Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovancha T.M.M.K.S.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia dalam jangka pendek, dimana faktor terbagi atas variabel sisi permintaan dan variabel sisi penawaran. Ruang Iingkup penelitian adalah berdasarkan model inflasi M.S. Mohanty dan Marc Klau (2003) yang telah dipergunakan untuk beberapa negara berkembang tetapi belum digunakan untuk Indonesia. Dalam model Mohanty dan Klau, variabel sisi permintaan terdiri atas selisih output dan kelebihan jumlah uang beredar. Sedangkan variabel sisi penawaran terdiri atas tingkat perubahan nilai tukar, tingkat perubahan upah dan supply shock. Hasil yang diperoleh berdasarkan data triwulanan dari tahun 1990 sampai 2002 adalah variabel sisi penawaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap inflasi. Sedangkan dari variabel sisi permintaan yang signifikan mempengaruhi inflasi hanya selisih output. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dalam jangka pendek kebijakan moneter tidak berpengaruh terhadap pengendalian harga di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Darmansjah Muhammad Prijanto
"Tesis ini membahas pengaruh variabel-variabel makroekonomi khususnya variabel moneter terhadap perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia dengan periode penelitian triwulanan sejak triwulan I ? 2000 s.d. triwulan IV - 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda dan diperoleh hasil bahwa variabel disposable income dan beberapa variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi periode sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsumsi rumah tangga di Indonesia. Besaran pengaruh variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat tergantung pada tingkat suku bunga dan tingkat inflasi periode sebelumnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku konsumsi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang cenderung stabil ditunjukkan oleh MPC yang konstan dalam periode penelitian.

The focus of this study is discusses the influence of macroeconomic variables, especially monetary variables on the behavior of household consumption in Indonesia with sample period since Quarter I - 2000 until Quarter IV - 2009. The method is used in this research is multiple linear regression.
The result of this study obtained that the disposable income variable and several variables namely time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior periods have a significant influence on changes in household consumption in Indonesia. The magnitude of monetary variables i.e. time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior period influence to the household consumption expenditure are highly depends on the previous interest rates and inflation rate. The results also showed that the consumption behavior of the Indonesian community in the long term stable indicated by the MPC is constant within the period of study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto Reksoprodjo
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat efektifitas penggunaan panduan kebijakan moneter atau monetary policy rule yang dicetuskan oleh Bennet T. McCallum dalam menurunkan tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang tanpa mengabaikan adanya kemungkinan fluktuasi pada perekonomian yang mungkin terjadi pada jangka pendek. Panduan atau rule tersebut secara garis besar bertujuan untuk membuat harga tumbuh pada tingkat yang rendah dengan membuat cadangan perbankan atau uang primer, yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter, tumbuh pada tingkat yang dapat membuat pertumbuhan output nominal sama dengan pertumbuhan output rill jangka panjang. Hal ini secara teoritis akan dapat meminirnisir tingkat pertumbuhan harga. Pengujian dilakukan dengan mensimulasikan penerapan panduan kebijakan moneter tersebut dalam penyusunan kebijakan moneter di Indonesia pasca Deregulasi Juni 1983 melalui model Keynes dinamis sederhana. Simulasi yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh suatu gads trend harga dalam jangka panjang untuk kondisi-kondisi di mana panduan tersebut tidak dipergunakan dan di mana panduan tersebut dipergunakan, sehingga dengan membandingkan garisgaris trend tersebut dapat terlihat apakah penggunaan panduan McCallum dalam penibuatan kebijakan rnoneter dapat membuat harga dalam jangka panjang tumbuh pada tingkat yang lebih rendah. Tahapan simulasi yang dilakukan pertama-tama adalah mengestimasi parameterparameter regresi model Keynes dinamis sederhana dengan mempergunakan data triwulanan Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Juni 1983 hingga triwulan keempat 1993, sehingga model tersebut dapat mempunyai validitas yang baik untuk kondisi Indonesia. Dan hasil estimasi regresi, terlihat diperlukan waktu yang cukup lama bagi perubahan pertumbuhan variabel uang primer sebagai variabel instrumen untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan harga. Kemudian dilakukan pengujian kelayakan simulasi untuk model tersebut dengan menggunakan besaran-besaran Root Mean Square Error (RMSE), Mean Absolute Error (MAE), Mean Percentage Error (MPE), dan Theil Inequality Coefficient (TIC) untuk memastikan bahwa deviasi data hasil simulasi tidak menyimpang jauh dan data sebenarnya. Hasil simulasi ini juga merupakan hasil simulasi model Keynes tanpa keberadaan panduan kebijakan McCallum. Kemudian ke dalam model tersebut dimasukkan panduan kebijakan McCallum yang mensubstitusikan variabel uang primer dalam model yang bersangkutan, dan disimulasikan kembali, namun kali ini tidak dilakukan pengujian kelayakan simulasi, karena hasil simulasi pasti akan berbeda jauh dari data sebenarnya mengingat panduan kebijakan McCallum ini tidak pernah dipergunakan di Indonesia. Hasil simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi model Keynes tanpa keberadaan panduan kebijakan tersebut. Perbandingan hasil simulasi tersebut di atas menunjukkan bahwa penggunaan panduan kebijakan McCallum dalam penyusunan kebijakan moneter dalam jangka panjang memang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan harga, namun dalam jangka pendek penggunaan panduan tersebut menimbulkan fluktuasi pertumbuhan harga yang lebih besar dibandingkan jika panduan tersebut tidak dipergunakan. Hal ini dikarenakan penggunaan panduan McCallum memerlukan suatu kondisi di mana variabel instrumen dapat segera tersesuaikan jika terjadi penyimpangan dari apa yang ditargetkan, sedangkan dari hasil estimasi regresi maupun hasil simulasi menunjukkan perubahan variabel uang primer baru dapat mempengaruhi perubahan tingkat harga setelah lag waktu yang cukup panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharso Safuan
"Mencapai cita cita menuju Indonesia Emas 2045 akan menjadi tantangan, tetapi itu adalah tujuan yang patut diperjuangkan. Dengan berinvestasi di bidang pendidikan, infrastruktur, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua warganya. Selain itu, untuk mewujudnya membutuhkan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Ini juga akan membutuhkan komitmen yang kuat untuk reformasi dan inovasi. Dari sisi kebijakan (moneter), salah satu elemen penting dalam jangka kaitannya dengan independensi bank sentral adalah komitmen untuk stabilisasi harga (price stability). Tingkat harga yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang maksimum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
PGB 0616
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arif Setiawan
"Inflation Targeting Framework (ITF) dalam dua dekade terakhir semakin popular sebagai sebuah pendekatan baru dalam kebijakan moneter yang menggunakan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan menggantikan besaran lain seperti pertumbuhan jumlah uang beredar. Namun ITF menemui banyak kritik menyangkut orientasi kebijakan yang mengutamakan stabilisasi yang menurut pengkritik akan mengorbankan pertumbuhan dan pengangguran. Atas kritik tersebut pendukung ITF menunjukkan bahwa ITF adalah kerangka kebijakan yang flexible yang dalam jangka pendek dapat merespon permasalahan output seperti di masa krisis. ITF merupakan pendekatan kebijakan yang bersifat diskresi daripada sebuah rule yang kaku. Sementara beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa respon terhadap inflasi pada negara yang menerapkan ITF justru menurun setelah penerapan ITF. Sedangkan untuk Indonesia, yang menerapkan ITF sejak Juli 2005, bagaimana perubahan respon kebijakan moneter dengan penerapan ITF menjadi objek utama dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan model Taylor Rule sebagai fungsi respon kebijakan moneter. Perubahan respon diukur dari perubahan parameter dalam fungsi respon kebijakan moneter yang akan diestimasi dengan model Time Varying Parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ITF di Indonesia membuat respon kebijakan moneter lebih responsif terhadap Inflasi. ITF bersifat diskresi dengan parameter respon yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam periode yang diteliti.

Inflation Targeting Framework (ITF) in the last two decades had been popular as the new framework in setting monetary policy which used inflation as nominal anchor, replacing other nominal anchor such as money growth. But its popularity was not without critics. Opponents of ITF criticized ITF to its concern on stabilization only that would sacrifice other objectives of policies: output and employment. Proponents of ITF answered the critics by arguing that ITF was a flexible framework rather than a rigid rule. It could anticipate problem of output in the short run such as during a crisis. While some researches on this field found that in some ITF countries monetary policy response to inflation tended to be lower after implementing ITF. For Indonesia which had implemented ITF since July 2005, how the changes in monetary policy responses due to ITF implementation was an object of this research. Using Taylor Rule as monetary policy responses function, changes of the response measured by changes in parameter of the model which estimated by a time varying parameter method. Evidence showed that ITF in Indonesia had changed the response of monetary policy to be more responsive to inflation than before. ITF implemented as discretion rather than a rule with monetary policy response changed over time during observed periods."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesiapp, 2011
T32764
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lubis, Khairul Arifin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa investasi Emas sebagai alat Hedging untuk mengatasi risiko Inflasi dan Nilai tukar di negara islam berkembang tahun 2005-2019 dengan menggunkaan metode VECM. Penelitian ini menggunakan sampel tiga negara berkembang yang memiliki penduduk mayoritas beragama islam, yakni Turki, Indonesia, dan Malaysia, dengan periode dari tahun 2005 hingga 2019. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa return emas tidak memiliki hubungan sebab akibat terhadap perubahan inflasi sehingga return emas tidak akan terpengaruh oleh turun atau naiknya nilai inflasi. Ditemukan juga bahwa perubahan inflasi tidak memiliki hubungan sebab akibat terhadap return emas sehingga perubahan inflasi tidak akan terpengaruh oleh turun atau naiknya return emas, selain itu, ditemukan bahwa return emas tidak memiliki hubungan sebab akibat terhadap perubahan nilai tukar sehingga return emas tidak akan terpengaruh oleh turun atau naiknya nilai tukar. Ditemukan juga bahwa perubahan nilai tukar tidak memiliki hubungan sebab akibat terhadap return emas sehingga nilai tukar tidak akan terpengaruh oleh pergerakan turun atau naiknya return emas Pada akhirnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investasi emas bisa menjadi alat lindung nilai (Hedging) terhadap risiko inflasi dan nilai tukar di negara Turki, Indonesia, maupun Malaysia.

This research aims to analyze gold investment as a Hedging tool to overcome the risk of inflation and exchange rate in the Islamic State of the year 2005-2019 period by using the VECM method. The research uses a sample of three developing countries that have a majority population of Muslims, namely Turkey, Indonesia, and Malaysia, with a period from 2005 to 2019. In this study it was discovered that the movement of gold return had no causal relationship to the inflation movement so that the gold return would not be affected by falling or rising the value of inflation. It was also found that inflation movements had no causal relationship to the gol return so that the inflation rate would not be affected by downward movement or rising gold return, in addition, it was found that the gold return had no causal relationship to the movement of the exchange rate so that the gold return would not be affected by the decrease or rise of the exchange rate. It was also found that the movement of the exchange rate had no causal relationship to the gold return so that the exchange rate would not be affected by downward movement or rising gold price in the end, the results showed that gold investment could be a hedge against inflation and exchange rates in Turkish, Indonesian, and Malaysian countries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrial
"Penelitian ini bertujuan melihat respon kebijakan moneter dalam penerapan dual monetary policy terhadap dua indikator penting dalam makro ekonomi, yaitu inflasi dan pengangguran. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan relevansi kurva Phillips di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Vector Autoregressive VAR dengan data bulanan pada periode Februari 2005 hingga Oktober 2016 untuk model pertama, dan data semesteran pada periode Februari 2005 hingga Agustus 2017 untuk model kedua.
Hasilnya menunjukkan kebijakan moneter telah tepat merespon masalah inflasi dan pengangguran. Inflasi mendapatkan respon yang lebih besar dibandingkan pengangguran, hal ini mengkonfirmasi kerangka kebijakan yang digunakan oleh Bank Indonesia adalah Inflation Targeting. Namun, kondisi ini tidak ideal dalam pandangan ekonomi Islam karena belum seimbang dalam mengatasi permasalahan inflasi dan pengangguran secara bersamaan. Kemudian, Bank Indonesia mempertimbangkan aspek ekspektasi inflasi dari acuan konvensional maupun Islam. Terakhir, konsep kurva Phillips terbukti tidak relevan di Indonesia.

This study aims to see monetary policy response in the implementation of the dual monetary policy to two important indicators in the macroeconomy, namely inflation and unemployment. In addition, this study also reveals the relevance of the Phillips curve in Indonesia. The method used is Vector Autoregressive VAR with monthly data from February 2005 to October 2016 for the first model, and semi annual data from February 2005 to August 2017 for the second model.
The result shows that monetary policy has responded appropriately to the problem of inflation and unemployment. Inflation gets a bigger response than unemployment, confirming the policy framework used by Bank Indonesia is Inflation Targeting. However, this condition is not ideal in view of Islamic economics because it has not balanced in overcoming the problems of inflation and unemployment simultaneously. Then, Bank Indonesia considers the inflation expectations aspect of both conventional and Islamic references. Finally, the concept of the Phillips curve proved irrelevant in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>