002-2008.
The results shows that the market reacted positively to the private information contained in this announcement. This positive response indicates that the stock split announcements contain information that benefit for investors. In addition, the company also conducts management earnings in the years prior to the announcement in order to convey favorable private information. Split size is used as a proxy for private information has a positive effect on market reaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katoppo, Intansari Abdams
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat seberapa jauh peristiwa peledakan bom yang merupakan risiko sosial politik berpengaruh pada abnormal return dan volume aktifitas perdagangan saham untuk saham-saham unggulan yang masuk dalam indeks LQ45 di BEJ. Dua tragedi besar yang gemanya menjadi sorotan dunia intemasional yaitu peristiwa peledakan born di gedung BEJ pada tangga113 September 2000_dan born Bali tanggal 12 Oktober 2002.
Untuk rnenguji pengaruh peristiwa-peristiwa tersebut pada abnormal return dan
volume akti'fitas, maka digunakan metode event study. Metode ini juga dapat digunakan
untuk menguji efisiensi pasar modal, yaitu mengukur besarnya darnpak suatu peristiwa
dengan menilai kecepatan reaksi harga saham terhadap peristiwa yang bersangkutan.
Semakin efisien suatu pasar modal, maka akan semakin cepat informasi diserap dan
terefleksikan pada harga saham.
Hasil uji signifikansi abnormal return selama periode kejadian peristiwa peledakan
born di gedung BEJ (t-10 hingga t+ 1 0) rnemperlihatkan adanya abnormal return yang
signifikan bagi para pemegang saham untuk delapan hari bursa, yaitu t-10, t-2, t-1, tO
t+1, t+2, dan t+8. Abnormal return pada saat tO merupakan abnormal return yang negatif.
Sedangkan abnormal return pada t+2 merupakan abnormal return yang positif.
Munculnya abnormal return negatif pada tO dan t+ 1 rnenunjuk:kan adanya respon negatif
dari bahwa investor terhadap peristiwa peledakan born Gedung Bursa Efek Jakarta. Nilai
Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) ditemukan bernilai negatif sejak t-1
hingga t+ 10. hal ini mengindikasikan adanya penurunan laba dari saham-saham LQ45 dan
penurunan tingkat kekayaan investor.
Rata-rata abnormal return antara sebelum dan setelah peristiwa peledakan born di
gedung BEJ temyata ditemukan tidak ada perbedaan. Demikian pula halnya dengan total
volume aktivitas, dimana hasil uji statistik terhadap rata-rata Trading Volume Analysis
{TV A) sebelum dan rata-rata TV A sesudah rnenunjukkan tidak ada perbedaan TV A antara
sebelum peristiwa peledakan dengan setelah peristiwa tersebut. Hal ini dapat disebabkan
karena adanya kebijakan Bapepam dan BEJ untuk rnenutup perdagangan setelah peristiwa
peledakan born BEJ sehingga investor tidak rnelakukan aksi jual yang berlebihan dalam
mengantisipasi peristiwa tersebut.
Hasil uji signifikansi abnormal return selama periode kejadian peristiwapeledakan
born di Bali rnenunjukkan adanya delapan hari bursa yang rnenghasilkan abnormal return
yang signifikan bagi para pemegang saham, yaitu t-9, t-8, t-5, t-2, t-1, tO, t+1, dan t+4.
Abnormal return pada tO rnerupakan abnormal return yang negatif, sedangkan hari setelah
tO, yaitu t+ 1 dan t+4, rnerupakan abnormal return yang positif. Nilai CAAR adalah negatif
sejak t-10 hingga t+4. Namun, kernudian terjadi peningkatan laba yang ditunjukkan oleh
CAAR yang bernilai positif hingga t+ 10. Hal ini rnenunjukkan tidak ada pengaruh yang
besar dari tragedi born Bali terhadap kinerja saham-saham LQ45.
Hasil uji statistik terhadap rata-rata abnormal return sebelum dan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa peledakan born di Bali rnenunjukkan bahwa rata-rata abnormal return antara sebelum peristiwa peledakan adalah sama dengan setelah peristiwatersebut. Sedangkan hasil uji statistik terhadap rata-rata TV A sebelum dan rata-rata TV A sesudah peristiwa peledakan born di Bali rnenunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata TVA antara sebelum dengan setelah peristiwa tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena selain pernerintah rnenghirnbau agar investor tetap tenang dan tidak meninggalkan Indonesia, pemerintah juga berkomitmen kuat untuk rnernberantas rnasalah terorisme tersebut.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa BEJ merupakan pasar modal tidak efisien
bentuk setengah kuat. BEJ bukan merupakan pasar modal efisien karena investor mampu
memperoleh abnormal return, dan merupakan pasar efisien bentuk setengah kuat karena
adanya informasi publik yang mempengaruhi harga saham serta cepat direspon oleh
investor.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Nurllisa
"Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan investasi. namun tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, bahkan sebagan besar dari informasi yang ada adalah informasi yang tidak relevan dengan aktivitas pasar modal. akibatnya, para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi-informasi yang tidak (relevan) dijadikan pertimbangan pengambilan keputusannya.
Dalam penelitiannya, Marston (1996) menemukan dua sebab utama penyebab buruknya informasi, yaitu pertama karena kualitas informasi itu sendiri yang kurang berharga (quality of information), Kedua, karena distribusi informasi kepada investor yang kurang lancar. Kualitas informasi terkait erat dengan muatan yang terkandung dalam formasi tersebut (information content). Dan muatan informasi tersebut dapat dilihat relevan tidaknya suatu informasi terhadap aktivitas pasar modal. Sedangkan distribusi informasi mengandung aspek kemudahan mendapatkan (accessibility) informasi dan bìaya yang murah untuk memperoleh informasi tersebut.
Kecepatan reaksi harga saham tethadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat pada informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Dalam konsep Eficient Market Hypothesis (EMH), lalu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia (Fama, 1991). Berdasarkan pengertian tersebut, dua unsur pokok yang merupakan ciri utama pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat adalah:
1.Tersedianya informasi yang relevan, dan
2.Harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru.
Untuk menguji EMI-1 pada bentuk setengah kuat tersebut, berbagai peneliti pada pasar modal lainnya menggunakan suatu metodologi penelitian yang disebut dengan event Pada karya akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai event study atas pengumuman dividen kas final (kenaikan maupun penurunan dividen) untuk menguji efisiensi BEJ (dengan melihat kinerja beberapa emiten di BEJ) pada periode tahun 1997, 1998 dan 1999. Dimana metodologi yang digunakan terdiri dari 2 tahap yaitu time-series dan event Study. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan time-series maka dapat mengidentifikasikan data-data keuangan yang beresiko mengandung autokorelasi , yang dimana akan membuat suatu model menjadi tidak efektif untuk tujuan peramalan. Oleh karena fokus dalam penelitian event study adalah pembentukan model peramalan sebagai dasar pengukur abnormal return, maka tahapan penelitian time-series menjadi proses yang penting sebelum masuk ke dalam penelitian event study. Penelitian event study sendiri digunakan untuk mempero!eh informasi mengenai keberadaan dan besarnya abnormal return selama periode penelitian.
Saham yang dipllih dalam penelitian ini adalah saham dan para emiten yang secara konsisten termasuk dalam LQ45 dan tahun 1997 hingga 1999. Pemilihan saham LQ45 karenakan dalam penelitian event study, terutama untuk periode harian, memerlukan saham-saham yang bersifat likuid atau saham-saham tersebut banyak ditransaksikan karena untuk menghindari kemungkinan tidak adanya reaksi barga pada saat event terjadi, yang disebabkan karena tidak terjadi transaksi pada saat event, sehingga dengan demikian pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif akurat.
Penode studi dibagi 2 periode, yaltu periode estimasi (estimation window) dan metode event (event window), dimana penulis menetapkan untuk masing-masing periode adalah 250 hari perdagangan (trading days) yang mendahului periode even untuk ke estimasi dari 21 hari perdagangan untuk periode event, dimana 10 hari perdagangan mendahului event dari 10 hari mengikuti event maka hal tersebut dianggap sebagai periode pre dan post event, sedangkan untuk hari even, t=0.
Hasil dari pemodelan dengan menggunakan metodologi time series dengan program menghasilkan 2 bentuk penggolongan model untuk periode tahun 1997, yaitu yang sesuai Single Index Market Model (SiMM) dan model yang tidak sesuai SIMM, yaitu Multifactor Market Model (MNIM), sedangkan untuk periode tahun 1999 hanya menghasilkan 1 bentuk model yaitu MMM.
Sedangkan dari hasil empiris event study diketahui bahwa tidak ada perbedaan efisiensi pada kondisi pasar di BEl untuk setiap periode yang berbeda karena ketiga periode tersebut menunjukkan bentuk efisiensi setengah kuat yang tidak efisien. Dikatakan mempunyai bentuk efisiensi setengah kuat karena kedua golongan model yang dihasilkan sama-sama mengandung informasi publik yang dicerminkan melalui return IHSG serta data historis yang merupakan data yang signiflkan pada golongan model II. Dan bentuk tersebut belum efisien karena golongan model II mengandung unsur lain berupa return kurs dollar terhadap rupiah sebagai regresor selain unsur return pasar (return lHSG), Hal ini tidak sesuai dengan teori efisiensi pasar setengah kuat dimana faktor informasi yang Tersedia di publik telah tercermin seluruhnya dalam vaniabel return pasar, bukan variabel lain. Selain itu juga dikatakan belum efisien, karena seperti yang sudah dijelaskan yaitu adanya kebocoran informasi, informasi asimetris, penundaan reaksi serta overreaction (pada beberapa emiten)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>