Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Aja Nurul Muslimah
"Corporate Governance merupakan suatu konsep yang mengatur struktur hubungan dan keterkaitan tanggung jawab antara pihak-pihak inti dalam perusahaan yaitu Pemegang saham, Dewan Direksi, Dewan Komisaris termasuk manajer,yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Mengingat banyaknya manfaat penerapan Good Corporate Governance, maka penelitian mengenai manfaat penerapan Good Corporate Governance bagi perusahaan sangat penting dilakukan. Sosialisasi mengenai manfaat-manfaat tersebut akan mendorong perusahaan untuk menerapkan Good Corporate Governance. Salah satu manfaat yang mungkin bisa dinikmati oleh perusahaan apabila menerapkan Good Corporate Governance adalah nilai Cost of Capital yang semakin rendah. Skripsi ini secara umum bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan Good Corporate Governance bagi perusahaan, yakni manfaatnya pada penurunan Cost of Capital. Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara penerapan Good Corporate Governance dengan Cost of Capital perusahaan. Data-data mengenai skor Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari basil survey Good Corporate Governance Perception Index yang dilakukan oleh The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG). Sedangkan nilai Cost Of Capital diperoleh dari perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan metode Historical Return. Nilai-nilai, yang diperoleh kemudian dilihat korelasinya dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan korelasi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan antara skor Corporate Governance dengan Cost of Capital perusahaan lemah dan tidak signifikan. Agar manfaat penerapan Good Corporate Governance pada penurunan Cost of Capital terjadi, diperlukan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi terlebih dahulu yakni pasar modal yang efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Dian Widiari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap terhadap total pengungkapan, pengungkapan non financial measures dan
pengungkapan financial measures dan untuk mengetahui pengaruh tingkat
pengungkapan informasi non financial measures dan financial measures terhadap
cost of equity perusahaan publik. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2014. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
umur perusahaan, persentase kepemilikan publik, tingkat pertumbuhan
perusahaan, tingkat utang yang dimiliki perusahaan, dan tingkat profitabilitas
perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik perusahaan
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan secara keseluruhan/total disclosure,
non financial measures dan financial measures dan pengungkapan total
disclosure, non financial measures dan financial measures memiliki kolerasi
negatif terhadap cost of equity

ABSTRACT
The aims of this study are to determine whether there are significant differences
between company characteristic on company total disclosure and whether there
are significant differences between non financial measures disclosure and
financial measures disclosure on cost of equity. This research is an empirical
study and conducted on manufacture companies listed on Indonesia Stock
Exchange during the years of 2013-2014. Independent variable of this study are
company size, company age, percentage of public ownership, company growth,
company leverage, and company profitability. This study concludes that the
company characteristic show a significant effect on company total disclosure and
company disclosure show a negative coleration on company cost of equity"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Tri Setyanto
"ABSTRAK
Suatu Proyek yang berhasil ditentukan oleh berbagai hal yang perlu, untuk ditelaah dan dipelajari, sesuai dengan karakteristik proyek terse but. Tahap-tahap penyusunan proyek selalu dimulai dengan perencanaan, survey, kaji ulang, serta pelaksanaannya.
PT X bergerak di bidang jasa angkutan semen. Dalam masa krisis ekonomi periode tahun 1997-2000, kondisi keuangan PT X menurun sebagai akibat dari perrnintaan semen domestik yang menurun, dan karena adanya kewajiban bayar hutang yang berjalan. Karenanya, pemegang saham selalu menyuntikkan dana, agar PT X dapat memenuhi kewajiban bayar hutangnya tersebut. PT X menerima penunjukan dari PT ITP untuk mengangkut semen ke suatu daerah tujuan, tetapi mempunyai masalah dalam memenuhi kebutuhan alat angkutannya (truk), untuk memenuhi perrnintaan tersebut, karena sedang mengalarni kekurangan armada, sehingga merencanakan untuk menambah armada angkutannya. Hal ini dimaksudkan agar kapasitas semen yang diproduksi PT ITP dapat terpenuhi kebutuhan pengangkutannya oleh PT X, tanpa melakukan sewa guna dengan perusahaan jasa angkutan lain.
Selama tahun 2002 PT X menambah armadanya sejumlah 95 unit. Dengan penambahan armada dan peremajaan truk angkutan ini, PT X dapat men-generate cash inflow lebih baik dan nilai penjualan juga meningkat. Hal ini karena margin industri jasa angkutan sangat tipis, sekitar 14%, sehingga economic of scale penambahan armada ini dapat dicapai.
Maka dalam tahun 2003 PT X juga akan melakukan penambahan armada baru untuk memenuhi kebutuhan yang belum dapat dipenuhinya, untuk PT ITP. Dengan penambahan ini, maka. perlu dilakukan pengkajian dan analisa/uji kelayakan terhadap proyek penambahan armada ini untuk dapat tidaknya direalisasikan.
Dalam analisa saat ini, dilihat dari laporan keuangannya, PT X sangat optirnis dapat meningkatkan laba perusahaannya dalam beberapa tahun ke depan. Proyeksi laporan cash in jlow-nya cukup bagus,dengan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan analisa Capital Budgeting, proyek penambahan ini cukup menarik untuk dilakukan, mengingat nilai payback period yang pendek, dan nilai NPV yang positif juga pada pengujian APV, FTE dan WACC, kondisi NPVnya positif, dan proyek tersebut layak untuk direalisasikan.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anessa Musfitria
"Penyampaian informasi keuangan melalui website perusahaan semakin banyak dilakukan perusahaan karena kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan media pelaporan konvensional. Bapepam-LK (kini OJK) bahkan telah mewajibkan pelaporan keuangan dalam website perusahaan melalui keputusan KEP-431/BL/2012. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intenet financial reporting terhadap biaya modal yang terdiri dari Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Indeks IFR mengadopsi penelitian Prasetya et al., (2010) dimana IFR dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek konten, aspek ketepatan waktu dan aspek presentasi. Variabel kontrol yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan, Likuiditas dan Interest Coverage Ratio. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar pada indeks kompas 100 periode Agustus 2016-Januari 2017. Hasil penelitian membuktikan bahwa Internet Financial Reporting secara keseluruhan maupun setiap aspeknya tidak berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Hanya variabel Petumbuhan perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas, dan hanya variabel Likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Utang.

Submission of financial information through the company website more done by the company because of its advantages compared with conventional reporting media. Bapepam-LK (now OJK) has even required financial reporting on the company's website through the decision of KEP-431 / BL / 2012. This study aims to see the effect of Intenet Financial Reporting on capital costs consisting Cost of Equityt and Cost of Debt. The IFR index adopts Prasetya et al., (2010) where IFR is divided into 3 aspects: content, timeliness and presentation aspects. The control variables used are Company Size, Profitability, Corporate Growth, Leverage, Age of Company, Liquidity and Interest Coverage Ratio. The sample used is a company listed on the Compass index 100 period August 2016-January 2017. The results prove that Internet Financial Reporting as a whole and every aspect has no significant effect on the Cost of Equity and Cost of Debt. Only variable of company's growth has significant effect to Cost of Equity, and only Liquidity variable has significant effect to Cost of Debt."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jansen Julianto Lepar
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan dengan biaya ekuitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dan 2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 75 perusahaan yang termasuk dalam sektor industri manufaktur, dengan total observasi sebanyak 150. Pengungkapan risiko diukur menggunakan metode analisis isi dengan menghitung jumlah kata yang dalam kalimat yang diidentifikasikan sebagai pengungkapan risiko, sedangkan biaya ekuitas diestimasikan dengan menggunakan metode Capital Assets Pricing Model (CAPM). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan signifikan positif antara pengungkapan risiko dengan biaya ekuitas. Hal ini menunjukan bahwa pengungkapan risiko dapat mengubah persepsi risiko investor, sehingga membutuhkan peningkatan pengembalian sebagai kompensasi atas peningkatan tingkat risiko yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya ekuitas perusahaan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the relationship between risk disclosure in the company?s annual report with cost of equity of companies listed in the Indonesian Stock Exchange in 2013 and 2014. Sample used in this study is 75 companies included in manufacturing sector. Risk disclosure is measured using the method of content analysis by counting the number of words in sentences that are identified as risk disclosure, while the cost of equity is estimated using Capital Assets Pricing Model (CAPM). The result of this study showed that there is a significant positive relationship between risk disclosure and cost of equity. This finding shows that the risk disclosures may change investors' perception of risk, so it requires an increase in the return to compensate the increase in risk level which will eventually increase the cost of equity."
2016
S64432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aprilia Wulandari
"ABSTRAK
Walaupun sudah banyak penelitian yang mencoba menelaah pengaruh pengungkapan CSR keberlanjutan terhadap kinerja perusahaan, namun masih jarang yang menggunakan pendekatan kualitas untuk mengukur pengungkapan tersebut, terutama untuk kasus di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah tersebut dengan cara membagi kualitas pengungkapan CSR keberlanjutan menjadi CSR Inti yang berbasis kinerja riil dan CSR Umum yang hanya bersifat pencitraan, serta menelaah pengaruhnya masing-masing terhadap biaya ekuitas perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh dari kondisi earnings opacity laporan keuangan dalam memoderasi hubungan masing-masing kualitas pengungkapan CSR keberlanjutan terhadap biaya ekuitas. Penelitian ini mengambil sampel berupa emiten Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan standalone secara berturut-turut untuk periode kinerja selama 2013-2015, dan menggunakan model regresi data panel Pooled Least Square untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR Inti memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Sedangkan pengungkapan CSR Umum memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Penelitian ini juga membuktikan bahwa earnings opacity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan masing-masing kualitas laporan keberlanjutan dengan biaya ekuitas, atau dengan kata lain laporan keberlanjutan tidak terbukti berperan sebagai komplementer dari laporan keuangan.

ABSTRACT
Although there are many research conducted to investigate the effect of CSR sustainability disclosure on company rsquo s performance, only few of them used quality approach to measure the disclosure, especially for case in Indonesia. The purpose of this research is to fill in that gap by dividing quality of CSR sustainability disclosure into Core CSR, which is based on real performance, and General CSR, which is only for building company image. Then, each of the qualities will be examined to know its effect on cost of equity. The other purpose of this research is to investigate the role of earnings opacity in moderating the effect of each quality of CSR sustainability disclosure on cost of equity. This research use listed companies in Indonesia Stock Exchange which publish standalone sustainability report for period 2013 2015 as sample and Pooled Least Square panel data regression model to test the hypothesis. The result shows that Core CSR have negative insignificant effect on cost of equity, while General CSR proves to have insignificant effect on cost of equity. The result also shows that earnings opacity does not have any significant effect in moderating the effect of each disclosure quality on cost of equity, which means sustainability disclosure is not proved to be a complement for financial disclosure. "
2017
S66997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunice Shertaria Bangun
"Thesis ini menganalisa kelayakan dari Online Peer-to-peer Lending sebagai alternatif pembiayaan bagi UKM din Indonesia. Pembiayaan masih menjadi salah satu masalah terbesar bagi UKM di Indonesia. Online P2P Lending sebagai salah satu fenomena dari maraknya tren Fintech, menawarkan cara yang cepat dan mudah untuk menghubungkan peminjam dan pemberi pinjaman untuk melakukan transaksi kredit. Namun, UKM di Indonesia masih perlu memahami kelebihan dan keuntungan dari Online P2P Lending dan bagaimana mereka dapat menggunakan tipe pembiayaan ini untuk membiayai bisnis mereka.
Dengan menggunakan studi kasus terhadap sebuah perusahaan air minum dalam kemasan, thesis ini menganalisa kondisi terkini perushaan dan menawarkan strategi baru untuk menghadapi peluang dan tantangan dalam ekonomi dan industry, dan pada akhirnya membuat proyeksi keangan menggunakan Online P2P Lending dan KUR, sebagai salah satu sumber pembiayaan UKM yang paling dikenal di Indonesia.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa, strategi yang ditawarkan akan menghasilkan arus kas positive bagi perusahaan. Namun, jika menggunakan Online P2P Lending, pemilik perusahaan harus membayar cost of capital yang lebih tinggi dari KUR. Namun bagaimanapun juga, perusahaan harus mempertimbangkan aspek-aspek baik keuangan maupun non-keuangan sebelum memilih sumber pembiayaan yang paling tepat.

This thesis analyzes the feasibility of Online Peer-to-peer Lending as one of the alternative funding sources for Indonesian SMEs. Funding is still one of the biggest issues for SMEs in Indonesia in order to operate and sustain. Online P2P Lending as a new phenomenon among the rise of Fintech trends, offers quick and easy way to connect lenders and borrowers to engage in a loan transaction. However, SMEs still need to understand the advantage and disadvantages of Online P2P Lending and how they can make use of this type of funding to fund their business.
Using a small water bottled manufacturer firm as a case study, this thesis analyzes the current condition and proposes new strategy to face the challenge and opportunity in the economy and industry and in the end, creates a financial projection using Online P2P Lending and KUR, as one of the familiar SME funding source in Indonesia.
The result shows, regardless the funding sources used, the proposed strategy generates positive cash flow to the company. However, using Online P2P Lending, owner should deal with higher cost of capital than if KUR is used. Nevertheless, SMEs should consider both financial and non-financial aspects before selecting the most appropriate funding source.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrida Mawaniar
"Penelitian menguji hubungan cost of equity capital dengan pengungkapan CSR pada sampel perusahaan ekstraktif dan manufaktur yang listing di BEI di tahun 2009 sampai tahun 2011. Tujuannya penelitian pertama adalah menguji hubungan positif antara biaya ekuitas modal di tahun 2009 dengan pengungkapan CSR di tahun 2010, dengan menggunakan variabel-variabel kontrol ukuran perusahaan, ROA, leverage, dan market-to-book di tahun 2009. Sementara pada pengujian hipotesis kedua yaitu menguji hubungan negatif antara pengungkapan CSR di tahun 2010 dengan biaya ekuitas modal tahun 2011. Pada pengujian kedua menggunakan varibel-variabel kontrol ukuran perusahaan, BETA, leverage, dan market-to-book di tahun 2010. Pengungkapan diukur dengan indeks GRI (Global Reporting Initiatives) yang memiliki 79 item pengungkapan. Variabel biaya ekuitas modal menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model) yang diproksi menggunakan data IHSG, tingkat suku bunga SBI, dan market risk premium perhitungan Damodaran. Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan signifikan positif pada pengujian hipotesis pertama yang berarti biaya ekuitas modal di tahun 2009 berpengaruh secara negatif dengan pengungkapan di tahun 2010. Sementara itu pada pengujian hipotesis kedua membuktikan terdapat hubungan negatif antara pengungkapan di tahun 2010 dengan biaya ekuitas modal di tahun 2011. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat pengungkapan perusahaan yang lebih di tahun 2010 memengaruhi biaya ekuitas modal yang rendah di tahun berikutnya.

The study examines the relation between cost of equity capital to the disclosure of CSR in the extractive and manufacturing company samples which listed on the Stock Exchange in 2009 until 2011. The first research is to test the positive relationship between the cost of equity capital in 2009 with the disclosure of CSR in 2010, using the control variables of firm size, ROA, leverage, and market-to-book in 2009. While the second hypothesis is to test the negative relationship between CSR disclosure in 2010 with the cost of equity capital in 2011. In the second test, using a variable-variable control of the size of the company, BETA, leverage, and market-to-book in 2010. Disclosure is measured by the GRI index (Global Reporting Initiatives) which has 79 items of disclosure. The variable cost of equity capital using the CAPM models (Capital Asset Pricing Model), which proxied by IHSG, SBI interest rate and market risk premium with Damodaran calculation. The research proves there is a significant positive relationship in the first hypothesis, which means the cost of equity capital in 2009 negatively affected by the disclosure in 2010. Meanwhile, the second hypothesis testing to prove there is a negative relationship between the disclosure in 2010 at a cost of equity capital in 2011. This shows that the more level of corporate disclosure in 2010 affects lower cost of equity capital in the next year."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Aulia Vianida
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh siklus hidup perusahaan terhadap biaya ekuitas. Penelitian ini juga menguji peran faktor moderasi tata kelola perusahaan pada pengaruh siklus hidup perusahaan terhadap biaya ekuitas. Dengan menggunakan 217 sampel dari tahun 2010 ? 2013, ditemukan bukti bahwa biaya ekuitas tahap growth, mature, dan decline lebih rendah secara signifikan dibandingkan tahap shake out. Efektivitas fungsi pengawasan dewan komisaris hanya terbukti memperkuat pengaruh negatif siklus hidup perusahaan terhadap biaya ekuitas pada tahap growth dan mature. Adapun efektivitas fungsi pengawasan komite audit mampu memperkuat pengaruh negatif siklus hidup perusahaan terhadap biaya ekuitas pada seluruh siklus hidup perusahaan.

This study is aimed to investigate the impact of corporate life cycle on cost of equity. This study is also aimed to examine the role of corporate governance as moderating variable on the impact of corporate life cycle on cost of equity. Using 217 observations of listed firms in IDX from 2010 - 2013, it is found that cost of equity in growth, mature, and decline stage is significantly lower than shake out stage. The effectiveness of monitoring role by board of comissioner is proven significantly strengthen the negative impact of corporate life cycle on cost of equity in growth and mature stages. In addition, The effectiveness of monitoring role by audit commitee is proven significantly strengthen the negative impact of corporate life cycle on cost of equity in all stages.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovani Firyan Dara
"Tingginya cost of equity yang ditanggung oleh perusahaan, dapat berarti pula bahwa, tinggi pula tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor. Laporan keuangan perusahaan menjadi sumber informasi utama investor dalam menilai tingkat risiko investasi perusahaan. Ketika terjadinya ketidaksamaan informasi yang dimiliki antar investor, mendorong terjadinya asimetri informasi. Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi dengan salah satunya melakukan peningkatan pada kualitas laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari financial reporting quality terhadap cost of equity dengan adanya peran dari information asymmetry, pada perusahaan non keuangan di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan metode data panel dan variabel kontrol berupa size, leverage, growth dan dispersion. Hasilnya adalah perusahaan yang meningkatkan keterbukaan informasi keuangannya cenderung mengurangi asimetri informasi, namun, tidak dapat mempengaruhi secara langsung hubungan antara financial reporting quality dengan cost of equity bagi perusahaan non keuangan di Indonesia.

The higher cost of equity which is borne by the company, may mean that, the higher the rate of return required by investors. The financial reporting of the company is main source of information in when investor assess the level of risk when investing in a company. When the inequality between the information held by investors, pushing the asymmetry of information. Companies can reduce information asymmetry with making improvements to the quality of the company's financial reporting. This study aims to see how the effects of the financial reporting quality of the cost of equity with the role of information asymmetry, non financial firms in Indonesia, using panel data and control variables such as size, leverage, growth and dispersion. The result is a company that increases its financial information disclosure tends to reduce the asymmetry of information, however, information asymmetry can not affect directly the relationship between financial reporting quality with a cost of equity for non financial companies in Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>