Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samuel Surjadinata
"Skripsi ini menguji pengaruh dari kejatuhan rezim nilai tukar terhadap output rill dari industri nasional. Ada anggapan bahwa penyebab dari kejatuhan rezim nilai tukar tetap difokuskan pada peningkatan ekspor dan jumlah aliran modal yang sangat besar pada saat sebelum krisis. Ketika guncangan lebih didominasi oleh sisi eksternal, suatu rezim nilai tukar mengambang secara teoretis menunjukkan bahwa guncangan pada output dapat lebih kecil dibandingkan dengan guncangan output pada rezim nilai tukar tetap. Suatu pengujian dengan menggunakan data kuarial maroekonorni Indonesia dari kurun waktu tahun 1983 hingga tahun 2000 menunjukkan bahwa varians dari output industri nasional dapat turun dua kali lipat bila rezim nilai tukar mengambang diterapkan pada saat sebelum terjadinya krisis ekonomi tahun 1998."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfirman Basir
"Nilai tukar merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan oleh para pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitas ekonominya. Apresiasi (depresiasi) rupiah akan mempengaruhi harga produk impor (ekspor) dan nilai aset indonesia yang kemudian akan mempengaruhi variabel-variabel ekonomi lainnya seperti suku bunga, inflasi, tingkat pengangguran, dan pendapatan nasional. Perekonomian indonesia -yang kecil dan terbuka, didukung sistem devisa bebas dan sistem nilai tukar mengambang- menyebabkan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan non-ekonomi. Fluktuasi nilai tukar rupiah sejak penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas menimbulkan pertanyaan mengenai sumber fluktuasi tersebut. Dengan memodifikasi metode Vector Auto Regression (VAR) yang digunakan oleh Osbat, Ruffer, dan Schnatz (2003) penulisan skripsi ini berupaya untuk menganalisa sumber fluktuasi nilai tukar riil rupiah pada periode sistem nilai tukar mengambang bebas (1998:1 - 2006:4). Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan model VAR dengan lima variabel, yakni harga minyak indonesia (ot), pengeluaran pemerintah relatif (gt), tingkat produktivitas relatif (yt), perbedaan suku bunga (i), dan nilai tukar riil rupiah (qt). Dari variance decomposition dapat diketahui pergerakan nilai tukar riil rupiah dipengaruhi oleh pergerakan nilainya di masa lalu, produktivitas, pengeluaran pemerintah, perbedaan suku bunga, dan harga minyak indonesia. Dari output accumulated Impulse Response Function (IRF) diketahui bahwa peningkatan harga minyak indonesia, pengeluaran pemerintah, produktivitas, perbedaan suku bunga akan menyebabkan terapresiasinya nilai tukar riil rupiah. Dari output accumulated IRF dapat dilihat bahwa kebijakan ekspansi fiskal dan kontraksi moneter dapat mendorong terapresiasinya nilai tukar riil rupiah yang sesuai dengan teori mundell-flemming yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Metri Sriwati
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara nilai tukar
terhadap nilai ekspor dan impor di Indonesia, baik pada jangka pendek
maupun jangka panjang. Data yang digunakan adalah data ekspor dan
impor bilateral Indonesia dengan 37 negara mitra dagang Indonesia
antara 1980:1 sampai 2006:4, diolah dengan memanfaatkan
pendekatan kointegrasi dan error-correction model. Hasilnya pada
jangka pendek, arah dan besarnya pengaruh perubahan nilai tukar
terhadap nilai ekspor, dan impor Indonesia dengan negara mitra
dagang tidak memiliki pola dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Sementara pada jangka panjang, pengaruh perubahan pada
nilai tukar riil atau pendapatan terhadap nilai ekspor dan impor yang
berlaku sesuai hipotesis untuk sebagian besar negara, terutama
negara-negara mitra dagang Indonesia yang nilai perdagangannya
termasuk 10 besar. Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap niiai
ekspor maupun impor, rata-rata akan bertahan selama lima triwulan.
Perdagangan Indonesia dengan 18 negara memenuhi Marsha/I Lerner
Condition. Termasuk di dalamnya negara yang termasuk 10 besar
mitra dagang Indonesia, yaitu: Jerman, Jepang, Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Amerika Serikat

"
2007
T34463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makaliwe, Willem A.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
D1522
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Zetha Rahman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
D1536
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kinnata Nikko Arjuna
"Pergeseran dari sistem nilai tukar mengambang menjadi sistem mengambang penuh sejak 14 Agustus 1997 telah memberikan perubahan mendasar dalam kebijakan makro ekonomi Indonesia. Sejak diberlakukannya kebijakan mengambang bebas, Rupiah terus terdepresiasi serendah Rp 14.900/USD pada bulan Juni 1998. Ketika ketidakpastian menurun dan serangan spekulatif telah memudar, seiring dengan penguatan fundamental makroekonomi, Rupiah naik secara konsisten hingga mencapai kondisi stabilitas di tingkat kisaran Rp 8.600 - Rp9.000/USD sejak Mei 2000. Fluktuasi nilai tukar Rupiah selama rezim nilai tukar mengambang dapat dijelaskan oleh Dornbusch Exchange Rate Overshooting Model. Dengan menggunakan metode kointegrasi untuk menganalisis struktur jangka panjang dan Error Correction Model untuk menganalisis struktur jangka pendek, hipotesis overshoot nilai tukar di Indonesia dapat diterima dari periode pengamatan dari bulan September 1997 hingga Desember 2012.

The shift of the floating exchange rate system into a full floating system since August 14, 1997 has provided a fundamental change in Indonesia's macroeconomic policy. Since the enactment of the policy free floating, the Rupiah continues to depreciate as low as Rp 14.900/USD in June 1998. When the uncertainty decreased and speculative attacks has faded, along with the strengthening of macroeconomic fundamentals, Rupiah rose consistently until it reaches the condition of stability in the range level of Rp 8.600 - Rp9.000/USD since May 2000. The fluctuation of the Rupiah during floating exchange rate regime can be explained by the Dornbusch Exchange Rate Overshooting Model. By using the method of Cointegration to analyze long-term structure and Error Correction Model to analyze short-term structure, exchange rate overshooting hypothesis in Indonesia can be accepted from the observation period from September 1997 to December 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Yahya
"Konsep keterbukaan perekonomian telah diadopsi oleh negara Indonesia. Implikasinya, terdapat ketergantungan yang kuat antara perekonomian domestik dan perekonomian internasional. Suatu perubahan variabel internasional akan memberikan dampak pada variabel perekonomian domestik. Umumnya, variabel internasional yang berpengaruh terhadap variabel perekonomian domestik adalah harga minyak dunia dan suku bunga internasional. Penelitian ini ingin menguji efektifitas kebijakan moneter terhadap perubahan variabel harga minyak dunia dan suku bunga internasional pada perekonomian Indonesia dalam rezim nilai tukar mengambang bebas periode Agustus 1997 sampai dengan Desember 2006. Dengan menggunakan model Struktural VAR milik Kim dan Roubini (1999) yang telah dimodifikasi oleh Andrea Brischetto dan Graham Voss (1999), maka didapat kesimpulan bahwa kebijakan moneter berlangsung secara efektif dalam mempengaruhi tingkat harga. Kebijakan moneter yang cenderung ketat menyebabkan penurunan tingkat inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan harga minyak dunia dan suku bunga internasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fautia Sriwardani
"Perbedaan utama antara JII dengan IHSG terletak pada screening process yang dilakukan terhadap JII. Beberapa penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa JII memiliki risiko dan volatilitas yang lebih rendah dibandingkan indeks harga saham yang beraktivitas secara konvensional. Dinyatakan pula bahwa shariah screening process memberikan pengaruh positif terhadap kinerja portofolio saham syariah. Namun, berdasarkan pengamatan awal dalam jangka pendek dan jangka panjang, meskipun telah melalui serangkaian tahapan screening process, pergerakan JII cenderung memiliki pola yang hampir sama dengan pola pergerakan IHSG.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Vector Autoregressive (VAR) dan Impulse Response Functions. Indikator makroekonomi global direpresentasikan oleh harga minyak dunia, Fed Fund Rate, dan indeks Dow Jones, sedangkan indikator makroekonomi Indonesia direpresentasikan oleh tingkat inflasi dan nilai tukar. Berdasarkan model VAR, satu-satunya variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pergerakan kedua indeks saham tersebut adalah Indeks Dow Jones.
Berdasarkan Impulse Respons Function, respon JII terhadap shock variabel makroekonomi, dapat dikatakan sama dengan respon IHSG. Setelah terjadi shock pada suatu variabel makroekonomi, baik JII maupun IHSG, ternyata tidak mampu kembali pada garis keseimbangan jangka panjang secara natural. Hal ini disebabkan tidak adanya perbedaan yang prinsipil dalam mekanisme perdagangan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia baik untuk JII maupun IHSG. Namun demikian, JII tetap memiliki keunggulan karena telah melalui screening process yang pada dasarnya lebih menekankan pada aspek kehalalan.

The main distinction between JII and JCI is that JII has the screening process, while JCI does not have one. Some previous studies concluded that JII has lower risk and lower volatility compared to conventional JCI. Moreover, it is stated that the sharia screening process give positive impact toward the performance of sharia stock. However, based on preliminary observation, in short term and long term, the movement of JII has similar pattern as the one of JCI pattern.
This study uses Vector Autoregressive (VAR) model and Impulse Response Functions. In this study, the crude oil price, Fed Fund Rate, and Dow Jones Index represent the global macroeconomic indicator, while inflation rate and exchange rate represent the indicator of Indonesia?s macroeconomic. By using VAR model, this study found that stock index movement, both of JII and JCI, are significantly influenced by Dow Jones Index.
In addition, by using Impulse Response Functions, JII's response toward shock of global and Indonesia?s macroeconomic variables, which are used in this study, gives almost similar result toward the JCI's response. Overall, after the shock occured on macroeconomic variable, both JCI and JII, are unable to revert to the long term equilibrium line naturally. This is related to the trading mechanism at Jakarta Stock Exchange, which has no difference principle for both of JII and JCI. However, JII still has an advantage due to the screening process which give emphasis to "halal" aspect."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junita
"Kontribusi sektor minyak dan gas bumi mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan pembanglman ckonomi secara global, regionai, maupun nasional khususnya Indonesia. Tetapi kondisi minyak dan gas bumi Indonesia telah mengalami penunman terutama dalam hal eksportir bahan mentah minyak semenjak Indonesia mengalami krisis moneter.
Atas pertimbangan-perlimbangan tersebut, penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro Indonesia tcrhadap kinelja saham sektor pertambangan minyak dan gas bumi, dan faktor mana yang sangat berpengaruh terhadap kondisi pertambangan ininyak dan gas bumi. Adapun variabel yang dilibatkan dalam faktor ekonomi makro adalah inflasi, suku blmga SBI, kurs, dan jumlah uang bcredar.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa variabel makro ekonomi berpcngaruh secara simultan terhadap kinezja saham pertambangan minyak dan gas bumi. Dan variabel makro ekonomi yang bcrpengaruh sangat besar terhadap kinerja saham pertambangan minyak dan gas bumi adalah variabel kurs.

The contribution from oil and gas sector has a major rule in the Indonesian economic growth domestically, regional as well as globally. I-Iow ever, the oil and gas reserve and resource and its export contribution &om crude oil has been in the declining stage since the country experienced the monetary crisis in the past.
Base on the above facts and consideration, this research is being conducted to know how the stock's trading performance in oil and gas sector is impacted by macro economic factor condition. Please note that the variables in these macro economic factors are: Inflation rate, SBI rate, Foreign exchange rate and Money supply.
This research explains that the above macro economic factors (in particular, the following foreign exchange rate) have a direct impact on stock's performance in the oil and gas sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T34502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>