Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esmeralda Nur Islamiyah
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Silvi Syah Putri
"The purpose of this thesis is to map the readiness of Indonesian companies that is represented by the manufacturing companies to adopt the Global Reporting Initiatives 2006 by conducting a content analysis on the 2005 companies? annual report. Based on the content analysis performed, we conclude that there is a pattern of CSR disclosures among companies observed. Companies that are classified as members of such industries tend to have different focus of CSR activities and disclosures in their annual report compare to companies of the other industries, the more sensitive the industry that one company is grouped in, the higher the disclosures of CSR activities of the company. We also found that the bigger the size of a company and group companies tend to have more disclosures on CSR activities in their annual report. We found that companies with strong financial stability tend to have more disclosures on CSR activities compare to ones that are weaker financially. The second purpose of this thesis is to examine how corporate social performance disclosure affects the profitability performance of manufacturing companies in Indonesia. The corporate social performance index used is designed and created through conducting a content analysis. This thesis use ROA (Return on Asset), ROS (Return on Sales), and ROE (Return on Equity) to measure profitability performance of manufacturing companies in year 2005. There are 97 samples taken from 146 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2005. The findings are corporate social performance positively affects the profitability performance of manufacturing companies and research and development activities do not neutralize the relation between CSP and firm performance. These suggest that, although important, research and development is not an effective tool to improve the performance of manufacturing companies. This thesis also documents evidence proving that size give insignificant effect on the level of corporate social performance that disclosed by the manufacturing companies. This means that size gives indifferent effect on CSP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Puspita Wijaya
"Tujuan dari studi ini adalah untuk membuat laporan keuangan dan melakukan analisis kinerja keuangan pada salah satu Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang bernama Luxe Dental and Aesthetic Center yang bergerak di industri klinik kecantikan estetik. Ini adalah studi kualitatif dengan menggunakan metode business coaching. Hasilnya menunjukkan proses pembuatan laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas dan melakukan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan common-size laporan keuangan dan rasio profitabilitas. Hasil dari pembuatan laporan keuangan dan analisis kinerja keuangan berguna untuk memetakan dan menjelaskan kondisi dari kinerja UMKM dan meningkatkan kemampuan UMKM untuk mengevaluasi kinerjanya dibandingkan kompetitor guna meningkatkan efisiensi kinerja.

The aim of this study was to make financial statements and to conduct financial performance analysis at Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) called Luxe Dental and Aesthetic Center which is engaged in the aesthetic beauty clinic industry. This study is a qualitative study using the business coaching method. The results showed the process of making financial statements consisting of balance sheet, income statement and cash flow statement as well as analyzing financial performance using common size financial statements and profitability ratios. The results of making financial reports and financial performance analysis are useful for mapping and explaining the financial performance of MSME and increasing the ability of MSME to evaluate their performance compared to competitors in order to improve performance efficiency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldry Loekito
"Pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan mempunyai berbagai kelemahan dan keterbatasan. Dalam era persaingan yang sangat ketat dewasa ini maka perusahaan membutuhkan suatu alat yang dapat diandalkan untuk mengukur kinerja internalnya. Salah satu alternatif pengukuran kinerja yang dapat diandalkan adalah dengan menggunakan Balanced Scorecard. Perbandingan yang dilakukan bertujuan untuk melihat perbandingan perbedaan nyata serta untuk melihat apa saja keunggulan pengukuran kinerja menggunakan BSO dibandingkan dengan pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan. Metode penelitian yang dilakukan adalah melalui studi berbagai literatur yang berhubungan dengan inti permasalahan. Dergan metode studi literatur ini, penulis mendapatkan berbagai data sekunder yang digunakan dalam melakukan studi perbandingan. Studi perbandingan yang dilakukan menunjukkan perbandingan perbedaan nyata pengukuran kinerja, dimana dapat dilihat secara jelas komparasi antara kedua model pengukuran kinerja tersebut serta keunggulan-keunggulan dari pengukuran kinerja menggunakan BSC yang diharapkan dapat mengatasi berbagai kelemahan dari pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan. Perbandingan perbedaan nyata tersebut diorganiSasikan kedalam empat inti perbedaan utama yaitu Jangka pendek vs jangka panjang, ukuran finansial vs ukuran non-finansial, kemampuan untuk dikaitkan dengan strategi perusahaan vs ketidakmampuan untuk dikaitkan dengan strategi perusahaan, pengukuran terhadap hasil vs pengukuran terhadap proses dalam pencapaian hasil. Setelah analisa perbandingan perbedaan nyata maka dapat dilihat bahwa seluruhnya bermuara kepada empat perspektif yang dimiliki oleh Balanced Scorecard yaitu perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan perspektif belajar dan pertumbuhan. Dari perspektif-perspektif inilah dapat dilihat keunggulan BSC yang mempunyai sudut pandang yang lebih lengkap dalam mengukur kinerja perusahaan, dimana BSC mengukur kinerja internal perusahaan (Tak hanya dari sudut pandang finansial tetapi juga sudut pandang non-finansial. Dari hasil studi perbandingan tersebut terlihat bahwa pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan, sehingga tidak cocok lagi apabila perusahaan pada era persaingan yang ketat seperti sekarang ini mendasari pengukuran kinerja internal perusahaannya hanya pada ukuran-ukuran finansial berdasarkan laporan keuangan saja. Perusahaan juga harus mempertimbangkan berbagai ukuran-ukuran non finansial yang panting bagi faktor keberhasilan jangka panjang. Salah satu alternatif pengukuran kinerja yang memasukkan ukuran-ukuran non finansial disamping ukuran-ukuran finansial adalah Balanced Scorecard. Penulis melihat bahwa pengukuran kinerja alternatif ini dapat diandalkan. Pengembangan dan penyempurnaan pengukuran kinerja ini harus terus dilakukan agar hasil serta pencapaian tujuan strategi perusahaan yang menggunakannya dapat diraih dengan maksimal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasan Kurniawan
"Kelangsungan hidup perusahaan ditentukan oleh berbagai faktor misalnya seperti struktur modal, resiko bisnis, kondisi pasar, kompetisi dan sebagainya. Struktur modal perusahaan yaitu pinjaman yang didapatkan perusahaan dan modal dari pemilik perusahaan. Modal sebagai salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan perusahaan di samping sumber daya manusia, mesin, material dan metode. Dan Dalam teori keuangan, Struktur modal yang optimal dapat menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan ( value of the firm ) yang menjadi tujuan para pemegang saham ( stockholder ) termasuk manajemen perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para akademisi di bidang ekonomi dan keuangan, dibuktikan bahwa bentuk dan proporsi rasio dalam struktur modal antara perusahan satu dengan yang lainnya adalah berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengetahui apakah keputusan perusahaan dalam pendanaannya juga dipengaruhi oleh keadaan internal perusahaan. Kondisi internal yang ingin diketahui adalah kondisi internal perusahaan sebelum adanya krisis ekonomi dan sesudah melewati badai kiris ekonomi. Strukur modal perusahaan-perusahaan Indonesia diyakini terpengaruh atas krisis tersebut. Krisis memaksa perusahaan untuk dapat 'survive' secara kreatif dalam menata struktur modalnya. Apa saja faktor yang mendorong perusahaan untuk dapat berkreasi tersebut akan menjadi suatu topik yang menarik. Selanjutnya akan penulis melihat faktorfaktor yang mendorong perusahaan dalam menentukan keputusan atas struktur pemodalan (capital structure) pada masing-masing kelompok perusahaan berdasarkan pada tingkat financially constrained (kendala keuangan).
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
1. Menjelaskan karakteristik determinansi yang mempengaruhi terbentuknya struktur modal tertentu bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan melihat korelasi antar variabel bebas terhadap rasio hutang dengan asset (leverage ratio) sebagai variabel terikat (dependent).
2. Membandingkan variabel determinansi yang mempengaruhi terbentuknya struktur modal bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sebelum dan sesudah krisis
3. Menjelaskan bagaimana pengaruh variabel determinansi yang menentukan keputusan struktur pemodalan (capital structure) berdasarkan tingkat financially constrained (kendala keuangan) perusahaan.
Data yang akan dipakai dalam penulisan adalah data yang bersifat sekunder dengan mengambil data dari Bursa Efek Jakarta. Perusahaan yang diambil untuk pengamatan adalah perusahaan-perusahaan publik yang sahamnya telab diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Penulis akan mengambil sampling 107 emiten tetapi tidak memasukan industri perbankan dan finansial ke dalam sampling. Penelitian dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan pada tahun 1994 bingga tabun 200 1 tetapi tidak termasuk tabun 1998, yang akan dijadikan periode pengamatan penelitian.
Dari basil penelitian didapatkan basil babwa ada perbedaan basil penelitian jika melibat dari peri ode penelitian. Pada peri ode tabun 1994 sampai dengan tabun 1997, variabel yang dianggap turut serta dalam penentukan leverage perusahaan adalah size dan berdasar uji signifikansi variabel secara signifikan menjelaskan korelasinya terhadap leverage perusahaan. Semen tara pada periode penelitian tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 didapatkan hasil bahwa variabel yang dianggap turut serta dalam penentuan leverageperusahaan adalah profit dan asset, dan berdasar uji signifikansi, variabel dapat secara signifikan untuk menjelaskan korelasinya terhadap leverage perusahaan. Dari hal tersebut maka penulis mempunyai pendapat bshwa sebelum adanya krisis perusahaan dalam menentukan keputusan struktur modalnya atau tingkat hutangnya hanya berdasarkan pada ukuran perusahaan (size) yang diukur dari besaran penjualan, semakin besar size semakin besar pula tingkat hutang. Setelah berlangsung krisis maka para pembuat keputusan semakin arif dalam menentukan struktur modal atau tingkat hutang, dimana mereka memperhatikan tingkat profitabilitas (profit) dan nilai aktiva bersih sebagau jaminan hutangnya (asset). Semakin tinggi profit justru mengurangi tingkat hutang perusahaan, sementara semakin tinggi nilai aktiva (asset), maka akan semakin tinggi tingkat hutangnya.
Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh variabel determinansi yang menentukan keputusan struktur pemodalan (capital structure) berdasarkan tingkatfinancially constrained (kendala keuangan) perusahaan. Dengan menggunakan klasifikasi tingkat financially constrained perusahaan berdasar pada data dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2001, didapatkan basil untuk perusahaan yang mempunyai klasifikasi kendala keuangan maka variabel yang dianggap turut serta dalam penentuan financially constrained perusahaan adalah profit, dividen dan PBV Berdasar uji signifikansi, dan uji model dengan menggunakan regressi logistik variabel secara signifikan menjelaskan korelasinya terhadap kondisi financially constrained perusahaan. Dimana masing-masing variabel mempunya1 korelasi negatif terhadap tingkatfinancially constrained perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reindel Zulfikar Ngabito
"Krisis moneter yang melanda Indonesia telah berubah menjadi krisis ekonomi yang menyebabkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan tingkat pengangguran yang semakin besar. Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia.
Dengan melihat adanya indikasi penurunan pendapatan perusahan BUMN mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai kemungkinan sualu perusahaan dikatakan layak usaha dengan menggunakan model Altman Z-Score. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah meningkatnya kemungkinan suatuperusahaan BUMN dikatakan layak usaha dapat diprediksi dengan Altman Z-Score.
Dari 158 BUMN di Indonesia diambil 12 (duabelas) perusahaan BUMN yang terdiri dari 6 (enam) BUMN memiliki kriteria equity negatif dan mengalami penurunan pendapatan atau merugi dan 6 (enam) BUMN lain dengan kriteria equity positif dan mengalami penurunan pendapatan. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif, sehingga untuk mencapai basil penelitian perlu dilakukan analisis laporan keuangan dari obyek penelitian, Analisis laporan keuangan dilakukan dengan memanfaatkan model Altman Z-Score. Setelah melakukan perhitungan Z-Score, tahap berikutnya adalah meneari nilai Z proporsi untuk Z layak usaha dan Z bangkrut.
Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman, dapat diketahui bahwa Z-Score untuk PT. A, PT. B, PT. C. PT. D. PT. E. PT. F dan PT. G pada tahun 2004 menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam kondisi tidak layak usaha atau bangkrut.Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. H dan PT. I pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaan berada dalam kondisi ambang. Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. J, PT. K dan PT. L pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaanperusahaan tersebut berada dalam kondisi Layak Usaha. Dari 12 (duabelas) BUMN yang menjadi obyek dalam penelitian ini. diketahui yang sering menjadi inasalah adalah X2 (terdapat 9 BUMN) dan X3 (terdapat 7 BUMN) yang merupakan casio rentabilitas/profitabilitas dengan nilai yang terlalu rendah bahkan negatif.
Dengan menggunakan persamaan model Altman Z-Score diketahui beberapa BUMN berada dalam kriteria bangkrut. tetapi perusahaan-perusahaan BUMN tersebut masih terns menjalankan kegiatannva. Hal ini dapat dipahami karena dengan berbagai pertimbangan pihak pemerintah masih mengalokasikan dana untuk kelangsungan kegiatan usaha perusahaan-perusahaan tersebut.

Monetary crisis that happened in Indonesia brought many changed to our economy. Crisis causing many company became bangkrupted and a higher level of unemployment. It is happened, although our fundamental of economy in the past said to be strong and adored by the world bank. In spite of this there is some structurally weakness such as a stiff domestic trade regulation, monopoly of import that caused economy activity inefficiency and uncompetitive.
This is happened in a flash and of course it had influenced much on private companies and the state owned enterprises (SOE). As we know that the SCE's is much more being a ridiculate company rather than flatered. Because of this long crisis the SOE's company should be brave to face the changed.
Because of the SOE's indication of revenue decreased, giving the writer an idea to do a research about Implementation of Altman Z-score model to the SOE company in Indonesia. Moreover, writer doing an analysis to the result of this model and giving some recomendation to the manajer about what is going on in the company. It is true that the Altman Z-Score model can predict the bangkcrupty of the SOE's company.
From 158 SOE's company, the writer select 12 (twelve) SOE's and the criteria will be 6 (six) companies that has a negative equity and has a revenue decreased problem. The other 6 (six) SOE's are companies that had a positive equity and a revenued decrease problem. This research is plan to be a quantitative research, so the analysis of the companies financial report are being done.
From the Altman Z-Score model, it is find out that Z-Score for the company A, 13, C, D, E. F and G in the 2004 is in a bangkrupt condition. For company H and I the Z-Score result was in grey area. And for company 1, K and L the Z-Score result was in proper condition. From the analysis, the writer find also that X2 (9 SOE's) and X3 (7 SOE's) or the profitability ratio was score below and even negative.
For the SCE's in Indonesia, although the resut was bangkrupt but those SOE's still running. It can be understand because with many kind of reason the government still alocate some extra money for those companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Hariz
"Pelaporan keuangan pada organisasi nirlaba khususnya partai politik sangat penting keberadaanya sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas organisasi tersebut yang memang harus dipertanggung jawabkan kepada public. Penelitian ini membandingkan antara teori dalam pelaporan keuangan organisasi nirlaba dengan prakteknya. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan laporan keuangan yang ada dengan peraturan, hukum, dan perundang-undangan yang mengatur pelporan keuangan partai politik tentunya juga berdasarkan PSAK 45 yang menjadi dasar pelaporan keuangan organisasi nirlaba di Indonesia. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyusun laporan keuangan tahunan sesuai dengan aturan dan Undang-Undang partai politik.

This focus of study is Financial reporting on non-profit organization especially in political party. It is very important to improve transparency and accountability as a form of responsibility to publics. Transparancy and accountability in this thesis focused comparison between theory in accounting for non-profit organization and practice at political party. Comparation beetween financial statement with regulationss and codes surrounding financial reporting process in political party which also based on Indonesian accounting standard (PSAK) 45 about financial reporting for not-for-profit organization in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roseline Mannuela Anwar
"Pandangan terkait dengan Resource Based View memiliki perspektif bahwa social capital yang dimiliki oleh anggota dewan perusahaan dapat menjadi kekuatan serta keunggulan bagi perusahaan. Salah satu bentuk dari social capital tersebut adalah koneksi internal yang terjalin antar anggota dewan baik komisaris maupun direksi perusahaan. Penelitian yang mengkaji terkait koneksi internal dewan perusahaan sampai sejauh ini masih relatif jarang dijumpai di dalam literatur keuangan, khususnya di Indonesia. Di dalam penelitian ini akan ditelusuri bagaimana pengaruh dari board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Sampel yang diamati meliputi perusahaan publik pada seluruh sektor di Indonesia terkecuali sektor keuangan selama periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Di samping itu mengingat mayoritas perusahaan di Indonesia di dominasi oleh perusahaan keluarga, maka dalam penelitian ini akan ditelusuri juga bagaimana kehadiran dari adanya kontrol keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Pada hasil pengujian empiris yang dilakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya kontrol keluarga di dalam perusahaan mampu memperlemah hubungan positif antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan.

Resource Based View has a perspective that board social capital can become an advantage for the company. Internal connection is one of the social capital that exist in firm’s board members. Empirical study that focus on investigating the board internal connection on firm performance are still rare in the financial literature, especially in Indonesia. The purpose of the study is to investigate the effect of board internal connection on firm performance in Indonesia. This study employs a sample comprising all Indonesian listed companies during the period 2017 to 2019, excluding the financial and banking sector. Majority of companies in Indonesia are dominated by family companies, so in this study also investigates how the existence of family control can affect the relations between board internal connection and firm performance in Indonesia. This study provides empirical evidence that the existence of family control in the company weaken the positive relationship between board internal connection and firm performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Boris Sihar
"Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah sebuah wahana investasi yang relatif barn berkembang di Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan jurnlah RDPT meningkat pesat setelah munculnya produk bare yang bernama Surat Utang Negara.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kinerja RDPT di Indonesia selama tahun 2001-2004. Penelitian dilakukan untuk melihat kinerja berdasarkan risk-adjusted return dirnana metode yang dipakai adalah Information Ratio dan Downside Risk Metode yang dipakai mengukur Information Ratio adalah Model Goodwin sementara metode untuk mengukur Downside Risk menggunakan Metode Net Selectivity. Net Selectivity yang digunakan adalah Net Selectivity Fama dan Net Selectivity Kochman. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah return RDPT mempunyai kemencengan dan apakah ada ROPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil dari beta RDPT itu sendiri.
Selain itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana berdasarkan karakteristik RDPT. Model yang digunakan adalah modifikasi dari Model Philpot . Adapun variabel yang akan diteliti adalah return periode sebelumnya, aset suatu RDPT dari periode sebelumnya, expense ratio, dan usia suatu RDPT.
Hasil penelitian menunjukkan Manajer Investasi tidak mampu memberikan nilai Information Ratio yang balk. Downside Risk RDPT secara rata-rata terbukti juga sangat tinggi. RDPT mempunyai kerencengan negatif dan terdapat sebuah RDPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil daripada betanya sendiri. Hasil regresi karakteristik RDPT menunjukkan bahwa variabel return sebelumnya dan asset tidak mempengaruhi return RDPT. Sementara itu, expense ratio berpengaruh secara positif signifikan pada return dan variabel usia berpengaruh negatif signifikan terhadap return RDPT.

Fixed-income mutual funds are relatively new investment vehicle in Indonesia. The significant growth of them are initially triggered by the issues of government bank recapitalisation bonds.
The research is intended to evaluate the performance of fixed-income mutual funds during the years 2001 -2004. We aim to evaluate the performance based on risk-adjusted returns by the Information Ratio and Downside Risk criterias. We employ the Goodwin Model for Information Ratio and Net Selectivity Model for performance evaluation. The Net Selectivity models we used are from Fama's Net Selectivity and Kochman's Net Selecitvity. Furthermore, this research also aims to find if fixed-income mutual funds exhibit skewness and locate any fixed-income mutual fund that posses downside risk less than required by its respective beta.
This research also investigates attributes influencing fixed income mutual funds returns. We employ Philpot's Model with four experimental variables represent the attributes of individual mutual funds, and include prior return, prior total net assets, expense ratio, and age of fixed income mutual funds.
The result showed that fund managers were unable to generate good Information Ratio and minimize downside risk. Fixed-income mutual funds exhibited negative skewness and we also found a fixed-income mutual fund that possesed downside risk below its respective beta. The result also showed that a fixed-income mutual funds return is unrelated to its prior return and its assets. However, a fixed-icome mutual funds return is positively related to its expense ratio and is negatively related to its age.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizna Citra Pertiwi
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari struktur jajaran direksi dan dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. Variabel dependen adalah ROA dan Tobin?s q sedangkan variabel independen adalah ukuran jajaran direksi, keberadaan direktur wanita, ukuran dewan komisaris, presentase komisaris independen, lama direktur menjabat, jumlah rapat, leverage , umur perusahaan, ukuran perusahaan dan lama listing. Penelitian ini membuktikan ukuran jajaran direksi mempunyai hubungan positif terhadap kinerja perusahaan baik segi keuangan (ROA), maupun dari segi pasar (Tobin?s q). Keberadaan direktur wanita tidak mempunyai hubungan terhadap kinerja perusahan baik segi keuangan (ROA), maupun dari segi pasar(Tobin?s q). Ukuran dewan komisaris tidak mempunyai hubungan terhadap kinerja perusahan dari segi keuangan (ROA) dan mempunyai hubungan positif terhadap kinerja perusahan dari segi pasar (Tobin?sq). Komisaris independen tidak mempunyai hubungan terhadap kinerja perusahan baik segi keuangan (ROA), maupun dari segi pasar(Tobin?s q).

ABSTRACT
The aim of this research is to examine the relationship of the Board of Director and Board of Commissioner?s structure towards the company's performance. Dependence variable are ROA and Tobin?s q, whereas independence variable are size of Board of Direction, presence female directors, size of Board of Commissioner, president director tenure, number board meetings, leverage, firm age, size of the company, and years listing. This research proof that size of the board of director gives positive relationship towards company?s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between presence of female director with company?s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between size of board of commissioner with company?s performance in financial terms (ROA) and have a positive relationship towards company?s performance and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between independent commissioner with company?s performance both in financial terms (ROA) and market terms (Tobin?s Q).;The aim of this research is to examine the relationship of the Board of Director and Board of Commissioner?s structure towards the company's performance. Dependence variable are ROA and Tobin?s q, whereas independence variable are size of Board of Direction, presence female directors, size of Board of Commissioner, president director tenure, number board meetings, leverage, firm age, size of the company, and years listing. This research proof that size of the board of director gives positive relationship towards company?s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between presence of female director with company?s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between size of board of commissioner with company?s performance in financial terms (ROA) and have a positive relationship towards company?s performance and market value (Tobin?s Q). There is no relationship between independent commissioner with company?s performance both in financial terms (ROA) and market terms (Tobin?s Q)., The aim of this research is to examine the relationship of the Board of Director and Board of Commissioner’s structure towards the company's performance. Dependence variable are ROA and Tobin’s q, whereas independence variable are size of Board of Direction, presence female directors, size of Board of Commissioner, president director tenure, number board meetings, leverage, firm age, size of the company, and years listing. This research proof that size of the board of director gives positive relationship towards company’s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin’s Q). There is no relationship between presence of female director with company’s performance both in financial terms (ROA) and market value (Tobin’s Q). There is no relationship between size of board of commissioner with company’s performance in financial terms (ROA) and have a positive relationship towards company’s performance and market value (Tobin’s Q). There is no relationship between independent commissioner with company’s performance both in financial terms (ROA) and market terms (Tobin’s Q).]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>